Standar dan Prosedur Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit Rumah sakit sebagai
tempat pelayanan kesehatan diantaranya melaksanakan kegiatan dalam katagori
diagnosa dan pengobatan, perawatan, bahkan tindakan rehabilitasi. Rumah sakit dari
aspek kesehatan lingkungan dapat berpotensi, antara lain :
1. Dapat menjadi media pemaparan atau penularan bagi para pasien, petugas maupun
pengunjung oleh agent (komponen penyebab) penyakit yang terdapat di dalam
lingkungan rumah sakit (Darpito, 2003).
2. Sebagai penghasil sampah dan limbah yang berdampak bagi kesehatan masyarakat
dan lingkungan sekitar. Sebagaimana rekan-rekan Sanitarian ketahui, dasar
pelaksanaan penyehatan lingkungan rumah sakit Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan sesuai Permenkes 1204 tahun 2004 antara lain :
1. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit.
2. Hygiene sanitasi makanan dan minuman.
3. Penyehatan air.
4. Pengelolaan limbah.
5. Penyehatan tempat pencucian linen (laundry).
6. Pengendalian serangga, tikus, dan binatang pengganggu.
7. Dekontaminasi melalui sterilisasi dan disinfeksi.
8. Pengamanan dampak radiasi.
Upaya kesehatan lingkungan rumah sakit bertujuan untuk mewujudkan lingkungan
rumah sakit baik in door ataupun out door yang aman, nyaman, dan sehat bagi para
pasien, pekerja, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit, kejadian
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh rumah sakit
dapat ditekan sekecil mungkin atau bila mungkin dihilangkan. Pengelolaan limbah dapat
didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan terhadap limbah mulai dari tahap
pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan serta tahap pengolahan
akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan. Tindakan pertama yang harus
dilakukan sebelum melakukan pengelolaan limbah dari tindakan preventif dalam bentuk
pengurangan volume atau bahaya dari limbah yang dikeluarkan ke lingkungan. Atau
minimasi limbah. Beberapa usaha minimasi meliputi beberapa tindakan seperti usaha
reduksi pada sumbernya, pemanfaatan limbah,daur ulang, pengolahan limbah, serta
pembuangan limbah sisa pengolahan. Sedangkan tata lakana penanganan limbah
medis sesuai permenkes meliputi kegiatan Minimisasi dan Pemilahan Limbah dengan
rincian kegiatan sebagai berikut : Usaha Minimisasi Limbah
1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan petugas
kesehatan dan kebersihan.
5. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah
bahan berbahaya dan beracun.
6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
7. Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
4. Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah medis
dan perlu
dinyatakan aman sebelum dibuang. Sedangkan persyaratan yang ditetapkan sebagai
tempat pewadahan limbah non-medis sebagai berikut :
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass. Mempunyai tutup
yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan. Terdapat minimal 1 (satu)
buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan. Limbah tidak boleh dibiarkan
dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh
limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau
binatang pengganggu
Komponen Pencemaran Air
05/06/2013 kesmas Kesehatan Lingkungan
Macam dan Karakteristik Pencemaran Air Defenisi pencemaaran air antara lain
disebutkan dalam PP.No.82 tahun 2001. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya. Air yang menyimpang
dari keadaan normalnya disebut air tercemar, ukuran air bersih dan tidak tercemar tidak
hanya ditentukan oleh kemurnian air. Biasanya air tercemar akan berubah, baik dari
segi warna, bau, dan lainnya. Sementara bahan pencemar dan perubahan
karakteristiknya dalam air atau badan air akan dipengaruhi oleh beberapa keadaan.
Perilaku pencemar dalam sistem perairan dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan
dimana suatu zat kimia bercampur dengan suatu cairan membentuk sebuah sistem
yang homogen. Badan air yang tercemar ditandai dengan warna gelap, berbau,
menimbulkan gas, mengandung bahan organik tinggi, kadar oksigen terlarut rendah,
matinya kehidupan di dalam air umumnya ikan dan air tidak lagi dapat dipergunakan
sebagai bahan baku air minum. Air limbah berperan dalam kehidupan karena selain
mengandung air juga didalamnya terdapat zat-zat organik, yang mungkin diperlukan
pada batasbatas tertentu. Oleh sebab itu ada dua peranan air limbah yaitu peranan
positif apabila air limbah dengan kualitas yang dikandung sesuai bagi peruntukkannya
antara lain untuk irigasi, perikanan, perkebunan, perindustrian, rumah tangga, rekreasi
dan lain-lain. Adapun peranan negatif bila air limbah dianggap tidak berguna bagi
kehidupan dan berpengaruh terhadap manusia dan lingkungan yaitu bila limbah cair
tidak sesuai dengan baku mutu limbah cair. Oleh karenanya mereka membuang begitu
saja tanpa mempertimbangkan segi negatif yang mungkin timbul terhadap sumber alam
yang berguna bagi kehidupan. Maksud pembuangan air limbah yang saniter adalah
untuk mengurangi pengaruh buruk air limbah terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Bahan buangan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah
penyebab utama terjadinya pencemaran air, komponen pencemaran air terdiri dari:
1. Bahan Buangan Organik
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, oleh karena itu bahan ini seharusnya tidak dibuang
ke lingkungan, karena akan dapat menaikkan populasi mikroorganisme di dalam air.
