ROSALENA FRANSISKA
G851160071
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
I PENDAHULUAN
II PEMBAHASAN
kantung diisi dengan bahan yang akan didialis, dan ujung yang satunya diikat lagi.
Dialisis paling baik dilakukan dengan tabung yang baru saja disiapkan, karena bila
sudah basa, kantung akan peka terhadap serangan mikroorganisme. Jika harus
disimpan, maka kantung selofan harus disimpan dalam larutan yang telah dibubuhi
sedikit asam benzoat sebagai pengawet.
Kantung dialisis
yang diikat kedua
ujungnya
.
..
. ..
.
.
. .. .
.
.
. .
.
Campuran yang
dipisahkan
Pelarut
aquaeous (air,
larutan bufer)
Magnet
Pengaduk
bermagnet
2.
Pelarut
Pada umumnya, kecepatan dialis akan maksimal jika menggunakan pelarut
Sifat-sifat Fisik
Kecepatan dialisis juga tergantung pada suhu, sehingga semakin tinggi suhu
garam dengan membram semipermeabel, maka protein yang bermuatan listrik tidak
dapat menembus membran tersebut, akan tetapi ion-ionnya yang muatan yang
Kantung dialisis
Protein
+
Na
Protein
Lingkungan medium
Na
H2O
Na
Air garam
Cl
pH menurun
Na
Cl
H + OH
pH meningkat
Gambar 2. Efek donnan terlihat ketika larutan protein berada didalam larutan garam
yang akan didialisis berlawanan dengan aquades
yang dapat larut dalam air serta terkoagulasi oleh panas. Larutan albumin dalam air
dapat diendapkan dengan penambahana monium sulfat hingga jenuh. Albumin
antara lain terdapat pada serum darah dan putih telur. Globulin mempunyai sifat
sukar larut dalam air murni, tetapi dapat larut dalam larutan garam netral, misalnya
NaCl encer. Larutan globulin dapat diendapkan dengan penambahan garama
monium sulfat hingga setengah jenuh. Globulin akan mengendap dan dapat
dipisahkan. Seperti albumin, globulin antara lain terdapat dalam serum darah, pada
otot, dan jaringan lain. Molekul globulin mempunyai berbagai macam bentuk. Ada
molekul globulin yang terdiri atas rantai tunggal polipeptida saja, seperti albumin.
Akan tetapi, cukup banyak juga yang terdiri atas beberapa subunit, seperti
hemoglobin. Ada pula molekul globulin oligomer (yang terdiri atas beberapa
subunit polipeptida) yang mempunyai susunan yang lebih rumit lagi daripada
hemoglobin, karena subunit penyusunannya tidak sama panjang. Molekul seperti
ini misalnya ialah berbagai jenis imunoglobulin (Ig). Bahkan ada lagi globulin yang
juga tergolong ke dalam kelompok Ig ini, yang mempunyai susunan sangat rumit,
seperti imunoglobulin M (IgM).
pemisahan protein
dari garam dengan
teknik dialisis
elektroforesis
Selofan yang berisi presipitat dan filtrat direndam dalam aquades yang ditempatkan
pada gelas kimia. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan garam-garam yang
terlarut pada presipitat dan filtrat. Aquades yang digunakan untuk merendam
diganti setiap hari hingga kandungan sulfatnya tidak ada lagi. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya sulfat dilakukan dengan mereaksikan aquades yang digunakan
untuk merendam dengan HCl dan BaCl, apabila hasilnya berwarna putih, artinya
sulfat masih ada, namun apabila hasilnya tetap bening maka artinya sulfatnya sudah
tidak ada.
2.
dari enzim lain yang tidak diinginkan. ada tiga strategi yang harus diperhatikan
dalam pemurnian enzim: 1) kualitas, perlu tindakan untuk mempertahankan
aktivitas enzim dengan mengurangi proteolisis dan denaturasi, 2) kuantitas, perlu
diperhatikan jumlah pemakaian akhir protein murni, dan 3) ekonomis, perlu
dipertimbangkan biaya apabila diterapkan dalam skala laboratorium maupun
industri.
Pemurnian enzim umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
fraksinasi dengan garam atau pelarut organik, sentrifugasi, dialisis, dan pemisahan
dengan kromatografi kolom.
yaitu: proses salting in dan salting out. Kelarutan protein pada pH dan suhu tertentu
akan meningkat saat konsentrasi garam meningkat sampai pada konsentrasi tertentu
(salting in). Selanjutnya pada penambahan garam dengan konsentrasi tertentu,
kelarutan protein akan menurun (salting out). Molekul air yang berikatan dengan
ion-ion garam semakin banyak sehingga terjadi penarikan air yang mengelilingi
permukaan protein. Peristiwa pengendapan ini mengakibatkan protein saling
berinteraksi, berdegradasi, dan mengendap (Harris, 1989; Scopes, 1987) seperti
terlihat pada (Gambar 3). Filtrat enzim yang telah dijenuhi dengan amonium sulfat
dibiarkan satu malam pada suhu 4oC agar protein terdegradasi dan mengendap
sempurna, endapan yang diperoleh adalah protein (Scrimgeour, 1977).
pelarut
Sel Hidrat
Garam masuk
Garam keluar
Konsentrasi Garam
Dialisis
Pemurnian enzim tidak menghendaki adanya kelebihan garam, oleh karena
itu garam yang tersisa dari proses pengendapan dipisahkan dengan cara dialisis.
Dialisis merupakan metode yang paling dikenal untuk menghilangkan molekul
pengganggu, seperti garam atau ion-ion lain yang berukuran kecil (Gambar 4).
Larutan
Protein
Stirer
Kantung Dialisis
Larutan Bafer
Gambar 4. Proses pemisahan protein dengan dialisis (koelman dan Roehm, 2005)
Proses dialisis ini dapat terjadi karena konsentrasi garam lebih tinggi di
dalam membran dialisis daripada di luar membran, sehingga menyebabkan larutan
penyangga atau air masuk ke dalam dialisat. Hal ini terjadi pada awal proses
dialisis. Selanjutnya garam akan keluar melalui membran hingga tercapai kondisi
keseimbangan. Setelah proses dialisis kadang terjadi penurunan aktivitas enzim
yang kemungkinan disebabkan oleh hilangnya ion penting yang dapat berfungsi
mengaktifkan enzim atau disebut sebagai kofaktor
III KESIMPULAN
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA