Anda di halaman 1dari 18

Perkembangan Teknologi Kesehatan Elektro Stimulator

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Kesehatan


Dosen Pengampu : Ns. Priyanto, M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB.

Disusun Oleh ;
Erika Risnamingtyas
010115A037

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul Perkembangan
Teknologi Kesehatan Elektro Stimulator. Penulisan makalah ini juga merupakan
penugasan dari mata kuliah Teknologi Kesehatan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns.
Priyanto, M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB., sebagai pembimbing dalam pembuatan
makalah ini. Tidak lupa terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan saya
mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca guna memberikan sifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna mengingat penulis masih dalam tahap belajar dan oleh karena itu
mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
maklaah ini.

Ungaran, 25 Nvember 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
a
b
c

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Manfaat
6

4
5

BAB II PEMBAHASAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Sejarah perkembangan Elektro Stimulator 7


Pengertian Elektro Stimulator7
Jenis-jenis Elektro Stimulator 9
Keuntungan Elektro Stimulator
9
Kerugian Elektro Stimulator 10
Indikasi dan kontraindikasi Elektro Stimulator
Kegunaan Elektro Stimulator 11
Blok Diagram Elektro Stimulator
12
Teknik terapi Elektro Stimulator
13
Prinsip kerja Elektro Stimulator
14
Prosedur Elektro Stimulator 15
Pemeliharaan Elektro Stimulator
16
Troubleshooting
16
Peran perawat 18

11

BAB III PENUTUP


a
b

Kesimpulan 20
Saran 20

DAFTAR PUSTAKA

21
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Era globalisasi dan era informasi yang akhir-akhir ini mulai masuk
ke Indonesia telah membuat tuntutan-tuntutan baru di segala sektor dalam
Negara kita. Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan, era
globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia
keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun
memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh keperawatan di Indonesia, diantaranya adalah keterbatasan
SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara
terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di
dunia pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang
teknologi informasi keperawatan.
Dengan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang
semakin canggih menyebabkan tuntutan akan kemudahan dan keakuratan.
Demikian halnya perkembangan ilmu dan teknologi dibidang alat-alat
kesehatan. Salah satu penerapan dibidang teknologi banyak diterapkan ke
dalam bidang medis. Terutama teknologi berbasis ilmu fisika sangat
mendominasi di bidang medis. Pemanfaatan teknologi berbasis ilmu fisika
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam dunia
kesehatan, Salah satu peralatan yang ada dan sering digunakan dirumah sakit
salah satunya adalah Elektro Stimulator.
Terapi elektrik atau disebut elektroterapi merupakan metode terapi
suatu penyakit atau gangguan kesehatan dengan menggunakan sinyal elektrik
sebagai sarana pengobatan. Salah satu alat terapi yang termasuk elektroterapi
yaitu elektrostimulator. Elektrostimulator ini digunakan pada penderita stroke
yang digunakan pada aktivitas kontraksi otot yang fungsional dan melibatkan
fungsi system saraf pusat sehingga memiliki unsur reedukasi.
Elektrostimulator

merupakan

suatu

alat

elektronik

yang

menghasilkan tegangan listrik dengan intensitas dan frekuensi tertentu. Dalam

pemakaianya Elektro Stimulator berfungsi sebagai sumber rangsangan listrik


yang diharapkan mampu meningkatkan atau menciptakan keseimbangan
biopotensial. ES banyak jenisnya, salah satunya adalah Functional Electrical
Stimulation (FES).
FES adalah ES yag berfungsi untuk memberikan stimulasi pada
jaringan tubuh untuk dapat melakukan fungsi/kerja tertentu. Selama
mengidap

