Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PRAKTIKUM MIKROORGANISME YANG BERADA


PADA UDARA DAN RAMBUT
DOSEN PENGAMPU
Ganet Eko P. M.Si., Apt
Kelompok

: V (Lima)

Anggota

: 1. Ayesha Zulkha

(21154645A)

2. Kris Ayu Wijayaningrum (21154669A)


3. M. Ikhwanudin Al-Faris

(21154668A)

4. Hendri Evantrio

(21154664A)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA

PRAKTIKUM MIKROORGANISME YANG BERADA


PADA UDARA DAN RAMBUT
I. TUJUAN
Untuk mengetahui mikroorganisme yang berada di lingkungan (udara dan
rambut)
II. DASAR TEORI
Pertumbuhan

adalah

penambahan

secara

teratur

semua

komponen sel atau jasad. Pembelahan sel adalah hasil pertumbuhan


sel

pada

jasad

bersel

tunggal,

pembelahan

sel

merupakan

pertumbuhan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri


akan menghasilkan pertumbuhan jumlah sel itu sendiri, pada jasad
bersel banyak atau multiseluller, pembelahan sel tidak menghasilkan
pertumbuhan julah individu tetapi hanya merupakan pembentukan
jaringan

atau

bertambah

besar

jasadnya.

Dalam

membahas

pertumbuhan mikroba harus dibedakan antara pertumbuhan masingmasing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan
populasi. Pertumbuhan bakteri umumnya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan pangaruh faktor ini akan memberikan gambara pula
terhadap kurva pertumbuhannya .
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan
menjadi dua katagori, yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi.
Aspek-aspek fisik dapat mencakup suhu, pH, dan tekanan osmotik.
Sedangkan kebutuhan kimiawi meliputi air, sumber karbon, nitrogen,
oksigen, mineral-mineral, dan faktor penumbuh. Kondisi lingkungan
juga dapat memicu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksinya yaitu
suhu, kelembaban, dan cahaya.
Perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan
sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain
menyediakan nutrien yang sesuai untuk aktifitasnya, juga memerlukan
faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan optimumnya.

Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi


juga

menunjukkan

respon

yang

berbeda-beda.

Untuk

hasil

kultivasinya, berbagai tipe mikroba, diperlukan suatu kombinasi


nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai.
Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh adalah suhu atau
temperatur. Mikrobia memiliki batas toleransi masing-masing terhadap
suhu. Efek dari suhu yang ekstrim pada mikrobia adalah enzim
menjadi inaktif dan kemungkinan hal yang sama terjadi pada
beberapa struktur sel lainnya. Tetapi pada kondisi optimumnya
mikrobia akan memiliki produktivitas yang optimal. Ada 3 jenis
mikrobia berdasarkan kisaran suhunya yaitu psikofilik dengan suhu
minimum 5-00C dan maksimum 15-200C, mikrobia mesofilik dengan
suhu minimum 10-200C, optimum 20-400C, maksimum 40-450C dn
mikrobia termofilik dengan suhu minimum 25-45 0C, optimum 45-600C,
maksimum 60-500C.
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan.
Bakteri dapat menyebabkan pH dari medium tempat ia hidup,
perubahan ini disebut perubahan secara kimia. Adapun factor-faktor
lingkungan dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor abiotik.
Dimana faktor biotik terdiri atas makhluk-makhluk hidup, yang
mencakup

adanya

asosiasi

atau

kehidupan

bersama

antara

mikroorganisme dapat dalam bentuk simbiose, sinergisme, antibiose


dan sitropisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor
fisikal (misal : suhu, atmosfer gas, pH, tekanan osmotik, kelembaban,
sinar gelombang dan pengeringan) serta faktorkimia (misal: adanya
senyawa toksik atau senyawa kimia lain).
Berdasarkan komposisi/susunan kimia bahan penyusunnya,
media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi
atas 5 yaitu:
a. Medium organik; yaitu medium yang tersusun dari bahanbahan organik.
b. Medium anorganik; yaitu medium yang tersusun dari bahanbahan anorganik

c. Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa


yang tidak diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut
berisi garam anorganik misalnya asam amino, asam lemak, alkohol,
karbohidrat atau senyawa organik serta serta vitamin-vitamin.
d. Media

nonsintetik,

adalah

media

yang

tidak

diketahui

komposisi kimianya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang


ditambahkan misalnya ekstak beef, ekstrak yeast, pepton, darah,
serum dan casein hidrolisat.
Contoh media non sintesis NA, NB, PDA.
Menurut

Dwidjoseputro

selanjutnya

medium

buatan

manusia itu dapat berupa:


a. Medium Cair
Medium cair yang biasa dipakai ialah air kaldu yang disiapkan
sebagai berikut. Kepada 1 liter air murni ditambahkan 3 gr kaldu
daging lembu dan 5 gr pepton. Pepton ialah protein yang terdapat
pada daging, pada air susu, pada kedelai, dan pada putih telur. Pepton
mengandung banyak N2, sedang kaldu berisi garam-garam mineral
dan lain-lainnya lagi. Medium ini kemudian ditentukan pHnya 6,8
sampai 7, jadi sedikit asam atau netral; keadaan yang demikian ini
sesuai bagi kebanyakan bakteri. Kaldu seperti tersebut diatas masih
perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung
reaksi. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah
tabung berisi medium kaldu tersebut disumbat dengan kapas, dan
dapatlah dimasukkan ke dalam alat pensteril.
b. Medium kental (padat)
Dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang dipotongpotong serupa silinder untuk medium.silinder kentang mentah dibuat
dengan pipa besi, lalu potongan-potongan itu dimaksudkan untuk ke
dalam tabung reaksi. Kemudian tabung disumbat dengan kapas, dan
setelah itu disterilkan di dalam autoklaf. Setelah kentang dingin
kembali,permukaan atas dari silinder kentang dapat ditanami bakteri
Suatu penemuan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang
dicampur

dengan

sedikit

agar-agar,

dan

kemudian

dibiarkan

mendingin, maka diperolehlah medium padat. Agar-agar ialah sekedar


zat pengental, dan bukan zat makanan bagi bakteri.

c. Medium yang diperkaya


Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan seperti
disebut di atas. Tetapi bakteri patogen seperti Brucella abortus,
Mycobacterium tuberculosis, Diplococcus pneumoniae, dan Neisseria
gonorrhoeae memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau
darah yang tak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen adalah zat
yang menyebabkan darah menjadi kental, apabila keluar di luka.
Serum atau darah itu dicampurkan ke dalam medium yang sudah
disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan sebelum sterilisasi, maka
serum atau darah tersebut akan mengental akibat pemanasan. Pada
medium buatan Loeffler, serum dicampurkan di dalam dasar makanan
sebelum sterilisasi. Medium ini baik sekali untuk memelihara basilbasil dipteri. Juga medium yang memerlukan tambahan putih telur
dibuat dengan cara demikian. Seringkali orang menambahkan susu
atau

air

tomat

kepada

dasar

makanan

untuk

menumbuhkan

Lactobacillus dan beberapa spesies lainnya.


d. Medium yang kering
Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan
telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk
serbuk kering. Untuk menyiapkan medium tersebut, cukuplah orang
mengambil sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan
dalam sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan. Penentuan
pH tidak perlu lagi, karena hal itu sudah dilakukan lebih dulu pada
pembuatan serbuk. Periksalah Difco Manual of dehyclinical culture
media and reagents for microbiological

and clinical laboratory

procedures.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:

