Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATA KULIAH

AGAMA ISLAM
DOSEN PEMBIMBING MUHAMMAD HARUN S.S

Oleh :
1. Ai Ayu Amelia/061530310173
2. Try Wahyu Saputra/061530310195
3.

TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayat, dan anugerah-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu dan benar.
Kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami yaitu
Muhammad Harun S.S atas arahan dan intruksinya kami dapat menyelesaikan makalah
kami. Terima kasih juga kepada rekan-rekan lainnya yang tak mungkin penulis ucapkan
satu per satu karena telah menghibur dan membangkitkan semangat kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan dan menjelaskan
pembaca tentang hakikat manusia dalam islam.

Palembang, September 2015

penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH...........................................................................2
1.3. TUJUAN ...................................................................................................2
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................3


2.1. PENGERTIAN MANUSIA MENURUT PARA AHLI ............................3
2.2. PENCIPTAAN MANUSIA.......................................................................4
2.3 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MANUSIA DENGAN
MAKHLUK LAIN......................................................................................5
2.4TUJUAN PENNCIPTAAN MANUSIA......................................................4
2.5 FUNGSU DAN PERANAN MANUSIA DALAM ISLAM......................4

BAB III PENUTUP.........................................................................................14


3.1.KESIMPULAN...........................................................................................14
3.2.SARAN.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia
hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat perpaduan
antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan Islam, sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam menjalankan
kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya manusia dikaruniakan akal dan
pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam
menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu
tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan
alam.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas timbul beberapa masalah, diantaranya:
1. Apa pengertian manusia dalam islam?
2. Bagaimana penciptaan manusia dalam islam?
3. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain?
4. Apakah tujuan penciptaan manusia?
5. Apa fungsi dan peranan manusia dalam islam?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari topic ini adalah:

1. Menjelaskan perbedaan pandangan Al-quran dengan pendapat ulama


islam tentang konsep manusia.
2. Memahami tujuan penciptaan manusia.
3. Menjelaskan hakikat manusia menurut pandangan islam.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan
bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab pembahasan berisi tentang
perincian dari rumusan masalah. Bab penutup berisi kesimpulan.

BAB 2
PEMBAHASAN
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis,
Binatang, dan lain-lainnya.
2.1

Pengertian manusia menurut para ahli

NICOLAUS D. & A. SUDIARJA

Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani
akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang

ABINENO J. I

Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana

UPANISADS

Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana
ataubadan fisik

I WAYAN WATRA

Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan
karsa

OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan
manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

ERBE SENTANU

Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dikatakan bahwa


manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk
yang lain

PAULA J. C & JANET W. K

Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban
tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola
berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinanan.
Pengertian manusia menurut agama islam
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, alnaas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak,
ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama). Al-abd berarti
manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari
keturunan nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk
yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran
dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan informasi lewat
wahyu Al-quran dan realita faktual yang tampak pada diri manusia. Informasi itu diberiNya melalui ayat-ayat tersebar tidak bertumpuk pada satu ayat atau satu surat. Hal ini
dilakukan-Nya agar manusia berusaha mencari, meneliti,memikirkan, dan
menganalisanya. Tidak menerima mentah demikian saja. Untuk mampu
memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran dan sunnah rasul secara analitis dan
mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian laboratorium sebagai
perbandingan, untuk merumuskan mana yang benar bersumber dari konsep awal dari
Allah dan mana yang telah mendapat pengaruh lingkungan.

Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya bahwa manusia
terdiri dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan aqal.

