Anda di halaman 1dari 11

dari

Hipertensi dan Anestesi

populasi

dewasa

mengalami hipertensi, hal tersebut

Abstrak
Kesulitan dalam anestesi sangat
sering dialami, yaitu diantaranya ketika
kunjungan pre operatif. Keputusan
untuk membatalkan operasi diambil
berdasarkan

seluruh

tekanan

darah

telah dipaparkan oleh The World


Hypertension

Society/International

Society of Hypertension.
Etiologi dan Klasifikasi

yang
Sebagian

didapatkan pada saat kunjungan pre

besar

populasi

perlu

penduduk dunia penderita hipertensi

pertimbangan urgensi operasi dinilai

mengalami hipertensi esensial, yaitu

berdasarkan kerusakan organ target

sebanyak

akibat tekanan darah yang tidak stabil.

merupakan

Diperlukan

penyebabnya

operatif,

oleh

karena

itu

anamnesis

pemeriksaan

yang

dan

rinci

untuk

95%.Hipertensi

esensial

hipertensi

yang
tidak

diketahui.Selebihnya,

mengalami

mennggali riwayat penyakit jantung

hipertensi

sekunder

koroner, penyakit serebrovaskuler, dan

penyebabnya berasal dari berbagai

disfungsi ginjal.

factor.

Hipertensi

dimana

sekunder

perlu

diperhatikan pada pasien dewasa muda


dimana tatalaksana pada kelompok ini

Introduksi
Hipertensi
dari

sejuta

menyerang

penduduk

lebih

dunia,

dan

sama sulitnya dengan penatalaksanaan


hipertensi pada kelompok usia tua.

merupakan faktor resiko terjadinya


penyakit

jantung

miocard,

gagal

koroner,
jantung,

infark
stroke,

gangguan serebrovaskuler termasuk


demensia,

aterosklerosis,

dan

perburukan gagal ginjal. Disamping


itu,

hipertensi

juga

berhubungan

dengan dislipidemia, diabetes, dan


obesitas.

Insidensi

hipertensi

khususnya hipertensi sistolik terus


meningkat berbanding lurus dengan
usia. Telah diperkirakan sebanyak 60%

Seperti yang telah diketahui


bersama,
harus

bahwa

hipertensi

ditatalaksana

menurunkan

factor

kronik

dengan

cara

resiko

yang

berkaitan dengan peningkatan tekanan


darah. Terdapat beberapa opini yang
berbeda beda mengenai ambang batas
tekanan
tatalaksana
tekanan

darah

untuk

hipertensi
darah

dari

memulai
dan

target

tatalaksana

tersebut.Derajat keparahan hipertensi


dibagi menjadi optimal, normal, high

normal, dan stadium I-III.Beberapa

(>80 mmHg) saat ini dianggap sebagai

ahli memasukkan kategori hipertensi

suatu resiko signifkan dalam hal

stadium IV, Isolated hypertension dan

kejadian infark miokard dan stroke.

pulse

pressure

hypertension

sebagaimana yang tercantum pada


table 1.

Target Terapi
Masih

terdapat

mengenai berapa

berbagai

pendapat

ambang

tekanan

darah untuk dimulai terapi. Pada


Desember

2013,

Joint

National

Committee on prevention, detection,


evaluation and treatment of high blood
pressure

(JNC8)

menerbitkan

guidelines di dalam Journal of the


American Medical Association (JAMA)
yang didalamnya terdapat target terapi
hipertensi pada kelompok populasi usia
Isolated systolic hypertension
terjadi pada sebagian besar penderita
hipertensi dengan usia>50 tahun dan
dinyatakan
tekanan

sebagai

sistolik

peningkatan

>140mmHg

tua. Beberapa rekomendasi tersebut


diantaranya:

mulai terapi pada tekanan darah

dan

diastolic yang mengalami penurunan


<90mmHg. Tekanan sistolik meningkat
berbanding

lurus

dengan

sistolik

>150mmHg

dan

diastolic

>90mmHg

dan

tekanan

usia

sampai

sedangkan diastolic menetap tanpa


perubahan pada decade ke-5 sampai

Pada pasien usia>60 tahun,

darah

diturunkan

sistolik/diastolic

<150/90 mmHg.
Pada pasien usia <60 tahun,

ke-6 usia kehidupan. Pasien usia tua

inisiasi dan target terapi adalah

memiliki daya compliance vaskuler

pada angka 140/90 mmHg,

yang cenderung lebih rendahsehingga

nilai tersebut juga menjadi

tekanan sistolik maupun pulsasi yang

ambang tekanan darah untuk

lebih

inisiasi terapi pada pasien usia

tinggi

lebih

mudah

untuk

dideteksi. Pulse pressure hypertension

>18

tahun

dengan

chronic

darah

yang

menjadi

pencetus

kidney disease (CKD) atau

dimulainya terapi.Terdapat opini yang

diabetes

menyatakan bahwa pasien penderita

sebagai

penyakit

penyerta.

hipertensi stadium I tanpa penyakit

Pada pasien yang tidak berkulit hitam


dengan hipertensi, terapi dapat diawali
dengan agen golongan tiazid, calcium
channel

blocker

angiotensin
inhibitor

(CCB),

converting
(ACE),

or

atau
enzyme

angiotensin

receptor blocker (ARB), sedangkan


pada pasien berkulit hitam diharuskan
pemberian tiazid atau CCB sebagai
terapi awal.

membutuhkan

terapi

tambahan

harus

terapi

dan

terpapar

dengan efek samping obat obatan anti


hipertensi. Sementara itu, menegenai
tekanan darah diastolic yang dijadikan
sebagai target utama terapi hipertensi,
para ahli berpendapat bahwa saat ini
sudah ada bukti yang menyatakan
tekanan darah sistolik dan peningkatan
pulse

pressure>65mmHg

berperan

Pada pasien usia>18 tahun, terapi awal


maupun

penyerta dan klinis yang bagus tidak

dalam

lebih

menentukan

keberhasilan terapi khususnya pada


kelompok

usia>50

tahun.Isolated

diberikan agen ACE inhibitor atau

systolic hypertension saat ini diketahui

ARB tanpa memandang ras dan status

sebagai factor resiko untuk terjadinya

diabetes.

penyakit jantung dan neurologis.

Beberapa

lembaga

Hipertensi dengan hipokalemi

seperti

American Heart Association (AHA)

sebagai

and American College of Cardiology

mutlak mengharuskan ahli anestesi

(ACC) tidak mendukung guideline

untuk menunda operasi. Berkaitan

tersebut. Salah satu hal yang tidak

dengan

disetujui adalah adanya peningkatan

dilakukan Dix dan Howell pada tahun

target terapi hipertensi pada kelompok

2001 telah di publikasikan di dalam

usia>60 tahun yaitu dari 140mmHg

British

menjadi 150mmHg. Tanpa adanya

menunjukkan

konsensus

tatalaksana

banyak mengenai pertimbangan ahli

hipertensi pada kelompok usia tua

anestesi dalam membatalkan operasi

masih belum jelas. Hal yang menjadi

terkait dengan kondisi pasien. Hal ini

kontroversi adalah ambang tekanan

mencetuskan

tersebut,

penyakit

itu,

penyerta

suatu

Journal

survey

of

variasi

secara

yang

Anaesthesia,
yang

dibuatnya

begitu

consensus

untuk para ahli anestesi. Beberapa

yang ditemui pada kunjungan

kondisi sulit yang sering dihadapi oleh

perioperative

ahli anestesi adalah:

beresiko

untuk

kejadian

buruk

Ditemukan

pasien

dalam

keadaan hipertensi yang belum


pernah

menjalani

terapi

hipertensi
Ahli
anestesi
menemukan

tersebut

dan

hanya

yang

diharapkan.
Pasien
hipertensi

tak
yang

peningkatan

tekanan darah sebagi akibat


dari penyakit penyerta lainnya,

pada

sebagai contoh pada pasien

pasien pada saat kunjungan


preoperative,

lebih

terjadinya

mengalami

hanya

hipertensi

yang

dengan gagal ginjal dimana

diagnosis

tekanan

berdasarkan

darah

tidak

bisa

dikendalikan secara adekuat.

sekali kunjungan saja


Pasien sudah menjalani terapi
hipertensi namun tekanan darah
pasien pada sesaat sebelum
operasi

masih

diluar

batas

toleransi yang ditentukan oleh

para ahli anestesi


Pasien yang telah
operasinya

selama

ditunda
beberapa

hari namun hanya menjalani


terapi

hipertensi

beberapa hari saja


Pasien
hipertensi

Kerusakan Organ Target

selama

Efek hipertensi pada resiko


perburukan miokard pada perioperative
saat ini menjadi focus utama oleh
beberapa

studi.Prys-Roberts

dkk

menunjukkan peningkatan insidensi


aritmia
miokard

dan
pada

post

operatif

populasi

infark

penderita

yang

hipertensi pada awal tahun 70-an.

overdosis

dalam

terapi

Goldman dan Caldera pada tahun 1979

hipertensi

memiliki

tekanan

melakukan studi pada populasi yang

darah yang terlampau rendah


Tekanan darah pasien yang

lebih besar namun gagal menunjukkan

menjulang

sesaat

antara pasien yang menjalani terapi

sebelum operasi dimulai.


Kurangnya studi randomised

hipertensi dengan pasien yang tidak

controlled

yang

itu, penelitian meta-analysis yang lebih

menunjukkan hipertensi mana

update dilakukan oleh Howell dkk

tinggi

trials

perebedaan outcome kejadian buruk

menjalani terapi hipertensi. Disamping

(Oxford)

terhadap

observasional.
odds

ratio

30

Mereka
(OR)

studi

menemukan

pada

hubungan

sebelum menunda operasi. Studi yang


beberapa

waktu

menunjukkan

lalu

dilakukan

peningkatan

derajat

penigkatan tekanan darah terhadap

keparahan pada preinduksi merupakan

efek buruk jantung yang dihasilkan

factor

adalah sekitr 1,35 (indeks kepercayaan

kejadian infark miokard dan kematian

95%). Terdapat berbagai bukti yang

di

menyatakan

tekanan

kejadian buruk (peningkatan kadar

<180/90 mmHg, maka efek buruk pada

troponin atau kematian di rumah sakit)

perioperative

adalah mencapai angka 1,3% dan 2,8%

bahwa

jika

mengalami

peningkatan.Namun

rumah

sakit.Insidensi

terhadap
terhadap

sedikit

pada kelompok dengan tekanan sistolik

efek

>200mmHg. Hal yang paling penting

perioperative pada tekanan >180/90

adalah menentukan hipertensi derajat

mmHg.

apa

laporan

yang

masih

resiko independen

menjelaskan

Studi

meragukan

bahwa

yang

berhubungan

dengan

berkaitan

riwayat

outcome perioperative berbeda beda

komplikasi

pada pasien hipertensi dibandingkan

hipertensi

dengan pasien normotensive meskipun

dengan factor resiko lainnya. Organ

ada fakta yang menyatakan bahwa

mayor yang terkena sebagai efek dari

pasien

>180/110

hipertensi lama adalah jantung, ginjal,

memiliki

dan

dengan

mmHg

tekanan

cenderung

lama

ataukah

otak.Pemeriksaan

berkaitan

fisik

harus

ketidakstabilan hemodinamik, iskemik

termasuk identifikasi kerusakan organ

miokard dan aritmia. Studi heterogen

target berkaitan dengan jantung, ginjal,

melakukan analisa jenis komplikasi

dan kelainan serebral.Suatu review

dan resiko yang mungkin terjadi.Saat

yang

ini

terdapat

Howell

dkk

bukti

yang

menunjukkan bahwa pasien pasien

ACA/AHA

yang

cenderung mengalami kematian akibat

menyatakan bahwa hipertensi stadium

hipertensi berkaitan dengan penyakit

I dan II bukan merupakan factor resiko

penyerta

independen terhadap komplikasi kardio

patofisiologi hipertensi dan hubungan

perioperative.

nya dengan anestesi yang masih belum

didukung

berkaitan

berbagai

dilakukan

oleh

Rekomendasi

dengan

tekanan

>180/110

kurang

jelas

pasien
mmHg
dan

yang
dengan
masih
perlu

dipertimbangkan analisa resiko-benefit

dipahami

atau

berkaitan

dibandingkan

dengan

dengan

patofisiologi hipertensi itu sendiri.


Jantung

Hipertensi
meningkatkan

cenderung
tegangan

dinding

induksi, tekanan dapat mengalami


penurunan

akibat

kurangnya

miokard dan peningkatan permintaan

perangsangan menghasilkan rendahnya

oksigen. Hal ini secara bersamaan

tekanan

menyebabkan

membatasi

terjadinya

hipertrofi

diastolic

yang

dapat
perfusi

konsentrik dan perburukan disfungsi

miokard.Autoregulasi subendokardial

diastolic yang nantinya akan berakibat

juga dapat mencetuskan terjadinya

pada

oxygen

penyakit hipertensif yang berakibat

demand and supply. Hipertrofi otot

tidak stabilnya tekanan darah.Respon

jantung

pressor yang berlebihan dapat terjadi

ketidakseimbangan
mencetuskan

terjadinya

kekakuan pada ventrikel kiri dan

selama

meningkatkan tekanan left ventricular

operasi dan ekstubasi.

end diastolic (LVED) yang dapat


menurunkan

tekanan

perfusi

pada

coroner. Hubungan hipertensi kronik


dengan penyakit arteri coroner sering
berkaitan kearah aritmia dan iskemia
intraoperative
instabilitas

sehingga

terjadinya

hemodinamik.

Intubasi

dapat mencetuskan respon pressor dan


berbagai agen seperti short acting
opioids, esmelol, glyceryl trinitrate or
magnesium sulphate dapat digunakan
untuk mengendalikan respon tersebut.
Peningkatan

tekanan

darah

intraoperative dapat disebabkan oleh


feokromositoma yang tak terdiagnosis
dengan

sekresi

katekolamin

berlebihan dan penggunaan

yang
beta

bloker pada keadaan ini merupakan


suatu kontraindikasi. Magnesium sulfat
pemberian bolus 4 gram saat ini
merupakan terapi lini utama yang
paling aman dan efektif. Pada saat

stimulasi berat

Berbagai

pada saat

respon

ini

dan

instabilitas hemodinamik yang terjadi


pada pasien hipertensi yang berakibat
pada isekmik intra operatif dapat
dimanipulasi

dengan

terapi

dibutuhkan

keterampilan

dan
serta

pemahaman ahli anestesi yang cukup


untuk

menangani

Pasien

penderita

stadium

III

respon

tersebut.

hipertensi

cenderung

diatas

memiliki

fluktuasi tekanan darah yang lebih


besar selama proses anestesi dan pada
level hipertensi ini dapat menjadi
marker
coroner,

potensi
hal

ini

penyakit

jantung

mengindikasikan

bahwa pengendalian tekanan darah


perioperative dapat mengurangi resiko
terjadinya iskemik perioperative dan
dapat mencegah terjadinya morbiditas
cardio post operatif.

Ginjal

darah berkala dalam hitungan hari


Kegagalan fungsi autoregulasi

ginjal pada pasien penderita hipertensi


akan meningkatkan resiko terjadinya
gagal ginjal dengan episode hipotensi.
Pulse pressure hypertension

sampai

mingguan.

Hal

ini

tidak

mengindikasikan bahwa pembacaan


tunggal

tinggi

harus

tidak

penyelidikan

lebih

evaluasi

pra-operasi

kesempatan

lanjut,

yang

cepat
sebagai
adalah

unik

untuk

dapat meningkatkan resiko gagal ginjla

mengidentifikasi

post operatif, stroke, dan resiko infark

hipertensi dan memulai pengobatan

miokard.

pressure

yang tepat. Itu kelompok Oxford, yang

hypertension secara signifikan turut

dipimpin oleh SJ, Howel tidak mampu

berkontribusi

menujukkan

High

pulse
dalam

gangguan

pasien

hubungan

dengan

yang

jelas

hemodinamik intraoperative dan dapat

antara tekanan masuk arteri dan peri-

menjadi predictor kuat dibandingkan

operatif utama komplikasi jantung .

disfungsi diastolic.
White Coat Hypertension

Tatalaksana
Para ahli anestesi secara umum
hanya memiliki waktu yang singkat
sebelum operasi untuk mengevaluasi
kebugaran pasien

untuk persiapan

operasi dan mencegah berbagai resiko


yang berpotensi dapat terjadi.Pasien
hanya dapat didiagnosis pada pagi hari
sesaat

sebelum

operasi.Diagnosis

dimulai

hipertensi

pada

sekali pemeriksaan tekanan darah bisa


saja menjadi misdiagnosa sehingga
pasien diterapi antihipertensi yang
tidak perlu. Pada pasien yang telah tiba
di rumah sakit akan lebih mudah untuk
didiagnosis

oleh

ahli

anestesi

berdasarkan

pemeriksaan

tekanan

White

coat

hypertension

sangat

relevan dengan praktik anestetik.Para


ahli anestesi tidak memeriksa tekanan
darah secara rutin dalam periode
mingguan
diagnosis
hypertension

sebelum

penegakan

hipertensi.White
dinyatakan

coat
sebagai

tekanan darah pre-operatif >140/90


mmHg dengan rata rata harian adalah
<135/85 mmHg. Beberapa studi tidak
menunjukkan peningkatan insidensi
penyakit

kardiovaskuler

jangka

panjang pada penderita hipertensi jenis


ini.