2. Bahan Buangan Anorganik
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk
dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk
ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan ion logam di dalam air, seperti unsur
logam Timbal (Pb),Arsen (As), Kadmium (Cd), Air Raksa (Hg), Kroom (Cr), Nikel (Ni),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) yang banyak digunakan oleh industry elektronik,
elektroplating dan industri kimia serta fenol, formaldehid pada industri lem dan kayu
lapis.
3. Bahan Olahan Makanan
Air lingkungan yang mengandung bahan buangan olahan bahan makanan akan
mengandung banyak mikroorganisme, termasuk pula di dalamnya bakteri pathogen,
pembuangan limbah yang berasal dari industri pengolahan bahan makanan perlu
mendapat perhatian agar bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia tidak
berkembang biak di dalam lingkungan.
4. Bahan Cairan Berminyak
Lapisan minyak di permukaan air akan mengganggu kehidupan mikroorganisme di
dalam air hal ini disebabkan oleh lapisan minyak di permukaan air akan menghalangi
proses difusi oksigen dari udara ke air, menghalangi masuknya sinar matahari sehingga
fotosintesis oleh tanaman tidak dapat berlangsung dan di dalam lapisan minyak
terdapat zat-zat yang beracun seperti benzen dan toluene.
Indikator Utama Pencemaran Air
25/01/2013 kesmas Kesehatan Lingkungan
4 Indikator Utama Terjadinya Pencemaran Air Bila kita perhatikan, kondisi air yang
tercemar akan berubah dan mempunyai beberapa ciri khusus yang membedakan
dengan air bersih. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai peruntukkannya (PP.No.82 tahun 2001). Beberapa literatur menuliskan ciri air
tercemar ini, diantaranya (Djajadiningrat, 1992), menyatakan bahwa badan air yang
tercemar ditandai dengan warna gelap, berbau, menimbulkan gas, mengandung bahan
organik tinggi, kadar oksigen terlarut rendah, matinya kehidupan di dalam air umumnya
ikan dan air tidak lagi dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum Sedangkan
menurut Wardana (1999), indicator atau tanda air telah tercemar adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati melalui : 2-Perubahan pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam, sedangkan air
yang mempunyai pH yang lebih besar akan bersifat basa, Air limbah dan bahan
buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang
pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme di dalam air.
1- Perubahan Warna, Bau dan Rasa Air Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan
industry yang berupa bahan anorganik dan bahan organic seringkali dapat larut di
dalam air.
Apabila bahan buangan dari air limbah dapat larut dan terdegradasi maka bahan
buangan dalam air limbah dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna air. Bau
timbul akibat aktifitas mikroba dalam air merombak bahan buangan organik terutama
gugus protein, secara biodegradasi menjadi bahan mudah menguap dan berbau.
2-Perubahan Suhu Air. Air Sungai suhunya naik mengganggu kehidupan hewan air
dan organisme lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air akan turun
bersamaan dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan memerlukan oksigen
untuk bernafas, oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara yang secara lambat
terdifusi ke dalam air, semakin tinggi kenaikan suhu air makin sedikit oksigen yang
terlarut di dalamnya.
3-Timbulnya Endapan, Koloidal dan bahan terlarut Bahan buangan industri yang
berbentuk padat kalau tidak dapat larut sempurna akan mengendap didasar sungai dan
dapat larut sebagian menjadi koloidal, endapan dan koloidal yang melayang di dalam
air akan menghalangi masuknya sinar matahari sedangkan sinar matahari sangat
diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis.
4-Mikroorganisme Bahan buangan industri yang dibuang ke lingkungan perairan akan
di degradasi oleh mikroorganisme, berarti mikroorganisme akan berkembang biak tidak
menutup kemungkinan mikroorganisme pathogen juga ikut berkembang biak.
