Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

Perbankan Syariah

Transaksi Murabahah
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis

Program
Studi

S1 Akuntansi

TatapMuk
a

11

KELOMPOK 3
(TIGA)
1. Gebri Afriska
Yatna
2. Hadijah
3. Sheilla Novianti
4. Linda Sulistya

Kode MK

DOSEN

84048

Safira, SE.Ak, M.Si

43213110012
43213110077
43213110078
43213110127

Transaksi Murabahah
A. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Dalam
murabahah, bank syariah dapat bertindak sebagai penjual dan juga pembeli. Sebagai
penjual apabila bank syariah menjual barang kepada nasabah, sedangkan sebagai
pembeli apabila bank syariah membeli barang kepada supplier untuk dijual kepada
nasabah.

B. Jenis Akad Murabahah


1. Murabahah Berdasarkan Jenisnya
a. Murabahah tanpa pesanan (murabahah to the purchase order)
Artinya ada yang dibeli atau tidak, bank syariah menyediakan barang.
b. Murabahah dengan pesanan (murabaha to the purchase order)
Artinya bank syariah baru akan melakukan transaksi atau pembelian barang
bila apabila ada pesanan.

2. Murabahah Berdasarkan Pesanan


a. Sifatnya mengikat artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut mengikat
untuk dibeli oleh nasabah sebagai pemesan.
b. Sifatnya tidak mengikat artinya walaupun nasabah telah melakukan pemesanan
barang namun nasabah tidak terikat untuk membeli pesanannya tersebut.

3. Murabahah Berdasarkan Cara Pembayaran


a. murabahah dengan pembayaran tunai
b. murabahah dengan cara pembayaran tangguh

Dalam praktek yang dilakukan oleh bank syariah saat ini adalah murabahah
berdasarkan pesanan, sifatnya mengikat dengan pembayaran tangguh. Dalam
perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bitsaman
ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad sedangkan
pembayaran dilakukan secara tangguh.

201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

C. Sumber Hukum Akad Murabahah


1. Al Quran
a. Firman Allah QS. al-Nisa [4]: 29:
b. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 275:
c. Firman Allah QS. al-Maidah [5]: 1:
d. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 280:
2. Al Hadist
a. Hadist Nabi saw.:
Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
jual beli itu harus dilakukan suka sama suka." (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah,
dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
b. Hadist Nabi riwayat Ibnu Majah:
Nabi bersabda, Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan
jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah
dari Shuhaib).
c. Hadist Nabi riwayat Tirmidzi:
Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin

terikat

dengan

syarat-syarat

mereka

kecuali

syarat

yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram (HR. Tirmizi dari
Amr bin Auf).
d. Hadist Nabi riwayat Jamaahi:
Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah
suatu kezaliman
e. Hadist Nabi riwayat Nasai, Abu Dawud, Ibu Majah, dan Ahmad:
Menunda-nunda

(pembayaran)

yang

dilakukan

oleh

orang

mampu

menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya.


f.

Hadist Nabi riwayat `Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:


Rasulullah saw. ditanya tentang urban (uang muka) dalam jual beli, maka
beliau menghalalkannya.

3. Fatwa DSN tentang Murabahah


a. Fatwa DSN NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah
b. Fatwa DSN NO: 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang Uang muka dalam Murabahah
c. Fatwa DSN NO: 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang Diskon dalam Murabahah
d. Fatwa DSN NO: 23/DSN-MUI/III/2002 tentang Potongan pelunasan Murabahah
201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

e. Fatwa DSN NO: NO: 46/DSN-MUI/II/2005 tentang potongan tagihan Murabahah


f.

Fatwa DSN NO: 47/DSN-MUI/II/2005 tentang Penyelesaian Piutang Murabahah


Bagi Nasabah Tidak Mampu Membayar

g. Fatwa DSN NO: 48/DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan


Murabahah
h. Fatwa DSN NO: 49/DSN-MUI/II/2005 tentang Konversi akad Murabahah

D. Rukun dan Syarat/Ketentuan akad Murabahah


1. Pihak yang berakad:
a. Penjual
b. Pembeli
2. Objek yang diakadkan:
a. Barang yang diperjualbelikan
b. Harga
3. Akad/sighot:
a. Serah (ijab)
b. Terima (qabul)

E. Syarat / Ketentuan transaksi murabahah :


1. Pihak yang berakad
a. Cakap hukum dan baligh (berakal dan dapat membedakan).
b. Sukarela (ridho)
2. Objek yang diakadkan:
a. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal.
b. Bermanfaat.
c. Dimiliki oleh penjual.
d. Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat dilakukan.
e. Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan yang diterima pembeli.
f.

Kuantitasnya jelas.

g. Kualitasnya jelas.
h. Harga barang jelas.
3.

Akad/sighot:
Pernyataan dan ekspresi saling ridho/rela di antara pihak pihak pelaku akad.

201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

E. Perhitungan Margin Murabahah

Dalam perhitungan menentukan keuntungan/margin murabahah ada beberapa cara,


yakni sebagai berikut : (Wiyono, 2005) :
1. Bank menentukan keutungan dari

jumlah dana yang dipinjam oleh nasabah untuk

membeli barang ke bank tersebut sebesar yang disepakati ke dua belah pihak.

Rumus Harga jual (cara pertama)


Harga Jual = harga pokok aktiva murabahah/jumlah pembiayaan + (markup/laba x n
tahun)
2. Atas dasar dana yang dipinjam oleh nasabah bank syriah menerapkan keutungan
transaksi misalnya 20%, kemudian jika dibayar satu atau dua tahun maka untuk
mensatbilkan daya beli uang tersebut bank syariah dapat menambahkan sejumlah dua
kali inflsai yang akan datang. Misal diperkirakan inflasi 5% pertahun maka faktor
stabilizer daya beli untuk 2 tahun sama dengan 2 x 5% = 10%. Jadi, selama 2 tahun
nasabah mengangsur pokok pinjaman ditambah dengan keutungan dan inflasi.

Rumus Harga jual (cara kedua)


Harga Jual = harga pokok aktiva murabahah/jumlah pembiayaan + (inflasi x n) tahun +
markup/laba sekali
3. Dalam penentuan harga jual bank, bank dapat menerapkan metode penetapan harga
jual berdasarkan cost plus markup. Dengan metode cost plus, harga jual dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Rumus Harga jual (cara ketiga)
Harga Jual = harga pokok aktiva murabahah/jumlah pembiayaan + cost recovery +
markup/laba sekali
Cost recovery adalah bagian dari estimasi biaya operasi bank syariah yang dibebankan
kepada harga pokok aktiva murabahah/ pembiayaan.
Rumus perhitungan cost recovery
201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Cost recovery = (harga pokok aktiva murabahah atau pembiayaan/estimasi total


pembiayaan) x estimasi biaya operasi 1 tahun
Markup/laba ditentukan sekian persen dari harga pokok aktiva murabahah/pembiayaan,
misalnya 10%. Untuk menghitung margin murabahah maka kita dapat menghitung
dengan rumus :
Margin murabahah = (cost

recovery

markup)/harga

pokok

aktiva

murabahah

(pembiayaan)

Teknis Perhitungan Transaksi Murabahah


Contoh kasus transaksi jual beli murabahah :
Pada tanggal 15 Januari 2013 PT Laris Manis melakukan negosiasi dengan Bank Sehat
Syariah untuk memperoleh fasilitas Murabahah dengan pesanan untuk pembelian
kendaraan sebuah mobil truk dengan rencana sebagai berikut :
Harga Barang

Rp. 250.000.000

Uang muka

Rp. 25.000.000 (10% dari harga barang)

Pembiayaan oleh bank

Rp. 225.000.000

Margin

Rp. 67.500.000 (30% dari pembiayaan oleh bank)

Harga jual

Rp. 317.500.000 (harga barang + margin)

Jangka waktu

36 bulan

Biaya administrasi

1% dari pembiayaan oleh bank

Perhitungan angsuran per bulan


Angsuran per bulan bersifat tetap dan merata sepanjang masa pelunasan. Perhitungan
angsuran dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Angsuran per bulan = Total Piutang Uang Muka
Jumlah bulan pelunasan
Dengan data transaksi PT. Haniya tersebut diatas maka dapat dihitung besar angsuran per
bulan

(Rp.317.500.000 Rp.25.000.000)/36 bulan

Rp.292.500.000/36 bulan

Rp.8.125.000 per bulan

Perhitungan pendapatan margin yang diakui pada saat jatuh tempo atau pembayaran
angsuran

201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Setiap tanggal jatuh tempo, bank syariah akan mengakui adanya pendapatan margin.
Besarnya pendapatan margin yang diakui bergantung pada alternatif pendekatan yang
digunakan. Bila bank menggunakan pendekatan proporsional, maka besarnya
margin setiap bulan adalah sama, sedang bila menggunakan pendekatan tabel
anuitas, maka margin pada bulan pertama akan lebih besar dibandingkan dengan
bulan kedua dan seterusnya. Berdasarkan P S A K 1 0 2 , p e n d e k a t a n y a n g
d i s a r a n k a n a d a l a h p e n d e k a t a n pr opor sional, yaitu proporsional ter had ap
jum lah

piutan g

yan g berhasil

dit agi h

dengan

m engal ihkan

persen t as e

keunt u ngan terhadap jumlah piutang yang berhasil ditagih (PSAK 102 paragraf 24).
Adapun persentase keuntungan dihitung dari (1) perbandingan antara total margin dan total
piutang di luar uang muka atau (2) perbandingan antara total margin dengan biaya
perolehan murabahah.
1. Perhitungan persentase keuntungan dari perbandingan margin dengan biaya
perolehan
Dalam PSAK 102 paragraf 24 disebutkan bahwa persentase keuntungan dihitung
dengan perbandingan antara margin dan biaya perolehan asset murabahah. Aplikasi
perhitungan pendekatan ini adalah sebagai berikut
Persentase Keuntungan

Total Margin
x 100 %
=
Biaya Perolehan asset murabahah diluar uang muka nasabah
= 30 %
Rp. 67.500.000
= 30 % x Biaya perolehan
x 100 %perbulan
Rp. 225.000.000
Penggunaan persentase keuntungan dari perbandingan margin dengan biaya perolehan
Margin per bulan

asset murabahah tidaklah praktis untuk diterapkan terutama dalam melakukan


perhitungan margin yang diakui oleh bank pada saat adanya angsuran oleh nasabah.
Untuk itu perhitungan persentase keuntungan sebaiknya diambil dari perbandingan
margin dengan total piutang diluar uang muka yang telah dibayar nasabah (Rizal Yaya,
dkk, 2009)
2. Perhitungan persentase keuntungan dari perbandingan margin dengan total
piutang
Perhitungan persentase keuntungan dari perbandingan margin dengan total piutang
adalah sebagai berikut, ditunjukkan oleh rumus berikut :
Persentase Keuntungan

=
Total
x 100
= Total
Piutang
Margin
%
Bersih
Rp.
x 100
= 21,2598425
%
Rp.
67.500.000
317.500.000 %

201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Penggunaan pendekatan ini akan sangat membantu dalam hal perhitungan margin
perbulan yang dihitung proporsional terhadap jumlah yang dibayar.
Margin per bulan
= persentase keuntungan x angsuran perbulan
= 21,2598425 % x Rp. 8.125.000
= Rp. 1.727.362,2
Pokok per bulan

= angsuran per bulan margin per bulan


= Rp. 8.125.000 Rp. 1.727.362,2
= Rp. 6.397.637,8
Dengan demikian, untuk setiap pembayaran angsuran sebesar Rp. 8.125.000 per bulan,
terkandung didalamnya margin sebesar Rp. 1.727.362,2 dan pokok sebesar Rp.
6.397.637,8..

Perlakuan Akuntansi (PSAK 102)


Akuntansi Untuk Penjual
1. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan.
Dr. Aset Murabahah

xxx

Cr. Kas/Aset Nonkas

xxx

2. Untuk murabahah pesanan mengikat, pengukuran aset murabahah setelah


perolehan adalah dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan nilai
aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah,
penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset.
Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan mengikat, maka jurnal :
Dr. Beban

xxx

Cr. Aset Murabahah

xxx

Untuk murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat maka
aset dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, dan
dipilih mana yang lebih rendah. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih
rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan tidak mengikat, maka jurnal :
Dr. Kerugian
201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

xxx

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Cr. Aset Murabahah

xxx

3. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian aset murabahah, maka perlakuannya
adalah sebagai berikut :
(a) Akan menjadi pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum
akad murabahah, jurnal :
Dr. Aset Murabahah