penyakit

stroke,

pasien

mengalami

ketidakmampuan

menggerakkan organ motorik seperti tangan dan kaki. Hal ini diakibatkan
oleh terputusnya jaringan saraf antara jaringan syaraf neural dan jaringan otot
motorik. Jika hal ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama otot-otot
organ motorik akan mengalami penurunan daya kontraksi otot, dilanjutkan
dengan hilangnya kemampuan kontraksi otot dan yang paling parah adalah
terjadinya degenerasi otot.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Elektro Stimulator?
2. Apa yang dimaksud dengan Elektro Stimulator?
3. Sebutkan jenis-jenis Elektro Stimulator?
4. Apa keuntungan Elektro Stimulator?
5. Apa kerugian Elektro Stimulator?
6. Sebutkan indikasi dan kontraindikasi Elektro Stimulator?
7. Menjelaskan kegunaan Elektro Stimulator?
8. Menjelaskan Blok Diagram Elektro Stimulator?
9. Bagaimana teknik terapi Elektro Stimulator?
10. Bagaimana prinsip kerja Elektro Stimulator?
11. Bagaimana prosedur Elektro Stimulator?
12. Bagaimana pemeliharaan Elektro Stimulator?
13. Menjelaskan peran perawat?
14. Bagaimana peran perawat?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Elektro Stimulator
2. Untuk mengetahui definisi Elektro Stimulator
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Elektro Stimulator
4. Untuk mengetahui keuntungan Elektro Stimulator
5. Untuk mengetahui kerugian Elektro Stimulator
6. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi Elektro Stimulator
7. Untuk mengetahui kegunaan Elektro Stimulator
8. Untuk mengetahui Blok Diagram Elektro Stimulator

9. Untuk mengetahui teknik terapi Elektro Stimulator


10. Untuk mengetahui prosedur Elektro Stimulator
11. Untuk mengetahui pemeliharaan Elektro Stimulator
12. Untuk mengetahui pemeliharaan Elektro Stimulator
13. Untuk mengetahui peran perawat

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah awal Elektro Stimulator
Sejarah munculnya Elektro Stimulator berawal dari laporan
Scribonius Largus tentang stimulasi listrik untuk mengontrol nyeri yang
digunakan di Yunanikuno, 63 M. Hal ini dilaporkan oleh Scribonius Largus
yang sakit dan merasa lega setelah berdiri pada ikan listrik di tepi pantai. pada
abad ke-16 sampai abad ke-18 berbagai perangkat elektrostatik digunakan
untuk sakit kepala dan nyeri. Benjamin franklin adalah pendukung metode ini
untuk menghilangkan rasa sakit. pada abad kesembilan belas perangkat
yang disebut electreat, bersama dengan perangkat lain yang banyak
digunakan untuk mengendalikan nyeri dan penyembuhan kanker. Electreat
digunakan hanya sampai pada ke abad kedua puluh karena tidak portabel dan
memiliki kontrol terbatas dari stimulus tersebut. pengembangan dari
semua stimulasi listrik tersebut memberi ide dibentuknya Elektro
Stimulator yang akhirnya dipakai dan telah dipatenkan di Amerika
Serikat pada tahun 1974.
B. Pengertian Elektro stimulator
Elektro Stimulator merupakan salah satu alat terapi yang
menggunakan arus listrik untuk merangsang saraf dengan tujuan mengurangi

rasa sakit. digunakan untuk therapy otot yang mengalami gangguan fungsi
saraf atau penurunan fungsi otot karena faktor usia ataupun kelainan. Alat ini
memberikan rangsangan terhadap otot otot yang tidak mendapatkan
rangsangan dari otak dengan memberikan pulsa pulsa listrik dan pemeberian
arus listrik. Alat ini biasanya dilengkapi dengan sepasang elektroda.
kesalahan penempatan elektroda memungkinkan elektroda tidak melekat
dengan baik pada kulit dan sementara itu arus yang dialirkan, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. atau bisa diartikan sebagai
berikut alat terapi listrik dengan menggunakan listrik arus rendah. arus listrik
terjadi karena adanya arus elektron yang melewati konduktor. Arus listrik
yang diaplikasikan dapat berupa arus AC (alternatingcurrent),DC (direct
curent) maupun pulsed.
Batas frekuensi pemberian terhadap pasien dari 0-400hz untuk
merangsang otot, selain itu yang perlu di perhatikan dalam pemebrian
rangsangan adalah pengulangan dalam pemakaian serta pemilihan bentuk
gelombang yang digunakan karena setiap pulsa yang di berikan memiliki efek
yang berbeda. Penggunaan alat ini yaitu dengan cara meletakan elektroda
aktif pada bagian otot yang ingin di therapy dan elektroda pasif pada daerah
di sekitarnya, lalu intensitas arus akan di naikan secara perlahan sampai
kontraksi terasa, semakin besar tegangan dan arus yang di berikan ke pasien
maka semakin besar energy rangsangan di berikan kepada tubuh pasien
Listrik arus rendah dapat mengurangi nyeri dengan memblokir saraf sensorik.
Arus listrik rendah juga dapat menstimulasi saraf motorik karena impuls
elektrik ini menyerupai impuls saraf otak untuk menstimulasi gerakan otot
atau untuk memperbaiki kelemahan otot.

C. Jenis-jenis Aplikasi Elektro Stimulator


1. Transcutaneous electro nerve stimulation (TENS)
Yang merupakan alat portable bertenaga baterai yang dapat menghasilkan
arus listrik bertegangan rendah yang dialirkan ke kulit lewat elektroda yang
di letakkan di atas area yang mengalami ganguan. Arus listrik mengeblok
saraf sensorik area tersebut dengan jalan menghambat transmisi nyeri
menuju otak.
2. Galvanic Stimulation (GS)
Yang digunakan untuk mengobati cedera akut. Tidak seperti jenis terapi
listrik lain yang menggunakan arus bolak balik, terapi GS menggunakan
arus searah.
3. Functional elektro stimulation (FES)
Yang merupakan teknik untuk menstimulasi gerakan pada otot yang
mengalami kelumpuhan atau kelemahan. FES digunakan untuk mengatasi
cedera sumsum tulang belakang, stroke, multiple sklerosis dan cerebral
palsy. Teknik ini juga dikenal sebagai peripheral nerve stimulation.
4. Neuromuscular electro stimulation (NMES)
merupakan alat yang dapat menghasilkan impuls listrik untuk mengaktivasi
otot yang tidak sering dipergunakan.

D. Keuntungan
Bahwa tidak seperti menghilangkan rasa sakit oleh obat, karena
tidak menimbulkan ketagihan, tidak menyebabkan kantuk atau mual, dan
dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan. Kebanyakan klinik rehabilitasi
menggunakan perangkat elektro stimulator karena kualitas penyembuhan
mereka. Bila menggunakan elektro stimulator, proses perbaikan jauh lebih
cepat karena saraf dan jaringan otot mampu pulih lebih cepat. Stimulasi ini
cukup untuk memulai perbaikan otot. Ketika otot robek sembuh, pasien dapat
melanjutkan dengan langkah berikutnya dalam proses rehabilitasi. Oleh
karena itu, waktu rehabilitasi pasien lebih pendek. Metode ini jauh lebih
menyakitkan. Hal ini juga dapat bersantai karena sebagian besar rasa sakit
diringankan. Selain itu, bantuan ini bisa bertahan selama beberapa waktu
setelah sesi selesai.
Elektro

stimulator

mengharuskan

bahwa

menampilkan

kontraindikasi secara manual, peringatan, pencegahan dan efek samping. Hal


ini termasuk tidak digunakan bagi para pemakai alat pacu jantung; tidak
digunakan pada bagian-bagian penting tubuh, seperti saraf carotid sinus, di
dada, atau di otak; hati-hati dalam penggunaan selama kehamilan, menstruasi,
dan kondisi lain yang dapat dipengaruhi oleh kontraksi otot. Efek samping
yang mungkin dapat mencakup iritasi kulit dan luka bakar.
Banyak rumah sakit, klinik rehabilitasi, dan klinik olahraga
menggunakan Elektro stimulator. Penggunaannya berkembang terutama pada
komunitas atlet. Hasil yang menguntungkan telah menarik perhatian banyak
orang di komunitas medis. Praktisi Umum sekarang menyaksikan banyak
manfaat menggunakan Elektro stimulator pada pasien mereka. Perangkat
Elektro stimulator juga dapat ditemukan di pusat kebugaran dan di rumah
untuk membantu orang kesembuhan lebih cepat dari cedera otot. Kebanyakan
orang yang telah menerima pengobatan Elektro stimulator menemukan proses
konstruktif dan melegakan. Karena mempercepat proses rehabilitasi, pasien
bisa menghemat uang mereka. Electronic stimulator adalah cara yang baik

untuk mendorong penyembuhan otot, mengendalikan rasa sakit, nyeri dan


memperkuat otot-otot.
E. Kerugian
Penggunaan alat terapi Elekro Stimulator saat ini pada umumnya
tidak praktis karena diperlukan keterampilan dan pengetahuan khusus untuk
menyesuaikan program yang ada pada alat terapi Elektro Stimulator dengan
keluhan dan jenis terapi yang diinginkan.

F. Indikasi dan Kontraindikasi Elektro Stimulator


1

Indikasi
a) Trauma musculoskeletal baik akut maupun kronik.
b) Nyeri kepala
c) Nyeri pasca operasi.
d) Nyeri pasca melahirkan
e) Nyeri miofasial
f) Nyeri viscera
g) Nyeri yang berhubungan dengan sindroma deprivasi sensorik :
Neuralgia, Kausalgia, Nyeri phantom
h) Sindroma komprei neurovaskuler
i) Nyeri psikogenik
2 Kontraindikasi
a) Penyakit vaskuler (arteri maupun vena)
b) Adanya kecenderungan pendarahan (pada area yang diterapi)
c) Keganasan (pada daerah/ area yang diterapi)
d) Pasien beralat pacu jantung (meski penelitian terbatas menunjukkan bahwastimulasi
e)
f)
g)
h)

listrik tidak mempengaruhi alat pacu jantung)


Kehamilan (bila terapi diberikan pada daerah abdomen atau panggul)
Luka terbuka yang sangat lebar
Kondisi infeksi
Pasien yang mengalami hambatan komunikasi (terlalu tua, gangguan bicara,kofusi

mental
i) Kondisi dermatologi (pada area yang diterapi)
d Kegunaan Elektro Stimulator

Elektro stimulator biasa digunakan untuk meringankan rasa sakit


yang disebabkan antara lain oleh :
1. Patah Tulang
2. Sakit Kepala/Migrain
3. Sakit Pinggang
4. Leher dan Punggung Nyeri
Perangkat ini juga efektif terhadap nyeri jangka pendek, seperti:
1. Pesalinan
2. Nyeri pasca bedah
3. Patah tulang
4. Otot dan nyeri sendi
5. Olahraga cidera
6. Kram menstruasi
e

Blok Diagram Alat Elektro Stimulus

Prinsip kerja blok diagram


Tegangan dari PLN yang berupa arus AC masuk ke trafo step down
untuk diturunkan tegangannya menjadi lebih rendah kemudian masuk ke
power supply dimana power supply berfungsi menyearahkan tegangan
menjadi DC untuk mensupply ke komponen yang lain. Power supply
memberi tegangan ke electrode dan pulse generator. Pulse generator berfungsi
untuk membangkitkan pulsa yang kemudian masuk mikrokontroller. Di
mikrokontroller data diproses yang kemudian di tampilkan pada seven

segment berupa besarnya tegangan yang digunakan. Dari mikrokontroller


mengatur relay saklar kemudian ke electrode dan electrode dipasangkan pada
pasien. Pulse Generator adalah salah satu sirkuit elektronik atau sebuah
peralatan tes elektronik yang digunakan untuk menghasilkan pulsa persegi
panjang.
Pembangkit detak atau Pulse Generator pada prinsipnya hanyalah
sebuah pembangkit detak (oscilator), dengan tambahan pengatur lebar pulsa
dan pengatur frekuensi. Untuk membangun sebuah pembangkit detak
(oscilator) tidak sulit. Satu IC gerbang ditambah kapasitor dan resistor jadilah
oscilator. Ide dari pulse generator adalah satu pembangkit detak frekuensi
tinggi, pembagi frekuensi dan Pengatur lebar detak. Frekuensi detak 100Khz
dibagi 10 untuk mendapatkan keluaran alternatif dan dapat dibagi menurut
keperluan. Keluaran yang terpakai di masukan pada blok pelambat (delay)
dan keluaran nya akan menjadi masukan bagi rangkaian pengatur lebar detak
(Pulse Width Generator), untuk mengatur-atur bentuk gelombang agar didapat
frekuensi dan bentuk gelombang yang diperlukan .
f

Teknik Terapi dengan Elektro Stimulator


Aplikasi klinis Elektro stimulator sangat variabel oleh karena
peredaan dalam pendekatan maupun sudut pandang khususnya dalam
hubungannya dengan teknik aplikasi yang paling efektif serta parameterparameter yang mempengaruhi. Di bawah ini akan dibahas beberapa teknik
aplikasi dan parameternya. Prosedur pemilihan dan penggunaan Elektro
stimulator (Rennie,1991)
1. Jelaskan kepada pasien tentang :
Nama terapi, Mengapa terapi tersebut terpilih? Apa yang diarapkan
sebelum, selama, dan sesudah terapi? Apa yang harus dan tidak boleh
dilakukan saat dan sesusai terapi? Efek terapi?
2. Mesin Elektro stimulator jenis apa yang digunakan?
3. Electrode :Ukuran dan bentuk (biasanya ukurannya sama besar),
Bagaimanan cara

pemasangannya? (tergantung berapa lama akan

diaplikasikan, serta ketersediaan)

4. Jeli:

Jika

digunakan,

usap

rata

pada

seluruh

permukaan

electrode.Hindarkan adanya gelembung, jangan terlalu tipis ataupun tebal.


Jangan menggunakan jeli untuk ultrasonic.
5. Polaritas
Polaritas tak dibedakan jika menggunakan arus bipasik (bila komponene
memenuhi muatan listrik nol/ZNC). Jika pasien mengeluh karenan iritasi
rubah polaritas, gunakan tombiol pengatur yangada jika arus yang
digunakan adalah arus monopasik.
6. Bentuk Pulsa
Ketahui bentuk pulsa yang ada, bipasik atau monopasik, Bentuk pulsa
bias rectangular atau triangular.
7. Durasi Pulsa dan Frekuensi
Pilihlah bentuk konvensional, akupuntur, atau Intens Elektro stimulator.
Tergantung dari alat, serta tujuan dan acuan terapi yang digunakan.
8. Modulasi atau Burst
Tergantung pada alat yang digunakan serta tujuan terapi. Biasanya
digunakan untuk mencegah terjadinya akomodasi.
9. Pemeriksaan Pasien
Ada tidaknya kontraindikasi bagi pemberian Elektro stimulator. Sensari
relative harus normal, maka perlu memeriksa tajam tumpul. Letak atau
daerah yang dekeluhkan nyeri oleh pasien.
g

Prinsip kerja Elektro Stimulator


Ketika tombol on di tekan tegangan PLN masuk ke dalam
rangakaian power supply. Power supply merubah tegangan AC menjadi DC
lalu tegangan masuk ke dalam blok blok rangkaian. Sebelum melakukan
theraphy alat ini harus di atur frekuensi nya arusnya dan bentuk pulsa yang di
gunakan dengan cara menekan tombol select atau memutar switch rotary,
setelah selesai dengan menekan tombol start alat akan bekerja. Arus listrik
akan di alirkan melalui elektroda , ketika waktu habis maka timer akan
memutus tegangan pada osilator dan buzzer akan berbunya menandakan
bahwa proses therapy telah selesai.

h Prosedur penggunaan Elektro Stimulator


1. Bersihkan kulit pasien dengan menggunakan air dan sabun.
2. Jangan gunakan alcohol. Tutup kulit yang terbuka dengan vaselin

3. Pastikan posisi unit TENS off hubungkan unit dengan pasien. Electrode
tidak boleh terlalu dekat/bersentuhan antara satu dengan lainnya Jarak
1
haris 1 2 inchi.
4. Jelaskan program terapi pada pasien.
5. Hidupkan salah satu saluran sampai penderita merasakan adanya
rangsangan berupa tingling, kemudian naikkan intensitasnya sampai terjadi
getaran yang kuat tapi tetap nyaman, sensasi yang dirasakan tidak boleh
menimbulkan rasa nyeri atau kontraksi otot kecuali menggunakan Intens
TENS atau AL-TENS. Jika menggunakan dua saluran, hidupkan saliran
kedua sampai penderita merasakan rangsangan, keluaran dari kedua
saluran harus dirasakan sama besar oleh pasien yang bersangkutan.
6. Setelah 5 menit terapi berjalan, periksalah pasien untuk mengetahui apa
yang dia kerjakan dan apa yang dia rasakan. Jika pasien tidak lagi
merasakan arus, maka intensitas harus dinaikkan. Pertimbangkanlah untuk
menggunakan burst atau bentuk modulasi. Atau, ubah durasi dan frekuensi
pulsa tetap pada parameter yang telah ditentukan. Waktu terapi antara 10
menit sampai beberapa jam. Di rumah sakit, antara 10 menit sampai 1 jam.
7. Turunkan intensitas dan padamkan unit.
8. Lepaskan electrode : Periksalah daerah yang diterapi, apakah terdapat
warna kemerahan sebagai tanda iritasi.

Pemeliharaan Elektro Stimulator

1.
2.
3.
4.
j

Matikan catu daya, lepaskan elektroda dari pad.


Cuci pad perlahan dengan menggunakan air mengalir.
Cukup keringkan pad dan biarkan permukaan perekatnya kering.
Tempelkan pad dengan lembut ke elektroda untuk penyimpanan.

Troubleshooting

Masalah
-

Daya tidak bisa di

Penyebab
-

hidupkan

Baterai dimasukkan

Tindakan
-

salah arah

Masukkan baterai
dalam arah yang
benar

Daya mati terlalu

cepat
Daya mati saat unit

Bantalan tidak

melekat pada kulit


Pad dipindahkan dari

kulit
Baterai using
Daya mati secara

digunakan

otomatis dalam 15
-

Jika bantalan tidak


menempel pada
kulit,daya akan
mati secara

otomatis
Jika bantalan
terlepas dari kulit

menit
Kabel elektroda rusak

daya akan mati


secara otomatis

Permukaan pad

Menggunakan pad

saat berkeringat
Mencuci pad terlalu

lama dan terlalu sering


Menyimpan pad

lengket

Tinggalkan pad
dikulkas semalam

dibawah suhu
tinggi,kelembapan
tinggi atau langsung
dibawah sinar
matahari
-

Tidak bisa
merasakan

Pad tidak melekat


pada kulit

Pasang tutup pad


pada kulit

rangsangan

Pad yang melekat

tumpang tindih satu


-

sama yang lain


Intensitas yang
dikeluarkan terlalu

Pasang pad dengan


tidak tumpang

tindih
Sesuaikan intensitas
dengan kebutuhan

lemah
k Peran Perawat
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar pasien yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan.
2. Peran sebagai Advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya.
3. Peran sebagai edukator
Peran ini dilakukan perawat untuk menjelaskan tentang nama terapi,
Mengapa terapi tersebut dipilih, Apa yang diharapkan sebelum, selama,
dan sesudah terapi, Apa yang harus dan tidak boleh dilakukan saat dan
sesusai terapi, dan Efek samping menggunakan terapi ini.
4. Perawat harus benar memberikan terapi menggunakan alat teknologi
kesehatan elektro stimulator tersebut, dalam arti mengerti apa yang
dikeluhkan pasien, bagian tubuh mana yang harus diterapi.
5. Dalam proses terapi perawat harus mengerti setelah 5 menit terapi
berjalan, periksalah pasien untuk mengetahui apa yang dia kerjakan dan
apa yang dia rasakan. Jika pasien tidak lagi merasakan arus, maka
intensitas harus dinaikkan. Pertimbangkanlah untuk menggunakan burst
atau bentuk modulasi. Atau, ubah durasi dan frekuensi pulsa tetap pada

parameter yang telah ditentukan. Waktu terapi antara 10 menit sampai


beberapa jam. Di rumah sakit, antara 10 menit sampai 1 jam.
6. Perawat harus memeriksa daerah yang diterapi, apakah terdapat warna
kemerahan sebagai tanda iritasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanfaatan teknologi berbasis ilmu fisika diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi serta efektifitas dalam dunia kesehatan, Salah satu
peralatan yang ada dan sering digunakan dirumah sakit salah satunya
adalah Elektro Stimulator. Elektro Stimulator merupakan salah satu alat
terapi yang menggunakan arus listrik untuk merangsang saraf dengan
tujuan mengurangi rasa sakit. digunakan untuk therapy otot yang
mengalami gangguan fungsi saraf atau penurunan fungsi otot karena faktor
usia ataupun kelainan. Alat ini memberikan rangsangan terhadap otot otot
yang tidak mendapatkan rangsangan dari otak dengan memberikan pulsa
pulsa listrik dan pemeberian arus listrik. Alat ini biasanya dilengkapi
dengan

sepasang

elektroda.

kesalahan

penempatan

elektroda

memungkinkan elektroda tidak melekat dengan baik pada kulit dan


sementara itu arus yang dialirkan, dapat menimbulkan ketidaknyamanan
pada pasien. atau bisa diartikan sebagai berikut alat terapi listrik dengan
menggunakan listrik arus rendah.
B. Saran

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk


mengetahui perkembangan teknologi terbaru seperti Elektro Stimulator dan
mengetahui fungsi dan bagaimana cara penggunaannya.

DAFTAR PUASTAKA
https://www.scribd.com/doc/295012814/makalah-ElektroStimulator-docx
http://pkko.fik.ui.ac.id/files/STIMULASI%20ELEKTRIK.pdf
https://www.scribd.com/doc/204767864/Stimulator

Anda mungkin juga menyukai