Bahan

1. Jarum Ose

1. Spirtus

2. Bunsen

2. Medium nutrien agar

3. Cawan petri steril


4. Kapas lidi steril
IV. CARA KERJA

3. Sehelai rambut
4. Udara

A. Mikroorganisme Udara
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buat lempeng agar (Media Nutrien agar)
3. Buka cawan petri 15-30 menit
4. Lakukan inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
5. Amati koloni-koloni yang tumbuh dan lakukan pewarnaan
gram untuk bakteri dan amti menggunakan mikroskop hingga
perbesaran 1000x.
B.. Mikroorganisme Rambut
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buat lempeng medium nutrien agar
3. Ambil sehelai rambut dari kepala
4. Letakkan di atas permukaan lempeng agar secara aseptik
5. Lakukan inkubasi pada suhu 370C
6. Amati koloni-koloni yang tumbuh dan lakukan pewarnaan
gram untuk bakteri dan amati menggunakan mikroskop hingga
perbesaran 1000x.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil:
Mikroorganisme pada rambut

Jumlah koloni pada rambut 15 koloni


Dikembangbiakan menggunakan Nutrien Agar (NA)
Bentuk

: Bulat kecil-kecil

Warna

: Ungu

Bakteri

: Gram positif

Susunan

: Tidak beraturan

Mikroorganisme pada udara

Jumlah koloni pada rambut 64 koloni


Dikembangbiakan menggunakan Nutrien Agar (NA)
Bentuk

: Batang

Warna

: Merah keunguan

Bakteri

: Gram positif (Bacillus)

Susunan

: Tidak beraturan

Pembahasan:
Perbedaan tempat tumbuh mikroba terhadap jenis, jumlah mikroba
ada pengaruhnya, karena lingkungan disekitar kita mengandung

beraneka

ragam

mikroorganisme

mikroorganisme

berbeda.

Dan

mempengaruhi

pertumbuhan

dalam

jumlah

faktor-faktor
mikroorganisme

dan

lingkungan
dan

jenis
sangat

afinitasnya.

Perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan sifat morfologo


dan fisiologi mikroorganisme.
Ada pengaruh awal goresan dengan akhir goresan terhadap jumlah
atau kerapatan bakteri dilihat dari bentuk hasil goresan. Adapun
pengaruhnya antara lain:
a. Jika goresannya terlalu ditekan, maka bakteri tersebut akan
berkumpul pada daerah ujung goresan yang ditekan, sedangkan
pada daerah berikutnya akan terdapat jumlah bakteri yang lebih
sedikit. Sehingga jumlah koloni bakteri dari ujung goresan
sampai ke daerah akhir tidak merata.
b. Jika goresan secara zigzag hanya dilakukan pada bagian tengah,
maka daerah pinggir yang disediakan tidak dimanfaatkan
dengan baik
Dari hasil pengamatan mikroskopis, untuk setiap kultur masi
ditemukan bakteri lain lebih dari satu jenis, bila ditemukan lebih dari
satu yang harus dilakukan adala mengisolasi ulang bakteri yang akan
dipelihara.
Pada cawan pertama dan cawan kedua terjadi perubahan dan
warnanya tidak lagi bening. Hasilnya, terlihat terdapat koloni-koloni
yang tumbuh, terutama pada udara lebih banyak koloni yang tumbuh
daripada di rambut. Koloni di udara sejumlah 64 koloni sedangkan
pada rambut jumlahnya 15 koloni.
IV. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah dapat memahami dan mengetahui jenis-jenis
mikroba yang yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mahasiswa telah dapat memahami teknik pengembangbiakan
mikroba berdasarkan jenis-jenis mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Entjang, Indan.2003.Mikrobiologi dan Parasitologi.PT.Citra Aditya


Bakti : Bandung.
Mulyadiharja, Sanusi. 1998. LKM Mikrobiologi. Singaraja : Program
semiquae.
Natsir Djide, M, .Drs .2003. Bakteriologi. Fakultas MIPA Universitas
Hasanuddin : Makassar.
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Malang : UMM
Press.
Schagel, Hans G, 1996, Mikrobiologi Umum, Gadjah Mada University
Press,
Yogyakarta.
Suriawiria (1986). Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa :Bandung.
Waluyo, 2005, Mikrobiologi Umum, UMM Press, Malang.

Anda mungkin juga menyukai