ABSES
Disusun Oleh :
Erika Risnamingtyas
010115A037
UNGARAN
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ABSES
Waktu : 10 menit
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 10 menit diharapkan klien
dapat memahami pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, dan
pencegahan penyakit abses
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 10 menit diharapkan klien
dapat :
1. Menjelaskan pengertian Abses
2. Menyebutkan penyebab Abses
3. Menyebutkan tanda dan gejala Abses
4. Menyebutkan pengobatan Abses
5. Menyebutkan pencegahan Abses
B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan klien (waktu & tempat)
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. Klien bersedia didalam ruangan sesuai dengan kontrak waktu yang
Telah ditentukan
b. Klien memperhatikan dan sangat antusias saat penyaji menyampaikan materi
c. Klien menjawab semua pertanyaan yang telah ditentukan
3. Penyuluh/penyaji
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
ABSES
A. Pengertian Abses
Abses (Latin : abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang telah
mati) yang terakumulasi disebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi
(biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing (misalnya
serpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan reaksi perlindungan
oleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan infeksi ke bagian tubuh yang
lain. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisai
nanah. (Siregar, 2004)
Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses
dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponenya sebagai
kelanjutan infeksi dari daerah leher. (Smeltzer & Bare, 2001)
B. Penyebab Abses
Menurut Siregar (2004) abses dapat disebabkan karena adanya :
1. Infeksi mikrobial
Salah satu penyebab yang paling sering ditemukan pada proses radang ialah
infeksi mikrobial. Virus menyebabkan kematian sel dengan cara multiplikasi
intraseluler. Bakteri melepaskan eksotoksin yang spesifik yaitu suatu sintesis
kimiawi yang secara spesifik mengawali proses radang atau melepaskan
endotoksin yang ada hubungannya dengan dinding sel.
2. Reaksi hipersentivitas
Reaksi hipersentivitas terjadi bila perubahan respons imunologi mengakibatkan
tidak sesuainya atau berlebihannya reaksi imun yang akan merusak jaringan.
3. Agen fisik
Kerusakan jaringan yang terjadi pada proses radang dapat melalui trauma fisik,
ultraviolet atau radiasi ion, terbakar atau dingin yang berlebih (frosbit).
4. Bahan kimia iritan dan korosif
Bahan kimiawi yang menyebabkan korosif (bahan oksidan, asam, basa) akan
merusak jaringan yang kemudian akan memprovokasi terjadinya proses radang.
Disamping itu, agen penyebab infeksi dapat melepaskan bahan kimiawi spesifik
yang mengiritasi dan langsung mengakibatkan radang.
5. Nekrosis jaringan
Aliran darah yang kurang akan menyebabkan hipoksia dan berkurangnya makanan
pada daerah yang bersangkutan. Menyebabkan kematian jaringan yang merupakan
stimulus kuat menyebabkan infeksi pada daerah tepi infeksi sering
memperlihatkan suatu respon radang akut.
dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ
benjolan. Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika
abses kaan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit di atasnya
menipis. Suatu abses di dalam tubuh sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih
dulu tumbuh lebih besar. Paling sering, abses akan menimbulkan nyeri tekan dengan
massa yang berwarna merah, hangat pada permukaan abses, dan lembut.
1. Abses yang progresif, akan timbul titi pada kepala abses sehingga dapat melihat
mengalami demam dan mulai merasa sakit. Abses dalam mungkin lebih menyebarkan
karena tubuh menghancurkan. Infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi,
anaerob harus diberikan secara parenteral. Evaluais abses dapat dilakukan dalam
analsis lokal untuk abses yang dangkal dan teriokalisasi atau eksplorasi dalam
narkosis bila letak abses dalam dan luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling
ditusuk dan dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga
mengering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga
disebabkan oleh infeksi virus yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor.