Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan, ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan,
dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
Suatu pelayanan dikatakan bermutu jika penerapan semua persyaratan pelayanan
kebidanan dapat memuaskan pasien. Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan
kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan
semua persyaratan pelayanan kebidanan.
Program menjaga mutu prospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan
sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih
ditujukan pada unsur masukan serta lingkungan. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang bermutu, perlu diupayakan unsur masukan dan lingkungan yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mutu pelayanan standar pelayanan 1-4?
2. Bagaimana tujuan, prasyarat, proses dan hasil dari standar pelayanan 1-4?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mutu pelayanan standar pelayanan.
2. Untuk mengetahui tujuan, prasyarat, proses dan hasil standar pelayanan 1-4.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Standart adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang di
gunakan sebagai batas penerimaan.
2.2 Mutu layanan standar pelayanan 1-4
2.2.1 Standart 1:
PERSIAPAN UNTUK KEHIDUPAN KELUARGA SEHAT
Tujuan:
Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang
sehat dan terencana serta menjadi orang tua yang bertangung jawab.
Prasyarat:
1. Bidan bekerja sama dengan kader kesehatan.
2. Bidan di didik dalam hal:
Penyuluhan kesehatan.
Komunikasi dan keterampilan konseling dasar.
Siklus menstruasi,perkembangan kehamilan, metode kontrasepsi, gizi, bahaya
kehamilan pada usia muda, kebersihan dan kesehatan diri,kesehatan atau
kematangan seksual dan tanda bahaya kehamilan.
3. Tersedianya bahan untuk penyuluhan tentang hal-hal tersebut diatas.
Proses :
Bidan harus:
1. merencanakan kunjungan rumah secara teratur keposyandu, kelompok ibu / KPKIS,
sekolah dan tempat kegiatan masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang
kesehatan/kebersihan secara umum, kesiapan menghadapi kehamilan, makanan
bergizi, pencegahan anemia, kematangan seksual, kehidupan seksual yang
bertanggung jawab dan bahaya kehamilan pada usia muda (perlu dibuat kesepakatan
tentang waktu penyuluhan, tempat dan topik pembicaraan. Semua kesepakatan
hendaknya ditepati,kecuali pada keadaan darurat.
2. Hormati adat istiadat setempat/perorangan memberikan penyuluhan dan berikan
dukungan untuk kebiasaan tradisional yang positif (namun perlu dicegah mitos atau
tabu yang membahayakan kehamilan, persalinan dan perawatan anak).
3. Beri penyuluhan yang dapat memotivasi masyarakat untuk

meningatkan

kesehatannya, dan buatlah agar mereka mau mengajukan pertanyaan.


4. Jawab pertanyaan dengan jujur dan sopan, berikan jawaban yang jelas.
5. Gunakan alat bantu yang menunjang dan bahasa yang mudah dipahami.
6. Beritahukan jadwal kegiatan bidan untuk memeriksakan kehamilan dan konseling
perorangan.
7. Adakan konseling perorangan ditempat khusus, agar kerahasiaan terjaga.
Hasil :
1. Masyarakat dan perorangan dapat ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan yang
sehat.
2

2. Ibu, keluarga dan masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat

2.2.2

reproduksi dan bahaya kehamilan pada usia muda.


3. Tanda-tanda bahaya pada kehamilan diketahui oleh keluaga dan masyarakat.
Standar 2:
PENCATATAN
Tujuan:
Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan
kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
Persyaratan:
1) Adanya ketentuan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian
ibu dan bayi.
2) Sistem pencatatan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan
3) Bidan bekerjasama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah
kesehatan setempat.
4) Register kohort ibu dan bayi, kartu ibu KMS ibu hamil, partograf digunakan untuk
pencatatan pelayanan.
5) Bidan sudah terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut.
Proses:
Bidan harus:
1) Bekerja sama dengan kader dan pamong setempat agar semua ibu hamil tercatat.
2) Mencatat dengan seksama semua pelayanana yang diberikan selama kehamilan,
persalinan, dan nifas. seluruh catatan harus dilengkapi dengan tanggal,waktu dan
tanda tangan bidan yang mencatat.
3) Ibu diberikan KMS ibu hamil untuk dibawa pulang.
4) Lakukan ketentuan nasional/setempat entang pencatatan data.
5) Jaga agar kartu atau buku pencatatan tersebut tidak mudah rusak.hasil pencatatan
diperlukan untuk dipelajari bersama supervisor dan untuk proses audit.
6) Pastikan bahwa semua kelahiran, kematian ibu dan bayi baru lahir tercatat.
7) Kartu atau buku pencatatan secara teratur (sedikitnya sebulan sekali). Simpan kartu
secara sistematis ketika melakukannya. Carilah hambatan dalam pelayanan kesamaan
dalam masalah, komplikasi, atau pola yang mungkin terjadi. Perlu pula dicatat jumlah
persalinan, pelayanan antenatal, pelayanan nifas untuk dibandingkan dengan bulanbulan sebelumnya dan mengetahui adanya perubahan dalam pola kerja atau jumlah
pelayanan untuk menjadi perhatian bidan koordinator.
8) Setelah mempelajari seluruh hasil pencatatan, buatlah rencana tindak lanjut, rencana
tersebut hendaknya melipui:
Hal-hal yang akan dibicarakan dengan bidan koordinator

Masaah atau perubahan nyata jumlah ibu yang mendapat pelayanan kebidanan

yang akan dibicarakan dengan masyarakat setempat atau bidan koordinator.


Kesenjangan dalam pengetahuan dan keterampilan atau kebutuhan untuk

meningkatkan keterampilan.
Mecatat keberhasilan suatu tindakan, sehingga tindakan semacam itu dapat

dicoba lagi pada keadaan serupa.


9) Mencari langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah/kesenjangan yang
ada.
10) Melakukan tinjauan terhadap rencana, tindak lanjut secara berkala.untuk melihat
apakah rencana telah dilaksanakan sesuai jadwal dan berhasil. (sebaiknya buat catatan
tentang hal ini pada buku/jurnal harian, terutama tentang hasil pemikiran dan analisa).
Hasil:
1. Pencatatan yang baik
2. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.
3. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam perawatan kehamilan dan persalinan.
2.2.3 Standart 3:
IDENTIFIKASI IBU HAMIL
Tujuan:
Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Prasyarat:
1. Bidan bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil
dan memastikan bahwa semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara dini dan
teratur.
2. Bidan harus memahami:
Tujuan pelayanan antenatal dan alasan ibu tidak memeriksakan kehamilannya
secara dini.
Tanda dan gejala kehamilan
Keterampilan berkomunikasi secara efektif.
3. Bahan penyuluhan kesehatan yang sudah siap digunakan.
4. Mencatat hasil pemeriksaan pada KMS ibu hamil dan kartu ibu.
Proses:
Bidan harus:
1. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secatra teratur untuk
menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu, suami, keluarga maupun
masyarakat.
2. Bersama kader kesehatan mendata ibu hamil serta memotivasinya agar memeriksakan
kehamilannya sejak dini (segara setelah terlambat hais atau di duga hamil).

3. Malalui komunikasi dua arah dengan pamong, tokoh masyarakat dan dukun bayi
jelaskan prosedur pemeriksaan kehamilan yang diberikan. Hal tersebut akan
mengurangi keraguan mereka dan menjelaskan manfaat pelayanan antenatal.
4. Tekankan bahwa tujuan pemeriksaan kehamilan adalah ibu dan bayi yang sehat pada
akhir kehamilan. Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera
dilakukan begitu di duga terjadi kehamilan, dan dilaksanakan secara terus menerus
secara berkala selama kehamilan.
5. Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda bahaya kehamilan, dan fungsi
organ reprodusinya. (wanita harus memperhatikan siklus hadnya, mengetahui dan
memeriksakan diri bila terjadi keterlambatan atau haid kurang dari biasanya).
6. Bimbing kader untuk mencatat/mendata semua ibu hamil didaerahnya.lakukan
kunjungan rumah kepada mereka yang tidak memeriksakan kehamilannya. Pelajari
alasan mengapa ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya, dan beri penjelasan
tentang manfaat pemeriksaan kehamilan.
7. Perhatikan ibu bersalin yang tidak memerikakan kehamilannya. Lakukan kunjungan
rumah, pelajari alasannya. berikan penyuluhan dan konseling yang sesuai untuk
pengaturan kehamilan berikutnya.
8. Jelaskan dan tingkatkan pengguna KMS ibu hamil dan kartu ibu.
Hasil :
1. Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara
dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
3. Meningkatnya ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 12 minggu.
2.2.4 Standart 4:
PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN ANTENATAL
Tujuan :
Memberikan pelayanan dan pemantauan antenatal berkualitas.
Prasyarat:
1. Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas, termasuk
penggunaan KMS ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan (kartu
ibu)
2. Alat untuk pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baik dan berfungsi, antara lain:
stetoscope, tensimeter, meteran kain, timbangan, pengukur lingkar lengan atas.
3. Tersedia obat dan bahan lain: vaksin TT, tablet besi dan asamfolat dan antimalarial
(pada daerah endemis malaria).
4. Menggunakan KMS ibu atau kartu ibu.
5

5. Terdapat sistem rujukan yang berfungsi dengan baik, yaitu ibu hamil resiko tinggi atau
mengalami komplikasi di rujuk agar mendapatkan pertolongan yang memadai.
Proses
Bidan harus:
1. Bersikap ramah, sopan, bersahabat pada setiap kunjungan.
2. Pada kunjungan pertama,bidan:
Melakukan anamnesis riwayat dan mengisi KMS ibu hamil/kartu ibu secara

lengkap.
Memastikan bahwa kehamilan itu diharapkan.
Tentukan HTP. Jika HPHT tidak diketahui, kapan pertama kali dirasakan
pergerakan janin dan cocokkan dengan hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri.

Jelaskan bahwa hari tafsiran persalinan hanyalah suatu perkiraan.


Memeriksa kadar HB.
Berikan imunisasi TT sesuai dengan ketentuan.
3. Pada setiap kunjungan ,bidan harus:
Menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis ibu hamil.
Memeriksa urine test protein dan glukosa urine atas indikasi. bila ada kelainan,

ibu dirujuk.
Mengukur berat badan dan lila. Jika beratnya tidak bertambah, atau pengukuran
lengan menunjukan pengurangan gizi, beri penyuluhan tentang gizi dan rujuk

untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.


Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan
mengganjal punggung kiri dengan bantal. Letakkan tensimeter di permukaan
yang datar setinggi jantungnya. Gunakan selalu ukuran mansed yang sesuai.
(tekanan darah di atas 140/90mmhg, atau peningkatan diastole 10 mmHg/lebih
sebelum kehamilan16 minggu, paling sedikit pada pengukuran dua kali berturutturut pada selisih waktu 1 jam. Berarti ada kenaikan nyata dan ibu perlu di

rujuk).
Periksa Hb pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 28 minggu atau lebih
sering jika ada tanda-tanda anemia. Pada daerah ndermis malaria beri profilaksis

dan penyuluhan saat kunjungan pertama.


Tanyakan apakah ibu hamil meminum tablet zat besi sesuai dengan ketentuan
dan apakah kesediaanya cukup. Tablet zat besi berisi 60 mg zat besi 0,5 mg
asamfolat paling turut. Ingatkan ibu hamilagar tidak meminumnya dengan teh
atau kopi.

Tanyakan dan periksa tanda atau gejala penyakit menular seksual (PMS), dan

ambil tindakan sesuai dengan ketentuan.


Lakukan pemeriksaan fisik ibu hamil secara lengkap. Periksalah payudara,
lakukan penyuluhan dan

perawatan untuk memberi ASI ekslusif.

Pastikan

bahwa kandung kemih ibu kosong.


Ukur tinggi fundus uteri dalam CM dngan menggunakan meteran kain. (tinggi
fundus sesudah kehamilan lebih dari 24 minggu sama dengan umur kehamilan
dalam cm, bila di ambil ukuran tinggi fundus dari simfisis pubis sampai ke
fundus uteri). Jika ukurannya berbeda nyata dengan umur kehamilan dalam
minggu (misalnya berbeda 3cm atau lebih) atau tidak terjadi pertumbuhan janin,

rujuklah ibu untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Dengarkan denyut jantung janin dan tanyakan apakah janin sering bergerak.
Rujuk jika tidak terdengar atau pergerakan janin menurun pada bulan akhir

kehamilan.
Beri nasehat tentang cara perawatan diri selama kehamilan, tanda bahaya pada

kehamilan, kurang gizi dan anemia.


Dengarkan keluhan yang di sampaikan ibu dengan penuh minat dan beri nasehat
atau rujuk bila di perlukan. Ingat, semua itu memerlukan dukungan moril selama

kehamilannya.
Bicarakan tentang tempat persalinan, persiapan transportasi untuk rujukan jika

diperlukan beri nasihat mengenai persiapan persalinan.


Catat semua temuan pada KMS ibu hamil/ kartu ibu. Pelajari semua temuan
untuk menentukan tindakan selanjutnya, termasuk rujukan ke fasilitas
rujukan/rumah sakit.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program menjaga mutu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan standar, karena
kegiatan pokok program tersebut adalah menetapkan masalah, menetapkan penyebab
masalah,menetapkan masalah, menetapkan cara penyelesaian masalah,menilai hasil dan

saran perbaikan yang harus selalu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan sebelumnya
sebagai alat menuju terjaminnya mutu.

3.2 Saran
Untuk menjadi bidan yang memenuhi standar, mahasiswa harus bisa lebih memahami
standarisasi mutu program pelayanan kebidanan. Dan diharapkan kepada pembaca untuk
dapat membaca atau mencari sumber-sumber untuk memperbaharui pengetahuan kita tentang
standarisasi mutu program pelayanan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai