III-1
BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menjernihkan air keruh dengan proses koagulasi,
flokulasi dan sedimentasi. Langkah pertama yaitu mengalirkan air ke dalam tanki
berpengaduk lalu menghidupkan pompa dan pengaduknya. Valve 1 ditutup sedangkan valve 2
dibuka tujuannya untuk meratakan pengadukan nantinya. Setelah peralatan siap lalu membuat
sludge dengan cara melarutkan segenggam lumpur atau tanah di dalam ember dengan air,
tujuannya untuk memisahkan tanah dengan pengotor berukuran besar seperti kerikil, ranting,
plastik dll. Setelah itu memasukkan sludge ke dalam tanki berpengaduk dan diaduk sampai 10
menit. Setelah dianggap sudah teraduk merata, lalu melakukan jar test. Tujuan dari jar-test ini
adalah untuk mengamati sampel yang airnya paling jernih setelah ditambahi koagulan
diantara ketiga sampel lainnya secara kualitatif ( pengamatan normal ) dalam skala yang kecil
( menggunakan gelas ukur / beaker glass ). Jar test menggunakan tiga beaker glass berukuran
1 Liter. Setelah ketiga sampel diambil lalu menambahkan koagulan yaitu FeCl 3 sesuai
variabel yaitu 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Kemudian diaduk bersamaan dan ditunggu
10 menit dan diamati dari ketiga sampel, variabel mana yang memberikan hasil paling jernih.
Setelah dilakukan jar-test selama 10 menit, diperoleh hasil pengamatan bahwa sampel air
keruh yang ditambahkan FeCl3 150 ppm memiliki hasil yang paling baik.
Koagulan dapat berupa garam-garam logam (anorganik) atau polimer (organik), salah
satunya adalah FeCl3 atau Ferric Chloride. Ferric Chloride tersedia dalam bentuk yang tidak
mengandung H2O berupa bubuk hijau-hitam dengan rumus kimia FeCl 3, dan dalam bentuk
likuid dengan rumus kimia FeCl3.6H2O berupa sirup berwarna cokelat gelap. Bentuk
padatnya bersifat higroskopik dan tidak sesuai untuk pengumpanan kering. Larutannya
bersifat sangat korosif dan menyerang hampir semua logam dan beton. Reaksi koagulasinya
adalah sebagai berikut :
Penambahan dosis koagulan yang lebih tinggi tidak selalu menghasilkan kekeruhan yang
lebih rendah. Dosis koagulan yang dibutuhkan untuk pengolahan air tidak dapat diperkirakan
berdasarkan kekeruhan, tetapi harus ditentukan melalui percobaan pengolahan. Tidak setiap
kekeruhan yang tinggi membutuhkan dosis koagulan yang tinggi. Jika kekeruhan dalam air
lebih dominan disebabkan oleh lumpur halus atau lumpur kasar maka kebutuhan akan
III-2
koagulan hanya sedikit, sedangkan kekeruhan air yang dominan disebabkan oleh koloid akan
membutuhkan koagulan yang banyak. Hal ini sesuai dengan praktikum bahwa untuk variabel
250 ppm, jar test menunjukkan hasil yang sangat keruh berwarna coklat.
( Kristijarti, 2013)
Sebanyak 89.311 liter air keruh dalam tanki berpengaduk membutuhkan sekitar 13,4
gram FeCl3. Kemudian langkah selanjutnya adalah menyalakan agitator / pengaduk dan
pompa selama 10 menit. Tujuan dari proses pengadukan ini adalah agar partikel partikel
lumpur dan flokulan dapat terdistribusi secara merata pada seluruh bagian air keruh. Pada saat
menyalakan pompa, valve 1 harus dalam kondisi tertutup, sedangkan valve 2 dibuka. Perlu
diketahui bahwa valve 1 mengalirkan air dari tangki sampel menuju tangki sedimentasi,
sedangkan valve 2 mengalirkan air untuk masuk kembali ke tangki sampel ( bypass valve ).
Setelah 10 menit, selanjutnya lalu mengalirkan air keruh dari tangki sampel menuju tangki
sedimentasi dengan membuka valve 1. Ketika air keruh dalam tangki sedimentasi sudah
overflow, valve 1 ditutup, pompa serta agitator dimatikan.
Selanjutnya adalah mengukur turbiditas air keruh setiap 5 menit sekali dengan
menggunakan turbidimeter. Tingkat kekeruhan atau turbiditas ini biasa dinyatakan dalam
satuan NTU, atau Nephelometric Turbidity Units. Adapun cara pengukurannya adalah dengan
memasukkan air keruh ke dalam gelas ukur, lalu dimasukkan ke dalam turbidimeter.
Pengamatan dilakukan melalui lensa okuler, sambil memutar knop di sisi kanan hingga objek
terlihat berbentuk setengah lingkaran. Skala yang terbaca pada knop turbidimeter merupakan
nilai turbiditas air keruh yang diamati. Adapun perubahan turbiditas setiap 5 menit dapat
dinyatakan dalam grafik berikut.
( Yuniarti, 2007 )
III-3
III-4
III-5
III-6