Pseudo-Hypertension (Oslers sign)

Pseudo-hypertension
pembuluh

terjadi

darah

ketika

mengalamim

penggunaan agen ini secara mendadak.


Beta

bloker

tidak

lagi

kalsifikasi dan non-compliant sehingga

direkomendasikan

pembuluh

terapi hipertensi pada pasien dengan

darah

kolaps

tidak

ketika

mengalami

memulai

tensi

hipertensi akut sebelum menjalani

dikembangkan sehingga memberikan

operasi, hal ini telah dipublikasikan

nilai

oleh

tekanan

manset

untuk

sistolik yang

palsu

(false).

Perioperative

Evaluation
penurunan

Kebanyakan pasien hipertensi akan


mengkonsumsi satu dari 4 golongan
ataupun

keempat

kombinasi

golongan

(POISE).Studi

POISE menunjukkan bahwa terdapat

Agen Anti Hipertensif

berikut

Study

Ischaemic

obat

dari

tersebut

miokard,

resiko
dan

kejadian

infark

penurunan

kejadian

ACE Inhibitor/ARB
Agen-agen
ini

dapat

stroke.

sebagai terapi hipertensi. Obat-obatan

menumpulkan

tersebut diantaranya adalah tiazid, beta

kompensasi

bloker,

sistem renin angiotensin selama

ACEI

CCB.Suatu

atau
review

ARB,

atau

mengenai

operasi

aktivasi
dari

dan

hasilnya

pengobatan merupakan hal penting

hipotensi berkepanjangan. Data

untuk identifikasi masalah masalah

tidak cukup untuk membuat

spesifik yang berpotensi dialami oleh

rekomendasi yang mutlak tetapi

tiap

kelompok.Terapi

tampaknya masuk akal untuk

antihipertensif harus tetap dilanjutkan

terus mereka pada pasien yang

sampai hari-H operasi dimulai.

memakai

tiap

Tiazid
Terapi jangka panjang dapat
berakibat menjadi hipokalemi.

terjadi

untuk

manajemen
hipertensi. Ini juga mungkin
masuk akal untuk menahan
mereka pada pagi hari operasi

Beta Bloker
Dapat

mereka

pada pasien yang memakai


rebound

mereka

phenomenon pada pasien hipertensi

untuk gagal jantung kongestif

yang

pada

diterapi

dengan

agen

ini

kemudian dilakukan penghentian terapi

siapa

tekanan rendah.

darah

dasar

Operasi Emergensi
Operasi

target mencapai tidak lebih dari 25%

emergensi

harus

ditunda karena peningkatan tekanan


darah.Penurunan tekanan darah dengan
menggunakan

agen

short

sebelum

induksi

perlu

mengendalikan

instabilitas

hemodinamik.

dapat memperberat keadaan hipertensi


sesaat setelah operasi. Penyebab paling
hipertensi

yang

dieksklusikan adalah nyeri, kandung


kemih

overdistensi,

perubahan

ventilasi, hipotermi, gangguan serebral


dan gangguan endokrin seperti tiroid,
feokromositoma,

dan

sudah

menjalani

pernah

pasien

yang
terapi

hipertensi jangka panjang. Tekanan


darah yang persisten >180/110 mmHg
setelah

beberapa

kausa

diatas

dieksklusikan maka diperlukan suatu


intervensi
pasien

khususnya

yang

pada

diketahui

pasien
memiliki

penyakit arteri coroner atau pada


pasien

pasien

yang

beresiko

mengalami perdarahan atau kejadian


gangguan

Tatalaksana

pada

pasien

hipertensi saat perioperative masih


kontroversi karena kurangnya studi
yang mendukung.Seperti yang telah
dan Howell, terdapat variabilitas yang

Pasien pasien dengan hipertensi

dari

Rekomendasi dan Kesimpulan

didemonstrasikan sebelumnya oleh Dix

Hipertensi Post Operatif

sering

sampai <180/110 mmHg.

acting

dilakukan.Diperlukan teknik anestetik


untuk

Mean Arterial Pressure (MAP) atau

serebrovaskuler. Tekanan

darah harus diturunkan secara perlahan


dalam waktu 30-60 menit dengan

luas

diantara

anestesi

berbagai

dalm

hal

para

ahli

mengambil

keputusan untuk menunda operasi pada


pasien pasien hipertensif.Keputusankeputusan tersebut diambil bergantung
pada tingkat kompetensi ahli anestesi,
fasilitas,

serta

protocol

yang

berlaku.Pada tahun 2004, Howell,


Sear, dan Foex menyatakan: Terdapat
sedikit bukti pada hubungan antara
tekanan

<180/110

komplikasi

peri

mmHg

dengan

operatif.

