Oleh :
NAJLA IRHAMNI PHASA
141610101056
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini dengan judul: Laporan Praktikum Fisiologi Indera Rasa Kulit
dengan lancar dan tepat waktu.
Laporan Praktikum ini penulis susun sebagai salah satu sarana untuk lebih
mendalami materi tentang indera rasa kulit. Dalam proses penyusunan laporan ini,
penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, sehingga laporan ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyusun
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa hasil yang dicapai dalam penulisan laporan ini
masih terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
Bab IV : Kesimpulan
.........................................................................
Daftar Pustaka
.........................................................................
ii
BAB I
DASAR TEORI
1.
1.1. Kulit
1.1.1. Definisi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan
membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa
sekitar 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan (Wasitaatmadja,
2010).
1.1.2. Anatomi Kulit
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama
yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Lapisan
epidermis terdiri atas:
a. Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan kulit
yang terluar dan terdiri atas sel-sel gepeng yang mati, tidak
berinti, dan keratin.
b. Stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma yang telah menjadi protein.
c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) yaitu dua atau tiga
lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma butir kasar dan berinti di
antaranya.
d. Stratum spinosum (stratum Malphigi) terdiri atas beberapa lapis
sel yang berbentuk poligonal dengan besar yang berbeda akibat
adanya proses mitosis.
e. Stratum basale terbentuk oleh sel-sel berbentuk kubus
(kolumnar) yang tersusun vertikal dan berbaris seperti pagar
(palisade).
Lapisan dermis berada di bawah lapisan epidermis dan lebih tebal
daripada lapisan epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan
fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara
garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis yang
berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
Ganong
(1983),
reseptor
kinaesthesi
menerima
rangsangan kinaesthesi, yaitu gerakan-gerakan dan ketegangan pada otototot serta selubung persendian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui
sikap anggota badan dan beban yang dibawa (berat atau ringan). Senasasi-
Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di
golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis
reseptor yang sama. Satu-satunya perbedaan diantara ketiganya adalah:
1. Sensasi raba, umunya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam
kulit atau di dalam jaringan tepat dibawah kulut.
2. Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk
jaringan yang lebih dalam
3. Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang
dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang
sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga
diduga bahwa akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah
reseptor taktil. Kita dapat membedakan benda-benda tanpa melihat
bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan
berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.
Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan
yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus.
Diduga bahwa miniscus
tactus
juga merupakan
reseptor taktil.
( Guyton,1994 ).
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua
golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks
serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan.
Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa
primitive atau rasa-rasa vital seperti rasa raba, tekan, sakit, dingin, dan
panas. Saraf aferen dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuroninterneuron yang bersinaps lagi dengan motorneuron-motorneuron dari
medulla spinalis dan sentrum atasan (thalamus dan korteks serebri)
melalui traktus spinotalamikus.
Golongan kedua, gnostic atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasarasa yang sangan dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan,
diskriminasi rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi
kekasaran, diskriminasi ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini
menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Rasa Panas dan Dingin
A. Pada Jari Tangan
Jari
Kanan
Kiri
KananKiri
Stimulus
Es
Air Hangat
Air Biasa
Respon
Nyeri, sangat dingin, jari menjadi kaku
Sedikit panas
Terasa hangatterasa dingin
Stimulus
Alkohol
Respon
Terasa sejuk
Terasa sangat dingin
++
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Telapak Tangan
++
+
++
+ +
++
+ +
+
+
+
+
Lengan Bawah
+
+
+
+
+ +
+
+
+
+
Kuduk
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Pipi
Keterangan
Panas
Dingin
Nyeri
Tekan
: merah
: hijau
: hitam
: biru
Jumlah Reseptor
No.
Perlakuan
Rata-rata Kulit
Telapak
Tangan
Lengan
Bawah
Kuduk
Pipi
1.
Nyeri
2.
Tekan
3.
Suhu dingin
4.
Suhu panas
2.3.2
I
4
2
7
15
5
8
Rangsangan Simultan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lokasi
Telapak tangan
Lengan bawah
Lengan atas
Pipi
Kuduk
Bibir
Lidah
Depan telinga
Rangsangan Berurutan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lokasi
Telapak tangan
Lengan bawah
Lengan atas
Pipi
Kuduk
Bibir
Lidah
Depan telinga
2.3.3
No.
Ulangan (gram)
Rerata
I
II
III
(gram)
1.
Beban awal 5 gram
5
5
5
5
2.
Beban awal 10 gram
10
10
10
10
3.
Beban awal 50 gram
10
10
10
10
4.
Beban awal 100 gram
10
15
10
11,6
5.
Beban awal 200 gram
15
15
15
15
Sesuaikah hukum Weber-Fechner dengan hasil percobaan?
Sesuai
Tidak sesuai
Mengapa?
Karena menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah rangsang
No.
1.
2.
3.
4.
Kekasaran
Kertas
Gosok
0
1
2
3
Jari Tangan
Telapak Tangan
Lengan Bawah
Kuduk
Ulangan
Ulangan
Ulangan
Ulangan
II
X
III
I
X
II
X
III
X
X
II
III
II
X
X
III
X
No.
1.
2.
3.
4.
Jari Tangan
Telapak Tangan
Lengan Bawah
Kuduk
Ulangan
Ulangan
Ulangan
Ulangan
Bentuk
Bulat
Segitiga
Kubis
Bola
II
III
II
III
II
III
X
I
X
II
III
X
X
BAB III
PEMBAHASAN
3
Reaksi-reaksi di Kulit
benar dalam menebak kekasaran kertas gosok adalah pada jari tangan dan
kuduk, sedangkan pada telapak tangan dan lengan bawah terjadi kesalahan
dalam penebakan terutama dalam menebak kekasaran kertas gosok kasar.
3.2.4.2
BAB IV
KESIMPULAN
Rangsangan indera kulit terdiri dari: tekanan atau sentuhan, dingin, panas,
dan nyeri.
Kulit memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya.
Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis reseptor yang
sama yaitu reseptor taktil yang terdapat di beberapa ujung saraf bebas dan
DAFTAR PUSTAKA