Uji Sterilitas Tetes Mata PDF
Uji Sterilitas Tetes Mata PDF
JURNAL
OBAT TETES MATA PILOKARPIN
Disusun oleh:
Kelompok Rabu III
1. Ruri Ernanda (10700021)
2. Fanny Dwi P. (10700025)
3. Eka Fransiska (10700046)
4. Sintaria Elfina (10700101)
I PENDAHULUAN
Obat tetes mata atau Guttae Opthalmicae adalah sediaan steril berupa larutan atau
suspensi, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di
sekitar kelopak mata dan bola mata. (FI III, hal 10). Obat tetes mata harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
-
Steril.
Sedapat mungkin isotonis, yang masih bisa diterima adalah 0,7 1,5 %. (TPC, p.
163).
Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan
obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet, sterilisasi dan
kemasan yang tepat. Zat tambahan yang biasa dipakai adalah dapar pH, pengatur tonisitas
(NaCl), pengatur viskositas (contoh PEG, PVP), pengatur tegangan permukaan, dan
pengawet.
Cairan mata isotonik dengan darah dan nilai isotonisitasnya sama dengan larutan
NaCl P 0,9 %. Tujuan penggunaan dapar pH adalah untuk mencegah kenaikan pH yang
disebabkan oleh pelepasan lambat ion hidroksil dari wadah kaca. Kenaikan pH dapat
mengganggu kelarutan dan stabilitas obat. Garam alkaloid paling efektif pada pH optimal
untuk pembentukan basa bebas tidak terdisosiasi. Tetapi pada pH ini obat mungkin
menjadi tidak stabil, sehingga pH harus diatur dan dipertahankan tetap dengan
penambahan dapar. Air mata mempunyai kapasitas dapar yang baik. Obat mata akan
merangsang pengeluaran air mata dan penetralan akan terjadi dengan cepat asalkan
kapasitas dapar larutan obat tersebut kecil (jumlah mol asam dan basa konjugat dari
pendapar kecil). Garam alkaloid bersifat asam lemah dan kapasitas daparnya lemah. Satu
atau dua tetes larutan obat mata ini akan dinaikkan pHnya oleh air mata.
Dalam menyiapkan dapar dengan pH yang diinginkan, harus dipilih sistem asamgaram yang pKa-nya mendekati pH yang diinginkan agar angka banding asam terhadap
garam mendekati satu dan diperoleh keefektifan maksimal terhadap penaikan dan
penurunan pH.
Sediaan tetes mata mempunyai banyak persamaan dengan sediaan parenteral.
Formulasi sediaan tetes mata yang stabil memerlukan bahan-bahan yang sangat murni
seperti bebas dari kontaminan kimia, fisik (partikel), dan mikroba. Sediaan tetes mata
digunakan dalam jumlah yang besar, seperti irigan mata, atau dalam pemeliharaan
peralatan seperti lensa kontak. Beberapa pertimbangan dalam pembuatan obat mata:
1. Sterilitas
Sediaan harus dikerjakan seaseptis mungkin dan dilakukan proses sterilisasi yang
sesuai. Cara sterilisasi yang sering digunakan untuk obat tetes mata adalah
pemanasan dengan otoklaf, pemanasan dengan bakterisida, dan penyaringan.
2. Iritasi
pH sediaan yang tidak cocok dengan air mata akan mengakibatkan iritasi yang
disertai dengan keluarnya air mata. Difusi obat akan terhalang sehingga jumlah
obat tidak efektif.
3. Pengawet
Pengawet perlu ditambahkan khususnya untuk obat tetes mata dosis ganda. Syarat
pengawet: efektif dan efisien, tidak berinteraksi dengan bahan aktif atau bahan
pembantu lainnya, tidak iritan terhadap mata, dan tidak toksis.
Akan dibuat obat tetes mata pilokarpin. Pilokarpin adalah senyawa alkaloid yang
berasal dari tanaman Pilocarpus jaborandi dan Pilocarpus microphyllus, termasuk obat
kolinergik parasimpatomimetik yang menyebabkan miosis bila dipakai sebagai obat tetes
mata. Zat aktif yang dipilih adalah bentuk garam pilokarpin yaitu pilokarpin
hydrochloridum karena mempertimbangkan bahwa alkaloid bebas kurang larut air daripada
bentuk garamnya sedangkan sediaan obat tetes mata yang akan dibuat berupa larutan yang
harus jernih. Tidak dipilih bentuk pilokarpin nitras karena pada pemeriannya dinyatakan
beracun. (FI III, hal 499).
II ANALISIS FARMAKOLOGI
II.1 Indikasi:
-
Memberi efek miotik untuk mengatasi midriasis yang disebabkan oleh atropin.