Sejalan

dengan hal ini, pada tekanan darah


>180/110 mmHg masih belum jelas
bukti yang menghubungkan dengan
komplikasi
pasien

perioperative.

cenderung

mengalami

iskemia

Beberapa

lebih

rentan

perioperative,

aritmia, dan instabilitas kardiovaskuler,


namun masih belum ada bukti yang
jelas

mengenai

penundaan

pernyataan

tindakan

bahwa

anestesi

dan

operasi

pembedahan

pasien

tersebut

pada

dapat

pasien-

stadium IV memiliki resiko

mengurangi

periporatif yang signifikan.

resiko perioperative. Di samping itu,

Operasi

Howel,

juga

dengan alasan terapi sebagai

menyimpulkan studi mereka dengan

bentuk persiapan sebelum

menyatakan pernyataan berikut, Kami

operasi

merekomendasikan bahwa tindakan

menjadi

anestesi

mengenai

Sear

dan

dan

Foex

pembedahan

tidak

selalu

ditunda

elektif.

Masih

kontroversi
berapa

seharusnya dibatalkan dengan alasan

pasien

diterapi

peningkatan

tekanan

darah

menjadwalkan

perioperative.

Tekanan

arteri

operasi.

lama
sebelum
kembali

Saat

ini

masih

intraoperatif harus dipertahankan pada

belum ada aturan yang jelas,

20% dari perkiraan terbaik tekanan

seperti yang dinyatakan oleh

arteri khususnya pada pasien pasien

James dkk bahwa terapi

yang

mengalami

sebelum operasi merupakan

arteri

suatu cosmetic correction.

secara

peningkatan

nyata
tekanan

perioperative.

Pasien pasien tersebut perlu

Berdasarkan

berbagai

menjalani terapi selama 4

bukti

sampai 6 minggu sebelum

yang didapat, maka rekomendasi dari

operasi berlangsung dengan

kami adalah sebagai berikut:


Pasien dengan hipertensi

pengaturan
autoregulasi

stadium I dan II yang tidak


mengalami disfungsi organ
dan tanpa resiko lainnya
(diabetes, disfungsi renal,
dan

merokok)

boleh

melanjutkan operasi.
Pada pasien dengan control
yang

buruk,

hipertensi

stadium III, tindakan operasi


harus ditunda untuk mencari
kerusakan organ target dan

inisiasi terapi.
Pasien dengan

hipertensi

ulang

fungsi

dari

organ

organ mayor.
Pada pasien pasien dengan
isolated

systolic

hypertension

dimana

tekanan sistolik >180 mmHg


atau

pulse pressure >80

mmHg

masih

menjadi

perdebatan di kalangan para


ahli. Pasien pasien tersebut
harus

menjalani

jangka

panjang

terapi
namun

masih menjadi kontroversi

apakah

operasi

elektif

ditunda

ataukah

tetap

Pembatalan
tekanan

operasi

darah

untuk

harus

control

berdasarkan

dilanjutkan terutama pada

rekomendasi yang telah ditetapkan

pasien

kerusakan

yaitu penundaan selama 4 sampai 6

organ end stage. Pada pasien

minggu sehingga fungsi autoregulasi

pasien tersebut maka penting

dapat

untuk dipertimbangkan rasio

Control cepat tekanan darah untuk

resiko-benefit

persiapan

dengan

mengenai

penundaan tindakan operasi.


Diperlukan

anamnesis

dan

pemeriksaan fisik yang rinci untuk


mencari data kejadian penyakit jantung
coroner, penyakit serebrovaskuler, dan
disfungsi renal.Jika data data masih
kurang lengkap, maka perlu dilakukan
pemeriksaan

EKG,

ureum,

dan

elektrolit dengan perkiraan laju filtrasi


gromerulus (LFG) serta urinalisis.

kembali

menjadi

pembedahan

normal.
tidak

direkomendasi pada pasien pasien yang


akan menjalani operasi elektif karena
dapat

menyebabkan

terjadinya

hipoperfusi organ mayor pada saat


proses anestesi berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai