Fisika Komputasi
Abstract:
Contents
1. Program Yang Dipilih
1.1. Materi Osilasi Harmonik
1.3.1. Perpindahan
1.3.2. Periode (T )
1.3.3. Frekuensi (f )
E-mail: isaksforever07@gmail.com
1.4.4. Trampolin
2. Pembahasan
2.1. Osilasi Harmonik
1.
5
5
1.1.
1.1.1.
Gerak periodik adalah gerak berulang dari suatu objek dalam jangka waktu yang sama. Sebagai suatu pengetahuan contohnya adalah bumi kembali ke posisi yang sama ketika setelah setahun mengitari matahari. Pada
khususnya sebenarnya banyak sistem yang melakukan gerak periodik yaitu molekul dalam zat padat berosilasi
disekitar titik setimbangnya, gelombang elektromagnetik seperti gelombang cahaya, radar, dan gelombang radio merupakan karakteristik dari osilasi listrik dan medan magnet. Gerak periodik terjadi pada sistem mekanik
ketika gaya yang diberikan akan sebanding dengan jarak relatif obyek terhadap titik setimbangnya. Jika gaya
selalu diarahkan ke titik setimbangnya maka gerak tersebut dikenal sebagai gerak harmonik sederhana (Serway
and Jewett, 2004).
1.1.2.
Osilator Kuantum
Teori atom bohr dapat menjelaskan mengenai gejala atomik meskipun memiliki pembatasan yang berat. Kelemahan teori atom bohr diantaranya tidak dapat menjelaskan mengenai mengapa garis spektral tertentu memiliki
intensitas yang lebih tinggi dari yang lain (mengapa transisi tertentu antara tingkat energi berpeluang lebih
besar dari yang lain). Teori tersebut tidak dapat menerangkan hasil pengamatan bahwa banyak garis spektral
sesungguhnya terdiri dari garis garis terpisah yang panjang gelombangnya berbeda sedikit (Beiser, 1992).
Gerak harmonik terjadi jika suatu sistem jenis tertentu bergetar disekitar konfigurasi setimbangnya. Sistemnya
bisa terdiri dari benda yang digantung pada sebuah pegas atau terapung pada zat cair, molekul dwi atom,
sebuah atom dalam kisi kristal terdapat banyak sekali contoh dalam dunia mikroskopik dan juga makroskopik.
Persyaratan supaya gerak harmonik terjadi adalah terdapatnya gaya pemulih yang beraksi untuk mengembalikan
ke konfigurasi setimbangnya jika sistem itu diganggu, kelembaman massa yang bersangkutan mengakibatkan
benda melampaui kedudukan setimbangnya, sehingga sistem itu berosilasi terus menerus jika tidak terdapat
1.2.
1.2.1.
pergerakannya ada pada satu garis lurus vertikal maupun horizintal. Misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak
osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas (pegas pada mobil), dan sebagainya.
1.2.2.
pergerakannya mengayun membentuk pola setengah lingkaran ataupun bisa saja perputaran. Misalnya gerak
bandul/ bandul fisis(bandul jam), osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
1.3.
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama dengan ayunan sederhana, yakni
terdapat periode, frekuensi dan amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo (A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana
pada pegas adalah gerak bolak balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama.
1.3.1.
Perpindahan
Bola mulai dari sumbu x pada x = +A dan bergerak menempuh sudut 4 dalam waktu t. Karena gerak ini merupakan gerak melingkar beraturan, maka bola bergerak dengan laju sudut konstan w (dalam rad/s). Akibatnya
dapat dinyatakan, = wt. Perpindahan bayangan pada arah x adalah proyeksi jari-jari lingkaran A pada sumbu
x = Acos = Acost
1.3.2.
(1)
Periode (T )
Waktu yang dibutuhkan oleh benda yang bergerak harmonik sederhana untuk menempuh satu putaran penuh
disebut perioda. Besar perioda bergantung pada laju sudut bola . Semaik besar sudut, semakin singkat waktu
yang diperlukan untuk menempuh satu putaran.
T =
Hubungan antara dan T diperoleh dari =
,
t
(2)
sehingga :
1.3.3.
1
f
2
T
(3)
Frekuensi (f )
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama satu detik.
Frekuensi menunjukkan seberapa cepat Gerak Harmonik Sederhana berlangsung, dalam grafik y-t frekuensi yang
lebih besar ditunjukkan dengan grafik sinusoidal yang lebih rapat.
Pegas :
f=
1
1
=
T
2
k
m
(4)
Bandul :
1
f=
2
1.3.4.
l
g
(5)
Amplitudo (A)
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan. Sebuah pegas jika ditarik atau ditekan
dari posisi normalnya akan melawan dengan gaya tertentu untuk menormalkan dirinya. Gaya ini disebut gaya
pemulih (restoring force), yang besarnya sebanding dengan seberapa besar kita menarik/menekan pegas tersebut
dan arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Hubungan ini dirumuskan oleh Robert Hooke:
f = ky
1.4.
(6)
Pengaplikasian gerak harmonik cukup banyak dalam kehidupan berupa alat bantu manusia. Berikut beberapa
aplikasinya :
1.4.1.
Peredam kejut pada mobil memiliki komponen pegas yang terhubung pada piston dan dipasangkan dekat roda
kendaraan. Hal ini membantu untuk mengendalikan atau meredam guncangan pada roda.
1.4.2.
Jam bandul
Karena tidak menggunakan baterai, jam bandul bekerja dengan memanfaatkan tenaga gravitasi atau pegas. Baik
jam pegas atau jam rantai memiliki mekanisme pemutar dan terdapat roda gigi yang berputar dan menggerakkan
jarum jam seperti halnya bandul yang bergerak kekiri dan kekanan.
1.4.3.
Pita elastis
Berkalu seperti pegasmirip dengan sistem massa pegas. Keduanya akan bergetar dari titik setimbangnya hingga
gaya gesekan mengeluarkan daya redam. Strukturkaret membuatnya memiliki energi potensial elastis yang tinggi
sehingga dapat diaplikasikan ke penggunaan kabel bugee jumping.
1.4.4.
Trampolin
Bahan trampolin merupakan pegas yang tingkat elastisitasnya tinggi. Ditarik dari posisi setimbang,pegas mendapatkan energi potensial elastisnya. Energi ini pula yang mendorong seseorang memantul kembali ke atas.
1.4.5.
Garpu tala
Perbedaan ukuran garpu tala menyebabkannya menghasilkan titinada yang berbeda pula. Makin besar massa
garpu tala semakin rendah frekuensi osilasi dan makin rendah pula nada yang dihasilkan.
1.4.6.
Jam mekanik
Pada roda keseimbangan dari suatu jam mekanik memiliki komponen pegas yang akan memberikan suatu torsi
pemulih yang sebanding dengan perpindahan sudut dan posisi kesetimbangan. Gerak ini merupakan gerak harmonik sederhana jenis angular.
2.
2.1.
2.1.1.
Pembahasan
Osilasi Harmonik
Osilasi Harmonik yang Bergerak Pada Platform
Pada benda yang bergerak maju terdapat pegas yang berada didalamnya ketika benda tersebut berjalan maka
pegasnya akan bergerak ke depan ataupun kebelakang atau seperti pada gambar 1
dengan benda tersebut memiliki dua masa yakni m1 dan m2 dan diasumsikan benda bergerak dengan arah X1
dan X2 sebagai pertambahan panjang dari pegas tersebut.
maka akan didapat persamaan seperti berikut :
T : adalah Energi Kinetik V : adalah Energi Potensial
1
m1 x1 2
2
(7)
1
m2 (x1 2 + x2 2 )
2
(8)
T1 =
T2 =
maka energi kinetik totalnya adalah
T = T1 + T2
(9)
1
1
m2 x1 2 + m2 (x1 2 + x2 2 )
2
2
(10)
1
1
1
m1 x1 2 + m2 x1 2 + m2 x2 2
2
2
2
(11)
1 2
kx2
2
(12)
T =
maka :
T =
untuk V1 = 0
V2 =
V = V1 + V2
(13)
1 2
kx2
2
(14)
L=T V
(15)
V =
sehingga didapat rumus lagrangnya adalah
L=
1
1
1
1
m1 x1 2 + m2 x1 2 + m2 x2 2 kx22
2
2
2
2
(16)
untuk variabel x1
d L
L
=0
dt x1
x1
(17)
L
=0
x1
(18)
L
= (m1 + m2 )x1
x1
(19)
d L
= (m1 + m2 )x1
dt x1
(20)
d L
L
=0
dt x1
x1
(21)
(m1 + m2 )x1 0 = 0
(22)
(m1 + m2 )x1 = 0
(23)
x1 = 0
(24)
d L
L
=0
dt x2
x2
(25)
L
= kx2
x1
(26)
d L
= m2 x2
dt x1
(27)
d L
= m2 x2
dt x1
(28)
d L
L
=0
dt x1
x1
(29)
m2 x2 + kx2 = 0
(30)
m2 x2 = kx2
(31)
Untuk variabel x2
sehingga
x2 =
2.1.2.
kx2
m2
(32)
Dalam percobaan tersebut maka dapat dihasilkan rumusan dari penggunaan MATLAB yaitu.
2.1.3.
10
15
20
25
clear all ;
t =0;
tmax =4* pi ;
h =0.001;
N = tmax / h ;
m2 =0.3;
m1 =10* m2 ;
x2 =2.5;
k =0.1;
xx1 =2* x2 ;
x (1) = t ;
y(1) = xx1 ;
for i =2: N -1;
j1 = h *( m1 + m2 ) * xx1 ;
k1 = - h * k / m2 * x2 ;
j2 = h *( m1 + m2 ) *( xx1 + k1 /2) ;
k2 = - h * k / m2 *( x2 + j1 /2) ;
j3 = h *( m1 + m2 ) *( xx1 + k2 /2) ;
k3 = - h * k / m2 *( x2 + j2 /2) ;
j4 = h *( m1 + m2 ) *( xx1 + k3 ) ;
k4 = - h * k / m2 *( x2 + j3 ) ;
xx1 = xx1 +1/6*( k1 + k2 + k3 + k4 ) ;
x2 = x2 +1/6*( j1 + j2 + j3 + j4 ) ;
t=t+h;
x(i)=t;
y( i ) = xx1 ;
end
plot (x ,y) ; grid on ;