(GG, p. 129).
Iritasi dan efek miosis pada awal pemakaian yang mungkin tidak menyamankan.
(GG, p. 129).
Larutan tetes mata lebih dipilih ketika penurunan akut tekanan okular dan/ atau
efek miotik yang intensif dibutuhkan seperti dalam penanganan darurat glaukoma
sudut terbuka sebelum pembedahan, untuk reduksi tekanan okular dan
perlindungan lensa mata sebelum goniotomy atau iridectomy atau untuk
Dosis lazim = 1 2 tetes larutan 1 4 % setiap 4 12 jam. (AHFS 2002, hal 2718).
Atau dosis lazim sekali = 0,1 ml larutan 0,5 4 %. Dosis maksimal sekali = 20 mg.
(FI III, hal 498).
Dosis 1 tetes larutan Pilokarpin HCl 2 % setiap 6 jam sebelum pembedahan untuk
glaukoma kongenital atau goniotomy. (AHFS, p. 2718).
II.8 Farmakokinetik
-
III PREFORMULASI
III. 1 Zat aktif
Pilocarpini hydrochloridum
o pilokarpin monohidroklorida, C11H16N2O2.HCl, BM 244.72.
o
o Pemerian: hablur tidak berwarna, agak transparan, tidak berbau; rasa agak
pahit; higroskopis dan dipengaruhi oleh cahaya, bereaksi asam terhadap
kertas lakmus.
o Jarak lebur: antara 199 dan 205
o Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol; sukar
larut dalam kloroform; tidak larut dalam eter. Larut 1 dalam 0,3 air; 1 dalam
alkohol; dan 1 dalam 360 kloroform.
o Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
o pH larutan 5 % dalam air antara 3,5 dan 4,5. (Martindale, p. 1396).
o pH larutan tetes mata 3,5 5,5. (TPC, p. 1005).
o Stabilitas: mengalami hidrolisis yang dikatalisis oleh ion hidrogen dan
hidroksida, terjadi epimerisasi pada pH basa. Peningkatan temperatur akan
meningkatkan kecepatan hidrolisis bila pH larutan 10,4. pH stabilitas
maksimum 5,12.
o Inkompatibilitas: inkompatibel dengan klorheksidin asetat dan garam
fenilmerkuri, juga dengan alkali, iodin, garam perak dan klorida merkuri.
o Ekivalensi NaCl untuk Pilokarpin HCl 2 % = 0,23 dan Tf-nya = 0,26 .
III. 2 Eksipien
a. Natrii chloridum (FI III, hal 403)
o Pemerian: hablur heksahedral, tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, rasa asin
o Kelarutan: larut dalam 2,8 bagian air; dalam 2,7 bagian air mendidih dan
dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P; sukar larut dalam etanol (95 %) P.
o Wadah: dalam wadah tertutup baik.
o Khasiat: sumber ion klorida dan natrium.
o Fungsi:
pengawet
antimikroba,
antiseptik,
desinfektan,
bahan
d. Dinatrium-EDTA.
o C10H14N2Na2O8, BM : 336,21
o Pemerian: serbuk krital putih, tidak berbau dengan sedikit rasa asam.
o Keasaman/ kebasaan: pH = 4.3 4.7 untuk 1 % b/v larutan dalam air bebas
karbon dioksida.
o Penuruan titik beku: 0,14 C (1 % b/v larutan berair).
o Titik leleh: dekomposisi pada 252 C untuk dihidrat.
o Kelarutan: hampir tidak larut dalam kloroform dan eter; sedikit larut dalam
etanol (95 %); larut 1 dalam 11 air.
o Viskositas: 1,03 mm3/s (1cSt) untuk 1 % b/v larutan berair.
e. PVP (Povidone)
o (C6H9NO)n, BM : 2500 3000000.
o Povidon adalah polimer sintetik yang terutama terdiri dari gugus linier 1vinil-2-pirolidinon, tingkat polimerisasi yang menghasilkan polimer dengan
bobot molekul bervariasi.
o Fungsi: bahan pensuspensi, pengikat tablet.
o Penggunaan dalam formulasi farmasetikal atau teknologi: terutama dipakai
dalam sediaan bentuk padat. Dalam pembuatan tablet, larutan povidon
digunakan sebagai pengikat dalam proses granulasi basah. Juga digunakan
sebagai pensuspensi, penstabil, atau peningkat viskositas dalam sejumlah
suspensi dan larutan topikal dan oral.
o Konsentrasi untuk tetes mata : 2 10 %.
o Deskripsi: halus, putih sampai putih kekreman, tidak berbau atau hampir
tidak berbau, serbuk higroskopis.
o Keasaman/ kebasaan: pH = 3 7 untuk 5 % b/v larutan berair.
o Titik leleh: melunak pada 150 C.
o Kelarutan: banyak larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol dan
air; hampir tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.
o Stabilitas dan kondisi penyimpanan: menjadi gelap jika dipanaskan pada
150 C, yang menurunkan kelarutannya dalam air. Stabil pada siklus
singkat dengan panas 110 130 C. Sterilisasi uap pada larutan berair tidak
mengubah sifatnya. Disimpan dalam wadah kedap udara dalam suhu dingin,
kering.
