Anda di halaman 1dari 9

Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2007:


Pasal 31
1. Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan
kewarganegaraannya karena:
o Memperoleh kewarganegaraan lain atas
kemauannya sendiri;
o Tidak menolak atau tidak melepaskan
kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
o Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih
dahulu dari Presiden;
o Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing,
yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara
Indonesia;
o Secara sukarela mengangkat sumpah atau
menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut;
o Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan
sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing;
o Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor
dari negara asing atau surat yang dapat diartikan
sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku
dari negara lain atas namanya; atau

o Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik


Indonesia selarna 5 (lima) tahun terus menerus
bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan
yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara
Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu
berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin
tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan
padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut
telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan.
2. Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang
kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.
Pasal 32
1. Pimpinan instansi tingkat pusat yang mengetahui adanya
Warga Negara Indonesia yang memenuhi ketentuan
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1)
mengkoordinasikan kepada Menteri.
2. Pimpinan instansi tingkat daerah atau anggota
masyarakat yang mengetahui adanya Warga Negara
Indonesia yang memenuhi ketentuan kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) melaporkan secara
tertulis kepada Pejabat.

3. Anggota masyarakat yang bertempat tinggal di luar


wilayah negara Republik Indonesia yang mengetahui
adanya Warga Negara Indonesia yang memenuhi
ketentuan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat
(1) melaporkan secara tertulis kepada Perwakilan
Republik Indonesia.
Pasal 33
1. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)
dan ayat (3) sekurang-kurangnya memuat:
o nama lengkap, alamat pelapor dan terlapor; dan
o alasan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia terlapor.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilampiri antara lain:
o fotokopi Surat Perjalanan Republik Indonesia atas
nama yang bersangkutan; dan
o fotokopi paspor atau surat yang bersifat paspor dari
negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.

BAGAIMANA CARA MEMPEROLEH KEMBALI


KEWARGANEGARAAN INDONESIA YANG HILANG?
Warga
Negara
Indonesia
yang
kehilangan
kewarganegaraannya
dapat
memperoleh
kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan mengajukan
permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada
Presiden melalui Menteri atau Perwakilan Republik Indonesia

yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon dengan


melampirkan beberapa dokumen antara lain :
1. Fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat lain yang
membuktikan tentang kelahiran pemohon yang disahkan
oleh Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia;
2. Fotokopi paspor Republik Indonesia, surat yang bersifat
paspor, atau surat lain yang dapat membuktikan bahwa
pemohon pernah menjadi Warga Negara Indonesia yang
disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia;
3. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan
akte perceraian/surat talak/ perceraian, atau kutipan akte
kematian isteri/suami pemohon yang disahkan oleh
Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia bagi
pemohon yang telah kawin atau cerai;
4. Fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin
yang disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia bagi yang mempunyai anak;
5. Pernyataan tertulis bahwa pemohon setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan
membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan
menjalankan kewajiban yang dibebankan negara sebagai
Warga Negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas;
6. Daftar riwayat hidup pemohon; dan
7. Pas foto pemohon terbaru
sebanyak 6 (enam) lembar.

berwarna

ukuran

4X6

(Penyebab
hilangnya
kewarganegaraan
Indonesia
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
2 tahun 2007tentang Tata cara Memperoleh, Kehilangan,

Pembatalan,dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan


Republik Indonesia)
Terakhir Diperbaharui ( Rabu, 26 Mei 2010 )
Apatride
Apatride yaitu sebutan bagi orang yang tidak memiliki status
kewarganegaraan. Contohnya : anda adalah keturunan dari
bangsa A (Ius soli) tetapi anda dilahirkan dinegara B (Ius
sanguinis), maka bisa dipastikan anda tidak diakui sebagai
warga negara A maupun negara B
Bipatride
Bipatride yaitu sebutan bagi seseorang yang memiliki status
kewarganegaraan rangkap atau ganda. Contohnya: Anda
adalah keturunan dari bangsa A (Ius sanguinis) dan anda lahir
dinegara B (ius soli) tetapi karena kedua orangtua anda
mempunyai garis keturunan A, maka anda dengan sah dapat
disebut sebagai warganegara A dan sebagai warga negara B.

