PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendengar kebiasaan mencuci tangan dengan sabun merupakan
hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam kenyataan,
kebiasaan mencuci tangan masih jarang diterapkan oleh masyarakat
Indonesia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat kesadaran kesehatan
masyarakat masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku masyarakat
yang jauh dari pola hidup sehat dan bersih. Kesadaran masyarakat
Indonesia untuk hidup sehat dengan kebiasaan cuci tangan masih kurang.
Padahal kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun merupakan
tindakan sederhana, namun efektif mencegah pertumbuhan penyakit.
Masyarakat menganggap cuci tangan itu tidak penting. Banyak orang yang
mencuci tangan dengan sabun jika tangan kotor, berminyak, dan bau.
Sedangkan jika tidak kotor atau bau tangan dianggap bersih, padahal
sebenarnya kuman menempel dimanapun. Mencuci tangan merupakan
suatu kegiatan yang sangat mudah dilakukan oleh siapapun namun
ironisnya aktivitas ini sering diabaikan banyak orang. Banyak alasan yang
diungkapkan, antara lain, malas, lupa, ketidaktersedian air bersih, tergesagesa, atau tidak punya waktu untuk aktivitas sekecil itu sehingga resiko
penyebaran kuman melalui tangan semakin besar. Penyakit yang sering
terjadi antara lain, diare, kecacingan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA), TBC bahkan penyakit yang mematikan seperti SARS, flu burung
(H5N1) dan flu babi (H1N1). Faktor yang mempengaruhi perilaku cuci
tangan salah satunya adalah pola asuh orang tua. Pengajaran orang tua
terkait cuci tangan yang masih kurang menyebabkan anak tidak terbiasa
mencuci tangan dan perilaku tersebut akan mengakar hingga dewasa
Data dari Taman Kanak-kanak (TK) Siwi Peni untuk mengetahui
kebiasaan anak yang berjumlah 64 diperoleh data bahwa anak yang jarang
mencuci tangan 18,75%, mencuci tangan 28,12% yang tidak sama sekali
31,25%, dan disaat ada pemeriksaan anak didik yang tidak mau ataupun
tidak hadir berjumlah 21,88%. Kebiasaan buruk dengan tidak mencuci
tangan atau jarang mencuci tangan ini menyebabkan gangguan pada
pencernaan anak. Salah satu studi tentang pengetahuan perilaku dan
kebiasaan yang dilaksanakan International Relief and Development (IRD)
awal tahun 2007 dalam, studi ini menunjukan hanya 27% siswa yang
mencuci tangan pada jam istirahat. Di Yogyakarta sendiri baru 55% yang
memiliki fasilitas cuci tangan. Dari jumlah ini, baru 9% sekolah yang
sudah menyediakan sabun untuk mencuci tangan.
Cuci tangan masih kurang dipraktikkan secara universal. Penelitian
global dan di Indonesia menyebutkan bahwa publik sadar banyak kuman
di tangan, namun masih enggan cuci tangan. Menurut penelitian oleh Katie
di 11 negara yaitu Ghana, India, Madagaskar, Kyrgistan, Senegal, Peru,
China, Tanzania, Uganda, Vietnam, dan Kenya menunjukkan bahwa
kebiasaan masyarakat untuk melakukan cuci tangan di saat-saat penting
masih rendah. Kebiasaan cuci tangan sebelum menyiapkan makanan ratarata hanya 13%, setelah dari toilet rata-rata hanya 17%, dan sebelum
memberikan makanan kepada anak hanya 5%. Hal ini terjadi karena sikap
masyarakat yang masih menganggap sepele cuci tangan. Kesadaran yang
rendah dapat disebabkan oleh kebiasaan yang kurang serta penanaman
cuci tangan sejak dini masih sangat kurang.
Mencuci tangan minimal dapat mencegah 10 jenis penyakit fekal
oral (lewat tangan ke mulut). Penyakit itu antara lain cacingan, disentri,
diare, flu burung, flu babi, dan hepatitis B. Berdasarkan hasil studi dari
Curtis V. Cairncross, cuci tangan memakai sabun bisa menurunkan resiko
diare hingga 47%. Cuci tangan pakai sabun merupakan cara mudah dan
murah untuk membersihkan anggota tubuh dari kuman infeksi. Hasil yang
diharapkan adalah peningkatan pengetahuan anak prasekolah tentang
pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah timbulnya berbagai
penyakit serta meningkatkan kemampuan anak untuk mencuci tangan
secara baik dan benar. Untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan
anak dalam melakukan cuci tangan dengan sabun, diperlukan suatu
promosi kesehatan oleh petugas kesehatan. Dengan demikian, cara yang
benar mencuci tangan dengan sabun dapat dipahami dan diterapkan oleh
anak dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, perlu diperhatikan pula
metode yang digunakan dalam promosi kesehatan, sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh anak prasekolah. Metode untuk
mengajarkan keterampilan yang
D. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep promosi kesehatan
untuk anak usia pra sekolah dan dewasa serta mampu mengajarkan cara
mencuci tangan dengan baik dan benar dengan metode demonstrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun
cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai
bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan
menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab
penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada
negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan
ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan
penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal
ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan
mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan
sebenarnya menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih
banyak saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif
karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan
digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Didalam lemak dan
kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Efek lainnya
adalah, tangan menjadi harum setelah dicuci dengan menggunakan sabun
dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat
mencuci tangan dengan sabun menjadi menarik untuk dilakukan.
PBB telah mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari
Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia. Ada 20 negara di dunia yang
akan berpartisipasi aktif dalam hal ini, salah satu di antaranya adalah
Indonesia.
terkena kuman waktu menyentuh daerah tubuh kita, tubuh orang lain,
hewan atau permukaan yang tercemar.
Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi,
kuman dapat masuk ketubuh waktu kita menyentuh mata, hidung dan
mulut. Orang yang terkena HIV lebih rentan terhadap infeksi apapun
karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV. Oleh karena itu,
kebersihan terutama mencuci tangan secara lebih teratur.
Namun memang kegiatan cuci tangan sangatlah dianggap ribet dan
hanya memperlama waktu, banyak anggapan bahwa tidak cuci tangan
juga tidak masalah. Nah, dengan adanya program ini diharapkan
masyarakan akan lebih mengerti dan lebih faham lagi tentang pentingnya
mencuci tangan, dan dapat mengubah paradigma masyarakat dari
paradigma sakit ke paradigma sehat yaitu mencegah lebih baik daripada
mengobati
air,
namun
secara
akurat
sebenarnya
harus
penggunaan
sabun
dalam
mencuci
tangan
A. Tujuan Kegiatan
Tujuan diadakannya promosi kesehatan dengan tema cuci tangan ini
adalah mengajak anak anak terutama siswa sekolah dasar untuk
menyadarkan pentingnya cuci tangan sebelum makan. Begitupula
manfaatnya dan kerugian bila tidak mencucitangan bagi kesehatan.
B. Sasaran promosi kesehatan
Sasaran promosi kesehatan berupa cuci tangan yang kami tuju adalah
siswa sekolah dasar agar bisa menerapkan hidup sehat terutama dengan
cara mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan kamar
kecil. Diharapkan kebiasaan mencuci tangan ini dapat diterapkan oleh para
siswa baik di sekolah maupun di rumah dan mempengaruhi keluarga dan
lingkungan sekitarnya untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan
maupun setelah dari kamar kecil atau toilet.
C. Metode yang akan digunakan
Karena jumlah siswa di kelas rata rata 40 orang maka kelas 1-6 akan kami
bagi menurut kelas dan dengan banyaknya jumlah siswa maka metode
yang akan kami gunakan adalah ceramah, poster dan video sebagai
berikut:
Untuk poster akan kami tempel di tiap kelas 1 poster agar tiap anak bisa
melihatnya
Dan ceramah akan dilakukan satu kali di tiap kelas
Video akan kami tampilkan satu kali di tiap kelas disisipkan dengan
ceramah.
D. Media yang digunakan
Kami menggunakan media video, poster dan ceramah
1. Vidio
video yang kami gunakan menampilkan 6 cara cuci tanagan
menurut satandar who
2. Poster
Poster yang kami gunakan berisi 6 langkah cuci tangan yang benar
menurut WHO di dalam poster ini diharapkan tiap siswa yang ada di tiap
kelas
bisa
melihat
cara
mencuci
tangan
yang
benar
dan
3. Ceramah
Metode ceramah akan kami gunakan dengan power pount dengan
menggunakkan beberapa slide yang didalamya terdapat video yang kami
lampirkan seperti diatas.
E. Rencana Evaluasi
10
Bulan
4
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mencuci tangan adalah kegiatan yang sepele tapi memang mencuci
tangan adalah salah satu tindakan sanitasi lingkungan yang paling evektif
untuk mencegah penyakit, namun kegiatan ini dianggap ribet dan
memperlama waktu dan tidak ekonomis. Disini kita coba menanamkan
kebiasaan baik yaitu cuci tangan sebelum makan agar nantinya dapat
mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Diharapkan pula penanaman kebiasaan baik disini dapat tertuang ke
generasi-generasi berikutnya
B. Saran
Saran dari kami adalah, cuci tangan sebelum melakukan aktifitas
adalah baik adanya, kebiasaan ini harus dimulai dari kita sendiri dan
diharapkan akan tertuang pada generasi setelah kita, karna apa yang kita
tanam itulah yang akan kita tuai, harapan dari kami juga program cuci
tangan ini akan berjalan sebagaimana mestinya dan meribah paradigma
masyarakat. Juga diharapkan mendapat dukungan dari pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
11
12