ii
Disetujui,
Dosen Pembimbing Akademik
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis kirimkang ke hadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan
praktik lapang dan menyelesaikan penyusunan laporan praktik lapang yang
berjudul Mempelajari Kelayakan Penggiling Padi Di Perum Bulog Sub Divre
Karawang pada tanggal 17 Juli 2016 sampai dengan 1 September 2016. Selama
kegiatan praktik lapang dan penyusunan laporan ini, tentunya tidak lepas dari
bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pramudya, M. Eng selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktik lapang.
2. Dr. Ir. Sugiyono, M.App, Sc selaku Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
dan penanggung jawab pelaksanaan praktik lapang
3. Dr. Ir. I Wayan Astika, M.Si selaku koordinator pelaksanaan praktik lapang.
4. Danny Sukmana S.TP M.Si selaku pembimbing lapang yang selalu memberi
arahan kepada penulis ketika berada di Lapangan
5. Staff dan pekerja Bulog yang selalu membantu penulis dalam mendapatkan
informasi seputar keadaan Bulog pada saat ini
6. Teman teman Teknik Mesin dan Biosistem angkatan 50 yang selalu mengingat
dan membantu dalam proses pelaksanaan Praktek Lapang
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
penyusunan laporan ini, namun demikian penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Lokasi PL
Tujuan PL
METODOLOGI
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang Lingkup Usaha/Aktifitas dan Kapasitas
Lokasi, Letak Geografis dan Iklim
Struktur Organisasi
KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN
Penyerapan Gabah/Beras
Pengolahan Gabah
Penyimpanan Beras
Penyebaran Beras
Pengumpulan Data
Analisis Data
Analisis Kelayakan Finansial
Analisis Sensitivitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat dan Mesin Pengolahan Gabah
Biaya Tetap
Biaya Investasi
Biaya Tidak Tetap
Biaya Total
Kapasitas Pabrik
Biaya Pokok
Penerimaan Pabrik
Analisis Titik Impas
Analisis Kelayakan Finansial
Analisis Sensitivitas
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
vi
vi
vii
1
1
2
3
4
4
6
7
8
8
9
15
17
19
20
21
21
22
22
22
23
24
24
24
25
26
26
28
29
31
31
31
31
31
DAFTAR TABEL
6
9
9
22
23
24
24
25
25
26
28
30
DAFTAR GAMBAR
vi
4
6
7
8
10
11
11
12
12
13
13
14
15
16
17
18
27
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
31
32
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Lokasi PL
Beras diperoleh dari hasil pengolahan padi (Oryza Sativa) dari familia
Poaceae. Tanaman ini diperkirakan berasal India, dan kemudian tanaman padi
tersebut dibawa ke Indonesia oleh nenek moyang sekitar tahun 1500 sebelum
masehi. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis pada 45
derajat LU dan 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembapan tinggi dengan
musim hujan 4 bulan. Umumnya dapat dibudidayakan sampai pada tinggi 1200
meter diatas permukaan laut. Padi dapat berbuah hasil ketika 33 36 hari setelah
berbunga, bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau dengan kadar
air gabah 21 26 %.
Pengelolaan tanaman padi terpadu secara signifikan dapat meningkatkan
hasil padi dan efisiensi usahatani. Rata-rata kenaikan produksi padi petani sistem
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sekitar 3,7-18,8% dari produksi petani
non PTT dengan tambahan keuntungan Rp 940.000 per ha. Namun demikian
peningkatan produksi tersebut akan lebih berarti dalam peningkatan pendapatan
kalau disertai dengan adanya perbaikan mutu beras yang dihasilkan dan
peningkatan rendemen giling.
Masalah yang dihadapi petani dalam penanganan panen dan pascapanen
adalah masa panen yang jatuh di musim hujan disertai dengan terbatasnya tenaga
kerja dan fasilitas perontokan, penjemuran/pengeringan yang dibutuhkan. Hal
ini menyebabkan terjadinya kerusakan gabah sejak dari sawah karena terlambat
dirontok dan dikeringkan. Perbaikan penanganan panen dan pascapanen padi
telah menunjukkan bahwa perbaikan tersebut merupakan langkah awal yang
mendorong berkembangnya agroindustri beras dan kegiatan agribisnis di
pedesaan. Penggilingan padi merupakan titik sentral dalam menghasilkan beras
bermutu tinggi, dan penggunaan alat pengering yang terpadu dengan RMU
disarankan untuk dikembangkan disertai dengan jaminan pasokan gabah
bermutu.
