25-Kalamonline-Makalah-Ignas Kladen PDF
25-Kalamonline-Makalah-Ignas Kladen PDF
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
II
Dalam perspektif kedua kita akan melihat peranan yang dimainkan
oleh tokoh lelaki dan perempuan. Bintang dalam BM tentulah Nyai
Ontosoroh atau Sanikem, yang diserahkan oleh ayahnya Sastrotomo
ke administratur pabrik gula Tulangan untuk dijadikan gundiknya.
Akan tetapi Sanikem tidak mau menyia-nyiakan hidupnya. Dia
belajar bahasa Belanda sampai mahir menggunakannya secara lisan
dan tertulis, belajar mengurus rumah dan mengelola perusahaan susu,
belajar pembukuan dan korespondensi dagang, sampai akhirnya dia
bisa berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada tuannya. Sebaliknya,
tuannya Herman Mellema, mungkin seorang administratur yang
baik, tetapi seorang pribadi yang lemah. Dia tak sanggup melindungi
Sanikem dan kedua anaknya dari cercaan dan tuntutan hukum Ir.
Maurits Mellema, anaknya dari istrinya yang sah di negeri Belanda.
6
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Minke tampil sebagai seorang pemuda yang terombangambing di antara berbagai gelombang pengaruh yang datang padanya.
Dia menolak kebudayaan Jawa yang hanya menghargai orang karena
status dan jabatan. Dia terpukau pada cita-cita Revolusi Prancis yang
dibacanya dan dipelajarinya di sekolah. Kebebasan, persaudaraan
dan persamaan adalah nilai-nilai yang amat menarik hatinya. Dalam
pada itu dia seakan terjebak dalam kehidupan seorang nyai, dengan
nilai-nilai yang belum pernah dikenalnya. Dia bergaul dengan pelukis
Prancis, Jean Marais, seorang veteran Perang Aceh, yang hidup
dalam kesunyian dengan anak perempuannya, yang dilahirkan oleh
seorang perempuan Aceh, dan tidak ingin tampil dalam kehidupan
umum, karena cacat tubuhnya, akibat kehilangan satu kakinya dalam
pertempuran. Tokoh perempuan yang banyak memberi motivasi
kepada Minke ialah guru sastra Belanda, Magda Peters, yang
kemudian harus kembali ke Belanda, karena pandangan politiknya
tidak berkenan pada pemerintah Hindia Belanda.
Dalam ASB perempuan-perempuan dilukiskan kandas dalam
nasib dan perjuangan mereka, tetapi memperlihatkan ikhtiar mereka
untuk tidak kalah seluruhnya, dan tidak kehilangan segala sesuatu
yang ada pada mereka. Nyai Ontosoroh kehilangan perusahaan dan
pabrik susu, tetapi dia tidak menjadi terlunta-lunta. Dengan uang
tabungannya yang sudah mencapai belasan ribu gulden, dia pindah ke
Wonocolo, mendirikan sebuah rumah bambu dan mulai membangun
perusahaannya yang baru di sana dengan sukses. Guru sastra Belanda
di HBS Surabaya, Magda Peters, harus kembali ke Belanda atas
kehendak pemerintah Hindia Belanda. Tetapi dia tidak kehilangan
semuaya, karena seorang muridnya, dengan nama pena Max Tollenaar,
mulai mengumumkan tulisan-tulisannya dalam bahasa Belanda yang
8
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Serang, dan priyayi baru diwakili oleh dr. Sadikoen, dokter di Kroya
dan anggota pimpinan Boedi Oetomo cabang Kroya. Pribumi yang
bekerja pada pemerintah Hindia Belanda diwakili oleh Thamrin
Mohamad Thabrie, wedana Manggabesar, yang bersimpati dengan
kebangkitan nasional, dan kemudian mengundurkan diri sebagai
wedana, karena ingin mendukung Sjarikat Dagang Islam. Raja-raja
lokal yang menentang ketundukan kepada Belanda diwakili oleh
ayah Prinses van Kasiruta dari Maluku yang dibuang ke Sukabumi,
Raja Klungkung I Dewa Agoeng Djambe bersama Mahapatihnya I
Goesti Agung Djelantik yang memerintahkan rakyatnya melawan
pasukan pendudukan Belanda dengan Perang Puputan pada 1904,
meskipun sebelumnya Kerajaan Buleleng dihasut oleh Kompeni
untuk melepaskan diri dari Klungkung.
