PENDAHULUAN
b.
Apa saja variabel dari aspek pelayaran yang diperlukan dalam penetapan
standar pelayanan sebagai sebuah alat kontrol dari implementasi penyediaan
dan pelayanan jasa penggunaan alur pelayaran oleh Badan Usaha Pelabuhan
di Indonesia?
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
Sebagai acuan atau referensi bagi yang berminat untuk menindaklanjuti hasil
penelitian ini.
Penelitian dilakukan dalam batasan lokasi Alur Pelayaran Barat Surabaya dan
pelabuhan disekitarnya dalam koridor Greater Surabaya;
b.
Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah alur baru yang telah dibangun oleh PT. Pelabuhan Indonesia III
(Persero) melalui skema konsesi yang diberikan oleh Otoritas Pelabuhan
Utama Tanjung Perak;
c.
Pelabuhan-pelabuhan dalam koridor Greater Surabaya adalah pelabuhanpelabuhan yang mempergunakan Alur Pelayaran Barat Surabaya sebagai
akses utama masuk dan/atau keluar pelabuhan dan termasuk dalam rencana
induk pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya secara terintegrasi;
d.
e.
Cahyo Eko Putranto. Tahun 2011, dengan judul Studi Kemitraan Pemerintah
dan Swasta Dalam Pengelolaan Alur Pelayaran Barat Surabaya. Penelitian ini
menghasilkan identifikasi berbagai resiko dan mitigasi dari resiko dimaksud
dalam pelaksanaan pengelolaan Alur Pelayaran Barat Surabaya melalui
skema kerjasama pemerintah dengan swasta, termasuk identifikasi
kewenangan stakeholder terkait dan implementasi sistem channel fee atau
penarikan jasa penggunaan alur pelayaran.
c.
Kusuma Satya Perdana. Tahun 2011, dengan judul Analisis Resiko Pipa
Bawah Air pada Alur Pelayaran, Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Perak.
Penelitian ini menguraikan bagaimana Fault Tree diterapkan pada kapal
sebagai bentuk dari langkah proses FSA. Analisis secara sistematis dari
bahaya pada kapal dengan menggunakan analisis pohon kesalahan (fault tree
analysis) untuk mengetahui kejadian yang paling mempengaruhi keselamatan
kapal. Kerugian kapal (loss of vessels) dipilih sebagai kejadian puncak (top
event), yang kemudian kejadian penyebabnya dirunut melalui cabang-cabang
kejadian, dari kejadian antara (intermediate event) sampai dengan kejadian
utama atau kejadian dasar (basic event). Akhirnya, beberapa rekomendasi
dibuat untuk mengurangi kemungkinan kesalahan manusia (human error),
sebagai elemen kejadian yang paling berpengaruh pada keselamatan kapal
dan awak kapal, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keselamatan di
kapal.
e.
f.
Ocky Noor Hillali. Tahun 2011, dengan judul Pengembangan Sistem MCSTMonitoring and Control in Sea Transportation pada Kondisi Kepadatan Lalu
Lintas Pelayaran di Alur Barat Tanjung Perak. Penelitian ini dilakukan
melalui perancangan sistem logika fuzzy untuk mengendalikan sudut yaw
(sudut belok kapal) dan kecepatan pada kapal KM Tanto Fajar II. Logika
Fuzzy yang digunakan adalah tipe Sugeno Takagi. Simulasi dilakukan dengan
pengujian sistem tanpa penghalang, 1 penghalang dan 2 penghalang kapal di
depannya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengendali fuzzy mampu
untuk melakukan aksi pengendalian sesuai dengan set point, mampu
melakukan aksi manuver untuk menghindari adanya halangan kapal lain, dan
mampu mengatur kecepatan untuk mengikuti kapal yang berada di depannya.
Pengendali fuzzy juga mampu melakukan aksi manuver menghindari dan
mengatur kecepatan secara bersamaan. Jarak minimal antar kapal saat
menghindar adalah satu kali lebar kapal, yaitu sekitar 17,5 meter dan jarak
minimal yang harus dijaga oleh sebuah kapal saat mengikuti kapal lain yang
berada di depannya adalah sebesar 8 kali panjang kapal, yaitu sekitar 800
meter.
h.
A.M. Rachmansyah I.P. Tahun 2008, dengan judul Sistem Kendali Lalu
Lintas Kapal untuk Mencapai Keselamatan Navigasi di Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya. Hasil penelitian ini merupakan desain program sistem
kendali lalu-lintas kapal dan visualisasinya dengan software Visual C++.
Visual C++ merupakan perangkat lunak pengembangan aplikasi yang
menggunakan bahasa C++ sebagai bahasa pemograman dan dapat digunakan
untuk membuat aplikasi berbasis window maupun berbasis teks (aplikasi
konsol). Input yang dimasukkan adalah nama dan jenis kapal, asal, tujuan,
dan kecepatan awal kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan Tanjung
Perak, arah heading kapal serta arah dan kecepatan angin dan arus. Output
dari desain program ini adalah besar kecepatan dan posisi pada waktu tertentu
dari kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan Tanjung Perak, arah
heading serta visualisasi posisinya.
Penelitian yang dilakukan sebelumnya berkaitan dengan alur pelayaran secara
umum dan Alur Pelayaran Barat Surabaya secara khusus lebih banyak menekankan
pada aspek teknis yang berkenaan dengan kondisi perairan serta pengembangan
teknologi berbasis keselamatan dan keamanan pelayaran. Sementara penelitian
yang dilakukan dengan sudut pandang standar pelayanan serta setting penelitian
yang mengambil sisi penyediaan dan pelayanan jasa penggunaan alur pelayaran
belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain konteks perbedaan dari segi tujuan dan
konsep pengembangan penelitian, perbedaan utama penelitian yang dilakukan
dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berada pada penekanan
penggunaan metodologi penelitian.
10