xxx

Cr. Kas

xxx

(b) Menjadi kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan
sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli, jurnal :
Dr. Kas

xxx
Cr. Hutang

xxx

(c) Menjadi tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah
dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak penjual, jurnal :
Dr. Kas

xxx
Cr. Keuntungan Murabahah

xxx

(d) Pendapatan operasional lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak
diperjanjikan dalam akad, jurnal :
Dr. Kas

xxx
Cr. Pendapatan operasional lain

xxx

4. Kewajiban penjual kepada pembeli atas penge,balian potongan tersebut akan


tereleminasi pada saat :
(a) Dilakukan pembayaran kepada pembeli, sehingga jurnal :
Dr. Utang

xxx
Cr. Kas

xxx

Atau
201
6

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

(b) Akan dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat
dijangkau oleh penjual, sehingga jurnal :
Dr. Utang

xxx
Cr. Kas

xxx

Dan
Dr. Dana kebajikan kas

xxx

Cr. Dana kebajikan potongan pembelian

xxx

5. Keuntungan murabahah diakui :


(a) pada saat terjadinya akad murabahah jika penjualan dilakukan secara tunai atau
secara tangguh sepanjang masa angsuran murabahah tidak melebihi satu
periode laporan keuangan maka keuntungan langsung diakui. Pada periode
tersebut. Jurnal :
Dr. Kas

xxx

Dr. Piutang Murabahah

xxx

Cr. Aset Murabahah

xxx

Cr. Keuntungan

xxx

(b) Namun apabila lebih dari satu periode maka perlakuannya adalah sebagai
berikut :
(1)

keuntungan diakui saat penyerahan asset murabahah dengan syarat


apabila risiko penagihannya keci, maka dicatat dengan cara yang sama
pada butir a.

(2)

keutungan diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil


ditagih dari piutang murabahah, maka jurnal :
Pada saat penjualan kredit dilakukan :
Dr. Piutang murabahah

xxx

Cr. Aset murabahah

xxx

Cr. Keuntungan tangguhan

xxx

Pada saat penerimaan angsuran :


Dr. Kas
201
6

10

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

xxx

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Cr. Piutang Murabahah

xxx

Dr. Keuntungan tangguhan

xxx

Cr. Keuntungan
(3)

xxx

keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih, dicatat


dengan cara yang sama pada poin (2), hanya saja jurnal pengakuan
keuntungan dibuat saat seluruh piutang telah selesai ditagih

6. Pada saat akad murabahah piutang diakui sebesar biaya perolehan ditambah
dengan keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang
murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi sama dengan akuntansi
konvensional, yaitu saldo piutang dikurang penyisihan kerugian piutang.
Dr. Beban piutang tak tertagih

xxx

Cr. Penyisihan piutang tak tertagih

xxx

7. Potongan pelunasan piutang murabahah

yang diberikan kepada pembeli yang

melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai
pengurang keuntungan murabahah
(a) Jika potongan diberikan pada saat pelunasan, maka dianggap sebagai
pengurang keutungan.
Dr. Kas

xxx

Dr. Keutungan ditangguhkan

xxx

Cr. Piutang Murabahah

xxx

Cr. Keuntungan

xxx

(Porsi pengakuan keuntungan-potongan)

(b) Jika potongan diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima pelunasan
piutang dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya
kepada pembeli.
Dr. Kas

xxx

Dr. Keutungan ditangguhkan

xxx

Cr. Piutang Murabahah

201
6

11

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

xxx

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Cr. Keuntungan

xxx
(Sesuai porsi pengakuan keuntungan)

Pada saat pengembalian kepada pembeli


Dr. Keutungan murabahah

xxx

Cr. Kas

xxx

Jika potongan diberikan karena adanya penurunan kemampuan pembayaran


pembeli diakui sebagai beban.
Dr. Kas

xxx

Dr. Keutungan ditangguhkan

xxx

Dr. Beban

xxx

Cr. Piutang Murabahah

xxx

Cr. Keuntungan

xxx

8. Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan
akad, dan denda uang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan
Dr. Kas

xxx
Cr. Dana kebajikan-denda

xxx

9. Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut :


(a) uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima;
(b) pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang diakui sebagai pembayaran
piutang (merupakan bagian pokok)
(c) jika barang batal dibeli oleh pembeli maka uang muka dikembalikan kepada
pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
penjual
Jurnal yang terkait dengan penerimaan uang muka:
a. Penerimaan uang muka dari pembeli
Dr. Kas

xxx

Cr. Utang Lain-Uang Muka Murabahah


b. Apabila murabahah jadi dilaksanakan

201
6

12

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

xxx

Dr. Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx


Cr. Piutang Murabahah

xxx

Sehingga untuk penentuan margin keutungan didasarkan atas nilai piutang


(harga jual kepada pembeli setelah dikurangi uang muka)
c. Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli lebih
besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka
memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya dikembalikan pada calon
pembeli.
Dr. Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx
Cr. Pendapatan Operasional

xxx

Cr. Kas

xxx

d. Pesanan dibatalkan jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli lebih
kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka memenuhi
permintaan calon pembeli, maka penjual dapat meminta pembeli untuk
membayarkan kekurangannya dan pembeli membayarkan kekurangannya.
Dr. Kas/ Piutang

xxx

Dr. Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx


Cr. Pendapatan Operasional

xxx

e. Jika perusahaan menanggung kekurangannya atau uang muka sama dengan


beban yang dikeluarkan.
Dr. Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx
Cr. Pendapatan Operasional

xxx

10. Penyajian
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu
saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin murabahah
tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah.
11. Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi
tidak terbatas pada :
(a) harga perolehan asset murabahah;
201
6

13

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

(b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban


atau bukan; dan
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.
Akuntansi Untuk Pembeli
1. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan
murabahah tunai.
Dr. Aset

xxx

Dr. Beban Murabahah Tangguhan

xxx

Cr. Utang Murabahah

xxx

Jika ada uang muka :


Dr. Uang muka

xxx

Cr. Kas

xxx

Dr. Aset

xxx

Dr. Beban Murabahah Tangguhan

xxx

Cr. Uang Muka

xxx

Cr. Utang Murabahah

xxx

2. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai
beban murabahah tangguhan. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara
proporsional dengan porsi utang murabahah. Jurnal :
Dr. Utang Murabahah

xxx

Cr. Kas

xxx

Dr. Beban

xxx

Cr. Beban Murabahah Tangguhan

xxx

3. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan
potongan utang murabahah sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
Dr. Kas

xxx
Cr. Beban Murabahah Tangguhan

xxx

Jurnal untuk potongan pelunasan dan potongan uang murabahah


Dr. Utang Murabahah

xxx

Cr. Kas

xxx

Dr. Beban

xxx

Cr. Beban Murabahah Tangguhan


201
6

14

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

xxx

4. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan
akad diakui sebagai kerugian
Dr. Kerugian

xxx

Cr.Kas/Utang

xxx

5. Potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang diakui sebagai
kerugian. Jurnal :
Dr. Uang Muka

xxx

Cr. Kas

xxx

Dr. Kas

xxx

Dr. Kerugian

xxx

Cr, Uang Muka

xxx

6. Penyajian
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (control account) utang
murabahah.
7. Pengungkapan
Pembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak
terbatas pada :
(a) nilai tunai asset yang diperoleh dari transaksi murabahah;
(b) jangka waktu murabahah tangguh
(c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No.101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syariah

DaftarPustaka

Antonio, Muhammad Syafii , 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema
Insani, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, dkk, 2006, Akuntansi Perbankan Syariah, LPFE


Usakti, Jakarta.

201
6

15

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Muhammad, Rifqi, 2008, Akuntansi Keuangan Syariah : Konsep dan


Implementasi PSAK Syariah , P3EI Press, Yogyakarta.

Nurahayati, Sri dan Wasilah, 2008, Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemba


Empat, Jakarta

PSAK 102, Akuntansi Murabahah, IAI.

Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan


Syariah Berdasar PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta.

201
6

16

Yaya, Rizal, dkk, 2014, Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik
Kontemporer, Salemba Empat, Jakarta.

Perbankan Syariah
Transaksi Murabahah

Kelompok 3 (tiga)
Tatap Muka ke-11 (Sebelas)

Anda mungkin juga menyukai