BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kromatografi merupakan salah satu teknik pemisahan yang
paling umum dan paling sering digunakan dalam kimia analis dan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan analisis, baik analisis kualitatif, kuantitatif,
atau preparatif dalam berbagai bidang seperti bidang farmasi, lingkungan,
industri, dan sebagainya (Underwood, 2002).
Seorang
ahli
botani
Rusia
Michael
Tswett
pertama
kali
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
dan
mengidentifikasi kation dan anion yang terdapat dalam suatu sampel dengan
metode kromatografi lapis tipis.
adalah
suatu
metode
pemisahan
fisik,
dimana
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
dikatakan
sebagai
bentuk
terbuka
dari
kromatografi
kolom
(Pudjaatmaka, 2002).
Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak
sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara
menaik (ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan
secara menurun (descending) (Pudjaatmaka, 2002)..
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan lebih
murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian pula peralatan
yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan
lebih sederhana dan dapat dikatakan bahwa hamper semua laboratorium dapat
melaksanakan setiap saat secara cepat (Sudjadi, 2012).
Pada teknik kromatografi, nilai Rf obat dihubungkan dengan koefisien
partisi secara matematika. Plat lapis tipis atau lembaran kertas diberi lapisan
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
Jarak zat
Jarak
Nilai
Warna noda
terlarut
pelarut
Rf
4,5 cm
5,5 cm
0,8
Merah muda
II
5 cm
5,5 cm
0,9
Merah muda
Perhitungan
Jarak yang ditempu h zat terlarut
Rf
=
jarak yang ditempu h pelarut
Rf I
4,5
5,5
= 0,8
Rf II
5
5,5
= 0,9
4.2 Pembahasan
Prinsip Kerja KLT yaitu pada proses pemisahan dengan kromatografi
lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fase gerak,
dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus fungsi
senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa
geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase
diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.
Kromatografi lapis tipis terdiri dari dua fase yaitu fase diam dan fase
gerak. Fase diam untuk kromatografi ini berupa lempeng yang mengandung
silika gel. Sedangkan fase gerak yang digunakan yakni campuran metanol dan
etil asetat.
Pada Percobaan pertama, pada lempeng I yang telah dipotong diberi garis
atau batas pada ujung bawah 1 cm dan ujung atas 0,5 cm. Kemudian
ditotolkan larutansampel dan larutan standar yang telah dibuat pada garis
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
DAFTAR PUSTAKA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
SKEMA KERJA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
LAMPIRAN
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA
NUR HAYANI
15020150122
SUMARNI HATTA