IV PENDEKATAN FORMULASI
IV. 1. Zat aktif yang dipilih adalah pilokarpin hidroklorida dan dipilih bentuk garamnya
karena kelarutan dalam air jauh lebih baik daripada bentuk basa bebasnya, sediaan
obat tetes mata yang ingin dibuat adalah larutan.
e. Pengatur viskositas
Penambahannya bertujuan untuk meningkatkan waktu kontak sediaan
dengan korneal sehingga jumlah zat aktif yang berpenetrasi ke dalam mata akan
semakin tinggi sehingga dicapai harapan efek terapi. Tidak digunakan turunan
metilselulosa karena pengental ini dapat menurunkan aktivitas benzalkonium
klorida (TPC, p. 164) dan mengkatalisis hidrolisis pilokarpin dalam larutan
yang tidak didapar (Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi, hal 565). Dipilih
pengental PVP karena kompatibel dengan zat aktif dan tidak perlu
pengembangan terlebih dahulu. Selain itu, belum ditemukan pengaruh PVP
terhadap stabilitas zat aktif. Konsentrasi yang dipilih adalah 2 % supaya tidak
terlalu kental.
f. Bahan Pengkelat
Dipilih dinatrium EDTA untuk mengikat logam berat yang berfungsi
sebagai katalis oksidasi dan meningkatkan aktivitas benzalkonium klorida
karena benzalkonium klorida dapat dipengaruhi oleh logam. Konsentrasi yang
digunakan adalah 0,02 %. (TPC, p.165).
V FORMULASI
OTM Pilokarpin hidroklorida tiap 10 ml mengandung:
Pilokarpin hidroklorida
2%
Benzalkonium klorida
0,01 %
Dinatrium EDTA
0,02 %
PVP
2%
NaCl
0,42 %
Aquades
ad
10 ml
VI PERHITUNGAN
VI. 1. Perhitungan Tonisitas
-
Sediaan yang akan dibuat adalah OTM 10 ml dengan kadar pilokarpin hidroklorida
2 %.
2%
= 2 gr x 10 ml / 100 ml
= 0,2 g
Benzalkonium klorida
0,01 %
= 1 mg
Dinatrium EDTA
0,02 %
= 2 mg
PVP
2%
= 0,2 g
NaCl
0,42 %
= 42 mg
Aquades
ad
10 ml
VII PENIMBANGAN
Untuk 1 botol, volume dilebihkan 5 % sehingga menjadi = 10 ml + (5 % x 10) ml
= 10,5 ml
Volume 10,5 ml untuk dimasukkan ke dalam botol. Tujuan dilebihkan yaitu supaya
volume terpindahkan tetap 10 ml.
Untuk 2 botol dibutuhkan 21 ml. Untuk pembuatan dilebihkan 10 %, menjadi:
= 21 ml + ( 21 x 10 % ) ml = 23,1 ml
Volume total yang akan dibuat = 25 ml
Penimbangan bahan-bahan:
Setiap bahan dilebihkan 5 %
Pilokarpin HCl
Benzalkonium klorida
Dinatrium EDTA
PVP
NaCl
ad
25 ml
50 mg
Air
10 ml
VIII STERILISASI
1. Sterilisasi dengan etanol 70 % selama 24 jam, untuk:
o botol kemasan : 2 botol
o buret 25 ml
:1
o pipet ukur 2 ml
: sebanyak 1
: sebanyak 1
o corong gelas
: sebanyak 1
o labu takar 10 ml
: sebanyak 1
o labu takar 25 ml
: sebanyak 1
:1
o beker glass 20 ml
:1
o Erlenmeyer 100 ml
:1
:3
o Cawan penguap
:2
o Batang pengaduk
:1
IX CARA PEMBUATAN
Metode aseptis
1. Ditimbang semua bahan yang diperlukan.
Pilokarpin hidroklorida
0,525 g
Benzalkonium klorida
50 mg
Dinatrium EDTA
50 mg
PVP
0,525 g
NaCl
0,11 g
X EVALUASI SEDIAAN
1. Kejernihan Larutan (FI IV, <881>)
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar diameter 15 mm
hingga 25 mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari kaca netral.
Prosedur kerja:
1. Masukkan ke dalam 2 tabung reaksi, masing-masing larutan zat uji dan suspensi
padanan yang sesuai secukupnya, yang dibuat segar sehingga volume larutan
dalam tabung reaksi terisi setinggi tepat 40 mm.
Suspensi padanan
I
II
III
IV
10
30
50
Air (ml)
95
90
70
50
3. Penetapan pH
Diuji dengan:
o Kertas indikator pH
kertas dicelupkan ke dalam larutan dan hasil warna yang terbentuk
dibandingkan terhadap warna standar.
o pH meter (FI IV, <1071>)
Harga pH adalah harga yan gdiberikan oleh alat potensiometrik (pH
meter) yang sesuai, yang telah dibakukan terhadap Baku larutan dapar, yang
mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH. Pelarut untuk Larutan
dapar harus sama dengan pelarut sediaan.
XI DESIGN KEMASAN
1. Primer:
Zat aktif tidak stabil terhadap cahaya sehingga dipakai kemasan primer yang
tidak tembus cahaya. Botol plastik tidak tembus cahaya 10 ml.
2. Sekunder: kotak dari dus
Pilokarp
Solution teardrops
Indikasi:
Midriasis karena
Atropin, glaukoma dan
sebelum pembedahan
glaucoma sudut
terbuka.
Kontraindikasi:
Pasien resiko retinal
detachment
Efek samping:
Iritasi dan efek miosis
awal
Pilokarp
Artificial teardrops
10 ml
Pilokarp
Cara pakai :
Satu tetes pada
tiap mata, atau
sesuai petunjuk
dokter.
Komposisi :
10 ml
mengandung:
2% PilokarpinHCl
0,01%Benzalkoni
um klorida
0,02% Na2-EDTA
b/v
Daluwarsa :
November 2004
K
Pilokarp
Solution teardrops
10 ml
Etiket
Pilokarp
Larutan tetes mata steril
Komposisi : 1 ml mengandung 2 % PilokarpinHCl,
0,01 % Benzalkonium klorida, dan 0,02 % Na2-EDTA
b/v
No. reg : DKL02 005 010 07A 1
No. Batch : 63367
PT. Van Laboratoria
Bandung-Indonesia
Pilokarp
Tetes mata
_________________________________________________________________________
Mengandung Pilokarpin HCl 2%, Benzalkonium klorida 0,01%, dan Na2-EDTA 0,02 % b/ v
Komposisi:
Tiap 10 ml larutan mengandung
Pilokarpin HCl
Benzalkonium klorida
Na2 EDTA
2%
0,01 %
0,02 %
Mekanisme kerja:
Menurunkan tekanan intraokular, kontraksi sfinkter iris dan otot iris sehingga kontriksi pupil
Indikasi:
Midriasis karena Atropin, glaukoma dan sebelum pembedahan glaucoma sudut terbuka.
Kontraindikasi:
Pasien resiko retinal detachment
Efek samping:
Iritasi dan efek miosis awal
Peringatan dan Perhatian:
1. Jangan digunakan bila larutan berubah warna dan keruh
2. Untuk mencegah kontaminasi jangan memegang ujung mulut botol.
3. Botol ditutup rapat
4. Jauhkan dari jangkauan anak.
5. Bila terasa sakit, gangguan penglihatan, pemerahan (iritasi lanjut) yang makin parah lebih
dari 72 jam hentikan pemakaian dan segera hubungi dokter.
Dosis:
1 tetes pada mata setiap 6 jam
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya, ruang bersih dan kering.
Kemasan:
Tiap dus berisi satu wadah @ 10 ml
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT Van Laboratoria
No. Reg : DKL02 005 010 07A 1
No. Batch : 63367
Tgl. Daluwarsa : November 2004
JURNAL
OBAT TETES MATA PILOKARPIN
Disusun oleh:
Kelompok Rabu III
5. Ruri Ernanda (10700021)
6. Fanny Dwi P. (10700025)
7. Eka Fransiska (10700046)
8. Sintaria Elfina (10700101)
Pilokarp
Solution teardrops
Indikasi:
Midriasis karena
Atropin, glukoma dan
sebelum pembedahan
glaucoma sudut
terbuka.
Kontraindikasi:
Pasien resiko retinal
detachment
Efek samping:
Iritasi dan efek miosis
awal
Pilokarp
Artificial teardrops
10 ml
Pilokarp
Cara pakai :
Satu tetes pada
tiap mata, atau
sesuai petunjuk
dokter.
Komposisi :
10 ml
mengandung:
2% PilokarpinHCl
0,01%Benzalkoni
um klorida
0,02% Na2-EDTA
b/v
Daluwarsa :
November 2004
K
Pilokarp
Solution teardrops
10 ml