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh


perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut. Bela Negara adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya.

Peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara


Upaya pembelaan negara bukan sekadar untuk
mempertahankan negara saja, melainkan juga untuk
memajukan bangsa dan negara. Oleh karena itu, maka segala
bentuk peran serta warga negara yang positif demi keutuhan,
kemajuan, kejayaan, dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara merupakan wujud pembelaan terhadap negara.
Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 27 ayat 3, setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Dan dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 1
menyatakan bahwa, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Dan
isi kedua pasal tersebut berarti bahwa kemampuan serta
komitmen atau kesanggupan untuk berpartisipasi dalam usaha
pembelaan negara. Peran serta warga negara dalam usaha
pembelaan negara dapat diartikan sebagai keikutsertaan
(partisipasi)
warga
negara
untuk
turut
berusaha
mempertahankan, menjaga dan memlihara negara agar negara
tetap tegak atau berdiri dengan kokoh.
Contoh upaya bela negara yang dilakukan oleh kita
semua di berbagai lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan juga negara. Dan berikut ini beberapa
contoh upaya bela negara di berbagai lingkungan :
1. Contoh upaya bela negara di lingkungan keluarga
Mengembangkan sikap saling mengasihi, saling
menolong, saling menghormati dan menghargai antar
anggota keluarga.

Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam


keluarga.
Membentuk keluarga yang sadar hukum
Menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga
Saling mengingatkan kepada sesama anggota keluarga
apabila ada yang akan berbuat kejahatan, misalnya :
minum minuman keras di rumah dan lain sebagainya.
Memberikan pengertian kepada anak supaya cinta
kepada tanah air dan mencintai produk-produk dalam
negeri
Memberikan pengertian kepada anggota keluarga agar
selalu berusaha untuk selalu menggunakan produkproduk dalam negeri
Menjaga nama baik keluarga dengan perilaku yang terpuji
atau mulia
Saling mengingatkan sesama anggota keluaraga untuk
selalu patuh pada hukum yang berlaku
Menciptakan keluarga yang sadar dan patuh terhadap
hukum/peraturan yang berlaku
2. Contoh upaya bela negara di lingkungan sekolah
Meningkatkan imtaq dan iptek
Membudayakan GDN (Gerakan Disiplin Nasional) di
sekolah meliputi : budaya tertib, budaya bersih, dan
budaya kerja/belajar
Mengembangkan kepedulian sosial di sekolah, misalnya
dengan keihklasan mengumplkan dana sosial, infak,

zakat, shodaqoh, untuk membantu warga sekolah yang


membutuhkan.
Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah
Menjaga nama baik sekolah dengan tidak melakukan
perbuatan yang berdampak negatif bagi sekolah dan
sebagainya
Belajar dengan giat terutama pada materi Pendidikan
Kewarganegaraan
Belajar dengan giat supaya mendapatan prestasi yang
baik
Saling mengingatkan sesama siswa apabila ada yang
akan melanggar peraturan sekolah
Menjadi siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama
baik sekolah dan negara.

3. Contoh upaya bela negara di lingkungan masyarakat


Mengembangkan sikap tenggang rasa
menolong antar warga negara masyarakat.

dan

tolong

Bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan


sehat
Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangant
persatuan dan kesatuan
Menjaga keamanan
siskamling/ronda

lingkungan

melalui

kegiatan

Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam


masyarakat

Menghargai adanya
persamaan yang ada

perbedaan

dan

memperkuat

Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama


Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, dll.
4. Contoh upaya bela negara di lingkungan negara
Mematuhi peraturan hukum yang berlaku
Mengamalkan nilai-nila yang terkandung dalam Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara
Membayar pajak tepat pada waktunya
Mendukung program GDN, GNOTA, dan wajib belajar 9
tahun
Memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa
Bersikap selektif terhadap masuknya budaya asing ke
Indonesia dan lain sebagainya.
Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah
Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap
warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian
perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai
tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Proses
motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika
setiap warga negara memahami kemungkinan segala macam
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat
dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk
ikut membela negara Indonesia

Anda mungkin juga menyukai