Anda di halaman 1dari 37

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Program Studi Akuntansi Manajemen Pemerintahan D-4 Jurusan Akuntansi
Disusun oleh Rahman Juliaman 08625022
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011

2 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah membe
rikan rahmat dan karunianya sehingga tugas penyusunan makalah Teori Akuntansi te
ntang Perkembangan Akuntansi Syariah.. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Teori Akuntansi, yang didalamnya membahas tentang Perkembangan Akunt
ansi Syariah, merupakan salah satu bahasan yang terdapat pada bahan pengajaran T
eori Akuntansi.. Agar makalah ini menjadi lebih baik, saran dan kritik saya hara
pkan. Demikian makalah ini disusun mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya bagi semua rekan mahasiswa.
Bandung, Peyusun
Nopember 2011

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi I. II. Perkembangan Umum Akuntansi Akuntans
i Syariah: Antara Aliran Pragmatis dan Idealis
III. Proyek Implementasi Shariate Enterprise Theory IV. Pengakuan, pengukuran, Pe
nyajian, dan pengungkapan dalamakuntansi bank Syariah
Daftar Pustaka

4
PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH
Perkembangan Umum Akuntansi Hampir seluruh peta akuntansi Indonesia merupakan by p
roduct Barat. Akuntansi konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah diadaptas
i tanpa perubahan berarti. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan, standar
, dan praktik akuntansi di lingkungan bisnis. Kurikulum, materi dan teori yang d
iajarkan di Indonesia adalah akuntansi pro Barat. Semua standar akuntansi berind
uk pada landasan teoritis dan teknologi akuntansi IASC (International Accounting
Standards Committee). Indonesia bahkan terang-terangan menyadur Framework for t
he Preparation and Presentation of Financial Statements IASC, dengan judul Keran
gka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keua
ngan (SAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Perkembangan terba
ru, saat ini telah disosialisasikan sistem pendidikan akuntansi baru yang merujuk
internasionalisasi dan harmonisasi standar akuntansi. Pertemuan-pertemuan, works
hop, lokakarya, seminar mengenai perubahan kurikulum akuntansi sampai standar ke
lulusan akuntan juga mengikuti kebijakan IAI berkenaan Internasionalisasi Akunta
nsi Indonesia tahun 2010. Dunia bisnis tak kalah, semua aktivitas dan sistem aku
ntansi juga diarahkan untuk memakai acuan akuntansi Barat. Hasilnya akuntansi se
karang menjadi menara gading dan sulit sekali menyelesaikan masalah lokalitas. A
kuntansi hanya mengakomodasi kepentingan market (pasar modal) dan tidak dapat meny
elesaikan masalah akuntansi untuk UMKM yang mendominasi perekonomian Indonesia l
ebih dari 90%_ftn1. Hal ini sebenarnya telah menegasikan sifat dasar lokalitas m
asyarakat Indonesia. Padahal bila kita lihat lebih jauh, akuntansi secara sosiol
ogis saat ini telah mengalami perubahan besar. Akuntansi tidak hanya dipandang s
ebagai bagian dari pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan. Akuntansi telah
dipahami sebagai sesuatu yang tidak bebas nilai (value laden), tetapi dipengaru
hi nilai-nilai yang melingkupinya. Bahkan akuntansi tidak hanya dipengaruhi, tet
api juga mempengaruhi lingkungannya (lihat Hines

1989; Morgan 1988; Triyuwono 2000a; Subiyantoro dan Triyuwono 2003; Mulawarman 2
006)_ftn2. Ketika akuntansi tidak bebas nilai, tetapi sarat nilai, otomatis akun
tansi konvensional yang saat ini masih didominasi oleh sudut pandang Barat, maka
karakter akuntansi pasti kapitalistik, sekuler, egois, anti-altruistik. Ketika
akuntansi memiliki kepentingan ekonomi-politik MNCs (Multi National Companys) untu
k program neoliberalisme ekonomi, maka akuntansi yang diajarkan dan dipraktikkan
tanpa proses penyaringan, jelas berorientasi pada kepentingan neoliberalisme ek
onomi pula. Pertanyaan lebih lanjut adalah, apakah memang kita tidak memiliki si
stem akuntansi sesuai realitas kita? Apakah masyarakat Indonesia tidak dapat men
gakomodasi akuntansi dengan tetap melakukan penyesuaian sesuai realitas masyarak
at Indonesia? Lebih jauh lagi sesuai realitas masyarakat Indonesia yang religius
? Religiusitas Indonesia yang didominasi 85% masyarakat Muslim? Akuntansi Syaria
h: Antara Aliran Pragmatis dan Idealis Perkembangan akuntansi syariah saat ini m
enurut Mulawarman (2006; 2007a; 2007b; 2007c) masih menjadi diskursus serius di
kalangan akademisi akuntansi. Diskursus terutama berhubungan dengan pendekatan d
an aplikasi laporan keuangan sebagai bentukan dari konsep dan teori akuntansinya
. Perbedaan-perbedan yang terjadi mengarah pada posisi diametral pendekatan teor
itis antara aliran akuntansi syariah pragmatis dan idealis. Akuntansi Syariah Al
iran Pragmatis Aliran akuntansi syariah pragmatis lanjut Mulawarman (2007a) meng
anggap beberapa konsep dan teori akuntansi konvensional dapat digunakan dengan b
eberapa modifikasi (lihat juga misalnya Syahatah 2001; Harahap 2001; Kusumawati
2005 dan banyak lagi lainnya). Modifikasi dilakukan untuk kepentingan pragmatis
seperti penggunaan akuntansi dalam perusahaan Islami yang memerlukan legitimasi
pelaporan berdasarkan nilai-nilai Islam dan tujuan syariah. Akomodasi akuntansi
konvensional tersebut memang terpola dalam kebijakan akuntansi seperti Accountin
g and Auditing Standards for Islamic Financial Institutions yang dikeluarkan AAO
IFI_ftn3 secara internasional dan PSAK No. 59_ftn4 atau yang terbaru PSAK 101-10
6 di Indonesia. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam tujuan akuntansi syariah al
iran pragmatis yang masih berpedoman pada tujuan akuntansi konvensional dengan p
erubahan modifikasi dan penyesuaian berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Tujuan
akuntansi di sini lebih pada pendekatan kewajiban, berbasis entity theory dengan
akuntabilitas terbatas. Bila kita lihat lebih jauh, regulasi mengenai bentuk la
poran keuangan yang dikeluarkan

6 AAOIFI misalnya, disamping mengeluarkan bentuk laporan keuangan yang tidak ber
beda dengan akuntansi konvensional (neraca, laporan laba rugi dan laporan aliran
kas) juga menetapkan beberapa laporan lain seperti analisis laporan keuangan me
ngenai sumber dana untuk zakat dan penggunaannya; analisis laporan keuangan meng
enai earnings atau expenditures yang dilarang berdasarkan syariah; laporan respo
nsibilitas sosial bank syariah; serta laporan pengembangan sumber daya manusia un
tuk bank syariah. Ketentuan AAOIFI lebih diutamakan untuk kepentingan ekonomi, se
dangkan ketentuan syariah, sosial dan lingkungan merupakan ketentuan tambahan. Da
mpak dari ketentuan AAOIFI yang longgar tersebut, membuka peluang perbankan syar
iah mementingkan aspek ekonomi daripada aspek syariah, sosial maupun lingkungan.
Sinyal ini terbukti dari beberapa penelitian empiris seperti dilakukan Sulaiman
dan Latiff (2003), Hameed dan Yaya (2003b), Syafei, et al. (2004). Penelitian l
ain dilakukan Hameed dan Yaya (2003b) yang menguji secara empiris praktik pelapo
ran keuangan perbankan syariah di Malaysia dan Indonesia. Berdasarkan standar AA
OIFI, perusahaan di samping membuat laporan keuangan, juga diminta melakukan dis
close analisis laporan keuangan berkaitan sumber dana zakat dan penggunaannya, l
aporan responsibilitas sosial dan lingkungan, serta laporan pengembangan sumber
daya manusia. Tetapi hasil temuan Hameed dan Yaya (2003b) menunjukkan bank-bank
syariah di kedua negara belum melaksanakan praktik akuntansi serta pelaporan yang
sesuai standar AAOIFI. Syafei, et al. (2004) juga melakukan penelitian praktik
pelaporan tahunan perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Hasilnya, berkait
an produk dan operasi perbankan yang dilakukan, telah sesuai tujuan syariah (maq
asid syariah). Tetapi ketika berkaitan dengan laporan keuangan tahunan yang diun
gkapkan, baik bank-bank di Malaysia maupun Indonesia tidak murni melaksanakan si
stem akuntansi yang sesuai syariah. Menurut Syafei, et al. (2004) terdapat lima
kemungkinan mengapa laporan keuangan tidak murni dijalankan sesuai ketentuan sya
riah. Pertama, hampir seluruh negara muslim adalah bekas jajahan Barat. Akibatnya
masyarakat muslim menempuh pendidikan Barat dan mengadopsi budaya Barat. Kedua,
banyak praktisi perbankan syariah berpikiran pragmatis dan berbeda dengan citacita Islam yang mengarah pada kesejahteraan umat. Ketiga, bank syariah telah est
ablish dalam sistem ekonomi sekularis-materialis-kapitalis. Pola yang establish
ini mempengaruhi pelaksanaan bank yang kurang Islami. Keempat, orientasi Dewan P
engawas Syariah lebih menekankan formalitas fiqh daripada substansinya. Kelima,
kesenjangan kualifikasi antara praktisi dan ahli syariah. Praktisi lebih mengert
i sistem barat tapi lemah di syariah. Sebaliknya ahli syariah memiliki sedikit p
engetahuan mengenai mekanisme dan prosedur di lapangan. Akuntansi Syariah Aliran
Idealis Aliran Akuntansi Syariah Idealis di sisi lain melihat akomodasi yang te
rlalu terbuka dan longgar jelas-jelas tidak dapat diterima. Beberapa alasan yang d
iajukan misalnya, landasan filosofis akuntansi konvensional merupakan
representasi pandangan dunia Barat yang kapitalistik, sekuler dan liberal serta
didominasi kepentingan laba (lihat misalnya Gambling dan Karim 1997; Baydoun

dan Willett 1994 dan 2000; Triyuwono 2000a dan 2006; Sulaiman 2001; Mulawarman 2
006a). Landasan filosofis seperti itu jelas berpengaruh terhadap konsep dasar te
oritis sampai bentuk teknologinya, yaitu laporan keuangan. Keberatan aliran idea
lis terlihat dari pandangannya mengenai Regulasi baik AAOIFI maupun PSAK No. 59,
serta PSAK 101106, yang dianggap masih menggunakan konsep akuntansi modern berb
asis entity theory (seperti penyajian laporan laba rugi dan penggunaan going con
cern dalam PSAK No. 59) dan merupakan perwujudan pandangan dunia Barat_ftn5. Rat
mono (2004) bahkan melihat tujuan laporan keuangan akuntansi syariah dalam PSAK
59 masih mengarah pada penyediaan informasi. Yang membedakan PSAK 59 dengan akun
tansi konvensional, adanya informasi tambahan berkaitan pengambilan keputusan ek
onomi dan kepatuhan terhadap prinsip syariah. Berbeda dengan tujuan akuntansi sy
ariah filosofis-teoritis, mengarah akuntabilitas yang lebih luas (Triyuwono 2000
b; 2001; 2002b; Hameed 2000a; 2000b; Hameed dan Yaya 2003a; Baydoun dan Willett
1994). Konsep dasar teoritis akuntansi yang dekat dengan nilai dan tujuan syaria
h menurut akuntansi syariah aliran idealis adalah Enterprise Theory (Harahap 199
7; Triyuwono 2002b), karena menekankan akuntabilitas yang lebih luas. Meskipun,
dari sudut pandang syariah, seperti dijelaskan Triyuwono (2002b) konsep ini belu
m mengakui adanya partisipasi lain yang secara tidak langsung memberikan kontrib
usi ekonomi. Artinya, lanjut Triyuwono (2002b) konsep ini belum bisa dijadikan j
ustifikasi bahwa enterprise theory menjadi konsep dasar teoritis, sebelum teori
tersebut mengakui eksistensi dari indirect participants. Berdasarkan kekurangankekurangan yang ada dalam VAS, Triyuwono (2001) dan Slamet (2001) mengusulkan ap
a yang dinamakan dengan Shariate ET. Menurut konsep ini stakeholders pihak yang b
erhak menerima pendistribusian nilai tambah diklasifikasikan menjadi dua golonga
n yaitu direct participants dan indirect participants. Menurut Triyuwono (2001)
direct stakeholders adalah pihak yang terkait langsung dengan bisnis perusahaan,
yang terdiri dari: pemegang saham, manajemen, karyawan, kreditur, pemasok, peme
rintah, dan lain-lainnya. Indirect stakeholders adalah pihak yang tidak terkait
langsung dengan bisnis perusahaan, terdiri dari: masyarakat mustahiq (penerima z
akat, infaq dan shadaqah), dan lingkungan alam (misalnya untuk pelestarian alam)
. Komparasi Antara Akuntansi Syariah Aliran Idealis dan Pragmatis Kesimpulan yan
g dapat ditarik dari perbincangan mengenai perbedaan antara aliran akuntansi sya
riah pragmatis dan idealis di atas adalah, pertama, akuntansi syariah pragmatis
memilih melakukan adopsi konsep dasar teoritis akuntansi berbasis entity theory.
Konsekuensi teknologisnya adalah digunakannya bentuk laporan keuangan seperti n
eraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas dengan modifikasi pragmatis. Kedua
, akuntansi syariah idealis memilih melakukan perubahan-perubahan konsep dasar t
eoritis berbasis shariate ET. Konsekuensi

8 teknologisnya adalah penolakan terhadap bentuk laporan keuangan yang ada; sehi
ngga diperlukan perumusan laporan keuangan yang sesuai dengan konsep dasar teori
tisnya. Untuk memudahkan penjelasan perbedaan akuntansi syariah aliran pragmatis
dan idealis,
Proyek Implementasi Shariate Enterprise Theory Proses pencarian bentuk teknologis
aliran idealis dimulai dari perumusan ulang konsep Value Added (VA) dan turunan
nya yaitu Value Added Statement (VAS). VA diterjemahkan oleh Subiyantoro dan Tri
yuwono (2004, 198-200) sebagai nilai tambah yang berubah maknanya dari konsep VA
yang konvensional. Substansi laba adalah nilai lebih (nilai tambah) yang berang
kat dari dua aspek mendasar, yaitu aspek keadilan dan hakikat manusia. Terjemaha
n konsep VA agar bersifat teknologis untuk membangun laporan keuangan syariah dis
ebut Mulawarman (2006, 211-217) sebagai shariate value added (SVA). SVA dijadikan
source untuk melakukan rekonstruksi sinergis VAS versi Baydoun dan Willett (199
4; 2000) dan Expanded Value Added Statement (EVAS) versi Mook et al. (2003; 2005
)_ftn6 menjadi Shariate Value Added Statement (SVAS)_ftn7. SVA adalah pertambahan
nilai spiritual (zakka) yang terjadi secara material (zaka) dan telah disucikan
secara spiritual (tazkiyah). SVAS adalah salah satu laporan keuangan sebagai be
ntuk konkrit SVA yang menjadikan zakat bukan sebagai kewajiban distributif saja
(bagian dari distribusi VA) tetapi menjadi poros VAS. Zakat untuk menyucikan bag
ian atas SVAS (pembentukan sources SVA) dan bagian bawah SVAS (distribusi SVA).
SVAS lanjut Mulawarman (2006) terdiri dari dua bentuk laporan, yaitu Laporan Kua
ntitatif dan Kualitatif yang saling terikat satu sama lain. Laporan Kuantitatif
mencatat aktivitas perusahaan yang bersifat finansial, sosial dan lingkungan yan
g bersifat materi (akun kreativitas) sekaligus non materi (akun ketundukan). Lap
oran Kualitatif berupa catatan berkaitan dengan tiga hal. Pertama, pencatatan la
poran pembentukan (source) VA yang tidak dapat dimasukkan dalam bentuk laporan k
uantitatif. Kedua, penentuan Nisab Zakat yang merupakan batas dari VA yang wajib
dikenakan zakat dan distribusi Zakat pada yang berhak. Ketiga, pencatatan lapor
an distribusi (distribution) VA yang tidak dapat dimasukkan dalam bentuk laporan
kuantitatif.

Pengakuan, pengukuran, Penyajian, dan pengungkapan dalamakuntansi bank Syariah


Dikeluarkannya
pernyataan
standarakuntansikeuanganno.
59tentangakutansi
perbankan syariah indonesiaapasi oleh bank Indonesia (bi) merupakan hal yang per
lu kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 dan PAPSI memiliki banyak makn
a. Dari sudut pandang perkembangnindstri perbankan syariah PSAK dan PAPSI dapat
diharapkan sebagai instrument yang dapat meningkatka kepercayaan public dalam me
nabung dan berbisnis dengan bank syariah yang pada giliranya akan lebih memacu p
erkembangan industri bank syariah di Indonesia. Sementara itu juga dilihat dari
iklim bisnis masyarakat Indonesia yang masih rendah tingkat integrasinya dengan
nilai-nilai islam, PSAK No. 59 dan PAPSI dapat diharapkan sebagai ujung tombak b
aik dalam proses pengembangan bisnis yang islami maupun dalam pengembangan ilmu
bisnis yang peduli pada moralitas, spirit agama,dan kepedulian social. Pengakuan
dan pengukuran transaksi dalamakuntansi bank syariah Dikeluarkannya Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 59 tentang Akuntansi perbankan Syariah oleh ikata
n Akuntan Indonesia (IAI) bertujuan untuk mengatuir perlakuan kuntansi (pengakua
n, pengukuran, penyajian dan pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan denga
n aktivitas bank syariah. Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, ban
k pengkreditan rakyat sayriah, dan kantor cabang syariah bank konvensional yang
beroperasi di Indonesia. Halhal umum yang tidak diatur dalampernyataan ini memac
u pada pernyataan standar akuntansi yang berlaku umumsepanjang sepanjang tidak b
ertentangan dengan prinsip syariah.pernyataann ini bukan nerupakan pengaturan pe
nyajian laporan keuangan sesuaipermintaan khusus (statutorial) pemerintah,lembag
a pemerintah independent,dan bank sentral (Bank Indonesia).laporan keuangan yang
disajikan berdasarkan pernyataan ini tidak dimaksudkan untukmemenuhih peraturan
perundang-undangan tersebut.

10 Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah Karekteristik Mudharabah adaalah akad ker


ja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana)
dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka. Jika usaha mengalami kerugi
an, makaa seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali ditemukan adany
a kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dan, seperti penyelewengan, kecurangan
,dan penyalahgunaan dana. Mudaharabah ada 2 jenis,yaitu mudharabah mutlaqah (inve
stasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat). Bank Sebagai
Shabibul Maal (pemilik Dana) Pengakuan dan pengukuran pembiyaanmudharabah Penga
kuan mudharabah adalah sebagai berikut pembiyaan mudharabah diakui pada saat pemb
ayaran kas atau penyerahan aktiva nonkas kepada pengelola dana; dan pembiyaan mu
dharabaha yang diberikan secara bertihahap diakui pada setisptshap pembayaran at
au penyerahaan. Pengukuran pembiyaan mudharabah adalah sebagai berikut: Pembiyaa
n mudharabah dalabentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan bank pada saat p
embayaran; pembiyaan mudharabah dalam bentuk aktiva nonkas: diukur sebesar nilai
wajar aktiva nonkas pada saat penyerahan;dan selisisih antara nilai wajar dan n
ilai buku aktiva nonkas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank; dan beban
yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui sebagai bagian pemb
ayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama. Pengakuan Laba atau Rugi Mud
harabah Apabila pembiyaan mudharabah melewati satu periode pelaporan: laba pemba
yaran mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nasabah y
ang disepakati; dan rugi yang terjadi diakuidalam periode terjadinya rugi terseb
ut dan mengurangi saldo