A. Jasad
Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan diciptakan
dari tanah. Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih lanjut melalui proses yang dimulai
dari sari pati makanan, disimpan dalam tubuh sampai sebagiannya menjadi sperma atau
ovum (sel telur), yang keluar dari tulang sulbi (laki-laki) dan tulang depan (saraib)
perempuan (a-Thariq: 5-7). Sperma dan ovum bersatu dan tergantung dalam rahim
kandungan seorang ibu (alaqah), kemudian menjadi yang dililiti daging dan kenpmudian
diisi tulang dan dibalut lagi dengan daging. Setelahnia berumur 9 (sembilan) bulan, ia
lahir ke bumi dengan dorongan suatu kekuatan ruh ibu, menjadikan ia seorang anak
manusia.
Meskipun wujudnya suatu jasad yang berasal dari sari pati makanan, nilai-nilai kejiwaan
untuk terbentuknya jasad ini harus diperhatikan. Untuk dapat mewujudkan sperma dan
ovum berkualitas tinggi, baik dari segi materinya maupun nilainya, Alquran
mengharapkan agar umat manusia selalu memakan makanan yang halalan thayyiban
(Surat Al-baqarah: 168, Surat Al-maidah 88, dan surat Al-anfal 69). Halal bermakna suci
dan berkualitas dari segi nilai Allah. Sedangkan kata thayyiban bermakna bermutu dan
berkualitas dari segi materinya.

B. Ruh
Ruh adalah daya (sejenis makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin dalam
kandungan (Surat Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27) ketika janin
berumur 4 bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah ruhani,
kata ini lebih mengarah pada aspek kejiwaan, yang dalam istilah Al-Quran disebut nafs.
Dalam diri manusia, ruh berfungsi untuk :

1. Membawa dan menerima wahyu (Surat As-Syuara 193)


2. Menguatkan iman (Surat Al-Mujadalah 22)
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa manusia pada dasarnya sudah siap menerima
beban perintah-perintah Allah dan sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya
ia elalu meningkatkan keimanannya terhadap Allah. Hal itu berarti mereka yang tidak
ada usaha untuk menganalisa wahyu Allah serta tidak pula ada usaha untuk
menguatkan keimanannya setiap saat berarti dia mengkhianati ruh yang ada dalam
dirinya.

C.Nafs
Para ahli menyatakan manusia itu pasti akan mati. Tetapi Al-Quran menginformasikan
bahwa yang mati itu nafsnya. Hal ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35 dan
Surat Al-Ankabut ayat 57, Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan bahwa ruh
manusia menuju alam barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan,
menjelang ia bersenyawa kembali secara sempurna dengan tanah.
Alquran menjelaskan bahwa, nafs terdiri dari 3 jenis:
1. Nafs Al-amarah (Surat Yusuf ayat 53), ayat ini secara tegas memberikan pengertian
bahwa nafs amarah itu mendorong ke arah kejahatan.
2. Nafs Al-lawwamah (Surat Al-Qiyamah ayat 1-3 dan ayat 20-21) dari penjelasan ayat
tersebut terlihat bahwa yang dimaksud dengan nafs lawwamah ini adalah jiwa yang
condong kepada dunia dan tak acuh dengan akhirat.
3. Nafs Al-Muthmainnah (Surat Al-Fajr ayat 27-30). Nafs muthmainnah ini adalah jiwa
yang mengarah ke jalan Allah untuk mencari ketenangan dan kesenangan sehingga
hidup berbahagia bersama Allah.

2.2

Penciptaan manusia

hal ini merupakan prinsip pertama dari perkembangan yang dapat dipahami dalam alquran, ketika menyatakan bahwa allah maha pencipta. Dengan kata lain, kehidupan
manusia memiliki pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk tahapan dari
perubahan samapi kematian.
(Q.S Nuh 13-14) menyatakan bahwa manusia diciptakan dan ditentukan untuk
perkembangan dalam tahapan. Ayat ini dalam pengertian bahwa manusia diciptakan
dari nutfah (tetesan), kemudian diubah menjadi alaqah (segumpal pendarahan),
kemudian menjadi mudhgah (segumpal darah), dan seterusnya.
(Q.S al-insyqaq 19) dalam pengertian surat ini bahwa manusia tumbuh dari satu
keadaan lain sedemikian rupa, menjadi kanak-kanak setelah bayi, menjadi tua setelah
muda dan kuat.
Dalam surat almuminun ayat 12-15Allah S.W.T berfirman ;

Artinya :
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
daritanah.13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik.15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benarbenar akan mati.(QS. Al- Muminuun 23 : 12-15).