Ang San Mei adalah gadis pelarian dari Cina daratan, lulusan
Sekolah Guru di Shanghai, dididik dalam biara Katolik sejak kecil,
fasih berbahasa Inggris dan Prancis, dan kemudian menggabungkan
diri dengan Angkatan Muda Tiongkok untuk mengakhiri kekuasaan
kaisarina Ye Si. Dia masuk secara gelap ke Hindia Belanda untuk
memprogandakan cita-cita Angkatan Muda Tiongkok, bersama
sejumlah pemuda, antara lain, Khouw Ah Soe yang beroperasi
di Surabaya, dan pernah mendapat perlindungan di Boerderij
Buitenzorg, menjadi teman Minke, kemudian kedapatan mati
terbunuh di Surabaya. Khouw Ah Soe ternyata tunangan Ang San
Mei. Gadis ini menyamar sebagai guru bahasa Inggris di sebuah
sekolah Tionghoa di daerah Kota. Dipecat dari sekolahnya karena
ketahuan berhubungan dengan seorang pribumi siswa STOVIA
bernama Minke. Dengan bantuan Minke dia berhubungan suratmenyurat dengan Kartini di Jepara. Setelah dipecat dari sekolahnya,
11
Kalam 25 / 2013
Mei dititipkan oleh Minke di rumah Ibu Badrun, yang menjadi tempat
Minke mampir setiap akhir pekan. Keduanya mengunjungi orangtua
Minke di kota B, mendapat restu Bunda, kemudian menikah di kota
Bandung, setelah sempat mengunjungi Kartini di Jepara. Dialah yang
selalu mengajurkan kepada Minke untuk memberi perhatian kepada
organisasi. Kehidupan organisasi ini menyebabkan bahwa hanya
beberapa bulan setelah menikah dan tinggal di rumah Ibu Badrun
bersama Minke, dia minta izin kepada suaminya untuk pergi setiap
malam ke tempat yang dirahasiakannya, bertemu dengan pemudapemuda yang tak dikenal oleh Minke, untuk urusan yang tak pernah
diceritakannya. Mei hanya menjanjikan kesetiaan kepada Minke dan
minta diperkenankan oleh suaminya untuk boleh bekerja beberapa
bulan untuk Tiongkok, tanah airnya. Kehidupan yang keras dan
tak teratur selama beberapa bulan, udara malam, dan paksaan kerja,
menyebabkan kesehatannya terus merosot dan akhirnya meninggal
karena sakit ascites dan uremi.
Ibu Badrun adalah seorang janda yang tidak lagi muda dengan
seorang anak perempuan. Rumahnya menjadi rumah keluarga untuk
Minke pada tiap akhir pekan. Menjadi kebiasaan anak-anak STOVIA
untuk mencari salah satu keluarga di daerah Kwitang, tempat mereka
mampir pada akhir pekan, untuk mengganti seragam sekolah dengan
baju Eropa, dan berjalan-jalan di kota sampai sore hari. Minke
memilih Ibu Badrun sebagai keluarganya. Kalau Bunda dari kota
B hendak menengok anaknya, Bunda juga menginap di rumah Ibu
Badrun. Kesulitan besar menimpa Ibu Badrun ketika Ang San Mei
setelah menikah dengan Minke, pergi setiap malam entah ke mana
dan pulang ke rumah menjelang pagi. Sebagai keluarga baik-baik
si Ibu ini khawatir bahwa perilaku Mei akan menjadi gunjingan
12
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
politik, menjadi propagandis Insulinde dan menulis artikelartikel politik di surat kabar dengan inisial SS. Dia diawasi oleh
gubernemen, tulisan-tulisannya dipelajari oleh Pangemanann, yang
berusaha mempertahankan sikapnya bahwa Siti Soendari tidak
boleh ditangkap hanya karena punya pandangan yang berbeda dari
pandangan pemerintah kolonial. Berita atau desas-desus bahwa dia
diawasi oleh gubernemen menimbulkan ketakutan pada pimpinan
sekolah tempatnya mengajar. Dia dipecat dari sekolah itu dan harus
meninggalkan murid-muridnya dengan berat hati.
Sementara itu pemerintah kolonial berusaha menghentikan
kegiatan politiknya dengan memaksa ayahnya segera menikahkan
dia. Perintah ini disertai ancaman bahwa kalau Siti Soendari tidak
segera dinikahkan, maka abangnya yang sedang belajar di Rotterdam
akan dikeluarkan dari sekolahnya. Siti Soendari sendiri kemudian
menghilang dan ayahnya juga tak dapat ditemukan. Ternyata sebelum
kedua anak-beranak itu raib dari pengawasan pemerintah, sang ayah
telah menarik semua uang simpanannya di bank. Beberapa waktu
kemudian diketahui bahwa Siti Soendari sudah berada di negeri
Belanda bersama Marko, murid Minke. Patut dicatat bahwa setelah
kegiatan publik Kartini dapat dihentikan dengan memaksanya
dikawinkan dengan Bupati Rembang, pemerintah kolonial rupanya
yakin bahwa kegiatan politik perempuan yang punya pikiran bebas
dapat dihentikan dengan membawa mereka ke ranjang pengantin.
Gubernur Jenderal van Heutsz oleh masyarakat di sekitar istana
dianggap menjadi Mak Comblang untuk Minke dan Prinses van
Kasiruta. Dengan cara yang lebih primitif Asisten Residen Pekalongan
menugaskan kontrolir untuk mendengar sendiri percakapan Siti
Soendari dengan seorang ibu yang diminta oleh ayah Siti Soendari
19
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
III
Dalam perspektif ketiga empat novel Pulau Buru ini melukiskan
perjuangan tiap tokoh merebut posisinya dalam hubungan produksi,
dan dengan cara itu mengubah pula kedudukannya dalam masyarakat.
Istilah hubungan produksi digunakan di sini dalam pengertian
sosiologi Marxian yang standar, yaitu sejauh mana seseorang atau
sekelompok orang menguasai alat produksi seperti modal dan
keahlian teknis. Seseorang yang tidak menguasai alat produksi hanya
dapat menjual tenaga kerjanya dan menempatkan dirinya sebagai
pihak yang selalu tergantung pada mereka yang menguasai alatalat produksi. Saya berpendapat bahwa keempat novel Pulau Buru
Pramoedya memberi perhatian khusus kepada hubungan produksi
ini.
Setelah Sanikem diserahkan kepada administratur pabrik
gula Tulangan untuk dijadikan gundiknya, perempuan desa ini
yang rupanya dikaruniai inteligensi yang tinggi dan kemauan yang
kuat, berusaha sekuat tenaga untuk tidak hanya hanyut dalam
kesedihan. Secara teratur dia mulai belajar bahasa Belanda di
bawah bimbingan tuannya, menguasai bahasa itu secara lisan dan
tertulis, di samping belajar membantu Herman Mellema mengelola
22
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
dalam sistem hukum kolonial, dia sadar bahwa setiap saat dia dapat
diusir dari rumah tuannya, atau ditinggal terlantar begitu saja
kalau tuannya memutuskan kembali ke negeri Belanda. Dia sudah
memperhitungkan bahwa kalau apa yang dicemaskannya itu terjadi,
maka dia sudah dapat membuka usaha sendiri dengan modal yang ada
dengan kepandaian kerja dan keterampilan yang telah dipelajarinya
di Boerderij Buitenzorg.
Persiapannya untuk mandiri ditunjang juga oleh sikap
tuannya, yang telaten dan keras dalam mengajarkan beragai hal
kepadanya. Di pihak Nyai Ontosoroh ada kemauan dan disiplin
untuk belajar segala sesuatu dengan cepat dan dengan tekun. Betapa
pun Herman Mellema amat baik kepadanya dan memperlakukannya
sebagai pasangan sederajat, Nyai tetap pada keyakinannya bahwa dia
bukanlah istri Herman Mellema, melainkan harta milik tuannya,
yang telah membelinya dengan harga tertentu yang sudah dibayar
kepada orangtuanya. Ketika anak perempuannya, Annelies, bertanya
kepadanya apakah dia pernah mencintai orang yang menjadi papa
Annelies, Nyai menjawab bahwa dia tak tahu apa itu cinta. Dia hanya
tahu bahwa tuannya dan dia masing-masing punya kewajiban. Yang
satu berkewajiban memelihara, yang lain berkewajiban melayani,
membantu dan bekerja.
Ada dua peristiwa yang semakin mempertajam kesadarannya
tentang hubungan yang tidak setara antara dirinya sebagai pribumi
dan mereka yang dilindungi oleh kekuasaan dan hukum kolonial.
Peristiwa pertama ialah kedatangan Ir. Maurits Mellema ke Boerderij
Buitenzorg untuk mendamprat ayahnya, Herman Mellema, karena
ayahnya tak pernah secara resmi menceraikan ibunya Mevrouw
Amelia Mellema-Hammers, sehingga selama lebih dari 20 tahun
24
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
MM:
NO:
MM:
NO:
MM:
NO:
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
mengundang iri hati dan usaha-usaha dari orang yang dengki hatinya
untuk menggagalkan usahanya atau membahayakan hidupnya.
Dia sebaiknya segera merekrut satu dua orang pendekar untuk
melindungi dia dan perusahaan penerbitannya, seperti Darsam
melindungi Boerderij Buitenzorg di Wonokromo dulu. Lain dari itu
Nyai juga mempertanyakan mengapa Minke sebagai orang partikelir
membantu gubernemen dengan penyuluhan hukum dan penerangan
tentang aturan-aturan pemerintah. Bukankah penyuluhan seperti
itu adalah tugas pemerintah? Mengapa Minke harus mengeluarkan
banyak biaya untuk membantu gubernemen, bukankah gubernemen
yang harus membayar dia untuk jasa-jasanya memberi penjelasan dan
penyuluhan hukum dan aturan pemerintah?
Menarik untuk melihat bagaimana pengarang menguji
paham materialisme historis yang demikian ditonjolkan dalam diri
beberapa tokohnya melalui antitesis yang diciptakan melalui tokoh
lainnya. Antitesis itu diberikan oleh Tuan L. kepala arsip pusat (s
landscharchiev), yang mempunyai keahlian khusus dalam kebudayaan
Jawa. Diskusi tentang kebudayaan Jawa dalam RK mempunyai
sekurang-kurangnya dua tujuan. Pertama, Jawa menjadi representasi
dari akibat kolonialisme yang terlalu lama, dan kedua, akibat
penjajahan yang lama dan beban yang ditanggung dalam perjumpaan
dengan berbagai kebudayaan besar di dunia telah melahirkan suatu
defense mechanism dengan dampak kebudayaan yang khas. Menurut
teori Tuan L., suatu bangsa yang menghadapi gelombang-gelombang
kebudayaan dari luar yang datang beruntun dan kemudian menderita
penjajahan politik dalam ukuran abad, akan memilih di antara dua
kemungkinan: dia dapat berkompromi dalam prinsip dan filsafatnya
dengan kekuatan-kekuatan luar supaya dapat bertahan hidup, atau
32
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
34
Kalam 25 / 2013
IV
Pada bagian akhir uraian ini perlulah dijelaskan dengan sedikit
pertanggungjawaban mengapa ketiga perspektif ini telah diterapkan
dalam membaca keempat jilid novel-novel Pulau Buru, meskipun
ada berbagai faset lain yang sama menariknya untuk dijadikan
pokok pembicaraan dan diskusi. Amat menarik misalnya untuk
mempertanyakan apa gerangan yang menyebabkan keempat novel
ini menimbulkan gema yang demikian luas, tidak saja di Indonesia
tapi juga dalam kalangan sastra dunia. Dilihat dari bentuk dan
komposisinya novel-novel ini ditulis dengan cara yang serbakonvensional. Tidak ada usaha dan pretensi pengarang untuk
melakukan pembaruan apa pun dalam teknik, gaya, atau pun struktur
cerita. Masing-masing cerita disusun dengan menggabungkan secara
sederhana plot linear dan flashback. Tokoh-tokoh cerita adalah
manusia biasa dengan watak yang normal dan tidak memperlihatkan
ideosinkrasi yang berlebihan. Dengan demikian, kekuatan novelnovel ini tidak terletak pada aspek pembaruan yang dibawanya, tetapi
pada kekuatan pesan yang disampaikannya.
Pesan pertama yang amat jelas ialah bahwa ada pertarungan
abadi antara kebebasan dan subyektivitas manusia dan kekuatan
obyektif sejarah yang dihadapinya. Obyektivitas sejarah itu tampil
sebagai kekuatan yang tak bisa dihindari dan tak terlawankan, yang
dapat mengambil bentuk sistem budaya di mana anak-anak tak
dapat menampik kehendak orangtua khususnya kemauan sang ayah.
Sanikem dan Surati harus menyerah kepada perintah ayah mereka
untuk datang menyerahkan diri kepada administratur pabrik gula dan
tinggal di sana selama tuan mereka suka dan sampai saat mereka diusir
35
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
Kalam 25 / 2013
banyak aktivitas politik. Khouw Ah Soe dan tunangannya Ang San Mei
masuk secara gelap ke Hindia Belanda untuk mengobarkan semangat
Angkatan Muda Tiongkok menggulingkan kaisar. Keduanya mati di
negeri asing. Mereka yang lebih berhasil ialah yang berusaha melalui
perebutan tempat yang lebih baik dalam hubungan produksi. Sebagai
gundik Nyai Ontosoroh mungkin tidak dihormati, tetapi jelas dia
tidak bisa diremehkan. Dia mampu mengelola sebuah boerderij
seluas 180 ha dan mengurus pabrik susu yang mempekerjakan banyak
tenaga kerja. Hukum kolonial merampas perusahaan itu darinya, dan
menyerahkannya kepada Maurits Mellema sebagai ahli waris Herman
Mellema. Tetapi Nyai tidak menyerah, dia pindah ke Wonocolo dan
berhasil membangun perusahaan baru dengan tabungannya, hingga
dia pindah ke Prancis. Demikian pun Darsam, pendekar Madura
penjaga keamanan di Boerderij Buitenzorg, yang belajar baca-tulis
pada Minke dalam waktu senggangnya, kemudian terbukti sanggup
mengelola perusahaan di Wonocolo, setelah ditinggalkan oleh Nyai
Ontosoroh yang pindah ke Prancis.
Dikatakan secara singkat, perubahan sosial di Hindia Belanda
tidak terjadi karena perubahan status atau meningkatnya jabatan,
tidak juga oleh pergantian priyayi lama dan priyayi baru tamatan
sekolah tinggi. Perubahan sosial itu muncul karena didorong oleh
munculnya secara perlahan borjuasi pribumi, yang sanggup memberi
kekuatan nyata kepada pribumi untuk beremansipasi terhadap
kekuatan kolonial, dan memberi sarana yang sama kepada kaum
perempuan untuk beremansipasi terhadap dominasi laki-laki.
Jakarta, 10 September 2011
40