Minggu 5 2.4
Minggu 5 2.4
pecah ke kulit, lukanya sukar sembuh oleh karena keluar secret terus menerus
sehingga seperti fistula.
Limfadenitis tuberculosa pada kelenjar getah bening dapat terjadi sedemikian
rupa, besar dan konglomerasi sehingga leher penderita itu disebut seperti bull
neck.
Pada keadaan seperti ini kadang kadang sukar dibedakan dengan limfoma
malignum.
Limfadenitis tuberkulosa diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan
histopatologi, terutama yang tidak disertai oleh tuberkulosa paru.
Pada gambaran histopologi yang spesifik adalah perkijuan dan sel datia Langhan
s.
2.Neoplasma
a. Primer
Limfoma malignum ( Hodgkin dan Non Hodgkin )
Penyakit ini merupakan neoplasma ganas primer pada kelenjar getah
bening/system limfatis, dan ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening
yang terkena.
Dapat dibedakan limfoma malignum Hodgkin dan Non Hodgkin limfoma
Secara epidemiologis apabila dilihat dari distribusi umur, maka penyaklit
Hodgkin ditemukan pada dua puncak golongan umur, yaitu pada usia 20 40
tahun dan sesudah 50 tahun. Sedangkan limfoma Non Hodgkin pada umumnya
pada usia tua dengan puncak diatas 60 tahun.
Gejala klinis.
1.Pembengkakan kelenjar getah bening leher, kelenjar tidak sakit, multiple,
bebas atas konglomerasi satu sama lain.
Pada non Hodgkin limfoma, dapat tumbuh pada kelompok kelenjar getah bening
lain (G. 1 ) misalnya pada traktus digestivus atau pada organ organ
parenkhima.
2.Demam tipe pel Ebstein.
3.Gatal gatal.
4.Keringat malam.
5.Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 6 bulan terakhir tanpa diketahui
sebabnya.
6.Kurang nafsu makan.
7.Daya kerja menurun drastis
8.Kadang-kadang disertai sesak nafas.
9.Nyeri setelah mendapat intake alkohol ( 15-20 %)
10.Pola perluasan Hodgkin sistematis secara sntripetal, dan relatif lebih lambat
dan Non Hodgkin tidak sistematis dan relatif lebih cepat bermetasis ketempat
yang jauh.
Diagnosis
Ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis.
Pada Morbus Hodgkin di samping sel-sel limfosit, ditemukan granulosit, sel