Mikroorganisme pathogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit.
Bahan Pencemaran Air
30/07/2013 kesmas Kesehatan Lingkungan
Komponen Utama Bahan Pencemaran Air Definisi pencemaaran air antara lain
disebutkan dalam PP.No.82 tahun 2001. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya. Air yang menyimpang
dari keadaan normalnya disebut air tercemar, ukuran air bersih dan tidak tercemar tidak
hanya ditentukan oleh kemurnian air (Wardana, 1999).
Biasanya air tercemar akan berubah, baik dari segi warna, bau, dan lainnya. Sementara
bahan pencemar dan perubahan karakteristiknya dalam air atau badan air akan
dipengaruhi oleh beberapa keadaan. Perilaku pencemar dalam sistem perairan
dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan dimana suatu zat kimia bercampur dengan
suatu cairan membentuk sebuah sistem yang homogen (Thibodeaux, 1979). Badan air
yang tercemar ditandai dengan warna gelap, berbau, menimbulkan gas, mengandung
bahan organik tinggi, kadar oksigen terlarut rendah, matinya kehidupan di dalam air
umumnya ikan dan air tidak lagi dapat dipergunakan sebagai bahan baku air minum
(Djajadiningrat, 1992).
Air limbah berperan dalam kehidupan karena selain mengandung air juga didalamnya
terdapat zat-zat organik, yang mungkin diperlukan pada batas batas tertentu. Oleh
sebab itu ada dua peranan air limbah yaitu peranan positif apabila air limbah dengan
kualitas yang dikandung sesuai bagi peruntukkannya antara lain untuk irigasi,
perikanan, perkebunan, perindustrian, rumah tangga, rekreasi dan lain-lain.
Adapun peranan negatif bila air limbah dianggap tidak berguna bagi kehidupan dan
berpengaruh terhadap manusia dan lingkungan yaitu bila limbah cair tidak sesuai
dengan baku mutu limbah cair. Oleh karenanya mereka membuang begitu saja tanpa
mempertimbangkan segi negatif yang mungkin timbul terhadap sumber alam yang
berguna bagi kehidupan.
Maksud pembuangan air limbah yang saniter adalah untuk mengurangi pengaruh buruk
air limbah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (Djabu at al., 1990).
Bahan buangan air limbah yang berasal dari kegiatan industri adalah penyebab utama
terjadinya pencemaran air, komponen pencemaran air terdiri dari (Wardana, 1999).:
1. Bahan Buangan Organik
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, oleh karena itu bahan ini seharusnya tidak dibuang
ke lingkungan, karena akan dapat menaikkan populasi mikroorganisme di dalam air.
2. Bahan Buangan Anorganik
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk
dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan anorganik ini masuk
ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan ion logam di dalam air, seperti unsur
logam Timbal (Pb),Arsen (As), Kadmium (Cd), Air Raksa (Hg), Kroom (Cr), Nikel (Ni),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) yang banyak digunakan oleh industry elektronik,
elektroplating dan industri kimia serta fenol, formaldehid pada industri lem dan kayu
lapis (Wardana, 1999).
3. Bahan Olahan Makanan
Air lingkungan yang mengandung bahan buangan olahan bahan makanan akan
mengandung banyak mikroorganisme, termasuk pula di dalamnya bakteri pathogen,
pembuangan limbah yang berasal dari industri pengolahan bahan makanan perlu
mendapat perhatian agar bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia tidak
berkembang biak di dalam lingkungan.
4. Bahan Cairan Berminyak
Lapisan minyak di permukaan air akan mengganggu kehidupan mikroorganisme di
dalam air hal ini disebabkan oleh lapisan minyak di permukaan air akan menghalangi
proses difusi oksigen dari udara ke air, menghalangi masuknya sinar matahari sehingga
fotosintesis oleh tanaman tidak dapat berlangsung dan di dalam lapisan minyak
terdapat zat-zat yang beracun seperti benzen dan toluene.
Jenis Mikroorganisme dalam Air Limbah
03/02/2014 kesmas Kesehatan Lingkungan
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Jumlah dan Jenis Mikroorganisme dalam Air
Limbah Pengolahan limbah secara biologi adalah pengolahan air limbah dengan
menggunakan mikroorganisme seperti ganggang, bakteri, protozoa, untuk menguraikan
senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa yang sederhana. Pengolahan
tersebut mempunyai tahapan seperti pengolahan secara aerob, anaerob dan fakultatif.
Pengolahan air limbah bertujuan untuk menghilangkan bahan organik, anorganik,
amoniak, dan posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan atau filter
telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri dan rumah tangga, cara
ini juga dapat diterapkan untuk pengolahan air limbah yaitu dengan memakai berbagai
jenis media filter seperti pasir dan antrasit.
Pada penggunaan sistem saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu bak
atau tangki dan air limbah yang akan disaring dilalukan dari arah bawah ke atas. Bau :
Bau yang keluar dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan atau air
limbah kegiatan industri, atau dapat juga berasal dari hasil degradasi bahan buangan
oleh mikroba yang hidup di dalam air (Wardhana, 1999). Zat organik dalam limbah,
yang secara umum mewakili bagian yang mudah menguap dari seluruh benda padat
yang terdiri dari senyawa nitrogen, karbohidrat, lemak-lemak dan minyak- minyak
mineral, bentuknya tidak tetap dan membusuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap
(Mahida, 1993). Timbulnya bau pada air limbah secara mutlak dapat dipakai sebagai
salah satu tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang cukup tinggi (Wardhana,
1999).
Beberapa karakteristik fisik ini mencerminkan kualitas estetik dari air limbah (seperti
warna dan bau ), sedangkan karakteristik lain seperti pH dan temperatur dapat
memberikan dampak negatif pada badan air penerima.
Faktor faktor yang mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air
adalah : Sumber air :Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh
sumber air seperti air laut, air hujan, air tanah dan air permukaan. Komponen nutrient
dalam air Secara alamiah air mengandung mineral-mineral yang cukup untuk
kehidupan mikroorganisme. Air buangan sering mengandung komponenkomponen
yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu. Komponen beracun Bila
terdapat di dalam air akan mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme yang
terdapat di dalam air sebagai contoh asam-asam organik dan anorganik dapat
membunuh mikroorganisme dan kehidupan lainya dalam air. Organisme air Adanya
organism lain di dalam air dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme air,
seperti protozoa dan plankton dapat membunuh bakteri. Faktor fisik Faktor fisik
seperti suhu, pH, tekanan osmotik tekanan hidrostatik, aerasi dan penetrasi sinar
matahari dapat mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat di dalam
air. Tujuan pemrosesan air limbah secara biologi adalah untuk menghilangkan bahan
organik dan anorganik yang terlarut dalam air yang sukar mengendap melalui proses
penguraian biologis, penguraian ini memerlukan oksigen pada proses aerobik dan pada
proses anaerobik berlangsung tanpa oksigen, proses biologis dapat digunakan untuk
meniadakan pospat kebanyakan sistem biologis dapat mentolerir naik turunnya suhu.
Pada pengolahan biologi air limbah, perlu dipertahankan agar mikroorganisme dapat
menunjukkan kemampuannya yang optimal seperti bakteri untuk mengambil bahanbahan organic dengan merancang peralatan dan sistem pengolahan yang sesuai untuk
pertumbuhan bakteri. Sebelum melakukan pengolahan perlu ditinjau bahwa pada
proses pengolahan air limbah pH harus berkisar 7 atau 6,5 9,5 karena semua proses
berlangsung pada suasana netral. Proses netralisasi pada umumnya dilakukan dengan
penambahan Ca(OH)2 kemudian dilakukan pengadukan agar reaksi antara asam dan
basa dapat berlangsung dengan baik (Djabu et al.,1 990).
Pengertian BOD, COD, TSS, pada Air Limbah
16/01/2013 kesmas Kesehatan Lingkungan
Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), and Total
Suspended Solid (TSS) sebagai Indikator Limbah Cair Air limbah adalah air yang
bercampur zat padat (dissolved dan suspended) yang berasal dari kegiatan rumah
tangga, pertanian, perdagangan dan industri. Oleh karena itu, dipastikan bahwa air
buangan atau air limbah industri bisa menjadi salah satu penyebab air tercemar jika
tidak diolah sebelum dibuang ke badan air. Komposisi air limbah sebagian besar terdiri
dari air (99,9 %) dan sisanya terdiri dari partikel-partikel padat terlarut (dissolved solid)
dan tersuspensi (suspended solid) sebesar 0,1 %. Partikel-partikel padat terdir dari zat
organik ( 70 %) dan zat anorganik ( 30 %), zat-zat organik terdiri dari protein ( 65%),
oleh orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di rumah sakit pula dapat
terjadi penularan baik secara langsung (crossinfection), melalui kontaminasi bendabenda ataupun melalui serangga sehingga dapat mengancam kesehatan (vector borne
infection) masyarakat umum (Kusnoputranto, 1993) .Untuk mengantisipasi dampak
negatif yang tidak diinginkan dari institusi pelayanan kesehatan ini, maka dirumuskan
konsep sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk mengendalikan faktor-faktor yang
dapat membahayakan bagi kesehatan manusia tersebut. Menurut WHO, sanitasi
lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal
yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.
Dalam lingkup rumah sakit, sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor
lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin
dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita,
pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar rumah sakit. (Musadad, 1993).
Dari pengertian di atas maka sanitasi rumah sakit
merupakan upaya dan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam
memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaikbaiknya. Karena tujuan dari sanitasi rumah sakit
tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan
rumah sakit agar tetap bersih, nyaman, dan dapat
mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak
mencemari lingkungan.
Keberadaan rumah sakit sebagai tempat
berkumpulnya orang sakit atau orang sehat yang
dapat menjadi sumber penularan penyakit dan
pencemaran lingkungan (gangguan kesehatan), maka
untuk mengatasi kemungkinan dampak negatif yang
ditimbulkan dari institusi pelayanan kesehatan,
khususnya rumah sakit ditetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/
SK/X/2004 menetapkan persyaratan- persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit.
Persyaratan yang harus dipenuhi instansi pelayanan
kesehatan, khususnya sanitasi lingkungan rumah sakit
antara lain mencakup: (1)Penyehatan Ruang Bangunan
dan Halaman Rumah Sakit,(2) Persyaratan Hygiene
dan Sanitasi Makanan Minuman, (3) PenyehatanAir, (4)
Pengelolaan Limbah, (5) Pengelolaan tempat
Pencucian (Laundry), (6) Pengendalian Serangga, Tikus
dan Binatang Pengganggu Lainnya, (7) Dekontaminasi
melalui Disinfeksi dan Sterilisasi, (8) Persyaratan
Pengamanan Radiasi,(9) Upaya Promosi Kesehatan dari
Aspek Kesehatan lingkungan.
Dampak Limbah Cair Pada Kesehatan
Kegiatan Terpadu/Multisektor
12. KepMen LH No. 02/MENLH/1/ 1998 tentang
Penetapan Pedoman Baku Mutu Lingkungan
13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
DASAR HUKUM AMDAL
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang
Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang
Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Kawasan Industri
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen
Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan
Tetapi Belum memiliki dokumen lingkungan hidup
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009
tentang Kawasan Industri
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor Tahun 2007 Tentang Dokumen Pengelolaan
Dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Tidak Memillki Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
sakit.
Karakteristik utama limbah rumah sakit adalah adanya
limbah medis (karena selain limbah medis, rumah
sakit juga menghasilkan limbah domestik, bahkan
limbah radio aktif). Limbah non-medis adalah limbah
yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar
medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman,
dan halaman dan lainnya. Limbah medis adalah
limbah yang berasal dari kegiatan pelayanan medis.
Berbagai jenis limbah medis yang dihasilkan dari
rumah sakit dan unit pelayanan medis lainnya dapat
membahayakan dan menimbulkan gangguan
kesehatan terutama pada saat pengumpulan,
penampungan, penanganan, pengangkutan dan
pembuangan serta pemusnahan.
Menurut WHO, beberapa jenis limbah rumah sakit
dapat membawa risiko yang lebih besar terhadap
kesehatan, yaitu limbah infeksius (15% s/d 25%) dari
jumlah limbah rumah sakit. Diantara limbahlimbah
ini adalah limbah benda tajam (1%), limbah bagian
tubuh (1%), limbah obat-obatan dan kimiawi (3%),
limbah radioaktif dan racun atau termometer rusak (<
1%).
Pada dasarnya limbah rumah sakit adalah semua
limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan
kegiatan penunjang lainnya. Limbah rumah sakit
dapat berbentuk padat, cair, dan gas yang dihasilkan
dari kegiatan diagnosis pasien, pencegahan penyakit,
perawatan, penelitian, imunisasi terhadap manusia
dan laboratorium yang mana dapat dibedakan antara
limbah medis maupun non medis yang merupakan
sumber bahaya bagi kesehatan manusia maupun
penyebaran penyakit di lingkungan masyarakat
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit yang terdiri dari
limbah medis dan non-medis Limbah medis adalah
limbah yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh
keberadaan limbah rumah sakit, khususnya terhadap
penurunan kualitas lingkungan dan terhadap
kesehatan antara lain, terhadap gangguan
kenyamanan dan estetika, terutama disebabkan