pembayaran mudharabah Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana) Dana investasi tida
k terikat diakui sebagai investasi tidakterikat pada saat terjadinya sebesar jum
lah yangditerima.pada akhirperiode akuntansi, investasi tidak terikat diukur seb
esar nila tercatat. Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank
dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati. Bagi hasil mudharabah dap
at dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) ata
u bagi pendapatan (revenue sharing). Kerugiankesalahanatau kelalaian bank dibeba
nkan kepada bank (pengelola dana). Bank sebagai Agen Investasi Apabila bank bert
indak sebagai agenda lammnyalurkan dana mudharabah muqayyadah dan bank tidak men
anggung risiko (Chanelling agent),maka pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca
tetapi dalam laporan perubaha dana investasi terikat. Sedangkan dana yang diter
ima dan belum disalurkan diakui sebagai titipan. Apabila bank bertindak sebagai
agendalammenyalurkan dana mudharabah atauinvestasi terikat tetapi bank menanggun
g risiko atas penyaluran dana tersebut (executing agent) maka pelaporanya dilaku
kan dalam neraca sebesar porsi yang ditanggung oleh bank. Pengkuan dan pengukura
n Musyarakah Karakteristik Musyakaah adalah akad kerja sama antara parapemilikmo
dal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyar
akah, mitra dan bank samasama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tert
entu,baik yang sudah berjalan maupun yang baru.selanjutnya mitra dapat mengembal
ikan modal tersebut berikutbagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atas
Sekaligus kepada bank. Pembiyaan musyarakah dapat diberikan dala bentuk kas, se
tara kas, atau aktiva nonkas, termasuk aktiva tidak terwujud, seperti lisensidan
hak paten. Karena setiap mitra tidak dapaat menjadi modal mitra lainnya, maka s
etiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian
atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukan adanya kesalahan ya
ng disengaja. Bebrapa hal yang menunjukan adanya

12 kesalahan yang disengaja adalah: pelanggaran terhadap akad antara lain penyal
ahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan operasional, serta pel
aksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Jika tidak terdapat kesepakat
an antara pihak yang bersengketa, kesalahan yang disengaja harus dibuktikan berd
asarkan badan arbitrase atau pengadilan Laba musyarakah dibagi diantara para mit
ra dan bank secara proposional sesuai dengan modal yang disetorkan ( baik berupa
kas maupun aktiva lainnya) atau sesuai dengan yang disepakati oleh semua mitra.
Sedangkan rugi dibebankan secara proposional sesuai dengan modal yang disetorka
n (baik berupa kas maupun aktiva lainnya) Musyarokah dapat bersifat permanen mau
pun menurun. Dalam musyarakah permanen, bagi modal setiap mitra ditentukan sesua
i akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. Sedangkan dalam musyarakah me
nurun, bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad, mitra akan menja
di pemilik usaha tersebut. Bank Sebagai Mitra Pengakuan dan Pengukuran Awal Pemb
iayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau p
enyerahan aktiva nonkas kepada mitra musyarakah. Pengukuran pembiayaan musyaraka
h dalam bentuk: Pembiayaan musyarakah dalam bentuk; Kas dinilai sebesar jumlah y
ang dibayarkan; dan Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku ak
tiva non kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank
pada saat penyerahan; dan Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya,
biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah k
ecuali persetujuan dari seluruh mitra musyarakah. Pengukuran bagi Bank atas Pemb
iayaan Musyarakah Setelah Akad Bagian pengukuran atas pembiayaan musyarakah perm
anen dinilai sebesar nilai historis(jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar akti
va non kas pada saat penyerahan modal musyarakah) setelah dikurangi dengan kerug
ian, apabila ada. Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar
nilai historis setelah

dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh mitra (yait
u sebesar harga jual yang wajar) dan kerugian, apabila ada. Selisih antara nilai
historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan diakui
sebagai keuntungan atau kerugian ban pada periode berjalan. Jika akad musyarakah
yang belum jatuh tempo diakhiri dengan pengembalian diakui sebagai laba atau ru
gi bank pad aperiode berjalan. Pada saat akad diakhiri, pembiayaan musyarakah ya
ng belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra
. Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar
bagian bank sesuai dengan nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyaraah. Sed
angkan rugi pembiayaan musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan konti
busi modal. Apabila pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode pelapor
an maka: Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil ya
ng disepakati; dan rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan me
ngurangi pembiayaan musyarakah. Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati s
atu periode pelaporan dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan
, maka: laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang disepakat
i;dan rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan kon
tribusi modal dan mengurangi pembiayaan musyarakah. Apabila terjadi rugi dalam m
usyarakah akibat kelalaian atau kesalahan mitra pengelola usaha musyarakah, maka
rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola usaha musyarakah. Rugi karena kel
alaian mitra musyarakah tersebut diperhitungkan sebagai pengurang modal mitra pe
ngelola usaha, kecuali jika mitra mengganti kerugian dengan dana baru. Pengakuan
dan Pengukuran Murabahah Karakteristik

14 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dil
akukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan dap
at bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipes
annya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanann
ya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli bank(sebagai penjual) dalam murab
ahah pesanan mengikat mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembel
i, maka penurunan nilai tersebt menjadi beban penjual (bank) dan penjual (bank)
akan mengurangi nilai akad. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai at
au cicilan. Selain itu, dalam murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dala
m harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda. Bank dapat memberikan potonga
n apabila nasabah: mempercepat pembayaran cicilan;atau melunasi piutang murabaha
h sebelum jatuh tempo. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual s
edangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemaso
k, maka potongan itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi se
telah akad, maka pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjia yan
g dimuat dalam akad. Bank dapat meminta nasabah menyediakan angunan atas piutang
murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank. Bank d
apat meminta kepada nasabah urban sebagai uang muka pembelian pada saat akad apa
bila kedua belah pihak bersepakat. Urban menjadi bagian pelunasan piutang muraba
hah apabila murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila murabahah batal, urban d
ikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesep
akatan. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat memint
a tambahan dari nasabah. Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah
sesuai dengan yang diperjanjikan, bank berhak menggunakan denda kecuali jika dap
at dibuktikan bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda ditetapkan berdasarkan p
ada pendekatan tazir yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap kewajiba
nnya. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang b
erasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial ( Qardhul hasan). Bank Sebag
ai Penjual

Pada saat perolehan, aktiva yang diproleh dengan tujuan untuk dijual kembali dal
am murabahah diakui sebagai aktiva murabahah sebagai biaya perolehan. Pengukuran
aktiva murababahah setelah perolehan adalah sebagai berikut: Aktiva tersedia un
tuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat: dinilai sebesar biaya perolehan; da
n jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau kondisi lainnya, p
enurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva; Apabil
a dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat terdapat i
ndikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka aktiva murabahah: Dinilai b
erdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang l
ebih rendah;dan Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka slisihnya diakui sebagai kerugian. Potongan pembelian dari pema
sok diakui sebagai pengurangan biaya perolehan aktiva murabahah. Pada saat akad,
piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aktiva murabahah ditambah keun
tungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah d
inilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurang
i penyisihan kerugian piutang. Keuntungan murabahah diakui: pada periode terjadi
ya, apabila akad berakhir pada periode laporan keungan yang sama; atau selama pe
riode akad secara proposional, apabila akad melampaui satu periode laporan keuan
gan. Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode berikut
: jika potongan pelunasan diberikan pada penyelesaian, bank mengurangi piutang m
urabahah dan keuntungan murabahah;atau jika potongan pelunasan diberikan setelah
penyelesaian, bank terlebih dulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasa
bah, kemudian bank membayar potongan pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi
keuntungan murabahah. Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan kewa
jibannya sesuai dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai bagian dan
a sosial.

