Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
FARMASI

MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN PENGAMPU :

Ganet Eko P. M.Si.,Apt


KELOMPOK

:3

TGL PRAKTIKUM

: 26 Maret 2016

ANGGOTA

: 1. Ajeng Windi G.

( 21154519A )

2. Diyah Saptarini

( 21154526A )

3. Lestari Wulandari ( 21154558A )


4. Rachel Pingkan P. ( 21154535A )

PROGAM STUDI S-1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2016/2017

A. Tujuan
1. Mengetahui dan menghitung jumlah bakteri di udara sekitar laboratorium dan pada
mulut.
2. Mengetahui cara menumbuhkan bakteri dengan media nutrient agar.
3. Mengelompokkan bakteri yang diamati ke dalam bakteri positif atau negatif .
B. Dasar Teori

Mikroorganisme terdapat di mana - mana, seperti pada tanah, debu, udara, air,
makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan mikroorganisme tersebut ada
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan manusia
misalnya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapat menimbulkan kerusakan
akibat kontaminasi. Keberadaan mikroorganisme dapat menyebabkan kontaminasi, hal ini
sangat berpengaruh pada ruang yang seharusnya terjaga keseterililanya misal ruang operasi,
laboratorium dan lainya.
Mikroorganisme di lingkungan pada umumnya berada dalam populasi campuran, sulit
ditemukan mikroba dijumpai sebagai spesies tunggal. Untuk itu dibutuhkan metode isolasi
agar dapat mencirikan dan mengidentifikasi suatu mikroorganisme tertentu. Pertama kali
harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lainnya yang dijumpai dalam habitatnya, lalu
ditumbuhkan menjadi biakan murni. Terdapat dua metode untuk memperoleh biakan murni
yaitu teknik cawan gores dan cawan tuang. Kedua teknik ini berdasarkan pada pengenceran
organisme sehingga dapat dipisahkan hanya spesies tertentu berada sebagai sel tunggal.
Dengan demikian dapat diperoleh cirri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis.
Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium
tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat debu dan
tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Untuk mengetahui atau
memperkirakan secara akurat berapa jauh pengotoran udara sangat sukar karena memang
sulit untuk menghitung organisme dalam suatu volume udara.
Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium
tempat mikroorganisme tumbuh, tetapimerupakan pembawa bahan partikulat debu dan
tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Untuk mengetahui atau
memperkirakan secara akurat berapa jauh pengotoran udara sangat sukar karena memang
sulit untuk menghitung organisme dalam suatu volume udara. Jumlah dan macam

mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca
dan jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir selalu mempunyai populasi
mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya hujan, salju atau hujan es akan cenderung
mengurangi jumlah organisme di udara dengan membasuh partikel yang lebih berat dan
mengendapkan debu.
Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria,
Penicillium, dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis.
Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500
kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi, serbuk
sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain.
Rongga mulut merupakan pintu gerbang masuknya berbagai macam mikroorganisme
ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut masuk bersama makanan atau minuman. Namun
tidak semua mikroorganisme tersebut bersifat patogen (berbahaya). Di dalam rongga mulut,
mikroorganisme yang masuk akan dinetralkan oleh zat anti bakteri yang dihasilkan oleh
kelenjar ludah dan bakteri flora normal.
Flora normal merupakan sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan
selaput lendir/mukosa manusia sehat maupun sakit. Dalam kondisi tertentu flora normal
dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila terjadi perubahan substrat atau berpindah dari
habitat yang semestinya. Gigi merupakan tempat menempelnya bakteri. Ada 2 macam bakteri
yang menetap di gigi, dan merupakan penyebab kerusakan gigi (karies), yaitu: Strepcoccus
sanguinis dan Streptococcus mutan, yang menghasilkan polisakarida ekstra seluler (dekstran)
sebagai perekat bakteri pada permukaan gigi yang disebut Plak (Plague). Flora normal
lainnya yang ada di dalam rongga mulut terdiri dari S. Viridans, Staphylococcus sp dan
Lactobacillus sp.
Salah satu flora normal lain yang dapat dijumpai di rongga mulut yaitu jamur
Candida. Bila terjadi gangguan dalam rongga mulut maka jamur Candida bisa menjadi
patogen sehingga terjadilah Candidiasis oral. Candidiasis oral dapat disebabkan oleh banyak
faktor seperti penggunaan gigi tiruan, xerostomia (sindrom mulut kering), penyakit defisiensi
imun seperti HIV/AIDS, merokok, terapi kanker serta penggunaan obat-obatan yaitu
antibiotik dan steroid jangka panjang.

Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan metoda pewarnaan gram menjadi dua


kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan ini
membedakan bakteri berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dinding selnya. Bakteri gram
negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses
pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Sedangkan
gram positif akan akan berwarna ungu. Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus
hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa
peptidoglikan. Sekitar 90 % dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan
sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat. Di sisi lain, bakteri gram negatif
memiliki sistem membran ganda dimana membran plasmanya diselimuti oleh membran luar
permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di
antara membran dalam dan membran luar.
Untuk mengetahui bakteri tersebut gram positif maupun negatif dapat dilakukan
dengan melakukan pewarnaan gram. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu
teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan
berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat
pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin.
C. Alat dan Bahan
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mikroskop
Jarum Ose
Pembakar Spirtus
Object glass
Cawan petri steril
Kapas Lidi steril

Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Spirtus
Medium Nutrient agar
Pewarna Gram A ( Kristal Violet)
Pewarna Gram B ( Kalium Iodida)
Pewarna Gram C ( Ethanol 96% / Aceton )
Pewarna Gram D (Safranin)

D. Cara Kerja.

a. Mikroorganisme Udara :
Siapkan alat dan bahan
Buat lempeng medium nutrient agar pada cawan petri steril
Buka cawan petri tersebut di tempat tertentu selama 15 menit (metode settling
plate )
Setelah 15 menit, tutup cawan petri dan bungkus kertas koran dalam keadaan
terbalik
Semua media-media tersebut diinkubasi selama 3 hari jam pada suhu 37oC.
Amati dan hitung koloni-koloni yang tumbuh dan lakukan pewarnaan gram
untuk bakteri
b. Mikroorganisme pada rongga mulut :
Siapkan alat dan bahan
Buat lempeng medium nutrient agar pada cawan petri steril
Usapkan kapas lidi steril di sekitar rongga mulut (di sela-sela gigi dan pipi
bagian dalam)
Goreskan pada permukaan lempeng agar secara aseptik
Tutup cawan petri dan bungkus kertas koran dalam keadaan terbalik
Semua media-media tersebut diinkubasi selama 3 hari pada suhu 37 oC. Amati
dan hitung koloni-koloni yang tumbuh dan lakukan pewarnaan gram untuk
bakteri.

E. Hasil Percobaan
1. Mikroorganisme di udara

Keterangan
1. Bentuk

: bulat.

2.Warna

: Merah keunguan.

3. Bakteri Gram : positif.


4. Jumlah

: 29.

5. Susunan : tidak beraturan.

2. Mikroorganisme di rongga mulut

Keterangan
1. Bentuk

: bulat kecil-kecil.

2.Warna

: Ungu.

3. Bakteri Gram : Positif.


4. Jumlah

: 52.

5. Susunan : tidak beraturan.

F. Pembahasan
Dalam Praktikum mengenai Pengenalan Mikroorganisme di lingkungan kali ini ,
sampel bakteri yang digunakan adalah bakteri yang terdapat pada udara dan rongga mulut.
Bakteri tersebut dibiakkan dalam media nutrien agar dan diinkubasi yaitu pemeliharaan
kultur bakteri selama periode tertentu dan suhu tertentu dengan tujuan memantau
pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Masa inkubasi nya selama 3 hari terhitung dari
tanggal 23 Maret 2016 hingga 26 Maret 2016.
Diperoleh jumlah bakteri dalam udara yaitu sebanyak 29 dan bakteri pada rongga
mulut sebanyak 52 .Dan setelah dilakukan pewarnaan gram dan diamati dibawah mikroskop
diperoleh hasil bahwa bakteri di udara berbentuk bulat kecil-kecil dengan warna ungu
kemerahan. Sehingga dapat dikategorikan sebagai bakteri gram positif. Sedangkan pada
bakteti rongga mulut berbentuk

bulat kecil-kecil dengan warna ungu. Sehingga dapat

dikategorikan sebagai bakteri gram positif.


G. Kesimpulan
1. Mikroorganisme di udara berjumlah 29 dan berbentuk. Sedangkan mikroorgnisme
pada rongga mulut berjumlah 52 dan berbentuk
2. Mikroorganisme ditumbuhkan dalam media nutrien agar di cawan petri steril dengan
waktu inkubasi selama 3 hari (23 Maret 2016-26 Maret 2016)
3.

Mikroorganisme pada udara termasuk bakteri gram negatif merah. Sedangkan pada
mikroorganisme pada rongga mulut termasuk bakteri gram positif ungu

H. Daftar pustaka
1.
2.
3.
4.

https://id.wikipedia.org/wiki/Gram-positif
https://id.wikipedia.org/wiki/Gram-negatif
https://www.academia.edu/3791250/Penyebaran_Mikroba
Yuliana, Nuriana. Penyebaran Mikroba.
https://www.academia.edu/3791250/Penyebaran_Mikroba. Diakses pada 28 Maret

2016
5. Ardy. Perbedaan bakteri gram positif dan negatif
https://ardydii.wordpress.com/2013/03/09/perbedaan-bakteri-gram-positif-dannegatif/ Diakses pada 28 Maret 2016
6. Jyoti, Chandra. Peran flora normal dalam rongga mulut
https://www.academia.edu/9653252/Peran_flora_normal_dalam_rongga_mulut
Diakses pada 28 Maret 2016
.

Anda mungkin juga menyukai