Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PENGECATAN SEDERHANA
DOSEN PENGAMPU
Ganet Eko P. M.Si., Apt
Kelompok

: V (Lima)

Anggota

: 1. Ayesha Zulkha

(21154645A)

2. Kris Ayu Wijayaningrum (21154669A)


3. M. Ikhwanudin Al-Faris

(21154668A)

4. Hendri Evantrio

(21154664A)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
PRAKTIKUM PENGECATAN SEDERHANA

I. DASAR TEORI
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat
kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 1000 kali atau lebih. Sel bakteri memiliki panjang yang
beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada
sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara
0,1 sampai 0,3 m. Bentuk bakteri bermacam-macam yaitu elips, bulat, batang dan
spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat
pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran,
bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel-sel individu
bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris) atau spiral (heliks).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk mempermudah melihat bakteri dengan
mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar
dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dab vakuola, menghasilkan sifatsifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikoorganisme dengan sekitarnya . Teknik pewarnaan
warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan struktural. Pemberian warna
pada bakteri atau jasad -jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal
suatu pewarnaan pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, sinamakan
pewarnaan sederhana.
Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel
bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan. Zat warna yang digunakan bersifat
asam dan basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan
warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif.
Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna
memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan
negatif banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara
lain Cristal Violet, Methylen Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green, dll.
Sedabgkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red, dll.

Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana


karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna
yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin
(komponen kromotofiliknya bermuatan positif). Suatu preparat yang sudah
menyerap zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka zat warna
terhapus. Sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer.
Bakteri-bakteri ini disebut bakteri tahan asam, dan ini merupakan ciri khas bagi
suatu spesies.

II. ALAT DAN BAHAN


Alat:

Bahan:

1. Jarum OSE

Bakteri Pewarnaan Sederhana Positif

2. Object Glass

1. Bacillus

3. Bunsen

2. Stapylococcus

5. Methylen Blue (Biru)

4. Mikroskop

3. Providencia

6. Kristal Violet (Ungu)

4. Safranin (Merah)

Bakteri Pewarnaan Sederhana Negatif


1. Tetracoccus
2. Bacillus
3. Nigrosin

III. CARA KERJA


Pewarnaan Sederhana Positif :

1. Nyalakan lampu spirtus


2. Panaskan jarum OSE
3. Ambil aquades dan teteskan sebsnyak 3 tetes keatas object glass
4. Ambil bakteri letakkan di object glass yang sudah ditetesi dengan aquades.
Campur dan ratakan kurang lebih sampai 3 cm
5. Fiksasi object glass yang sudah diberi sampel tersebut
6. Cat sampel sesuai keinginan
7. Tunggu kurang lebih 30 detik, lalu bilas dan keringkan dengan tisu
8. Amati dengan mikroskop dimulai dengan perbesaran 4 kali, carilah fokus
secara halus
9. Lanjutkan sampai perbesaran 100 kali
10. Sebelum di perbesaran 100 kali, terlebih dahulu ditetesi sebanyak 1 tetes
dengan minyak emersi pas diatas sampelnya.
11. Lakukan hal yang sama sampai 3 bakteri dengan pewarnaan yang
berbeda-beda.
Pewarnaan Sederhana Negatif :
1. Nyalakan lampu spirtus
2. Ambil dua object glass bersihkan terlebih dahulu dengan spirtus untuk
menghilangkan lemak
3. Teteskan 1 tetes cat nigrosin di ujung kanan salah satu object glass
4. Ambil bakteri dengan jarum OSE yang telah di sterilisasi, kemudian taruh
di object glass yang sudah ditetesi dengan cat nigrosin lalu campurkan
5. Tempelkan sisi object glass yang lain di sisi object glass yang sudah diberi
sampel, lalu gesekkan ke samping kiri

6. Biarkan object glass mengerng di udara, jangan difiksasi


7. Amati dengan mikroskop sampai perbesaran 100 kali
8. Sebelum sampai perbesaran 100 kali object glass ditetesi dengan minyak
emersi 1 tetes
9. Lakukan hal yang sama sampai 2 bakteri dengan cat yang sama

IV. HASIL
PENGECATAN SEDERHANA POSITIF

Staphylococcus (Kristal Violet)

Bentuk

: Bulat

Susunan

: Bergerombol dan tidak teratur seperti anggur

Providencia (Safranin)
Bentuk

: Batang (lebig kecil dari Bacillus)

Susunan

: Tidak teratur

Bacillus (Methylen Blue)


Bentuk

: Batang

Susunan

: lurus/secara berurutan

PENGECATAN SEDERHANA NEGATIF

Bacillus

Tetracoccus

V. PEMBAHASAN
Berbagai macam tipe morfologi bakteri dapat dibedakan dengan
menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi
dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik
(suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif).

Pada pewarnaan sederahana, bakteri diwarnai oleh reagen tunggal.


Pewarnaan dasar dengan kromogen (zat warna) muatan positif disarankan selama
asam nukleat bakteri dan komponen dinding sel membawa muatan negatif yang
menyerap dengan kuat dan mengikat kation kronogen prlu diperhatikan lamanya
waktu pewarnaan tergantung pada jenis pewarnaan tergantung pada jenis
pewarnaan yang digunakan. Misalnya, metilen blue terserap selama 2-3 menit,
dengan demikian bakteri yang terdapat pada sampel akan menyerap zat warna
yang diberikan. Pewarnaan sederhana digunakan untuk memperlihatkan atau
memperjelas kontras antara sel dan latar belakangnya sehingga dapat
mempertajam bentuk dari sel-sel mikroba dengan zat warna khususnya warna
Kristal Violet.

VI. KESIMPULAN
1. Pada pewarnaan positif yang diwarnai adalah bakteri yang diamati.
2. Pada pewarnaan negatif yang diwarnai adalah latar belakang dari bakteri yang
akan diamati.
3. Pada pewarnaan positif :
- Bakteri bacillus dengan pengecatan methylenblue. Bentuknya batangbatang dan susunannya berderet.
- Bakteri staphylococcus dengan pengecatan kristal violet. Bentuknya bulatbulat dan susunannya bergerombol seperti anggur.
- Bakteri providencia dengan pengecatan safranin. Bentuknya batang-batang
tetapi lebih kecil dari bacillus dan susunannya tidak beraturan.
4. Pada pewarnaan negatif :
- Bakteri bacillus dengan pengecatan nigrosin. Bentuknya batang-batang dan
susunannya berderet.

- Bakteri tetracocuus dengan pengecatan nigrosin. Bentuknya bulat-bulat dan


susunannya berkelompok 4-4.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Adi, Suroso, Yudianto. 1992. Pengantar Cyptogamae. Bandung: Tarsito.
Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardias. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Kuswati. 2007. Sains Biologi 3 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
Soetarmi, Sitti dan Nawangsari. 1999. IPA Biologi. Jakarta: Erlangga.
Subandi. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Bandung: Gunung Djati Press.
Subandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung: Remaja Rosadakarya.
Volk, Wesley A dan Margareth F.Wheeler. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jilid 1.
Wesky-Publishing company New York.

Anda mungkin juga menyukai