PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mengenal penggunaan kompresi pada citra digital.
2. Mampu mengetahui parameter parameter kompresi
1.2 Landasan Teori
Kompresi gambar merupakan proses untuk mengurangi jumlah bit-bit
data yang merepresentasikan suatu gambar. Ada dua jenis kompresi gambar
yang memberikan hasil yang merupakan replica dari gambar awal (lossless
compression) dan kompresi yang merupakan pendekatan terhadap gambar awal
(loosy compression). Format yang umum digunakan saat ini adalah JPEG yang
umumnya digunakan untuk gambar hasil fotografi dan GIF yang digunakan
untuk gambar dengan bentuk geometri yang sederhana.
Gambar yang merupakan hasil fotografi memiliki ukuran yang cukup
besar karena memiliki gradient warna yang tinggi dan sudut-sudut kompleks
dan bersifat loosy. Kompresi gambar memanfaatkan kelebihan atau persepsi
manusia terhadap gambar visual. Persepsi manusia tidak terlalu sensitif terhadap
gangguan frekuensi tinggi dengan intensitas rendah, namun peka terhadap
perubahan warna. Hal ini menyebabkan bit-bit data yang tidak berguna dapat
dihilangkan untuk mengurangi ukurannya.
loosy
mengurangi
suatu
file
secara
permanen
10
intensitas warna, sehingga dapat mengurangi jumlah bit yang digunakan untuk
merepresentasikan citra. Kompresi ini bersifat lossy, karena intensitas warna
berkurang, sehingga kualitas gambar hasil kompresi menjadi kurang baik. Secara
algoritma teknik kompresi ini diberikan sebagai berikut:
1.
11
4.
Atur pengelompokan.
5.
Lakukan kuantisasi.
6. Kodekan nilai intensitas warna hasil kuantisasi ke dalam citra kompresi.
Contoh: Diketahui citra array berukuran 6x6 piksel (8 derajat keabuan, 3 bit)
sebagai berikut :
12
13
14
imshow(handles.current_data1);
set(handles.text8,'String',nama_file1);
else
return;end
script tersebut menjelaskan bahwa pada function
pushbutton1_Callback terdapat fungsi uigetfile yang digunakan untuk membaca
file citra dengan format yang ditentukan yaitu *.bmp, *.jpg sebagai filter.
Berikutnya ketikkan script berikut pada function pushbutton2_Callback :
function pushbutton2_Callback(hObject, eventdata, handles)
% hObject
[nama_file_simpan, path_simpan]=uiputfile(...
{'*.jpg','File citra(*.jpg)';
'*.jpg','Citra JPEG(*.jpg)';...
'*.*','Semua File(*.*)'},...
'Menyimpan File Citra Hasil Kompresi JPEG');
imwrite(handles.data1, fullfile(path_simpan,nama_file_simpan));
citra_kompres=imread(fullfile(path_simpan,nama_file_simpan));
guidata(hObject,handles);
axes(handles.axes2);
imshow(citra_kompres);
set(handles.text10,'String',nama_file_simpan);
Script tersebut menyatakan bahwa terdapat fungsi uigetfile pada function
pushbutton2_Callback yang digunakan untuk membuat file citra yang di kompresi
akan berformat *.jpg apapun format awal file citra tersebut.
Terakhir
aadalah
mengetikkan
script
pada
bagian
function
15
16
17
Citra Asli
1.
NO
1.
Citra Asli
18
3.2 Pembahasan
Pada praktikum yang pertama ini akan memperlajari tentang parameterparameter QOS (Quality of service). Parameter QOS (Quality of service)
merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan
suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbedabeda. Melalui Q0S, seorang network administrator dapat memberikan
prioritas trafik tertentu. Suatu jaringan, mungkin saja terdiri dari satu atau
beberapa teknologi data link layer yang mampu diimplementasikan QoS.
Parameter-parameter qos terdiri dari Bandwith, throughput, Delay, jitter dan
paket loss. Bandwith adalah jumlah data yang dapat ditransfer melalui
jaringan dalam jangka waktu tertentu. Bandwidth biasanya ditentukan dalam
satuan Bit Per Second (byte). Dan throughput karena beban yang bervariasi
dari pengguna lain yang menggunakan resource yang sama, bit-rate
(throughput maksimum) yang dapat diberikan kepada aliran data tertentu
mungkin terlalu rendah untuk layanan multimedia realtime jika semua aliran
data mendapatkan prioritas penjadwalan yang sama. Jitter merupakan variasi
Delay antar paket yang terjadi pada jaringan IP. Besarnya nilai jitter akan
sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar
paket (collision) yang ada dalam jaringan IP. Delay adalah waktu tunda suatu
paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu titik ke titik lain yang
menjadi tujuan. Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket
IP mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat
disebabkan oleh beberapa hal yaitu terjadinya overload trafik di dalam
jaringan, tabrakan (congestion) dalam jaringan, error yang terjadi pada media
fisik, kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan
karena overflow yang terjadi pada buffer.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu laptop/pc,
hotspot unej, dan juga 4 software yaitu wireshark, Etheral, Capsa, Axence
Net tools pro. Langkah pertama yang dilakukan yaitu menghidupkan
pc/laptop terlebih dahulu setelah laptop/pc sudah hidup/aktif install 4
19
20
saat pagi hari, dengan menggunakan kualitas video 144p, nilai Bandwith pada
jaringan lebih bagus daripada nilai Bandwith kualitas video 360.
BAB 1V. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, sebagai berikut:
1. Bandwidth berbeda dengan troughput karena pada bandwidth bersifat nilai
nyata atau tidak berubah terhadap traffic jaringan atau tidak dipengaruhi
oleh waktu respon server, Delay maupun banyak user.
2. Nilai Delay dapat diketahui dengan cara membagi total Delay dengan
jumlah paket yang diterima, dan didapatkan nilai Delay pada pengukuran
siang hari dengan kualitas video 360 menggunakan software wireshark
sebesar 1,59 s.
3. Perbandingan data ketika kualitas video yang dipakai saat streaming
youtube berbeda tidak banyak mempengaruhi data parameter QOS yang
diukur, hanya saja jumlah packet yang dikirim dan diterima yang
dipengaruhi.
4. Semakin besar kualitas video yang digunakan, maka semakin banyak
packet yang akan diterima pada jaringan tersebut.
5. Nilai Bandwith pada jaringan aplikasi wiresark lebih bagus dari pada
menggunakan aplikasi ethereal, sedangkan nilai throughputnya lebih
bagus jaringan dengan menggunakan ethereal.