Disusun Oleh ;
Erika Risnamingtyas
010115A037
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul Perkembangan
Teknologi Kesehatan Elektro Stimulator. Penulisan makalah ini juga merupakan
penugasan dari mata kuliah Teknologi Kesehatan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns.
Priyanto, M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB., sebagai pembimbing dalam pembuatan
makalah ini. Tidak lupa terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan saya
mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca guna memberikan sifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna mengingat penulis masih dalam tahap belajar dan oleh karena itu
mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
maklaah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
a
b
c
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Manfaat
6
4
5
BAB II PEMBAHASAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
11
Kesimpulan 20
Saran 20
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk
ke Indonesia telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam
Negara kita. Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era
globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia
keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun
memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan
SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara
terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di
dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang
teknologi informasi keperawatan.
Dengan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang
semakin canggih menyebabkan tuntutan akan kemudahan dan keakuratan.
Demikian halnya perkembangan ilmu dan teknologi dibidang alat-alat
kesehatan. Salah satu penerapan dibidang teknologi banyak diterapkan ke
dalam bidang medis. Terutama teknologi berbasis ilmu fisika sangat
mendominasi di bidang medis. Pemanfaatan teknologi berbasis ilmu fisika
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam dunia
kesehatan, Salah satu peralatan yang ada dan sering digunakan dirumah sakit
salah satunya adalah Elektro Stimulator.
Terapi elektrik atau disebut elektroterapi merupakan metode terapi
suatu penyakit atau gangguan kesehatan dengan menggunakan sinyal elektrik
sebagai sarana pengobatan. Salah satu alat terapi yang termasuk elektroterapi
yaitu elektrostimulator. Elektrostimulator ini digunakan pada penderita stroke
yang digunakan pada aktivitas kontraksi otot yang fungsional dan melibatkan
fungsi system saraf pusat sehingga memiliki unsur reedukasi.
Elektrostimulator
merupakan
suatu
alat
elektronik
yang
penyakit
stroke,
pasien
mengalami
ketidakmampuan
menggerakkan organ motorik seperti tangan dan kaki. Hal ini diakibatkan
oleh terputusnya jaringan saraf antara jaringan syaraf neural dan jaringan otot
motorik. Jika hal ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama otot-otot
organ motorik akan mengalami penurunan daya kontraksi otot, dilanjutkan
dengan hilangnya kemampuan kontraksi otot dan yang paling parah adalah
terjadinya degenerasi otot.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Elektro Stimulator?
2. Apa yang dimaksud dengan Elektro Stimulator?
3. Sebutkan jenis-jenis Elektro Stimulator?
4. Apa keuntungan Elektro Stimulator?
5. Apa kerugian Elektro Stimulator?
6. Sebutkan indikasi dan kontraindikasi Elektro Stimulator?
7. Menjelaskan kegunaan Elektro Stimulator?
8. Menjelaskan Blok Diagram Elektro Stimulator?
9. Bagaimana teknik terapi Elektro Stimulator?
10. Bagaimana prinsip kerja Elektro Stimulator?
11. Bagaimana prosedur Elektro Stimulator?
12. Bagaimana pemeliharaan Elektro Stimulator?
13. Menjelaskan peran perawat?
14. Bagaimana peran perawat?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Elektro Stimulator
2. Untuk mengetahui definisi Elektro Stimulator
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Elektro Stimulator
4. Untuk mengetahui keuntungan Elektro Stimulator
5. Untuk mengetahui kerugian Elektro Stimulator
6. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi Elektro Stimulator
7. Untuk mengetahui kegunaan Elektro Stimulator
8. Untuk mengetahui Blok Diagram Elektro Stimulator
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah awal Elektro Stimulator
Sejarah munculnya Elektro Stimulator berawal dari laporan
Scribonius Largus tentang stimulasi listrik untuk mengontrol nyeri yang
digunakan di Yunanikuno, 63 M. Hal ini dilaporkan oleh Scribonius Largus
yang sakit dan merasa lega setelah berdiri pada ikan listrik di tepi pantai. pada
abad ke-16 sampai abad ke-18 berbagai perangkat elektrostatik digunakan
untuk sakit kepala dan nyeri. Benjamin franklin adalah pendukung metode ini
untuk menghilangkan rasa sakit. pada abad kesembilan belas perangkat
yang disebut electreat, bersama dengan perangkat lain yang banyak
digunakan untuk mengendalikan nyeri dan penyembuhan kanker. Electreat
digunakan hanya sampai pada ke abad kedua puluh karena tidak portabel dan
memiliki kontrol terbatas dari stimulus tersebut. pengembangan dari
semua stimulasi listrik tersebut memberi ide dibentuknya Elektro
Stimulator yang akhirnya dipakai dan telah dipatenkan di Amerika
Serikat pada tahun 1974.
B. Pengertian Elektro stimulator
Elektro Stimulator merupakan salah satu alat terapi yang
menggunakan arus listrik untuk merangsang saraf dengan tujuan mengurangi
rasa sakit. digunakan untuk therapy otot yang mengalami gangguan fungsi
saraf atau penurunan fungsi otot karena faktor usia ataupun kelainan. Alat ini
memberikan rangsangan terhadap otot otot yang tidak mendapatkan
rangsangan dari otak dengan memberikan pulsa pulsa listrik dan pemeberian
arus listrik. Alat ini biasanya dilengkapi dengan sepasang elektroda.
kesalahan penempatan elektroda memungkinkan elektroda tidak melekat
dengan baik pada kulit dan sementara itu arus yang dialirkan, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. atau bisa diartikan sebagai
berikut alat terapi listrik dengan menggunakan listrik arus rendah. arus listrik
terjadi karena adanya arus elektron yang melewati konduktor. Arus listrik
yang diaplikasikan dapat berupa arus AC (alternatingcurrent),DC (direct
curent) maupun pulsed.
Batas frekuensi pemberian terhadap pasien dari 0-400hz untuk
merangsang otot, selain itu yang perlu di perhatikan dalam pemebrian
rangsangan adalah pengulangan dalam pemakaian serta pemilihan bentuk
gelombang yang digunakan karena setiap pulsa yang di berikan memiliki efek
yang berbeda. Penggunaan alat ini yaitu dengan cara meletakan elektroda
aktif pada bagian otot yang ingin di therapy dan elektroda pasif pada daerah
di sekitarnya, lalu intensitas arus akan di naikan secara perlahan sampai
kontraksi terasa, semakin besar tegangan dan arus yang di berikan ke pasien
maka semakin besar energy rangsangan di berikan kepada tubuh pasien
Listrik arus rendah dapat mengurangi nyeri dengan memblokir saraf sensorik.
Arus listrik rendah juga dapat menstimulasi saraf motorik karena impuls
elektrik ini menyerupai impuls saraf otak untuk menstimulasi gerakan otot
atau untuk memperbaiki kelemahan otot.
D. Keuntungan
Bahwa tidak seperti menghilangkan rasa sakit oleh obat, karena
tidak menimbulkan ketagihan, tidak menyebabkan kantuk atau mual, dan
dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan. Kebanyakan klinik rehabilitasi
menggunakan perangkat elektro stimulator karena kualitas penyembuhan
mereka. Bila menggunakan elektro stimulator, proses perbaikan jauh lebih
cepat karena saraf dan jaringan otot mampu pulih lebih cepat. Stimulasi ini
cukup untuk memulai perbaikan otot. Ketika otot robek sembuh, pasien dapat
melanjutkan dengan langkah berikutnya dalam proses rehabilitasi. Oleh
karena itu, waktu rehabilitasi pasien lebih pendek. Metode ini jauh lebih
menyakitkan. Hal ini juga dapat bersantai karena sebagian besar rasa sakit
diringankan. Selain itu, bantuan ini bisa bertahan selama beberapa waktu
setelah sesi selesai.
Elektro
stimulator
mengharuskan
bahwa
menampilkan
Indikasi
a) Trauma musculoskeletal baik akut maupun kronik.
b) Nyeri kepala
c) Nyeri pasca operasi.
d) Nyeri pasca melahirkan
e) Nyeri miofasial
f) Nyeri viscera
g) Nyeri yang berhubungan dengan sindroma deprivasi sensorik :
Neuralgia, Kausalgia, Nyeri phantom
h) Sindroma komprei neurovaskuler
i) Nyeri psikogenik
2 Kontraindikasi
a) Penyakit vaskuler (arteri maupun vena)
b) Adanya kecenderungan pendarahan (pada area yang diterapi)
c) Keganasan (pada daerah/ area yang diterapi)
d) Pasien beralat pacu jantung (meski penelitian terbatas menunjukkan bahwastimulasi
e)
f)
g)
h)
mental
i) Kondisi dermatologi (pada area yang diterapi)
d Kegunaan Elektro Stimulator
4. Jeli:
Jika
digunakan,
usap
rata
pada
seluruh
permukaan
3. Pastikan posisi unit TENS off hubungkan unit dengan pasien. Electrode
tidak boleh terlalu dekat/bersentuhan antara satu dengan lainnya Jarak
1
haris 1 2 inchi.
4. Jelaskan program terapi pada pasien.
5. Hidupkan salah satu saluran sampai penderita merasakan adanya
rangsangan berupa tingling, kemudian naikkan intensitasnya sampai terjadi
getaran yang kuat tapi tetap nyaman, sensasi yang dirasakan tidak boleh
menimbulkan rasa nyeri atau kontraksi otot kecuali menggunakan Intens
TENS atau AL-TENS. Jika menggunakan dua saluran, hidupkan saliran
kedua sampai penderita merasakan rangsangan, keluaran dari kedua
saluran harus dirasakan sama besar oleh pasien yang bersangkutan.
6. Setelah 5 menit terapi berjalan, periksalah pasien untuk mengetahui apa
yang dia kerjakan dan apa yang dia rasakan. Jika pasien tidak lagi
merasakan arus, maka intensitas harus dinaikkan. Pertimbangkanlah untuk
menggunakan burst atau bentuk modulasi. Atau, ubah durasi dan frekuensi
pulsa tetap pada parameter yang telah ditentukan. Waktu terapi antara 10
menit sampai beberapa jam. Di rumah sakit, antara 10 menit sampai 1 jam.
7. Turunkan intensitas dan padamkan unit.
8. Lepaskan electrode : Periksalah daerah yang diterapi, apakah terdapat
warna kemerahan sebagai tanda iritasi.
1.
2.
3.
4.
j
Troubleshooting
Masalah
-
Penyebab
-
hidupkan
Baterai dimasukkan
Tindakan
-
salah arah
Masukkan baterai
dalam arah yang
benar
cepat
Daya mati saat unit
Bantalan tidak
kulit
Baterai using
Daya mati secara
digunakan
otomatis dalam 15
-
otomatis
Jika bantalan
terlepas dari kulit
menit
Kabel elektroda rusak
Permukaan pad
Menggunakan pad
saat berkeringat
Mencuci pad terlalu
lengket
Tinggalkan pad
dikulkas semalam
dibawah suhu
tinggi,kelembapan
tinggi atau langsung
dibawah sinar
matahari
-
Tidak bisa
merasakan
rangsangan
tindih
Sesuaikan intensitas
dengan kebutuhan
lemah
k Peran Perawat
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar pasien yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan.
2. Peran sebagai Advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya.
3. Peran sebagai edukator
Peran ini dilakukan perawat untuk menjelaskan tentang nama terapi,
Mengapa terapi tersebut dipilih, Apa yang diharapkan sebelum, selama,
dan sesudah terapi, Apa yang harus dan tidak boleh dilakukan saat dan
sesusai terapi, dan Efek samping menggunakan terapi ini.
4. Perawat harus benar memberikan terapi menggunakan alat teknologi
kesehatan elektro stimulator tersebut, dalam arti mengerti apa yang
dikeluhkan pasien, bagian tubuh mana yang harus diterapi.
5. Dalam proses terapi perawat harus mengerti setelah 5 menit terapi
berjalan, periksalah pasien untuk mengetahui apa yang dia kerjakan dan
apa yang dia rasakan. Jika pasien tidak lagi merasakan arus, maka
intensitas harus dinaikkan. Pertimbangkanlah untuk menggunakan burst
atau bentuk modulasi. Atau, ubah durasi dan frekuensi pulsa tetap pada
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanfaatan teknologi berbasis ilmu fisika diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam dunia kesehatan, Salah satu
peralatan yang ada dan sering digunakan dirumah sakit salah satunya
adalah Elektro Stimulator. Elektro Stimulator merupakan salah satu alat
terapi yang menggunakan arus listrik untuk merangsang saraf dengan
tujuan mengurangi rasa sakit. digunakan untuk therapy otot yang
mengalami gangguan fungsi saraf atau penurunan fungsi otot karena faktor
usia ataupun kelainan. Alat ini memberikan rangsangan terhadap otot otot
yang tidak mendapatkan rangsangan dari otak dengan memberikan pulsa
pulsa listrik dan pemeberian arus listrik. Alat ini biasanya dilengkapi
dengan
sepasang
elektroda.
kesalahan
penempatan
elektroda
DAFTAR PUASTAKA
https://www.scribd.com/doc/295012814/makalah-ElektroStimulator-docx
http://pkko.fik.ui.ac.id/files/STIMULASI%20ELEKTRIK.pdf
https://www.scribd.com/doc/204767864/Stimulator