Selain itu, peran tengkulak yang terlibat dalam pemasaran gabah petani
menyebabkan petani dirugikan. Hal ini dikarenakan harga jual yang diterima
petani yang sangat rendah yaitu sekitar Rp 3000,-. Petani tidak mampu
memasarkan hasil tani berupa gabah kepasaran karena tidak adanya jaringan
pemasaran. Tengkulak berperan aktif dalam mengawasi dari awal penanaman
hingga panen dan juga menghambat para pengusaha beras membeli lansung ke
petani. Bahkan Bulog-pun susah untuk dapat membeli gabah petani karena harus
melewati tengkulak karena tengkulak gabah petani merupakan preman sekitar
wilayah tersebut. Guna mengantisipasi permasalahan di lapangan, yang
merugikan petani gabah, maka dilakukanlah Satgas Sergap TNI Pantau Serapan
Gabah Petani. Pengambilan ahli kegiatan serapan gabah oleh pihak Satgas, maka
pihak Bulog tidak memiliki wewenang dalam menyerap gabah petani.
Bulog adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang
logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha
logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung
plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran.
Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, Bulog
tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah,
stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin
(Raskin) dan pengelolaan stok pangan.
Tujuan PL
Secara umum tujuan Praktik Lapangan adalah:
Tujuan Instruksional
1) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa melalui
latihan kerja dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan bidang
keahliannya.
2) Meningkatkan kemampuan diri mahasiswa dalam mengidentifikasikan,
merumuskan, dan memecahkan permasalahan yang ada sesuai dengan
bidang keahliannya di lapangan secara sistematis dan interdisiplin.
Tujuan Institusional
1) Memperkenalkan dan mendekatkan IPB, khususnya Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian IPB dengan masyarakat
dan mendapatkan masukan bagi penyusunan kurikulum dan peningkatan
kualitas pendidikan yang sesuai dengan kemajuan iptek dan kebutuhan
masyarakat pengguna.
2) Secara khusus tujuan Praktik Lapangan adalah mempelajari aspek teknik
biosistem pada kegiatan pengolahan gabah yang meliputi: bongkar muat
gabah, proses pecah kulis gabah, proses pemolesan, proses pengemasan, dan
proses penyimpanan
3) Menghitung kelayakan pengolahan dalam mengolah gabah menjadi beras
dengan mesin penggiling padi skala besar.
METODOLOGI
Waktu dan Jadwal Pelaksanaan
Praktik Lapangan ini dilaksanakan di SubDivre Bulog Karawang, Jawa
Barat. Waktu pelaksanaan PL dilakukan mulai tanggal 17 Juli 2016 sampai dengan
1 September 2016, selama 40 hari kerja efektif (Senin Sabtu).
Metode
Metode pelaksanaan Praktik Lapangan terdiri dari partisipasi, pengamatan,
wawancara, latihan kerja, studi pustaka, dan analisis teori.
a. Partisipasi
Kegiatan partisipasi dilakukan dengan ikut serta terlibat dalam kegiatan proses
penggilinggan gabah secara lansung. Kegitan ini dimaksudkan untuk
memperoleh pengalaman kerja dan melatih kemampuan mahasiswa dalam
menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Partisipasi langsung ini akan
dikonsultasikan dan dibawah izin dari pembimbing Praktik Lapangan Instansi.
b. Pengamatan
Pengamatan di lapangan dilakukan secara langsung pada SubDivre Bulog
Karawang, Jawa Barat. Pengamatan ini bersifat makro, yaitu pengamatan
keseluruhan dan tidak hanya condong pada salah satu bagian dalam suatu
sistem.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai upaya untuk mengumpulkan data primer yang
berhubungan dengan aspek yang akan dipelajari dan diamati. Wawancara
dilakukan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi serta menerangkan masalahmasalah teknik yang ada di lapangan sehingga dapat digunakan sebagai
informasi sekunder. Proses ini dilakukan kepada pihak-pihak yang berhubungan
dengan aspek maupun topik yang akan dipelajari.
d. Latihan Kerja
Latihan kerja dilakukan dengan ikut terlibat (praktik langsung) atau membantu
dalam kegiatan proses pengendalian kegiatan pengolahan gabah menjadi beras
hingga pada penyimpanan beras dan hal lain yang menyangkut di lapangan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas diri, pengalaman
kerja, dan melatih kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah
didapat, serta mampu mengembangkan sikap dan kepribadian sebagai staff
ataupun karyawan instansi.
e. Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka dilakukan untuk mencari referensi dan literatur yang
berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan di lapangan. Pustaka dapat berasal
dari jurnal ilmiah maupun data dan informasi dari instansi
f. Analisis Teori
Kegiatan analisis dilakukan untuk membandingkan apakah kondisi di lapangan
sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari pada saat perkuliahan.
