Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan dan munculnya geokimia sebagai cabang ilmu geologi
baru, menyebabkan munculnya metode-metode dan data observasi baru. Hal
yang menarik perhatian para ahli sedimentology adalah awal mulanya
sebagian besar penelitian mengenai geokimia mengarah pada penelitian
kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur kimia di alam,termasuk
akan penyebaran dalam batuan sedimen.
Seiring berjalannya waktu data tersebut, menuntun pada kenyataan untuk
memahami apa yang dimaksud dengan siklus geokimia ( geochemical cycle)
serta penemuan hukum-hukum yang mengontrol penyebaran atau distribusi
unsur dan proses yang meyebabkan timbulnya pola penyebaran dan distribusi
seperti itu.
Baru-baru ini, kimia nuklir (nukleur chemistry) menyumbangkan
sebuah jam dan thermometer yang pada gilirannya membuka era
penelitian baru terhadap sedimen. Unsur-unsur radio aktif, khususnya 14C dan
40

K, memungkinkan dilakukannya penanggalan langsung terhadap batuan

sedimen tertentu. Metode


resen. Metode

14

C/40Ar terbukti dapat diterapkan pada endapan

40

K/40Ar terbukti dapat diterapkan pada glaukonit,feldspar

autigen,mineral lempung, dan silvit yang ditemukan dalam endapan tua.


Analisis isotope dapat digunakan untuk menentukan temperature purba.
Meted Urey-berdasarkan nisbah
temperature-dapat

dipaai

untuk

16

O/18O yang merupakan fungsi dari

menaksir

temperature

pembentukkan

cangkang fosil yang ada dalam endapa bahari. Meskipun jam dan
thermometer tersebut masih memperlihatkan kekeliruan, namun harus

diakui bahwa keduanya telah berkontribusi berarti terhadap pemelajaran


sedimen.
Olehnya itu,makalah ini dibuat untuk lebih memahami hubungan ilmu
geokimia terhadap proses sedimentasi .

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ruang lingkup ilmu geokimia?
2. Bagaimana proses sedimentasi?
3. Bagaimana terapan ilmu geokimia dalam pembahasan sedimentasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian ruang lingkup ilmu geokimia
2. Untuk mengetahui proses sedimentasi batuan sedimen
3. Untuk mengetahui hubungam ilmu geokimia dalam pembahasan
sedimentasi batuan sedimen

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Ilmu Geokimia


Pengertian Eksplorasi atau propeksi geokimia didefenisikan sebagai
pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsur-unsur
jejak) dalam batuan,soil,sedimen sungai,vegetasi,air atau gas dengan tujuan
untuk

menentukan

anomali-anomali

geokimia.Untuk

mengukur

kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia,khusus mengkosentrasikan pada


pengukuran kelimpahan,distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsurunsur yang berhubungan erat dengan bijih dengan tujuan mendeteksi endapan
bijih.
Dalam pengertian yang lebih sempit,eksplorasi geokimia adalah
pengukuran

secara

sistematis

satu

atau

lebih

unsur

jejak

dalam

batuan,tanah,sedimen sungai aktif,vegetasi,air atau gas, untuk mendapatkan


anomaly geokimia, yaitu kosentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras
terhadap ligkungannya (background kimia). Eksplorasi ini dilakukan dengan
maksud untuk meganalisis di daerah/batuan/lapisan mana yang memiliki
kandungan-kandungan

kimia.

Contohnya

unsur-unsur

bijih

besi,minyakbumi,gas alam dan lain-lain. Dimana keberadaan unsur-unsur


tersebut berada dalam kondisi yang tidak tetap,melainkan selalu bermigrasi
yang merupakan akibat dari aktivitas lempeng bumi yang berada di atas
magma. Kondisi yang tidak stabil ini menyebabkan pergerakan-pergerakan
lempeng bumi yang nantinya akan mempengaruhi kondisi unsur-unsur yang
berada di dalam lempeng bumi. Sehingga,eksplorasi geokimia perlu dilakukan
untuk menghindari kesalahan eksplorasi.
Prinsip dasar eksplorasi geokimia terdiri dari 2 yaitu:
1. Metode menggunakan pola disperse mekanis diterapkan pada mineral yang
relatif stabil pada kondisi permukaan bumi ( seperti: emas, platina, kasiterit,
kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi
iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.

2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola disperse kimiawi. Pola ini
dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupunyang tidak
tererosi,baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.
Pola ini terlihat kurang seperti pada pola dispersi mekanis, karena
unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :
a. Memiliki mineralogy yang berbeda pada endapan bijihnya ( contohnya:
serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena).
b. Dapat terdispersi dalam larutan ( ion Cu2 + dalam air tanah berasal dari
endapan kalkopirit).
c. Bias tersembunyi dalam mineral lain ( contohnya Ni dalam serpentin dan
lempung yang berdekatandengan suatu endapan pentlandit).
d. Bias teradsorbsi ( contohnya Cu teradsorbsi pada lempung atau material
organic pada aliran sungai dipasok oleh air tanah yang melewati endapan
kalkopirit).
e. Bisa bergabung dengan material organic ( contohnya Cu dalam tumbuhan atau
hewan).
Kemudian, ada beberapa hal yang mendasar dan sangat perlu kita
ketahui. Hal dasar yang berkaitan dengan propeksi geokimia :
1. Unsur penunjuk ( indicator element ) = unsur utama bijih dalam badan bijih
yang dicari.
2. Unsur jejak ( pathfinder element ) = berasosiasi dengan badan bijih tapi sulit
dideteksi,lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur
petunjuk.
Dalam eksplorasi geokimia tidak bias dilakukan tanpa tahapan yang
benar dan sistematis. Para peneliti pun mencoba membuat tahapan-tahapan
untuk melakukan eksplorasi geokimia.
Urutan eksplorasi geokimia secara umum ( Peters,1978) yaitu:

a. Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang


diinginkan, serta pola sampling.
b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dengan mengecek
contoh-contoh secara umum dan kedalaman contoh untuk menentukan level
yang dapat diyakini dan mengevaluasi factor bisig( noise ).
c. Analisis contoh di lapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat
pada bebebrapa metode
3. Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data ( geologi & fisika).
4. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisi & evaluasi pada
area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yang lebih rapat &
penambahan metode geokimia.
5. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang &
penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada.
Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling
( pengambilan contoh ), analisi, dan interpretasi. Ketiga komponen tersebut
merupakan fungsi bebas yang saling terkait.
Kegagalan yang terjadi pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap
berikutnya. Kemudian dalam pemilihan metode-metode yang akan digunakan
eksplorasi geokimia, harus disesuaikan dengan jenis endapan yang akan
dicari.

B. Proses Sedimentasi Batuan Sedimen

Sedimentasi dapat didefinisikan sebagai pengangkutan, melayangnya


(suspensi) atau mengendapnya material fragmentasi oleh air. Sedimentasi

merupakan akibat adanya erosi, dan memberi banyak dampak di sungai,


saluran, waduk, bendungan atau pintu-pintu air, dan di sepanjang sungai.
Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga eksogen
yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses ini dapat terjadi di
daratan, danau, sekitar sungai ataupun dipantai. Pengendapan batuan atau
tanah terjadi jika zat yang mengangkatnya mengalami penurunan kecepatan
gerak atau bahkan berhenti sama sekali.
Proses sedimentasi pada batuan terdiri dari 2 proses, yakni proses
sedimentasi secara mekanik dan proses sedimentasi secara kimiawi.

Proses Sedimentasi Mekanik


Proses sedimentasi secara mekanik merupakan proses dimana butirbutir sedimen tertransportasi hingga diendapkan di suatu tempat. Proses ini
dipengaruhi oleh banyak hal dari luar. Transportasi butir-butir sedimen dapat
dipengaruhi oleh air, gravitasi, angin, dan es. Dalam cairan, terdapat dua
macam aliran, yakni laminar (yang tidak menghasilkan transportasi butir-butir
sedimen) dan turbulent (yang menghasilkan transportasi dan pengendapan
butir-butir sedimen). Arus turbulen ini membuat partikel atau butiran-butiran
sedimen mengendap secara suspensi, sehingga butiran-butiran yang
diendapkan merupakan butiran sedimen berbutir halus (pasir hingga
lempung). Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi menjadi
4, yakni yang dipengaruhi oleh arus turbidit, grain flows, aliran sedimen cair,
dan debris flows. Arus turbidit dipengaruhi oleh aliran air dan juga gravitasi.
Ciri utama pengendpan oleh arus ini adalah butiran lebih kasar akan berada di
bagian bawah pengendapan dan semakin halus ke bagian atas pengendapan.
Grain flows biasanya terjadi saat sedimen yang memiliki kemas dan sorting
yang sangat baik jatuh pada slope di bawah gravitasi. Biasanya sedimennya
membentuk reverse grading. Liquified sediment flows merupakan hasil dari

proses liquefaction. Sedangkan debris flows, volume sedimen melebihi


volume ar, dan menyebabka aliran dengan viskositas tinggi. Dengan sedikit
turbulens, sorting dari partikel mengecil dan akhirnya menghasilkan endapan
dengan sorting buruk.

Proses Sedimentasi Kimiawi


Proses sedimentasi secara kimiawi terjadi saat pori-pori yang berisi

fluida menembus atau mengisi pori-pori batuan. Hal ini juga berhubungan
dnegan reaksi mineral pada batuan tersebut terhadap cairan yang masuk
tersebut. Berikut ini merupakn beberapa proses kimiawi dari diagenesis
batuan sedimen,:
o Dissolution (pelarutan), mineral melarut dan membentuk porositas sekunder.
o Cementation (Sementasi), pengendpan mineral yang merupakan semen dari
batuan, semen tersebut diendapkan pada saat proses primer maupun sekunder.
o Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh pada pori-pori batuan
o Recrystallization, perubahan struktur Kristal, namun kompsisi mineralnya
tetap sama. Mineral yang biasa terkristalisasi adalah kalsit.
o Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian terdapat mineral lain
yang terbentuk dan menggantikan mineral tersebut
o compaction (kompaksi)
o bioturbation (bioturbasi), proses sedimentasi oleh hewan (makhluk hidup)

C. Hubungam Ilmu Geokimia dalam Pembahasan Sedimentasi Batuan


Sedimen
Survey Sedimen Sungai Aktif (Stream Sediment)

Survey sedimen sungai aktif banyak digunakan untuk program


penyelidikan pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di
daerah tropis, pengambilan conto sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan
dengan pengamatan geologi dari float dan batuan dasar yang tersingkap.
Ada empat variasi dalam survey sedimen sungai aktif , yaitu:

Prospeksi mineral berat tanpa analisis kimia

Analisis konsentrasi mineral berat dari sedimen sungai

Analisis fraksi halus dari sedimen sungai

Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai


Prospeksi mineral berat
Teknik ini merupakan metode prospeksi paling tua. Sampai sekarang

masih banyak digunakan untuk prospeksi endapan yang mengandung mineral


resisten seperti: kromit, kasiterit, emas, platina, mineral tanah jarang, rutil, sirkon,
turmalin, garnet, silimanit, kianit dsb. Material conto yang optimum adalah
kerakal dengan diameter rata-rata 5 cm. Untuk dapat melakukan pembandingan
antar conto, perlu jumlah conto yang seragam dengan teknik konsentrasi yang
standar. Metode yang paling sederhana adalah pendulangan atau dengan meja
Wilfey. Spasi conto bervariasi antara satu per 50 100 km 2 sampai l satu per 0,5
km2. Waktu yang diperlukan tergantung ukuran butir conto, keadaan medan dan
metode konsentrasi. Identifikasi akhir dari mineral dilakukan secara petrografis di
laboratorium.
Analisis Konsentrat Mineral Berat dari Sedimen

Konsentrat mineral berat yang diperoleh dianalisis unsur jejaknya untuk


mengetahui mineral asalnya. Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan
dianalisis Cu-nya. Pirit yang berasal dari endapan Cu dapat mengandung 1100
1700 ppm Cu, pirit dari endapan Au mengandung 40480 ppm Cu, dan pirit dari
batubara menandung 100 -120 ppm Cu.
Analysis Fraksi Halus Sedimen Sungai Aktif
Pengambilan contoh sedimen sungai aktif fraksi halus banyak digunakan
di daerah yang drainagenya cukup besar dan mengalami erosi aktif. Kerapatan
conto ditentukan oleh kerapatan drainage, namun secara kasar kerapatan conto
dapat diambil satu per 2 10 km2 untuk survey regional, kerapatan conto satu per
0,5 2 km2 digunakan untuk penyontoan pendahuluan yang lebih rinci.
Survey sedimen sungai aktif harus dilakukan pada sungai kecil, sedangkan
sungai yang besar dengan catchment area yang luas tidak sesuai untuk
penyontoan. Interval penyontoan tergantung pada keperluan. Teknik yang
dilakukan umumnya sebagai berikut :

conto diambil dari muatan dasar sungai yang bergerak

menganalisis fraksi ukuran tertentu (umumnya fraksi pasir halus dan silt atau
fraksi mineral berat. Hal ini sulut dilakukan pada daerah yang pegunungan
dengan erosi yang aktif, kadang perlu dicari dibalik bongkah untuk
mendapatkan fraksi yang sesuai. Material fraksi 80 mesh yang dibutuhkan
untuk analisisi 80 120 gram sedimen, ditempatkan pada kantong conto yang
standar.
Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi conto Informasi harus

mencakup: material organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan,

apakah dijumpai endapan besi oksida atau mangan oksida sekunder. Pengukuran
pH air sungai akan sangat berguna
Langkah pertama penyajian hasil survey drainage adalah mengeplot
semua sungai yang ada di daerah penyelidikan dan mengeplot nomor conto dan
nilainya. Setelah dilakukan pengolahan data secara statistik dapat dilakukan
pemilihan background dan threshold. Lokasi conto dapat ditandai dengan titik
hitam, yang ukurannya menunjukkan kandungan logamnya atau dengan
menebalkan sungai yang kandungannya logamnya lebih tinggi (Gambar 4).
Dalam ekksplorasi mineral, data sedimen sungai aktif biasanya tidak harus
disajikan dalam bentuk peta kontur, tetapi dalam survey regional bentuk peta
kontur lebih praktis untuk melihat kecenderungan geologi regional, kemungkinan
daerah mineralisasi dan mendala geokimia
Pekerjaan lanjut (Follow-up work ) biasa dilakukan dengan interval conto
yang lebih rapat. Jika pada survey pendahuluan kerapatan conto cukup tinggi,
maka survey dapat dilanjutkan dengan pengambilan conto tanah. Sebagai tahap
awal dari survey tanah detil dapat dilakukan penyontoan tebing sungai dari kedua
tepi sungai yang menunjukkan anomali, sehingga dapat terlihat arah asal dari
anomali. Jika singkapannya bagus, pemetaan geologi dan prospeksi mungkin
sudah cukup untuk melokalisasi sumber unsur anomali, namun umumnya
memerlukan survey tanah.
Anomali geokimia dapat kita cari dengan terlebih dahulu mencari nilai
background dimana nilai background berhubungan dengan endapan bijih.Dalam
menentukan anomali geokimia diperlukan adanya nilai ambang/nilai batas yang
digunakan untuk menentukan anomali.Nilai batas tersebut disebut threshold yaitu
nilai rata-rata plus dua standar deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai
di atas nilai threshold didefinisikan sebagai anomali

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Geokimia sebagai cabang ilmu geologi baru menyebabkan munculnya


metoda dan data observasi baru mengenai berbagai hal yang banyak
menarik perhatian para ahli sedimentologi. Sebagian besar penelitian
geokimia pada mulanya diarahkan pada penelitian kuantitatif untuk
mengetahui

penyebaran

unsur-unsur

kimia

di

alam,

termasuk

penyebarannya dalam batuan sedimen. Lambat laun data tersebut


menuntun para ahli untuk memahami apa yang disebut sebagai siklus
geokimia (geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang
mengontrol penyebaran unsur dan proses-proses yang menyebabkan
timbulnya pola penyebaran unsur seperti itu.
2. Sedimentasi adalah proses penimbunan atau terakumulasinya partikel atau
komponen sedimen dalam suatu tempat yang biasanya berbentuk
cekungan dengan mengalami beberapa proses terlebih dahulu.
3. Hubungam ilmu geokimia dalam pembahasan sedimentasi batuan sedimen
adalah :
Survey sedimen aktif ( Stream Sediment)
Propeksi mineral berat
Analisis kosentrat berat dari mineral sedimen
Analisis fraksi halus sedimen sungai aktif

DAFTAR PUSTAKA
http://hitamputih9.blogspot.com/2009/09/proses-sedimentasi.html

(diakses

pada tanggal 1 desember 2014 pukul 19.02 WITA)


http://indrayaksa.wordpress.com/2009/09/15/pengertian-sedimen/
pada tanggal 1 desember 2014 pukul 19.34 WITA)

(diakses

http://mohs-scale.weebly.com/4/category/geokimia/1.html

(diakses

pada

tanggal 1 desember 2014 pukul 20.34 WITA)


http://rihartadi.blogspot.com/2011/07/proses-sedimentasi-dan-batuan.html
(diakses pada tanggal 1 desember 2014 pukul 20.56 WITA)
http://samuderabenua.blogspot.com/2010/12/geokimia-itu-apa-sih.html
(diakses pada tanggal 1 desember 2014 pukul 22.48 WITA)

TUGAS MAKALAH

GEOKIMIA
Hubungan Proses Sedimentasi Batuan Sedimen dengan Geokimia

NAMA

: YUSMAN LATUNGGU

STAMBUK

: F3G212011

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

Anda mungkin juga menyukai