16 urban diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima bank pa
da saat dterima; pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urban diakui se
bagai pembayaran piutang; dan jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urban
dikembalikan kepada nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan bank. Pengakuan Dan Pengukuran Salam Dan Salam Paralel Salam adalah
akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman oleh penjual dan pe
lunasannya dilakukan secara segera oleh pembelian sebelum barang pesanan tersebu
t diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Bank dapat bertindak sebagai pe
mbeli atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penj
ual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan c
ara salam maka hal ini disebut salam peralel. Salam parallel dapat dilakukan den
gan syarat: Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara
bank dan pembeli akhir, dan Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah. Bank
sebagai pembeli Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan ata
u dilihat kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non kas.
Modal usaha salam dapat berbentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, se
dangkan modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar
(nilai yang disepakati antara bank dan nasabah). Penerimaan barang pesanan diak
ui dan diukur sebagai berikut: Jika barang pesanan sesuai dengan akad dilihat se
suai nilai yang disepakati Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka: Barang
pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai pasar (nilai wajar
jika nilaii pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang diterima nilainya sam
a atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang tercantum didalam akad Barang
pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika nilai pasar

tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai kelebihan, jika
nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari barang pesanan yang tercantum
dalam akad Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada t
anggal jatuh tempo pengiriman, maka: Jika tanggal pengiriman diperpanjang nilai
tercatat piutang salam sebesar bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan ni
lai yang tercantum dalam akad Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhny
a, maka piutang salam berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah s
ebesar bagian yang tidak dapat dipenuhi. Jika akad salam dibatalkan sebagian ata
u seluruhnya dan bank mempunyai jaminan atas barang pesanan serta hasil penjuala
n jaminan tersebut lebih kecil dari nilai tercatat piutang salam dan hasil penju
alan tersebut diakui sebagai piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo. Bank
dapat menggunakan denda kepada nasabah. Bank sebagai penjual Utang salam diakui
pada saat bank menerima modal usaha salam yang diterima. Modal usaha salam yang
diterima dapat berupa kas dan aktiva non kas. Modal usaha salam dalam bentuk ak
tiva non kas diukur sebesar nilai wajar. Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan I
stishna Paralel Istishna adalah akad jual beli antara pembeli dan penjual. Berda
sarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan
sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang di
sepakati. Spesifikasi dan barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual dia
wal akad. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang melip
uti: jenis, spesifikasi teknis, kualitias dan kuantitas. Barang pesanan harus se
suai dengan karakteristik antara pembeli dan penjual. Jika barang pasanan yang d
ikirim salah satu cacat, maka penjual bertanggung jawab atas kelalaiannya. Bank
dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna. Jik
a bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk

18 menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istihna
parallel. Istishna Paralel dapat Dilakukan dengan Syarat: Akad kedua antara bank
dan subkontraktor terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir Akad
kedua dilakukan setelah akad pertama sah. Pada dasarnya istishna tidak dapt dib
atalkan, kecuali memenuhi kondisi: Kedua belah pihak setuju untuk menghentikanny
a Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelak
sanaan atau penyelesaian akad. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan da
ri penjual atas: Jumlah yang telah dibayarkan. Penyerahan barang pesanan sesuai
dengan spesifikasi dan tepat waktu. Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna
Paralel Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antar
a bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin keuntungan adalah s
elisih antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna
diakui dengan mengenakan metode persentase penyelesaian atau metode akad. Bank S
ebagai Pembeli Bank mengakui aktiva istihna dalam menyelesaikan sejumlah termin
yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna kepada penjual.
Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penj
ual dan mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi
penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut mel
ebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang j
atuh tempo kepada sub kontraktor. Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Mun
tahiyah Bittamlik Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik sewa dan penyew
a untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbala
n atas objek sewa yang disewakan.

Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa d
an penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan ob
si perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa.
Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bittamli
k dapat dilakukan dengan: Hibah Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga ya
ng sisa cicilan sewa Penjual pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yan
g disepakati pada awal akad Penjual secara bertahap sebesar hraga tertentu yang
disepakati dan tercantum dalam akad. Bank Sebagai Pemillik Objek Sewa Objek sewa
diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan objek sewa dan disusutkan se
suai dengan: Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika m
erupakan ijarah Masa sewa jika merupakan ternsaksi ijarah muntahiyah bittamlik P
endapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamllik diakui selama masa akad secara
proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik memulai penjualan s
ecara bertahap maka besar pendapatan setiap periode aka menurun secara progresif
selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian objek sewa pada peri
ode tersebut. Pengakuan dan Pengukuran Wadiah Wadiah adalah titipan nasabah yang h
arus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan mengh
endaki. Bank bertanggung jawab atas pengembalian ttitpan. Wadiah terbagi atas wad
iah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada penitip dap
at dimanfaatkan oleh penerima titipan, dan wadiah yad-amanah apabila dari hasil p
emanfaatan tersebut diperoleh keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerimaan
titipan. Sedangkan dalam prinsip wadiaah yadamanah, penerimaan titipan tidak bol
eh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip. Pen
erimaan titipan dalam transaksi wadiah dapat:

20 Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan Memberikan b


onus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan (wadiah yad-amanah
) namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung pada kebija
kan penerima titipan.

Pengakuan dan Pengukuran Qardh Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tgihan
yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
peminjam dan pihak yang dipinjamkan. Bank syariah disampinkan memberikan pinjam
an qard juga dapat menyalurkan pinjaman dalam bentu qardhul hasan. Qardhul Hasan
adalah pinjaman tanpa pinjaman yang memungkinkan pinjaman untuk menggunakan dan
a tersebut selam jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama
pada akhir periode yang disepakati. Sumber dana qardhul hasan bersal dari ekster
nal dan internal. Sumber dana eksternel meliputi dana qardh yang diterima bank s
yariah dari pihak lain (missal dari sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendap
atan nonhalal). Sumber dana internal meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul has
an. Pengakuan dan Pengukuran Sharf Sharf adalah akad jual beli suatu valuta dena
n valuta lainnya. Transaksi valuta asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan
untuk tujuan lindung nilai dan dibenarkan utuk tujuan spekulatif. Pendapatan Sh
arf Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai pada tan
ggal penyerahan valutaq diakui sebagai keuntungan/kerugian pada saat penyerahan/
penerimaan dana. Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan
Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan ) antara lain: Wakalah adala
h akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa /nasabah kepada penerima kuasa /bank u
ntuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa/. Akad wakalah tersebut da
pat digunakan antara lain dalam pengiriman taransfer, penagihan utang baik melal
ui kliring maupun inkaso, dan realisasi L/C. Hiwalah adalah pemindahan pengaliha
n hak dan kewajiban, baik dalam bentuk pengalihan piutang maupun utang, dan jasa
pemindahan/pengalihan dana dari suatu etnis kepada etnis lain. Kafalah adalah a
kad pemberian pinjaman yang diberikan oleh penerima jaminan dan

22 peminjam bertanggung jawa atas pemenuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi
hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan untuk pemberian jasa bank antara
lain garansi bank, standy by L/C, pembukaan L/C impor, dan lain-lain. PENYAJIAN
DALAM AKUNTANSI SYARIAH Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur de
ngan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan S
yariah Indonesia (PABSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu memfasili
tasi semua pihak yang terikat dengan bank syariah. Laporan keuangan bank syariah
yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut: Neraca Laporan laba rugi L
aporan Arus Kas Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Dana Infestasi Terik
at Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah Laporan Sumber da
n Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan Catatan atas Laporan Keuangan BENTUK LAPORA
N KEUANGAN BANK SYARIAH Berdasarkan KDDPPLK Bank Syariah dijelaskan, maka lapora
n keuangan bank syariah harus disusun berdasarkan kerangka dasar penyususunan da
n penyajiannya. Sebab laporan keuangan bank syariah tentunya memiliki perbedaan,
meskipun ada beberapa aspek yang mungin sama dengan bentuk laporan keuangan pad
a umumnya. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Seperti halnya dengan perusa
haan lainnya, bank syariah secara umum dalam melakukan penyusunan laporan keuang
an melalui beberapa tahapan antara lain: Bukti transaksi Jurnal Buku Besar Nerac
a Saldo

Jurnal Penyesuain Laporan Keuangan BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Laporan
posisi keuangan (Neraca) (Nama Bank) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi Pada Bu
lan xx Tahun 20xx xxxx Catatan (tahun) Unit Moneter 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
xx.xxx.xxx x.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx -xxx.xxx.xxx -xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx ---18 19 20 xxx.xxx.xxx xxx.xxx xx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Uraian
xxxx (tahun) Unit Moneter
Aktiva Kas dan setara kas Piutang Penjualan Investasi Investasi dalam surat-sura
t berharga Investasi mudharabah Investasi Musyarakah Penyertaan Modal Persediaan
Investasi pada real estat Aktiva yang disewakan Istishna Investasi lain-lain --Total Investasi Aktiva lainnya Aktiva tetap (neto) Total Aktiva
xx.xxx.xxx xxx.xxx xx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx xx.xxx.x
xx xx.xxx.xxx x.xxx.xxx ---xxx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx

24 (Nama Bank) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi Pada Bulan xx Tahun 20xx Urai
an Kewajiban Rekening koran dan tabungan Rekening koran bank dan lembaga keuanga
n Utang Dividen yang diusulkan Kewajiban lainnya Total Kewajiban Rekening invest
asi tidak terbatas Saham minoritas Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Ter
batas dan Saham Minoritas Ekuitas pemilik Modal disetor Cadangan Laba ditahan To
tal Ekuitas Pemilik Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Terbatas, Saham Mi
noritas dan Ekuitas Pemilik 25 26 24,34 Catatan 21 22 23 xxxx (tahun) Unit Monet
er xx.xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.x
xx xx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xx.xxx xxxx (tahun) Unit Monet
er xx.xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.x
xx xx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

2. Laporan Laba Rugi (Nama Bank) Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Yang Berakhir xxx
x (tahun) dengan xxxx (tahun lalu) Uraian Catata xxxx (tahun) xxxx (tahun) n Uni
t Moneter Unit Moneter Pendapatan Penjualan tangguhan Investasi Dikurangi Keuntu
ngan rekening investasi tidak terbatas sebelum bagian bank sebagai mudharib Bagi
an bank sebagai mudharib Keuntungan terhadap rekening investasi tidak terbatas s
ebelum pajak Bagian bank pada pendapatan dari investasi (sebagai mudharib dan se
bagai pemilik dana) Pendapatan bank dari investasi Bagian keuntungan bank dari r
ekening Investasi terbatas sebagai mudharib Fee bank sebagai agen investasi untu
k investasi terbatas Pendapatan dan jasa-jasa perbankan Pendapatan lain-lain Tot
al pendapatan bank Biaya umum dan administrasi Depresiasi Pendapatan neto sebelu
m pajak dan pajak Provisi untuk zakat Pendapatan neto sebelum saham minoritas (s
aham minoritas) Pendapatan neto 29A 29B 28,29 xx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xx.xxx
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
xxx.xxx (xxx.xxx) (xxx.xxx) x.xxx.xxx xx.xxx.xxx 29B xxx.xxx xxx.xxx x.xxx x.xxx
xx.xxx.xxx (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx (x.xxx)
xxx.xxx (xx.xxx) (xxx.xxx) x.xxx.xxx xx.xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx x.xxx x.xxx xx.x
xx.xxx (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx (x.xxx)
30
x.xxx.xxx x.xxx.xxx

26 3. Laporan Arus Kas (Nama Bank) Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir xx
xx (tahun) dengan xxx (tahun lalu) xxxx (tahun) xxxx (tahun) Uraian Catatan Unit
Moneter Unit Moneter
Arus kas dari operasi Pendapatan neto Penyesuaian terhadap pendapatan neto Kas n
eto dari kegiatan operasional Depresiasi Provisi rekening ragu-ragu Provisi untu
k zakat Provisi untuk pajak Zakat yang dibayarkan Pajak yang dbayarkan Keuntunga
n dar rekening investasi tidak terbatas Keuntungan dari penjualan aktiva tetap D
epresiasi dari aktiva yang disewakan Provisi untuk penurunan nilai investasi pad
a surat-surat berharga Piutang ragu-ragu Pembelian aktiva tetap Arus kas neto da
ri operasi Arus kas dari kegiatan investasi Penjualan real estat yang disewakan
Pembelian real estat yang disewakan Penjualan real estat Investasi pada surat-su
rat berharga Kenaikan pada investasi mudharabah Penjualan persediaan Penjualan I
stishna Kenaikan neto pada piutang Arus kas neto dari kegiatan investasi Arus kas
dari kegiatan keuangan Kenaikan neto pada rekening investasi tidak terbatas Ken
aikan neto pada rekening koran Dividen yang dibayarkan Kenaikan pada saldo kredi
t dan biaya-biaya (Penurunan) pada biaya yang masih harus dibayar Kenaikan pada
saham minoritas Penurunan pada aktiva lain Penurunan arus kas dari kegiatan pemb
iayaan Kenaikan/penurunan uang kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal t
ahun Kas dan setara kas pada akhir tahun x.xxx.xxx --x.xxx.xxx xx.xxx x.xxx.xxx
-(xxx.xxx) -xxx.xxx -x.xxx.xxx xxx.xxx (x.xxx) (xxx.xxx) xx.xxx.xxx --xx.xxx.xxx
-(x.xxx.xxx) x.xxx.xxx x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx ------------------------xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx xxx.xxx (xx.xxx) xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx 37 xx
.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
------------

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan (Nama Bank) Laporan Perubah
an Modal Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu) Modal C
adangan Disetor Unit Unit Unit Moneter Moneter Laba Uraian Moneter Yang Sah Umum
Ditahan Saldo per xxxx (tahun) xxx.xxx.xxx ---Emisi ( ) saham -Pendapatan neto
x.xxx.xxx Keuntungan dibagikan (x.xxx.xxx) Transfer ke cadangan xxx.xxx xxx.xxx
(x.xxx.xxx) Neraca per xxxx (tahun) Pendapatan neto Keuntungan dibagikan Transfe
r ke cadangan Saldo per xxxx (tahun) xxx.xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx.xxx x.x
xx.xxx xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) x.xxx.xxx
Total xxx.xxx.xxx -x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) -xxx.xxx.xxx x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) -x.xxx.xxx xxx.xxx.xxx

28 5. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaa Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Nama
Bank) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah Untuk Tahun y
ang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu) xxxx (tahun) xxxx (tahun) Unit
Unit Moneter Catatan Moneter Sumber-sumber Zakat dan Sumbangan Zakat jatuh tempo
dari bank x.xxx.xxx -Zakat jatuh tempo dari pemilik rekening xxx.xxx -Sumbangan
xxx.xxx -Total Sumber Zakat Penggunaan Zakat dan Sumbangan Zakat untuk fakir da
n miskin Zakat untuk Ibnu Sabil Zakat untuk Gharimin dan membebaskan budak Zakat
untuk muallaf Zakat untuk fisabilillah Zakat untuk amil zakat (biaya administras
i dan umum) Total Penggunaan Dana Kenaikan (penurunan) sumber-sumber terhadap pe
nggunaan Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan pada awal tahun Zakat dan sumb
angan yang belum diberikan pada akhir tahun x.xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xx.xxx xxx
.xxx xxx.xxx xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx x.xxx.xxx ------------

6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan (Nama Bank) Laporan S
umber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) de
ngan xxx (tahun lalu) xxxx (tahun) xxxx (tahun) Uraian Catatan Unit Moneter Unit
Moneter Saldo Awal Pinjaman kebajikan Sumber-sumber dana qardhul hasan Alokasi
dari rekening koran Alokasi dari pendapatan yang dilarang syariah (haram) Sumber
di luar bank Total Sumber Dana Selama Tahun Ini Penggunaan Qardhul Hasan Pinjam
an kepada para pelajar Pinjaman kepada para pengrajin Penyelesaian rekening kora
n Total Penggunaan Selama Tahun ini Saldo Akhir Tahun Pinjaman Kebajikan Dana te
rsedia untuk pinjaman xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xx
x.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xx
x.xxx xxx.xxx xxx.xxx
xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx xxx.xxx

30 PENGUNGKAPAN DALAM AKUNTANSI BANK SYARIAH Bank Syariah harus mengungkapkan ha


l-halberikut: Jenis aktiva produktif,sector ekonomi, dan jumlah aktiva produktif
masing-masing Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa. Kedudukan bank dalam pembiayaan bersamadan besarnya porsi ya
ng di biayai Jumlah aktiva produktif yang telah direktrukturisasidan informasi l
ain tentang aktiva produktif yang direktrukturisasi selama periode berjalan Klas
ifikasi aktifa produktif menurut jangka waktu, kwalitas aktiva produktif, valuta
dan tingkat bagi hasilrata-rata. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan pen
ghapusan aktiva produktif yang diberikan dalam tahun yang bersangkutan yang menu
njukan saldo awal, penyisihan selama tahun berjalan, penghapusan selamatahun ber
jalan, pembayaran aktifa produktif yang telah dihapus bukukan dan saldo penyisih
an pada akhir tahun. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan (penghapusan akti
fa produktif bermasalah). Metode yang digunakan untuk menetukan penyisihan khusu
s dan umum. Kebijakan, manajeman dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio
aktifa produktif. Besarnya aktiva produktif bermasalah dan penyisihannya untuk s
etiap sektor ekonomi. Saldo aktiva yang sudah diaktifkan. Pengungkapan Untuk Set
iap Komponen Laporan Keuangan Neraca Pangungkapan pembiayaan mudharabah mencakup
: Jumlah pembiayaan mudharabah kasdan non kas. Kerugian atas penurunan nilai akt
iva mudharabah, apabila ada,dan Persentase kepemilikan dana pada investasi tidak
terikat yang signifikan berdasarkan kepemilikan perorangan dan/atau badan hokum
Pengungkapan transaksi Istisna: 1. Pendapatan dan keuntungan dari kontrak istisn
a selama periode berjalan. 2. Jumlah akumulasi biaya ataskontrak berjalan serta p
endapatan dan keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan 3. Jumlah sisa kon
trak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat kontrak. 4. Klaim tambaha
n yang belum selesai dan semua denda yang bersifat kontijan sebagai akibat keter
lambatan pengiriman barang. 5. Nilai kontrak Istisnaparalel yang sedang berjalan
rentang periode pelaksanaannya 6. Nilaikontrakistisnayang telah ditanda tangani b
ank selama periode berjalan tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode pelaks
anaannya Pengungkapan transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik mencakup
: Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah Jumlah piutang cicilan ijar
ah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir Jumlah objek sewa berdasarkan
jenis transaksi(ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik),jenis aktiva, dan akumu
lasi penyusutannya apabila bank syariah sebagai pemilik objek sewa Jumlah utang
ijarah yang jatuh tempo hingga dua tahun yang akan datang apabila bank syariah s
ebagai penyewa, dan Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah muntahiya
h bittamlik yang

