INVESTASI
DASAR DASAR INVESTASI
Dosen
HerlaMeilita Sari
Rahmini
PinkanFabiollaUtari
Ahmad Firmansyah
HasrulSani
( 14.22.0061 )
( 13.22.0063 )
( 13.22.0037 )
(14.22.0004 )
(12.22.0073 )
PENDAHULUAN
latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita
semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi
membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang
merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada
suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi,
karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas
basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa
depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi,
misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan
investasi ke dalam portofolio sampah, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak
bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan
rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam
berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai
terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia.
Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor
mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa
pihak baik dari pemerintah dan tiap individu . peran individu sangatlah penting
dalam berperan aktif karena dapat mencegahnya harga barang yang tak
terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang peraturan
penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat
terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena
banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha
di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha.
Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan biaya tambahan
yang cukup besar.
Dasar-Dasar Investasi
A. Pengertian Investasi
Investasi menurut Fitzgeral, Investasi adalah suatu aktivitas yang berhubungan
dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang
modal pada saat sekarang dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di
masa yang akan datang. Dari definisi ini investasi dikonstruksikan sebagai sebuah kegiatan
untuk :
1. Penarikan sumber dana yang digunakan untuk pembelian barang modal.
2. Barang modal itu akan dihasilkan produk baru.
Menurut Kamaruddin Ahmad, Pengertian Investasi adalah menempatkan uang atau dana
dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana
tersebut. Pengertian investasi ini menekankan pada penempatan uang atau dana. Tujuan
investasi ini adalah untuk memperoleh keuntungan. Hal ini erat kaitannya dengan penanaman
investasi di bidang pasar modal.
Salim HS dan Budi Sutrisno mengemukakan pengertian investasi, Investasiialah
penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik dalam
berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan.
Pengertian Investasi dalam Ensiklopedia Indonesia, Investasi yaitu penanaman modal
atau penanaman uang dalam proses produksi dengan membeli gedung-gedung, mesin-mesin,
bahan-bahan cadangan, penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya. Dalam hal ini
cadangan modal barang diperbesar selama tidak ada modal barang yang harus diganti.
Hakikat investasi dalam definisi ini adalah penanaman modal yang dipergunakan untuk
proses produksi. Dalam hal ini investasi yang ditanamkan hanya digunakan untuk proses
produksi saja. kegiatan investasi dalam realitanya tidak hanya dipergunakan untuk proses
produksi, tetapi juga pada kegiatan untuk membangun berbagai sarana dan prasarana yang
dapat menunjung kegiatan investasi.
Selanjutnya Kamarauddin memberikan pengertian investasi dalam tiga artian, yaitu :
(1) Investasi yaitu suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau suarat penyertaan
lainnya.
(2) Investasi merupaan suatu tindakan untuk membeli barang-barangmodal.
(3) Investasi adalah pemanfaatan dana yang tersedian untuk dipergunakan dalam produksi
dengan pendapatan di masa yang akan datang.
Isilah Investasi sendiri berasal dari kata investire yang berarti memakai atau menggunakan.
Investasi adalah memberikan sesuatu kepada orang lain untuk dikembangkan dan hasil dari
sesuatu yang dikembangkan tersebut akan dibagi sesuai dengan yang diperjanjikan.[1]
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) darimodal barang
yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).
[2]
B. Tujuan Investasi
Di bawah ini hal utama alasan berinvestasi yaitu:
Adanya faktor inflasi yang terjadi hampir setiap tahun, dan di negara manapun.
Adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum dapat terpenuhi
waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau
harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka dan pengembalian yang bisa
memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan risiko.
D. Proses Keputusan Investasi
Proses keputusan investasi merupakan proses keputsan yang berkesimbungan (going
process) keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan in-vestasi terbaik.
Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:
1.
Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar kekayaan yang akan
diinvestasikan. Tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun
risiko. Jumlah dana yang diinvestasikan juga mempengaruhi return dan risiko yang ditanggung. Di
samping itu dalam proses investasi perlu dipertimbangkan preferensi risiko pemodal. Hal ini
mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan
distribusi dana pada berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi dapat
ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.
2. Melakukan analisis sekuritas
Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual, dan untuk mengidentifikasi sekuritas
digunakan dua filosofi berbeda, yaitu:
- Untuk sekuritas yang mispriced (harga terlalu tinggi atau terlalu rendah) dapat dengan analisis
teknikal atau analisis fundamental.
- Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para
pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.
3. Membentuk portofolio
Dari hasil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset yang akan dimasukkan
dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing sekuritas
tersebut. Ini dilakukan dengan harapan risiko yang harus ditanggung terkurangi dan portofolio yang
menawarkan return maksimum dengan risiko tertentu atau minimum risiko dengan return tertentu
dapat terbentuk.
4. Merevisi portofolio
Revisi atas portofolio berarti merubah portofolio dengan cara menambah atau mengurangi saham
dalam portofolio yang dianggap menarik atau tidak lagi menarik. Jika diperlukan, langkah ini dilakukan
melalui pengulangan tiga tahap di atas.
5. Evaluasi kinerja portofolio
Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik dalam return yang diperoleh
maupun risiko yang ditanggung, terhadap portofolio benchmark atau pasa
B. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat
keputusan investasi pada saham-saham (efek-efek) yang dapat dipasarkan, dan kapan
dilakukan. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut :
1. Menentukan Tujuan Investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu : (a) tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return),
risk), dan (c) ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan. Apabila dana
cukup tersedia, maka investor menginginkan pengembalian yang maksimal dengan
risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko (risk) dengan tingkat pengembalian
yang diharapkan (expected rate of return) bersifat positif linier, artinya semakin tinggi
tingkat risiko, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan.
2. Melakukan Analisis
Salah satu tujuan penilaian adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga
(mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu ada dua
pendekatan yang dapat digunakan, yaitu :
a. Pendekatan Fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) maupun oleh administrator bursa
saham. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi sektor industri di mana
perusahaan tersebut berada dan perekonomian secara makro, maka untuk
memperkirakan prospek harga sahamnya di masa mendatang harus dikaitkan
dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Jadi analisis ini
dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor
industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang
diterbitkan.
b. Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data perubahan harga saham di masa lalu
sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang, dengan
cara memperkirakan pergeseran penawaran (supply) dan permintaan (demand)
dalam jangka pendek, dan mengabaikan risiko serta pertumbuhan laba dalam
menentukan barometer dari permintaan dan penawaran atas suatu saham.
Analisis ini dapat diterapkan secara simultan terhadap beberapa saham. Data
financial histories yang tergambar pada diagram dipelajari untuk mendapatkan
suatu pola yang berarti, dan pola tersebut digunakan untuk memprediksi harga
saham di masa mendatang, serta untuk memperkirakan pergerakan individual
saham maupun pergerakan indeks pasar (market index).
c. Membentuk Portofolio
Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap saham-saham mana yang akan
dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing
saham tersebut.. Saham yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio
adalah saham-saham yang mempunyai koefisien korelasi negatif (mempunyai
hubungan berlawanan). Hal ini dilakukan karena dapat menurunkan risiko.
d. Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik
terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat risiko
yang ditanggung. Sebagai tolok ukur digunakan dua cara, yaitu : pertama,
pengukuran (measurement) adalah penilaian kinerja portofolio atas dasar asset
yang telah ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya dengan menggunakan
tingkat pengembalian. Kedua, perbandingan (comparison) yaitu penilaian
berdasarkan pada perbandingan dua set portofolio dengan tingkat risiko yang
sama.
e. Merevisi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio . Dari
hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi terhadap saham-saham yang
membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah
dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya tingkat pengembaliannya lebih rendah dari yang disyaratkan. Revisi tersebut dapat dilakukan secara
total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio yang ada, kemudian dibentuk
portofolio yang baru. Atau dilakukan secara terbatas, yaitu dilakukan perubahan
atas proporsi /komposisi dana yang dialokasikan dalam masing-masing saham
yang membentuk portofolio tersebut.
C. Perdagangan (Trading)
Trading merupakan proses perdagangan saham, di mana saham tersebut
berpindah tangan dari penjual kepada pembeli di pasar sekunder. Proses jual beli saham
dapat dijelaskan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1Proses Jual Beli Saham di Bursa Efek Jakarta
PROSES PERDAGANGAN
INVESTOR
PIALANG
PIALANG
PIALANG
PIALANG
RUPIAH
SERTIFIKAT
INVESTOR
PIALANG
BELI
BAE
PIALANG
JUAL
INVESTO
R
1.
Trading
System
(JATS).
Sistem
tersebut
secara
otomatis
pasar
di
mana
perdagangan
dilaksanakan
melalui
JATS
dan
pasar
di
mana
perdagangan
dilaksanakan
melalui
JATS
dan
auction
market)
dan
penyelesaiannya
dapat
dilakukan
dan
untuk
setiap
jenjang
perubahan
harga,
maksimum
yang
dan
untuk
setiap
jenjang
perubahan
harga,
maksimum
yang
Nilai jual saham komisi pialang PPN 10% - PPh final 0,1%
Contoh 1.1 :
Seorang investor melakukan pembelian saham PT A sebanyak 10 (sepuluh)
lotndengan harga Rp. 1.000,- per lembar. Total uang yang dikeluarkan dihitung
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Penghitungan Pembelian Saham
Uraian
Penghitungan
Jumlah Uang
Transaksi beli
Rp. 5.000.000,-
Rp.
15.000,-
PPN
Rp.
1.500,-
Rp. 5.016.500,-
Contoh 1.2 :
Seorang investor melakukan penjuan saham PT B sebanyak 10 (sepuluh) lot dengan
harga Rp. 1.500,- per lembar. Total uang yang diterima dihitung sebagai berikut :
Tabel 1.2 Penghitungan Penjualan Saham
Uraian
Transaksi jual
Komisi untuk pialang
PPN
PPh atas transaksi
jual
Penghitungan
Jumlah Uang
Rp. 7.500.000,-
(Rp.
22.500,-)
(Rp.
2.250,-)
(Rp.
7.500,-)
Rp. 7.467.750,-
.
Bila transaksi jual beli tersebut dilakukan pada Hari Bursa, maka :
Sesi Perdagangan
Waktu
Jumat
Sesi I
Sesi II
Sesi I
Sesi II
Pasar Sekunder
1. Harga saham berubah-ubah sesuai
kekuatan penwaran dan permintaan
bursa
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dijamin oleh
KPEI dan dilaksanakan melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (PT KSEI)
setelah melalui kliring secara netting oleh KPEI.
Karena perdagangan saham di BEJ/BEI dilakukan tanpa warkat (scriptless
trading), maka tidak ada serah terima fisik saham. Penyelesaian transaksi dilakukan
melalui pemindahbukuan saham dan atau dana ke rekening saham perusahaan efek
yang berhak yang berada pada KSEI.
Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan berdasarkan
hasil per transaksi. Waktu penyelesaian Transaksi Bursa ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Dalam hal waktu penyelesaian tidak
ditetapkan, maka penyelesaian dilakukan selambat-lambatnya pada hari Bursa ke-3
setelah terjadinya transaksi (T+3). Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi
dilakukan dengan pemindahbukuan secara langsung oleh perusahaan efek jual dan
perusahaan efek beli dan tidak dijamin oleh KPEI.
D. Pialang
Salah satu ciri yang membedakan perdagangan di pasar modal dan pasar barang
adalah penggunaan pialang (broker). Di pasar modal, pialang mutlak diperlukan karena
investor tidak bisa membeli atau menjual sahamnya secara langsung ke bursa. Pialang
ini bekerja pada perusahaan efek , yaitu perusahaan yang aktivitas utamanya adalah
menjadi penjamin emisi, perantara penjualan atau pembelian efek, dan pengelola
investasi di pasar modal.
Dilingkungan pasar modal, perusahaan efeklah pelaku yang paling erat
hubungannya dengan investor. Hubungan tersebut meliputi :
1. Mewakili kepentingan investor. Sebab investor hanya bisa melakukan transaksi jual
beli efek di bursa melalui perusahaan pialang.
2. Memberikan nasihat atau penjelasan kepada investor dalam menentukan kebijakan
berinvestasi, yaitu melakukan analisis risiko yang mungkin terjadi serta segala
evaluasi dan ekspektasi tingkat pengembalian yang wajar. Dengan demikian,
investor dapat diselamatkan dari investasi yang tidak diinginkan dan pembelian yang
dipaksakan di luar kemampuan keuangan investor.
Karena transaksi di pasar modal tidak boleh dilakukan secara langsung, maka
investor
harus
memilih
pialang
yang
baik.
Variabel-variabel
berikut
perlu
harga saham. Di sinilah fenomena ekonomi, sosial, politik, dan keamanan berperan
dalam penentuan kesehatan ekonomi suatu negara.
Agar dapat melakukan investasi di pasar modal dengan baik, maka investor
harus mengetahui HIS. Di BEJ/BEI terdapat 6 (enam) jenis indeks, yaitu :
1. Indeks Harga Saham Individual (IHSI), menggunakan saham masing-masing
perusahaan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NPt
x 100
ND
IHSI t =
1.1
Keterangan :
IHSI t =
NP t
Nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar saham yang
Nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSI = 100 ketika saham diluncurkan
pada pasar perdana dan berubah sesuai dengan perubahan pasar.
1)
Pertanian
2)
Pertambangan
b.
1)
2)
Aneka industri
3)
1)
2)
3)
Keuangan
4)
4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan seluruh saham yang tercatat
di bursa, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NPt
x 100
ND
IHSG t =
.....1.2
Keterangan :
IHSG t =
NP t
Nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar saham yang
Nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSI = 100 pada tanggal 10 Agustus
1982.
NPL NPT
x NDL
NPL
NDB =
.1.3
Keterangan :
NDB
NDL
NPL
NPT
5. Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan saham yang
memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam
JII adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Usaha-usaha berikut dikeluarkan dari penghitungan JII, antara lain :
a.
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan/atau menyedia-kan barangbarang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
6. Indeks Papan Utama atau main Board Index (MBI) dan Indeks Papan
Pengembangan atau Development Board Index (DBI). MBI dibentuk dengan
menggunakan saham-saham yang dipilih berdasarkan kriteria berikut. Pertama,
perusahaan telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama sekurang-kurangnya selama 36 (tiga puluh enam) bulan
terakhir. Kedua, laporan Keuangan Auditan memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) selama 2 (dua) tahun buku terakhir. Ketiga, berdasarkan
Laporan Keuangan Auditan terakhir, perusahaan memiliki Aktiva Bersih Berwujud
(net tangible assets) sekurang-kurangnya Rp. 100 miliar, dan tidak mengalami
kondisi dan atau gugatan/perkara yang secara material diperkirakan dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha. DBI dibentuk dengan menggunakan saham
perusahaan-perusahaan yang tidak memenuhi seluruh kriteria di atas.
Contoh 1.3 :
Misalnya nilai pasar saham di BEJ/BEI suatu hari Rp. 250 miliar sedangkan nilai
dasarnya Rp. 50 miliar, maka IHSG dapat dihitung sebagai berikut :
NPt
x 100
ND
IHSG t =
Apabila PT A melakukan IPO sebanyak 5 juta lembar seharga Rp. 500,- per lembar,
maka IHSG yang baru dapat dihitung sebagai berikut :
NPL NPT
x NDL
NPL
NDB =
NPt
x 100
ND
IHSG =
= 500