Anda di halaman 1dari 2

Zikir dan Doa Setelah Shalat Witir

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam- keluarga dan para sahabatnya.
Amalan sunnah kurang diperhatikan setelah menjalankan shalat Witir adalah bertasbih dan
berdoa sesudahnya. Ini bisa terjadi karena belum tahu adanya tuntunan zikir dan doa ini, atau
karena kurang memperhatikan dan lemah semangat menjaganya.
Disunnahkan setelah salam dari Shalat witir agar membaca tasbih, Subhanal Malikil Quddus.
Ini didasarkan kepada hadits Ubay bin Kaab Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:




Adalah Rasulullah membaca dalam Shalat Witir dengan




( surat Al-Ala),


( Surat Al-Kaafirun),
pada rakaat kedua membaca:


dan pada rakaat ketiga dengan membaca:

( Surat al-Ikhlash).
Apabila beliau sudah salam, beliau membaca:





( Subhanal


Malikil Quddus) sebanyak tiga kali. (HR. Abu Dawud, Al-Nasai, Ibnu Majah. Dishahihkan
Syaikh Al-Albani di Shahih Al-Nasai no. 1739)
Dalam tambahan oleh Imam Daaruquthni dengan sanad Shahih:

(Rabbul Malaaikati Warruuh).

Dari jalur Abdurrahman bin Abza, dari bapaknya terdapat tambahan, Dan beliau
meninggikan suaranya pada bacaan yang terakhir. Sehingga ringkasnya, pada bacaan yang
ketiga ditinggikan dan dipanjangkan suaranya dengan tambah bacaan Rabbul Malaaikati
Warruuh. (Diringkaskan dari Hisnul Muslim, pada Bab: Dzikir Uqbas Salam Minal Witri,
lihat juga Zaadul Maad yang telah di tahqiq Syuaib Al-Arnauth dan Abdul Qadir Al-Nauth:
1/337)
Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam membaca di akhir witirnya,






Allaahumma innii auudzu bi-ridlaaka min sakhathika, wa bi-muaafaatika min
uquubatika, wa auudzu bika min-ka laa uhshii tsanaa-an alaika, anta kamaa atsnaita
alaa nafsika

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan keridlaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan


maaf-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu. Aku tidak bisa menghitung
pujian kepada-Mu sebagaimana Engkau telah memuji diri-Mu sendiri (HR. Abu Dawud, alNasi, dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh Al-Albani)

Anda mungkin juga menyukai