TINJAUAN PUSTAKA
Ruang Lingkup Usaha/Aktifitas dan Kapasitas
Bulog adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang
logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha
logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung
plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran.
Sebagai perusahaan yang tetap mengembang tugas publik dari pemerintah,
Bulog tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah,
stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin
(Raskin) dan pengelolaan stok pangan. Berikut adalah Gambar 1 perusahaan
Bulog sebagai tempat pelaksanaan Praktek Lapang
dimana tugas pokok Bulog masih sama dengan ketentuan dalam Keppers No 29
tahun 2000, tetapi dengan nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa
transisi sampai dengan tahun 2003. Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah RI no. 7 tahun 2003 Bulog resmi beralih status menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Bulog.
Tugas publik Perum Bulog merupakan amanat dari Inpres No. 3 tahun
2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Berita dan Penyaluran Beras oleh
Pemerintah, yang merupakan pengejawantahan intervensi pemerintah dalam
perberasan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan. Ketiga tugas publik
Bulog tersebut saling terkait dan memperkuat satu sama lain sehingga dapat
mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga maupun nasional yang lebih
kokoh.
Ketiga tugas publik tersebut adalah pertama, melaksanakan kebijakan
pembelian gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan Harga Pembelian
Pemerintah (HPP). Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk pengadaan gabah dan
beras dalam negeri oleh Perum Bulog. Tugas kedua, menyediakan dan
menyalurkan beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah
yang diwujudkan dalam pelaksanaan program RASKIN. Sedangkan tugas
ketiga, menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga
beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana, dan rawan pangan. Kegiatan
ketiga dilaksanakan Perum Bulog dalam bentuk pengelolaan Cadangan Beras
Pemerintah (CBP).
SubDivre Bulog Karawang merupakan salah satu lokasi perusahaan yang
membantu pemerintah dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan. Di
lokasi ini terdapat satu kantor pusat dan memiliki 10 gudang (Tabel 1) serta 4
UPGB yaitu di daerah Karawang, Cikampek dan Palumbon. Sekitar 70%
pengadaan gabah petani yang dilakukan Bulog Sub-Divre Karawang diserap di
wilayah Karawang dan sekitar. Kabupaten Karawang merupakan lumbung padi
Jawa Barat dan salah satu daerah yang memberikan kontribusi bagi kebutuhan
beras nasional rata rata mencapai 865.000 ton beras/tahun. Diwilayah ini
memiliki luas lahan sawah 98.430 ha dengan hasil panen tiap hektar yaitu 756,1
ton GKP. Kemampuan Bulog yang mampu menyerap gabah petani secara besar
didukung oleh mesin penggiling padi yang memiliki kapasitas giling yang tinggi.
Data mengenai luas lahan, produktivitas lahan, jumlah panen dan penggunaan
lahan di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Lampiran 1.
Adapun Visi dan Misi Perum Subdivre Bulog yaitu
Visi
Menjadi Perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung
terwujudnya kedaulatan pangan.
Misi
a. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan
kepada masyarakat;
b. Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya
manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang
terintegarasi;
Struktur Organisasi
Saat ini SubDivre Bulog Karawang didukung sumberdaya manusia
sebanyak 58 orang yang terdiri dari 3 orang kepala UPGB, 3 orang kepala gudang,
1 orang kepala logistik, 5 orang kepala seksi dan 1 orang kepala Bulog beserta
wakilnya. Pada Gambar 3 disajikan struktur organisasi SubDivre Bulog Karawang
Pada UPGB Rengasdengklok Desa Amansari terdiri dari Kepala UPGB, Staff dan
Operator UPGB. Berikut adalah karyawan UPGB Rengasdengklok Amansari
1. Kepala UPGB
= Danny Sukmana S.TP M.Si
2. Staff UPGB
= Febrian Ramadhan
3. Operator UPGB
= Isman Chandra
Kepala Subdivre Bulog
Wakil Subdivre Bulog
Seksi
Pelayanan
Publik Bulog
Seksi Analisa
Harga dan
Pasar
Seksi
Perencanaan dan
Pengembangan
Usaha
Seksi
Administrasi
dan Keuangan
Kantor Seksi
Logistik
Gudang
UPT Pengolahan
Gabah/Beras
Seksi
Akutansi
Dalam penyerapan beras pasar, adapun ketentuan beras yang diserap oleh
Bulog dalam menyerap gabah pasar untuk disimpan atau diolah menjadi raskin.
Ketentuan ini berfungsi untuk menafsirkan harga beras yang akan diserap ketika
harga beras turun karena berlimpah. Berikut Tabel 2 mutu beras berdasarkan SNI
01-6128:2008.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Mt
V
85
15
60
35
35
5
3
5
5
0,2
3
Pembelian gabah dan beras yang diserap Bulog dari petani, mitra maupun
pasar diatur dalam INPRES No.5 Tahun 2015. Hal ini dilakukan untuk melindungi
konsumen dan produsen terhadap harga beras. Berikut adalah Tabel 3 harga
pembelian pemerintah
Tabel 3. Harga Pembelian Pemerintah
Uraian
Harga
GKP Tingkat Petani
Rp 3.700/kg
GKP Tingkat Penggilingan
Rp 3.750/kg
GKG Tingkat Penggilingan
Rp 4.600/kg
GKG di gudang Bulog
Rp 4.650/kg
Beras di gudang Bulog
Rp 7.300/kg
Pengolahan Gabah
Sebelum melakukan pengolahan, terlebih dahulu dilakukan pemisahan
gabah berdasarkan kualitas maupun karakter. Pemisahan gabah ini sangat penting
sebelum melakukan penggilingan. Gabah yang dipisah yaitu gabah merah, gabah
hitam, gabah terendam, gabah tak berisi dan gabah bagus. Gabah merah terjadi
akibat umur simpan gabah yang terlalu lama sehingga isi gabah berwarna merah.
Gabah hitam merupakan gabah yang disebabkan kesalahan dalam pengeringan
sehingga warna gabah menjadi hitam hingga dalam gabah pun berubah menjadi
hitam. Gabah terendam ditandai dengan isi gabah berwarna kekuningan akibat pada
masa panen, gabah terendam kedalam air sehingga isi gabah berubah berwarna
kuning. Gabah tak terisi atau gabah mengapur yang disebabkan karena panen
10
dilaksanakan lebih cepat dari yang semestinya. Berikut adalah gabah yang akan
digiling di UPGB Rengasdengklok (Gambar 5)
11
sebanyak 15 30 liter/jam. Gabah yang siap giling biasa disebut dengan Gabah
Kering Giling (GKG) disimpan sementara di Paddy Tank yang berkapasitas 8 ton.
Berikut adalah Paddy Tank di UPGB Rengasdengklok. Berikut adalah paddy tank
sebagai tempat penyimpan gabah sementara (Gambar 7).
`
(a) Gabah dibawa oleh elevator
(b) Paddy Cleaner
Gambar 6. Proses Awal Penggilinggan
12
ketahanan yang tangguh. Kapasitas mesin pecah kulit ini yaitu 2,5 ton per jam
dengan daya kupas mencapai 96% atau lebih. Rol karet diganti tiap menggiling 8
ton gabah. Tekanan rol karet dan pengatur pembukaan katup utama diatur secara
pneumatis/dengan tekanan udara. Pengendalian pneumatis ini dirangkai secara
elektronis. Tenaga yang dibutuhkan mesin pecah kulit ini adalah 2.2 3 kW.
Berikut adalah Husker sebagai mesin kupas kulit gabah untuk menghasilkan beras
pecah kulit (Gambar 9).
13
14
Mulai
Gabah,
Bahan
Bakar
Jerami Besar
Jerami Kecil
Sekam
Gabah 100%
Gabah 50%
Ayakan
Manual
Dedak
Rice Separator
Menir
Beras
Gambar 12. Proses pengolahan gabah
15
JAM
KE-2
JAM
KE-3
JAM
KE-4
JAM
KE-5
JAM
KE-6
JAM
KE-7
JAM
KE-8
JAM JAM
KE-9 KE-10
16
17
18
19
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan adalah data yang berhubungan dengan biaya dan data
operasional usaha mesin pengolahan Gabah, antara lain jenis pengolahan dan
komponen-komponennya, biaya-biaya yang dikeluarkan (biaya tetap dan biaya
tidak tetap), kapasitas mesin per jam, rata-rata jam kerja per hari, rata-rata
pemakaian bahan bakar per jam, rata-rata jumlah Beras yang diolah per hari dan
sebagainya.
1. Data Biaya Tetap
Data biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan pabrik tanpa
dipengaruhi jumlah output produksi pabrik. Biaya tersebut gaji tenaga kerja,
listrik, beli gabah, gas, telepon, ATK, biaya penyusutan, dan biaya lain-lain.
2. Data Biaya Tidak Tetap
Data biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pabrik mengikuti
perubahan output produksi pabrik. Biaya tersebut ialah gaji tenaga kerja, listrik,
beli gabah, gas, telepon, ATK, biaya penyusutan, dan biaya lain-lain.
3. Data Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya modal yang dikeluarkan untuk membiayai
pengadaan barang modal. Biaya tersebut ialah bangunan, tanah, mesin pengering
padi, mesin pembersih gabah, mesin giling gabah, mesin penyosoh, elevator,
pemisah fisik beras, Pusat Pengontrol Mesin ayakan, moisture tester, timbangan,
sekop dan mesin jahit karung.
4. Data Kapasitas Pabrik
Kapasitas pabrik diperolah dengan menghitung jumlah beras yang
dihasilkan per jam. Pada penelitian ini data kapasitas pabrik menggunakan
perhitungan jumlah Beras yang diolah per jam.
5. Data Jumlah Rata-Rata Beras yang Diolah per Hari dan Jam Kerja per
Hari
Untuk data rata-rata jumlah Beras yang di olah per hari dan jam kerja ratarata per hari diperoleh dengan pengambilan data harian, kemudian dibandingkan
dengan rata-rata jumlah Beras per tahun dan jam kerja per hari dalam setahun
melalui data sekunder. Dari data-data tersebut dapat diperkirakan jumlah Beras
yang diolah per hari dan jam kerja rata-rata per hari.
6. Data Penerimaan Pabrik
Data penerimaan pabrik merupakan data hasil penjualan produk olahan
pabrik dan penerimaan pabrik melalui titip olah kebun seinduk. Produk olahan
tersebut ialah beras, menir, sekam dan dedak.
20
Analisis Data
1. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah jenis-jenis yang selama satu periode akan tetap
jumlahnya. Biaya tetap sering juga disebut biaya kepemilikan (owning cost).
Biaya ini tidak tergantung pada produk yang dihasilkan dan bekerja atau
tidaknya mesin serta besarnya relatif tetap. Biaya-biaya yang termasuk dalam
biaya tetap antara lain biaya penyusutan, biaya bunga modal, asuransi, pajak,
dan biaya bangunan.
Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan akibat penurunan nilai dari
suatu alat atau mesin akibat dari pertambahan umur pemakaian. Hal-hal yang
menyebabkan nilai suatu mesin/alat berkurang antara lain adanya bagian-bagian
yang rusak atau aus, peningkatan biaya operasi dari sejumlah unit output yang
sama jika dibandingkan dengan mesin baru dan sebagainya. Fasilitas yang
terdapat pada penggilingan yang akan dicari biaya penyusutan antara lain adalah
bangunan, gudang, mesin pengolahan, timbangan, dan fasilitas lain yang
dimiliki pabrik Pengolahan gabah. Persamaan biaya penyusutan dengan
menggunakan metode garis lurus dengan memperhitungkan bunga modal.
Bunga modal sebenarnya berupa biaya semu karena tidak benar-benar
dikeluarkan oleh pabrik Pengolahan gabah. Nilai biaya ini diperhitungkan
karena pabrik Pengolahan gabah telah melakukan investasi sejumlah uang untuk
membeli mesin dan fasilitas lain. Karena telah diinvestasikan, uang tersebut
tidak lagi dapat berkembang jika halnya uang tersebut disimpan di bank.
Pajak yang digunakan dalam perhitungan adalah Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). Hal ini dikarenakan pajak lainnya yang dikeluarkan perusahaan bersifat
rahasia. Biaya bangunan adalah biaya yang digunakan untuk membangun
bangunan pabrik Pengolahan gabah.
2. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
pada saat alat dan mesin beroperasi dan jumlahnya bergantung pada jam
pemakaiannya. Apabila jumlah satuan produk yang diproduksi pada masa
tertentu naik, maka jumlah biaya tidak tetap juga naik. Perhitungan biaya tidak
tetap dilakukan dalam satuan Rp/jam. Contoh biaya yang termasuk biaya tidak
tetap dalam pabrik Pengolahan gabah antara lain biaya bahan bakar dan pelumas,
biaya pemeliharaan dan perbaikan dan upah operator.
Biaya bahan bakar dan pelumas akan dikeluarkan jika mesin dioperasikan.
Semakin lama dioperasikan maka makin banyak bahan bakar yang dikonsumsi
dan semakin sering dilakukang penggantian pelumas. Selama mesin Pengolahan
gabah pasti ada terdapat bagian-bagian yang aus dan perlu diganti. Biaya
perbaikan meliputi biaya penggantian barang yang aus, upah tenaga kerja
terampil untuk perbaikan khusus, pengecatan, pembersihan, dan perbaikan
karena faktor yang tidak terduga.
3. Biaya Total
21
Perhitungan biaya total diperlukan adanya nilai perkiraan jam kerja mesin
per tahun. Jam kerja ini bisa didapatkan dari perkiraan jumlah gabah yang
digiling per tahun.
4. Biaya Pokok
Biaya pokok adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
suatu barang, sehingga barang tersebut dapat digunakan. Pada pabrik
Pengolahan gabah biaya pokok merupakan biaya diperlukan untuk mengolah
satu kilogram beras.
5. Analisis Titik Impas
Analisis titik impas dapat digunakan untuk mengetahui jumlah produksi
dan penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Titik impas
terjadi jika penerimaan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau suatu
nilai jumlah produksi dimana keuntungan yang diperoleh sama dengan nol.
Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau
lembaga yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut. Penilaian kelayakan
suatu proyek dapat digunakan sebagai alat ukur yang disebut kriteria investasi.
Untuk menentukan kriteria investasi, pada tahap awal perlu melakukan penyusunan
arus kas masuk dan keluar untuk setiap periode selama umur proyek. Dari arus kas
tersebut nilai sekarang (present value) dapat dihitung dengan menggunakan discou
nt factor. Beberapa kriteria untuk menilai kelayakan investasi yang sering
digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan BC
Ratio.
Analisis Sensitivitas
Pengulangan perhitungan perlu dilakukan karena dalam analisis proyek
umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak unsur
ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Ketidakpastian tersebut misalnya terjadi suatu kesalahan pendugaan suatu nilai
biaya atau manfaat dan kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat
proyek/penelitian dilaksanakan, perubahan unsur harga dalam suatu pabrik
Pengolahan gabah misalnya perubahan terhadap harga bahan bakar, kenaikan upah,
dan penurunan jumlah pengolahan tahunan.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen
peningkatan dan penurunan faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan
dalam kriteria investasi yaitu dari layak menjadi tidak layak.
22
23
petani dari jatuhnya harga gabah yang turun akibat panen raya sehingga petani
merugi.
Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang
modal. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Pabrik UPGB Rengasdengklok yaitu
bangunan, tanah, mesin pengering padi, mesin pembersih gabah, mesin giling
gabah, mesin penyosoh, elevator, pemisah fisik beras, Pusat Pengontrol Mesin
ayakan, moisture tester, timbangan, sekop dan mesin jahit karung. Pada Tabel 5
disajikan rincian biaya investasi Pabrik UPGB Rengasdengklok.
Penentuan umur teknis seperti yang telah diasumsikan dalam metode adalah
melalui pengamatan di lapangan dan studi literatur. Selain itu, umur teknis
disesuaikan dengan umur proyek sehingga penggunaannya dapat efektif.
No
1
2
3
4
5
6
7
10
11
11
12
13
14
15
16
24
25
Biaya Pokok
Biaya pokok merupakan biaya yang diperlukan pabrik untuk mengolah tiap
kilogram gabah. Oleh karena itu, Biaya Pokok Pabrik UPGB Rengasdengklok
dinyatakan dengan Rp/kg. Pada Tabel 9 disajikan biaya pokok Pabrik UPGB
Rengasdengklok.
Tabel 9 Biaya pokok Pabrik UPGB Rengasdengklok
Uraian
Jumlah
Biaya Total (Rp/jam)
Rp8.212.250,01
Kapasitas Kerja (kg/jam)
1578,70
Biaya Pokok (Rp/kg)
Rp5.201,91
*Sumber: Diolah dari Unit UPGB Bulog Karawang
26
Dari biaya pokok tersebut, harga minimum beras adalah Rp5.201,91/kg jika
menyerap gabah petani sebanyak 787,5 ton/tahun.
Penerimaan Pabrik
Penerimaan Pabrik UPGB dalam setahun apabila hasil giling gabah
diperuntukkan untuk dijual ke Bulog maka akan dibeli dengan harga Rp 7300,-/kg.
Pada Tabel 10 disajikan data penerimaan Pabrik UPGB Rengasdengklok.
Pada Tabel 10, hasil olah gabah terdiri dari beras, dedak, sekam, dan menir.
Harga untuk dedak, sekam dan menir ditentukan oleh konsumen yang ingin
membeli komoditi tersebut sehingga harga yang ditawarkan tergantung oleh
kesepakatan dengan konsumen. Harga yang ditulis pada Tabel 10 didapat
berdasarkan hasil penjualan UPGB ke konsumen ketika pada saat pelaksanaan
praktik lapang.
Tabel 10 Penerimaan Hasil Olah di Pabrik UPGB Rengasdengklok
Komoditi Harga Jual Jumlah/tahun Pendapatan/tahun
(Ton)
Beras
Rp7.300
5425
Rp3.285.000.000
Dedak
Rp900
875
Rp90.725.806
Sekam
Rp50
1750
Rp7.258.065
Menir
Rp4.000
700
Rp203.225.806
Total
Rp3.894.975.000
*Sumber: Diolah dari Unit UPGB Bulog Karawang
Analisis Titik Impas
Titik impas (Break even point) adalah suatu titik dimana terjadi
keseimbangan antara dua alternatif yang berbeda. Sehingga, kondisi diluar titik
tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan.
Penentuan titik impas dapat dilakukan dengan menggunakan metode grafik,
yaitu dengan memplotkan data total biaya (Rp/tahun) dan penerimaan (Rp/tahun)
dengan beberapa kombinasi input produksi yang berbeda. Pertemuan antara kurva
total biaya dengan penerimaan merupakan titik impas, dimana pada kondisi tersebut
total biaya sama dengan penerimaan. Gambar 17 merupakan grafik titik impas
Pabrik UPGB Rengasdengklok.
Grafik titik impas (Gambar 17) menghasilkan dua persamaan, yaitu dari
kurva penghasilan y = 4941x dan kurva pengeluaran y = 4166x + 3,38E+08. Maka,
pertemuan kedua kurva tersebut adalah 436263,8056 kg atau 436,3 ton
gabah/tahun.
Pabrik UPGB Rengasdengklok akan mencapai titik impas pada saat input
produksi 436,3 ton gabah/tahun. Pada bagian kiri titik impas (Gambar 17) kurva
penerimaan berada dibawah kurva biaya, ini berarti jumlah biaya yang dikeluarkan
lebih tinggi dari penerimaan atau perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya pada
bagian kiri titik impas, kurva penerimaan sudah berada di atas kurva total biaya
berarti perusahaan mendapat keuntungan.
27
Rp6.000.000.000
Rp5.000.000.000
Rp4.000.000.000
Rp3.000.000.000
Rp2.000.000.000
Pengeluaran
Rp1.000.000.000
Penghasilan
Rp-
28
T
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
29
30
Tabel 12 Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya bahan bakar dan upah
pekerja
Analisis Sensitivitas
Analisis Kelayakan
Kenaikan Kenaikan
IRR NPV (Rp)
PBP Nett
Gross
Upah
Bahan Bakar
B/C
B/C
5%
5%
18% 286.676.859,8 10
1,28323 1,01123
5%
10%
17% 276.240.104,7 10
1,27294 1,01082
10%
15%
17% 253.020.347,2 10
1,24997 1,00992
15%
10%
17% 250.674.099,9 10
1,24766 1,00981
10%
20%
17% 242.583.592,1 11
1,23963 1,00944
15%
15%
17% 240.237.344,8 11
1,23734 1,00954
20%
20%
16% 217.017.587,3 11
1,21440 1,00878
25%
15%
16% 214.671.340,5 11
1,21208 1,00856
20%
25%
16% 206.580.832,2 11
1,20409 1,00834
25%
20%
16% 204.234.584,9 11
1,20177 1,00797
30%
25%
16% 181.014.827,4 11
1,17883 1,00701
35%
20%
16% 178.668.580,1 11
1,17651 1,00756
30%
30%
15% 170.578.072,3 12
1,16852 1,00664
35%
25%
15% 168.231.825,8 12
1,16620 1,00653
40%
30%
15% 145.012.067,5 12
1,14326 1,00564
Kenaikan yang ditunjukkan pada Tabel 12 hingga 30% untuk biaya bahan
bakar dan 40% untuk upah pekerja tidak mengubah pengolahan gabah
Rengasdengklok menjadi tidak layak. Hal ini berarti kenaikan biaya bahan bakar
dan upah pekerja yang dianalisis tidak akan merugikan UPGB jika dilakukan
proyek penggilinggan selama 15 tahun dan mampu menggiling gabah sebesar 787,5
ton/tahun
Kenaikan dibatasi hingga mencapai 40% karena kenaikan tersebut masih
terbilang wajar untuk diprediksi selama 15 tahun proyek. Selain itu pengaruh biaya
variabel tidak terlalu mempengaruhi dalam biaya produksi jika dibandingkan
dengan biaya tetap.
31
PENUTUP
Simpulan
Analisis biaya pada pada Pabrik UPGB Rengasedngklok menghasilkan biaya
tetap adalah Rp 3.241.530.937 /tahun, biaya tidak tetap adalah Rp
119.925.000/tahun, biaya investasi adalah Rp. Rp 94.033.131/tahun, biaya total
adalah Rp 7.469.902,08 /jam, biaya pokok adalah Rp. 4.731,68 /kg, dan penerimaan
pabrik adalah Rp3.586.209.677 /tahun. Analisis titik impas pada Pabrik UPGB
Rengasdengklok menghasilkan titik impas pada produksi 436,3 ton gabah/tahun.
Analisis kelayakan Pabrik UPGB Rengasdengklok menghasilkan nilai Net Present
Value (NPV) adalah Rp 273.073.642, nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah
18%, dan nilai Benefit Cost Ratio (BC Ratio) adalah 1,27. Ini berarti, Pabrik UPGB
Rengasdengklok layak. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya bahan bakar
dan upah pekerja diatas 84,38% menyebabkan Pabrik UPGB Rengasdengklok
menjadi tidak layak berdasarkan analisis NPV, IRR, dan BC Ratio
Saran
Mesin mesin yang dimiliki sebaiknya dapat beroperasi sepanjang tahun
agar tidak terjadi permasalahan akibat mesin tidak digunakan. Olehkarena itu perlu
suatu solusi pemecahan dan perhatian terhadap mesin unit penggilinggan UPGB
agar dapat terus digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian Ed ke-2. Jakarta
(ID): UI Press.
Mulyadi. 1986. Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok Produksi, dan
Pengendalian Biaya. Yogyakarta (ID): UGM Press.
Pramudya B. 2010. Ekonomi Teknik. Bogor (ID): IPB
32
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data mengenai luas lahan, produktivitas lahan, jumlah panen dan
penggunaan lahan di Kabupaten Karawang
Kondisi Pertanian Kabupaten
Karawang
Luas Lahan Sawah
Sawah Pengairan Teknis
Sawah Setengah Teknis
Sawah Pengairan Sederhana
Sawah Tadah Hujan
Sawah Irigasi desa/non PU
98430 ha
86457 ha
4376 ha
3236 ha
3917 ha
360 ha
92383 ha
4400 ha
1533 ha
33
RPS10A
1,0 1,2
1
1250 x 1025 x1115
180
Gabah
Panjang
Gabah Pendek
Kebutuhan Tenaga (HP)
Putaran (rpm)
Berat (kg)
Ukuran rol Karet (Panjang
x diameter (inch)
Spesifikasi
HU10MC (Head
Only)
3 3,5
3,5 - 4
5,5
1050
300
10 x 10
2,5 4,0
2,2 3
2250
-
34
Tipe
Kapasitas (Kg/jam)
Kebutuhan Tenaga (kW)
Putaran (rpm)
6. Mesin Pemisah Kualitas Beras
ARS 3000
3000
0,75
230
Nama
RMB10G
1500
15/20
1450
132
RA-1500
1500
23
1400 x 655 x 1320
850
250