Anda di halaman 1dari 1

Pemanfaatan hasil indikator utama untuk kebijakan pembangunan pertanian

Indikator utama yang dihasilkan dari penelitian ini tampaknya tidak terkait dengan
indikator dalam bidang lingkungan hidup (seperti penggunan pupuk kimia, ekdploitasi hutan
yang berlebihan, naiknya lahan kritis, dan sanitasi lingkungan). Hal ini disebabkan rendahnya
korelasi antara indikator lingkungan dan indikator utama yang ditunjukkan oleh nilai loading
factor yang rendah.
Apabila dilihat dari sisi permintaan masyarakat yang menginginkan tingkat ketahanan
pangan yang lebiih baik, tampak semakin besar ketahanan pangan (baik protein maupun
energi) mengakibatkan kecenderungan kerusakan lingkungan, seperti meningkatnya
penggunaan pupuk kimia. Hal ini menunjukkan adanya dilema bagi arah pembangungan
nasional bahwa harapan masyarakat memiliki ketahanan pangan yang kuat, diikuti pula
dengan kecenderungan penggunaan pupuk kimia yang meningkat. Dengan ini perlu
dilakukan pengembangan produksi pangan yang ramah lingkungan.
Secara umu dapat dikatakan bahwa pembangunan pertanian berupa pembangunan
lahan irigasi yang dilakukan selama ini belum memiliki dampak serius pada kerusakan
lingkungan, tetapi sebaliknya, pembangunan pertanian cenderung memperbaiki lingkungan.
Adapun delapan indikator utama pembangunan pertanian di tingkat makro (nasinonal)
dan mikro (petani), yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pertumbuhan luas lahan irigasi


Rasio tenaga kerja desa atau kota di sektor pertanian
Rasio tenaga kerja desa atau kota di sektor non pertanian
Pertumbuhan indeks ketahanan pangan (energi dan protein)
Pertumbuhan PDRB sektor pertanian
Pangsa PDRB pertanian
Penggunaan sarana produksi (bibit, pupuk, dan pestisida)
Produktivitas pertanian
Oleh karena itu, sasaran pembangunan pertanian bukan untuk meningkatkan

pendapatan petani, melainkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui


peningkatan penggunaan sarana produksi

Anda mungkin juga menyukai