Anda di halaman 1dari 12

A.

PENGERTIAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah dan
dengan/tanpa lendir dalam tinja. Kata diare yang dalam bahasa inggris di sebut Diarrhea
merupakan kata yang bahasa aslinya adalah diarrhoia (dari bahasa latin) yang berarti
“menggalir terus”.
Diare yang berkelanjutan dapat mengakibatkan dehidrasi, dan bila masukan
makanan kurang dapat mengakibatkan kurang gizi dan jika tidak ada penanganan
secepatnya dapat menyebabkan kematian.
Diare dapat disebabkan oleh virus,bakteri ataupun kuman. Penyebab diare pada
anak-anak adalah adalah Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium, Vibrio
cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus (Behrman, 2009).

B. Etiolgi
Terdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut
1. Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan
jamur (C. albicans).
Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dan sebagainya.(Behrman, 2009).

2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping
itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

C. Patofisologi
Secara patofisiologis terjadinya diare disebabkan adanya gangguan pada
mekanisme transport air dan elektrolit di usus sehingga terjadinya peningkatan
frekuensi defekasi. Untuk melakukan tatalaksana diare maka kita perlu mengetahui
mekanisme transport air dan elektrolit dalam usus
Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare (Poorwo, 2003).

2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik
usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
dapat timbuldiare (Poorwo, 2003).

D. Klasifikasi Diare

Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat


kelompok yaitu :

a. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari
(umumnya kurang dari tujuh hari),
b. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
c. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari
secara terus menerus,
d. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan
gizi atau penyakit lainnya.

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut:


a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan < 5% berat badan):
1) Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
2) Keadaan umum baik, sadar
3) Tanda vital dalam batas normal
4) Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mucosa
muluut dan bibir basah
5) Turgor abdomen baik, bising usus normal
6) Akral hangat.
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak
mau minum, muntah terus-menerus, diare frekuen) (Ardhani, 2008).
b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan
2) Keadaan umum gelisah atau cengang
3) Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,
mucosa mulut dan bibir sedikit kering
4) Turgor kurang
5) Akral hangat
Pasien harus rawat inap(Ardhani, 2008).
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)
1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dengan dua atau lebih tanda
tambahan
2) Keadaan umum lemah, letargi atau koma
3) Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mucosa
mulut dan bibir sangat kering
4) Anak malas minum atau tidak bisa minum
5) Turgor kulit buruk
E. Pathway Diare
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

G. MANIFESTASI KLINIK
1. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekwensi lebih dari 5 kali sehari
2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif)
3. Dapat disertai dengan muntah, nyeri perut dan panas

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinjaBila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

I. PENATALAKSANAAN
Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1. Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan
yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan
dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap
disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2. Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
1. 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
2. 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset
berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
3. 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b.Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1. 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c. Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1. 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
2. 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
3. 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d. Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
1. Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24
jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3
1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
e. Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %)
.
3. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7
kg, jenis makanan:
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
4. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri b/d agen cidera biologis (kerusakan mukosa usus)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebbutuhan tubuh b/d ketidakmampuan
mencerna makanan
c. Kekurangan volume cairan b/d kekehilangan cairan aktif
3. INTERVENSI
NO.DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Setelah dilakukan tindakan 1) .kaji jenis dan tingkat nyeri 1) untuk
keperawatan selama 24 jam pasien pengkajian
diharapkan nyeri pasien yang akurat
berkurang dengan kriteria tentang
hasil : tingkat nyeri

2) bantu pasien untuk 2. untuk


mendapatkan posisi yang menurunkan
nyaman ketegangan
pada tubuh

3) ajarkan teknik nafas dalam 3. untuk


menurunkan
tingkatan
nyeri

4) anjurkan pasien untuk 4. untuk


beristirahat menurunkan
nyeri

5) kolaborasi dengan dokter 5.


pemberian obat analgesik
2 Setelah dilakukan tindakan 1) Pantau dan catat pola
selama 24 jam diharapkan eliminasi
nutrisi pasien terpenuhi
dengan kriteria hasil :
1.adanya peningkatan berat 2) Tentukan makanan kesukaan 2.untuk
badan sesuai dengan tujuan pasien meningkatkan nafsu
2.tidak ada tanda tanda makan pasien
malnutrisi
1 3) Beri kesempatan pasien 3.untuk membantu
1 mendiskusikan alasan tidak mengkaji penyebab
1 makan gangguan makan
1
4) Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
5) Kolaborasi dengan ahli gizi 5.untuk menentukan
jumlah kalori yang
dibutuhkan pasien
3 Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor masukan makanan 1. untuk mengetahui
selama 24 jam diharapkan atau cairan intake output pada
kebutuhan cairan pasien pasien
terpenuhi dengan kriteria
hasil: 2) Monitor status nutrisi 2. untuk mengetahui
1.tidak ada tanda tanda status nutrisi pada
dehidrasi pasien
2.elastisitas turgor kulit
lembab, tidak ada rasa haus 3) Anjurkan keluarga untuk 3.untuk memudahkan
yang berlebihan membantu pasien makan pasien dalam
meningkatkan
kebutuhan cairan

4) Berikan makanan kesukaan 4. Untuk


pasien meningkatan nafsu
makan pada pasien

5) Kolaborasi dengan dokter 5. Untuk mengurangi


dalam pemberian cairan dehidrasi
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi,Sujono;Suharso.2010.Asuhan keperawatan pada Anak Sakit.Yogyakarta:Gosyen


Publishing
Jufri,Okfriani.2017.Diare Balita.Yogyakarta:Deepublish

Anda mungkin juga menyukai