berlaku efektif pada periode laporan keuangan berikutnya Pengungkapan transaksi


wadiah mencakup: Jumlah dana /barang yang mengikuti prinsip wadiah yad-amanah Ju
mlah dana wadiah yang di blokir sebagai jaminan pembiayaan atau transaksi perban
kan lainnya. Laporan Laba Rugi Pendapatan,beban, keuntungan, dan kerugian harus
diungkapkan berdasarkan jenis menurut karakteristik transaksi. Sejauh bias dilak
sanakan, hal-hal tersebut dibawah ini yang berasal dari investasi yang dibiayai
bersama oleh bank dan para pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi ya
ng hanya dibiayai oleh bank harus diungkapkan secara terpisah: Pendapatan dan ke
untungan investasi Bebandan kerugian investasi Laba(rugi) investasi Bagian para
pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan (kerugian ) dari investasi
sebelum bagian pengelola dana Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi B
agian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai pengelola dana L
aporan Perubahan Dana Investasi Terikat Pengungkapan hal-halyang berkaitan denga
n laporan perubahan dana investasi terikat dalam catatan atas laporan keuangan m
encakup: Periode yang dicakup laporan perubahan dana investasi terikat Secara te
rpisah saldo awal, keuntungan (kerugian) dan saldo akhir dana investasi terikat
yang berasal dari evaluasi dana investasi tidak terikat Siofatdari hubungan anta
ra bank dan para pemilik dana investasi terikat, baik bank sebagai pengelola dan
a maupun sebagai agen investasi Hak dan kewajiban yang dikaitkan dengan masing-m
asing jenis dana investasi terikat atau unit investasi Laporan Sumber dan Penggu
naan Zakat, infak, dan Shadaqah Pengungakapan hal-hal yang berkaitan dengan sumb
er dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah dalamcatatan laporan keuangan
mencakup : Periode yang dicakup oleh laporan sumber dan penggunaan dana zakat, i
nfak dan shadaqah Dasarpenentuan zakat para pemegang saham jika bank diharuskan
membayar zakat atas nama parapemegang saham Rincian sumber dana zakat,infak, dan
shadaqah Dana zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan bank selama periode Da
na zakat,infaq, dan shadaqah yang belum disalurkan pada akhir periode laporan. L
aporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan Pengungkapan hal-hal yang berkai
tan dengan laporan sumber dean panggunaan dana qardhul hasan dalam catatan atas
laporan keuangan mencakup: Periode yang dicakup laporan sumber dan penggunaan da
na qardhul hasan Rincian saldo qardhul hasan pada awal dan akhir periode berdasa
rkan sumbernya Jumlah dana yang disalurkan dan sumber dana yang diterima selama
periode laporan berdasarkan jenisnya.

32 Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah


Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin dalam la
poran keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang b
ermanfaat bagi pihak pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekono
mi seperti : Pemilik dana/ shahibul maal Pihak-pihak yang memanfaatkan dan mener
ima penyaluran dana Pembayar zakat, infak dan shadaqah Pemegang saham Otoritas p
engawasan Bank Indonesia Pemerintah Lembaga penjamin simpanan Masyarakat. Keterb
atasan Keterbatasan Laporan Keuangan Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat s
emata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal i
ni disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain: Bersif
at historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau. Bersifat
umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna. Bersifat kon
servatif dalam menghadapi ketidakpastian . Apabila terdapat beberapa kemungkinan
kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih
alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. L
ebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau transaksi sesuai substansiny
a dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya.(formalitas) Disusun dengan meng
gunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan pemakai laporan diasumsikan memaham
i bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. Tidak luput
dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran. Hanya melaporkan informasi y
ang material. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan s
ehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat ke
suksesan antar bank. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dap
at dikualifikasikan umumnya diabaikan.

Rasio RasioKeuangan Bank Syariah di Indonesia Hingga saat ini analisis rasio keu
ngan bank syariah msih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvensional. Jen
is analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: Perbandingan
internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode sekarang dengan periode y
ang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Perbandingan esternal.
Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain
yang sejenis dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama. Jenis jenis
Rasio Keuangan Bank Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuh
i kewajiban jangka pendeknya, meliputi : Rasio Lancar (current ratio), adalah ke
mampuan bank untuk membayar utang dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
. Rasio lancar = Kas + Penempatan / Utang lancar Rasio Cepat (quick ratio), adal
ah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam utang jangka pendeknya dengan ak
tiva lancar yang lebih likuid. Rasio cepat = Kas / Utang lancar Rasio Pembiayaan
terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan kesehatan ba
nk dalam memberikan pembiayaan. Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total P
embiayaan / Total DPK Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesi
ensi bank dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :
Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi) dana yang tertan
am dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumla
h keseluruhan aktiva. Perputaran aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva Perp
utaran Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan ba
nk dalam mengelola sumberdana dalam menghasilkan pendapatan. Perputaran aktiva t
otal = Pendapatan operasional / Total aktiva Rasio Profitabilitas, adalah rasio
yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank
, yang meliputi : Margin laba (profit margin), adalah gambaran efesiensi suatu b
ank dalam menghasilkan laba. Margin laba = Laba / Total pendapatan Pengembalian
atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang menggarkan kemampuan bank dalam
mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan k
euntungan. Pengembalian atas aktiva = Laba / total aktiva Rasio Biaya, adalah me
nunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank. Penentuan besarnya rasio i
ni dihitung dengan rumus sebagai berikut : Rasio biaya = Biaya opersional / Pend
apatan operasional

34

REFERENSI
Mulawarman, Aji Dedi. 2006. Menyibak Akuntansi Syariah: Rekonstruksi Teknologi A
kuntansi Syariah Dari Wacana Ke Aksi. Penerbit Kreasi Wacana. Jogjakarta. Mulawar
man, Aji Dedi. 2007a. Menggagas Laporan Arus Kas Syariah. Simposium Nasional Aku
ntansi X. Unhas Makassar. 26-28 Juli Mulawarman, Aji Dedi. 2007b. Menggagas Nera
ca Syariah Berbasis Maal: Kontekstualisasi Kekayaan Altruistik Islami. The 1st Acc
ounting Conference. FE-UI Depok. 7-9 Nopember. Mulawarman, Aji Dedi. 2007c. Meng
gagas Laporan Keuangan Syariah Berbasis Trilogi Maisyah-Rizq-Maal. Simposium Nasi
onal Ekonomi Islam 3. Unpad. Bandung. 14-15 Nopember. Mulawarman. 2006. _ftnref7
Proses rekonstruksi sinergis VAS dan EVAS untuk membentuk SVAS. http://akuntansi
-syariah.blogspot.com/2008/02/pengantar-akuntansi-syariah-bagian-1.html http://w
ww.universitasmercubuana.co.id/akuntansi-syariah.html

36 KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, penulis pada kesempatan ini selesai menyusun penulius
an makalah yang berjudul Perkembangan Akuntansi Syariah. Makalah ini disusun guna
mengembangkan profesi keguruan. Berbagai media dan terbatasnya sumber pemaparan
tentang kajian akuntansi syariah sedikit banyaknya cukup menyulitkan penulis guna
melengkapi kajian ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan pen
ulis tampung demi menunjang literature yang bermutu pada penulisan selanjutnya.
Akhir kata, hanya kepada Allah-lah penulis berserah diri dan semoga kajian ini b
ermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi institusi pendidikan dan para
pembaca.
Bandung, Nopember 2001.
Penyusun

Anda mungkin juga menyukai