Dari ayat diatas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap.
Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu
pengetahuan modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sel telur yang belum dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletakan pada semacam
tabung yang disebut fallopian. Saat bersenggama, akan ada satu sperma laki-laki yang

membuahi sel telur. Sel telur yang dibuahi akan bergerak ke rahim (uterus)dan
menempel pada dinding rahim.
Ketika menempel di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3 bulan.Setelah itu,
terjadi perkembangan janin selama kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan.

Dalam surat assajadah ayat 7-9 yang berbunyi:







Artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari
saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalam (tubuh)nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(Q.S assajadah 7-9)

Dari ayat al-quran diatas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa manusia diciptakan oleh
Allah dari tanah. Tanah yang diinjak-injak sehari-hari, tanah yang dijadikan tempat
bercocok tanam,tanah yang kering dan yang basah, tanah yang dijadikan tempat hidup
bagi cacing-cacing, tanah yang dijadikan sebagai bahan baku membuat genting,bata
merah untuk membuat bangunan tempat tinggal, itulah bahan baku untuk kejadian
seorang anak manusian dan tiap-tiap manusia tanpa terkecuali. Di mulai dari apa yang
dimakan sehari-hari, misalnya nasi,gandum,jagung,sayur-mayur dan buah-buahan
hingga daging, segala makanan yang dikonsumsi manusia itu tumbuh dan mengambil
sari makanan dari tanah.
Di dalam segala makanan itu ada segala macam saringan yang ditakdirkan Allah atas
alam. Di dalam makanan itu terdapat protein, karbohidrat, zat besi, berbagai macam
vitamin dan zat-zat lain yang memang sangat diperlukan bagi keperluan tubuh manusia.
Sehingga dengan makanan itu segala kebutuhan tubuh dapat tercukupi, makanan
masuk ke dalam sisitem pencernaan, kemudian makanan ini menjadi dua bagian, yaitu
sari makanan dan sisa makanan yang akhirnya dibuang oleh tubuh. Sedangkan sari
makanan tadi diproses lebih lanjut sehingga sebagian menjadi darah, hormon, air susu,

lemak dan lain-lainnya termasuk air mani( bagi laki-laki) yang tersimpan dalam tulang
sulbi dan ovum ( sel telur) bagi perempuan yang tersimpan dalam tulang dada. Dan
dengan kehendak Allah maka pria dan wanita pun diciptakan untuk berpasangpasangan karena dengan perpaduan gender mereka terciptalah suatu nutfah,

sebagaimana dijelaskan oleh Allah S.W.T dalam firmannya :


(45)

(46)
Artinya : dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan
wanita. dari air mani, apabila dipancarkan (Q.S an-najm ayat 45-46)

Dan kehendak ilahi berpadulah satu dengan zat mani pada perempuan yang merupakan
telur yang sangat kecil. Perpaduan keduanya itulah yang dinamakan nutfah, kian lama
kian besarlah nutfah itu, dalam empat puluh hari.
Dan dalam masa 40 hari mani yang telah berpadu, berangsur menjadi darah segumpal.
Untuk melihat contoh peralihan berangsur kejadian itu, dapatlah kita memecahkan telur
ayam yang sedang dierami induknya. Tempatnya aman dan terjamin, panas seimbang
dengan dingin, di dalam rahim bunda kandung, itulah qararin makin, tempat yang
terjamin dan terpelihara.
Lepas 40 hari dalam bentuk segumpal air mani berpadu dan bertukar rupa menjadi
segumpal darah. Ketika ibu telah hamil setengah bukan. Penggeligaan itu sangat
berpengaruh atas badan si ibu,pendingin,pemarah, berubah-ubah perangai, kadangkadang tak enak makan. Dan setelah 40 hari berubah darah, dia berangsur membeku
terus hingga jadi segumpal daging, membeku terus hingga berubah sifatnya menjadi

