Analisis biaya volume laba cukup ,mudah diterapkan dalam pengaturan produk
tunggal. Namun,kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah
produk atau jasa. Meskipunkompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi
dalam situasi multi produk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat
ditelusuri ke setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada. Biaya
tetap umum adalah biaya tetapyang tidak dapat ditrlusuri kr produk dan akan
tetap muncul meskipun salah satu produk dieliminasi.
Titik Impas Dalam Unit
Bagaimana mengetahui banyaknya setiap model yang harus terjual untuk
mencapai impas??Yaitu dengan menggunakan persamaan dimana biaya tetap
dibagi dengan margin kontribusi.Persamaan ini dikembangkan untuk analisis
produk tunggal. Untuk dua produk, terdapat duamargin kontribusiper unit. Salah
satu pemecahan adalah menerapkan analisis secara terpisah kesetiap lini
produk. Dengan cara itu, titik impas individu dapat diperoleh jika laba
didefinisikansebagai margin produk.
Margin produk impas hanya menutupi biaya tetap langsung. Sementara itu,
biaya tetap umummasih belum tertutupi. Titik impas perusahaan belum ada
yang diidentifikasi secarakeseluruhan. Bagaimanapun, biaya tetap umum masih
harus diperhitungkan dalam analisis.
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik
impas dapatmengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah
alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volime impas yang
tampak secara langsung.
Pemecahan lainnya adalah mengkonversikan masalah multiproduk menjadi
masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, maka seluruh metodologi
CVP produk tunggal dapatditerapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini
dalam
unit
dan
memberikannya
bobot
menurut
harganya.
kata lain, jika tidak ada penjualanyang dilakukan, maka perusahaan merugi
sebesar total biaya tetap.
Grafik laba volume mudah diinterpretasikan, tetapi gagal mengungkapkan
bagaimana biaya berubah ketika volume penjualan berubah. Terdapat sebuah
pendekatan alternatif dalammembuat grafik yang dapat menyediakan perincian
ini.
Grafik Biaya Volume Laba
Grafik Biaya Volume Laba (cost volume profit graph) menggambnarkan
hubungan antara biaya,volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih terinci, perlu dibuat grafik dengandua garis terpisah: garis total
pendapatan dan garis total biaya. Tiap-tiap garis ini disajikandengan dua
persamaan berikut ini:
Pendapatan = Harga x Unit
Total Biaya = (Biaya variabel per unit x Unit) + Biaya Tetap
Untuk menggambarkan kedua persamaan tersebt dalam grafik yang sama,
sumbu vertikal yangdiukur dalam dolar dan sumbu harisontal dalam unit yang
terjual.
Jikia garis total pendapatan berada di bawah garis total biaya, maka akan
muncul daerah rugi.Demikian juga, jika garis total pendapatan berada di atas
garis total biaya maka akan munculdaerah laba. Titik tempat garis total
pendapatan dan total biaya berpotongan adalah titik impas.
Grafik CVP menyediakan informasi tentang pendapatan dan biaya yang tidak
disediakan olehgrafik laba volume. Berbeda dengan grafik laba volume,
beberapa perhitungan dibutuhkan untuk menentukan laba yang berhubungan
dengan volume penjualan tertentu. Meskipun demikian,karena mengandung
informasi yang lebih banyak, para manajer kemungkinan besar
mendapati bahwa grafik CVP merupakan suatui alat yang lebih berguna.
Asumsi-Asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba
1.Fungsi
Asumsi
Linear
pertama,
yaitu
fungsi
memerlukan pertimbangan
biaya
tambahan.
dan
pendapatan
Bahwa
saat
berbentuk
kuantitas
yang
linear,
dijual
naikm
secara
tajam
(sejalan
terjadinya
penurunan
tingkat pengembalian).
2.Rentang yang relevan
Kita tidak perlu memperhitungkan rentang produksi dan penjualan yang mungkin
untuk suatu perusahaan. Ingat bahwa CVP merupakan alat pengambilan
keputusan jangka pendek.Kita mengetahui bahwa annalisis ini berorientasi
jangka pendek karena sebagian biayaadalah tetap. Hal ini kita perlukan hanyalah
menetapkan rentang operasi berjalan ataurentang yang relevan (relevant range)
yang menggambarkan hubungan biaya dan pendapatanlinear yang berlaku. Jika
rentang yang relevan berubah, maka biaya tetap dan variabel tentuakan
berbeda. Harga yang berbeda pun perlu digunakan.
Asumsi kedua ini, berkaitan dengan penetapan rentang yang relevan. Setelah
rentang yangrelevan diidentifikasi, selanjutnya biaya dan hubungan harga
diasumsikan supaya diketahuidan konstan.
3.Produksi yang sama dengan penjualan
Asumsi ketiga adalah apa yang dapat diproduksi dapat dijual. Tidak ada
perubahan persediaan selama prriode tersebut. Persediaan tidak berdampak
pada analisis impasmerupakan hal yang dapat dimengerti. Analisis impas adalah
teknik pengambilan keputusan jangka pendek sehingga kita dapat menutup
seluruh biaya pada periode waktu tertentu.Persediaan mengandung biaya-biaya
dari periode sebelumnya dan tidak dipertimbangkan
.4 . B a u r a n p e n j u a l a n y a n g k o n s t a n
Dalam analisis produk tunggal, bauran penjualan tentu saja konstan yaitu 100%
dari penjualan adalah satu produk. Analisis impas multiproduk mensyaratkan
suatu bauran penjualan yang konstan. Namun, tidak mungkin memprediksikan
bauran penjualan denghan pasti. Dalam praktiknya, kendala ini biasanya
ditangani
dengan
analisis
sensitifitas.
Denganmenggunakan
kemampuan
5 . H a r g a d a n B i ay a d i ke t a h u i d e n g a n p a s t i
Pada kenyataannya, perusahaan jarang mengetahui harga, biaya variabel dan
biaya tetalsecara pasti. Suatu perushaan pada satu variabel biasanya
mempengaruhi nilai variabellainnya. Selain itu, terdapat cara-cara formal untuk
pengaturan ketidak pastian secaraeksplisit ke dalam model CVP