tulang. Dikelilingi tulang itu masih ada persendian air yang kelaknya menjadi daging
untuk menyelimuti tulang-tulang itu.
Mulanya hanya sekumpulan tulang, tetapi kian hari telah ada bentuk kepala, kaki dan
tangan dan seluruh tulang-tulang dalam badan. Kian lama kian diselimuti oleh daging.
Pada saat itu dianugrahkan kepadanya ruh, makanya bernafaslah dia. Dengan
dihembuskan nafas pada sekumpulan tulang dan daging itu, berubahlah sifatnya. Itulah
calon yang akan menjadi manusia. (Dudung Abdullah ; 1994 :3).

Dalam surat al-Hijr ayat 28-29 dijelaskan bahwa:





Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud . (al-hijr(15);28-29).

Tentang ruh (ciptaan-Nya) yang ditiupkan ke dalam rahim wanita yang mengandung
embrio yang terbentuk dari saripati (zat) tanah itu, hanya sedikit pengetahuan manusia,
sedikitnya juga keterangan tentang makhluk ghaib itu diberikan tuhan dalam. Al-quran.
Dan (ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku
akan menciptakan seorang manusia dari tenah liat kering yang berasal dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (alhajr(15);28-29). Yang dimaksuddengan bersujud dalam ayat ini bukanlah menyembah,
tetapi memberi penghormatan.
Alquran tidak member penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam alquran intuk menyelidiki ruh yang gaib, sebab penyelikikan tentang ruh, mungkin

berguna, mungkin pula tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh ini tuhan
berfirman dalam surat al-isra:85


Artinya : Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit (Q.S. AlIsra:85).
Ayat-ayat diatas menunjukan bahwa manusia tumbuh dan berkembang mengikuti
tahapan tertentu. Jika analisis, al-quran dan hadits secara umum membagi kehidupan
manusia pertumbuhan dan perkebangan di dunia menjadi dua katagori besar, kelahiran
dan pasca kelahiran. Al-quran juga menyatakan, sebagimana petikan (Q.S Al-hajj 5)
bahwa periode perkelahiran telah ditentukan (biasanya 9 bulan dalam keadaan normal).
Namun Al-quran juga menyebutkan bahwa ada kasus-kasus pengecualian dimana
periode prakelahiran dihentikan, sebelum atau setelah waktu yang normal.
2.3

Persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fugsi tubuh dan
fisiologisnya. Fungsi kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang
khas, yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin
tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Pada primata
(bangsa monyet) yang lebih tinggi dapat di temukan intelegensi, yaitu penggunaan
pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan, sehinnag memungkinkan binatang
melampaui pola kelakuan yang telah di gariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya
perkembangan binatang, elemen-elemen dasar ekstensinya yang tertentu masih tetap
sama.
Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki
hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi
pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan
yang di banding dengan makhluk lain.

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk
yang memiliki karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda
dengan binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak
perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk yang lain adalah dalam
kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang
memilikinya, sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
instinctif.
Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan
manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk
bergerak di darat, di laut maupun di udara. Sedan binatang hanya mampu bergerak di
ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air,
namun tetap saja mempunyai kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai
kelebihan manusia atau makhluk lain di i surat al-Isra ayat 70.
Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia
di lebihkan dari makhluk lainnya.
Manusian memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling
mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut al-Quran menyebabkan adanya
konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan.
Diantara karakteristik manusia adalah:
1. Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik
dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek
penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional
dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
2. Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di
sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di
kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan
dan peradaban yang terus berkembang.

3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup.
Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah.
Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau
maksiat.
4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat.
Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.

Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi.
Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Seperti dalam surat alAraaf, 129 dan at-Tin, 4.

2.4

Tujuan penciptaan manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan Allah. Pengertian penyembahan


kepada Allah tidak boleh diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek
ritual yang tercermin salam solat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia pada
hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik ibadah ritual yang
menyangkut hubungan vertical (manusia dengan Tuhan) maupun ibadah sosial yang
menyangkut horizontal ( manusia dengan alam semesta dan manusia).
Penyembahan manusia pada Allah lebih mencerminkan kebutuhan manusia terhadap
terwujudnya sebuah kehidupan dengan tatanan yang adil dan baik. Oleh karena itu
penyembahan harus dilakukan secara sukarela, karena Allah tidak membutuhkan
sedikitpun pada manusia termasuk pada ritual-ritual penyembahannya. Dalam hal ini
Allah berfirman:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyambah-Ku.
Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki
supaya mereka member aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki
yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).
Dan mereka telah di perintahkan kecuali supaya mereka menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan degnan
dekimikian itulah agama yang lurus. (Bayinnah, 98:5)
Penyembahan yang sempurna dari seseorang manusia akan menjadikan dirinya
sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola kehidupan alam semesta.
Keseimbangan alam dapat terjaga dengan hukum-hukum alam yang kokoh.
Keseimbangan pada kehidupan manusia tidak sekedar akan menghancurkan bagianbagian alam semesta yang lain, inilah tujuan penciptaan manusia di tengah-tengah
alam.

2.5

Fungsi dan peranan manusia dalam islam

Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai
pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk
menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang
lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :
1. Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang
dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu
Allah yaitu Al Quran.

2.

Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu

Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan
ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan

3.

Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya

untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri
dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Di dalam Al Quran disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada
manusia.
Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada
Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada
nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau
melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah
Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum
dalam QS Az Dzariyat : 56Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembahKu
Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa
hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir
nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang
tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini
tercantum dalam QS Al Araf : 172
Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):Bukankah Aku ini Tuhanmu?.
Mereka menjawab:Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi.(Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:Sesungguhnya kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)
Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi
yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan
bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden
tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang
mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah
kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul
tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.

Tanggung jawab manusia sebagai Hamba Allah


Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan
kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam

hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya
hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan
allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan,
hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan serta
ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang maha kuasa, yang maha perkasa,
yang maha bijaksana, yang maha sempurna, ialah allah rabbulalamin, Allah Tuhan yang
Maha Esa.
Kebahagian manusia di dunia dan akhirat, tergantung kepada izin dan ridho allah. Dan
untuk itu Allah memberikan ketentuan-ketentuan agar manusia dapat mencapainya.
Maka untuk mencapainya kebahagian dunia dan akhirat itu dengan sendirinya kita harus
mengikuti ketentuan-ketentuan dari allah SWT. Apa yang telah kita terima dari allah
SWT. Sungguh ak dapat dihitung dan tak dapat dinilai dengan materi banyaknya. Dan
kalau kita mau menghitung-hitung nikmat dari Allah, kita tidak dapat menghitungnya,
karena terlalu amat sangat banyaknya. Secara moral manusiawi manusia mempunyai
kewajiban Allah sebagai khaliknya, yang telah memberi kenikmatan yang tak terhitung
jumlahnya.
Jadi berdasarkan hadits AL-Lulu uwal kewajiban manusia kepada Allah pada garis besar
besarnya ada 2 :
1) mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrik-Nya kepada sesuatu pun.
2) beribadat kepada-Nya
Orang yang demikian ini mempunyai hak untuk tidak disiksa oleh Allah, bahkan akan
diberi pahala dengan pahala yang berlipat ganda, dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh
ratus kali lipat bahkan dengan ganda yang tak terduga banyaknya oleh manusia. Dalam
al-quran kewajiban ini diformulasikan dengan :
1) iman.
2) amal saleh
Beriman dan beramal saleh itu dalam istilah lain disebut takwa. Dalam ayat (Q.S albaqorah ayat 177) iman dan amal saleh, yang disebut takwa dengan perincian :

1) iman kepada Allah : kepada hari akhir, kepada malaikat-malaikat, kepada kitab-kitab,
dan kepada nabi-nabi.
2) amal saleh :
a. Kepada sesama manusia : dengan memberikan harta yang juga senang terhadap
harta itu, kepada kerabatnya kepada anak-anak yatim kepada orang-orang miskin
kepada musafir yang membutuhkan pertolongan (ibnu sabil)
b. Kepada Allah : menegakan / mendirikan shalat, menunaikan zakat
c. Kepada diri sendiri : menempati janji apabila ia berjanji, sabar delam kesempitan,
penderitaan dan peperangan.
Kesemuanya itu adalah dalam rangka ibadah kepada allah memenuhi manusia terhadap
khalik.

Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah


Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harus di pertanggung
jawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang di pikul manusia di muka bumi adalah
tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk
mengelola dan memelihara alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi
khalifah, berarti manusia memperoleh mandate Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran
di muka bumi.
Kekuasaan yang di berikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya
m,engolah dan mendayagunakanvapa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
hidupnya sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh Allah. Agar manusia bisa
menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah telah mengajarkan kepadanya
kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan
terhadap hukum-hukum yang terkandung dalam ciptaan-Nya, manusia bisa menyusun
konsep-konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru dalam alam
kebudayaan.

Dua peran yang di pegang manusia di muka bumi. Sebagai khalifah dan abd
merupakan perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup,
yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai
kebenaran. Oleh karena itu hidup seorang muslim akan di penuhi dengan amaliah, kerja
keras yang tiada henti, sebab bekerja bagi seorang muslim adalah membentuk satu
amal shaleh. Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk
Allah, bukanlah dula hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan
tidak terpisahkan. Kekhalifaan adalah ralisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang
menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa.
Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang
menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah, seprti
firman Allah dalam surat ath-Thin:4.
Dengan demikian, manusia sebagai khalifah Allah merupakan satu kesatuan yang
menyampurnakan nilai kemanusiaan yang memiliki kebebasan berkreasi dan sekaligus
menghadapkannya pada tuntutan kodrat yang menempatkan posisinya pada
keterbatasan.

Perwujudan kualitas keinsanian manusia tidak terlepas dari konteks sosial


budaya, atau dengan kata lain kekhalifaan manusia pada dasarnya
diterapkan pada konteks indvisu dan sosial yang berporos pada Allah,
seperti firman Allah dalam Muthathohirin:112.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat menyimpulkan
bahwa hakekat manusia dalam pandangan islam yaitu sebagai khalifah di bumi ini. Yang
mampu merubah bumi ini kearah yang lebih baik. Hal yang menjadikan manusia sebagai
khalifah adalah karena manusia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lainnya,
seperti akal dan perasaan. Selain itu manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling
baik, ciptaan Allah yang paling sempurna.
3.2 SARAN

Daftar pustaka
Djatnika, Rachmat. 1996. Sistem Ethika Islam. Jakarta: pustaka panjimas.
Hasan, Aliah B purwakania . 2006 . Psikologi Perkembangan Islam . Jakarta:
Rajagrafindo persada.
Husnan, Djaelan, dkk. 2009. Islam Integral Membangun Kepribadian Islami. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.
Rachmat, Noor. 2009. Islam dan Pembentukan Akhlak Mulia. Depok: Ulinnuha press.
http://carapedia.com/pengertian_definisi_manusia_menurut_para_ahli_info50
8.html
http://limubermanfaat.blogspot.com/2011/01/fungsi-dan-peran-manusia.html
http://monggominarak.blogspot.com/2011/12/proses-kejadian-manusiadalam.html
http://www.scribd.com/doc/48595986/6/Tanggung-Jawab-Manusia-sebagaiHamba-dan-Khalifah-Allah

Anda mungkin juga menyukai