Anda di halaman 1dari 12

A.

KONSEP DASAR PENYAKIT


1. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
Kerusakan yang disebabkan oleh kanker ini tergantung pada tempatnya, apakah
mengalami metastastase, efek obstruksinya dan efek pada sistem pertahanan tubuh, misalnya
nutrisi ( Carpenito, 1995).
Kanker servik adalah suatu proses keganasan pada servik karena adanya sel-sel/ jaringan
abnormal yang pertumbuhannya terus-menerus tidak terbatas, tidak terkoordinir dan mendesak
jaringan sekitarnya ( Manuaba, 1993)
Suatu keadaan dimana sel kehilangan kemampuanya dalam mengendalikan kecepatan
pembelahan dan pertumbuhannya. (Prawiroharjo, Sarwono: 1994).
Jadi Kanker Serviks adalah tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari
adanya pertumbuhan sel / jaringan abnormal dimana sel / jaringan kehilangan kemampuanya
dalam mengendalikan kecepatan pembelahan sehingga pertumbuhannya menjadi tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal di sekitarnya,pertumbuhannya terus menerus, tidak terbatas dan
tidak terkoordinir

yang dapat mengalami metastase, dan efek obstruksinya pada sistem

pertahanan tubuh.
2. TANDA DAN GEJALA
a. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru terjadi
pada stadium selanjutnya.

Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat. Biasanya

menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebeluma ada perdarahan.

Pada stadium lebih lanjut

perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang keluar berbau
disertai nyeri di daerah pelvis, pinggang dan tungkai bawah. Kanker serviks juga disertai keluhan
lain sesuai dengan organ yang terkena.
b. Keputihan yang berbau dan tidak gatal.
c. Cepat lelah.
d. Kehilangan berat badan.
e. Anemia.
Gejala muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup
1)
2)
3)
4)

ke jaringan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala yang spesifik untuk kanker serviks ini.
Perdarahan vagina abnormal.
Dapat berkembang menjadi ulserasi pada permukaan epitel serviks, tetapi tidak selalu ada.
Nyeri abdomen dan punggung bagian bawah.
Menandakan bahwa perkembangan penyakit sangat cepat.
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna merah muda, coklat, mengandung
darah atau hitam serta bau busuk.
Gejala kanker serviks stadium lanjut.

1) Nafsu makan berkurang (anoreksia), penurunan berat badan, dan kelelahan


2) Nyeri panggul, punggung dan tungkai
3) Dari vagina keluar air kemih atau feses
3. ETIOLOGI / FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR RESIKO
Penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim menjadi se-sel yang
ganas tidak diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang
menonjol, antara lain :
a. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin
besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun).
b. Jumlah kehamilan dan partus.
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus
semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
c. Jumlah perkawinan.
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor
resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.

d. Infeksi virus.
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata
diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
e. Sosial Ekonomi.
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial
ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan
sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi
imunitas tubuh.
f. Hygiene dan sirkumsisi.
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya
belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga
banyak kumpulan-kumpulan smegma.
g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan
berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi
infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya
kanker serviks.
h. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
i. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Penelitian menunjukkan bahwa 10-30 %
wanita pada usia 30an tahun yang sexually active pernah menderita infeksi HPV (termasuk
infeksi pada daerah vulva). Persentase ini semakin meningkat bila wanita tersebut memiliki
banyak pasangan seksual. Pada sebagian besar kasus, infeksi HPV berlangsung tanpa gejala dan
bersifat menetap.
Kedua faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV. Semakin dbanyak berganti-ganti
pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi. Begitu pula dengan terpaparnya selsel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang mempunyai pH yang
berbeda-beda pada multipatner dapat merangsang terjadinya perubahan kearah dysplasia.

4. EPIDEMIOLOGI
Karsinoma serviks adalah kanker genital kedua yang paling sering pada perempuan dan
bertanggung jawab untuk 6% dari semua kanker pada perempuan di Amerika Serikat
(CancerNet, 2001). Kanker servikal ini sebagian besar (90%) adalah karsinoma sel skuamosa dan
sisanya (10%) adalah adenokarsinoma.
Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually
active. Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah
menderita kanker ini. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama
paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun. Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang
mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya.
Faktor risiko mayor untuk kanker servikal adalah infeksi dengan virus papilloma manusia
(HPV) yang ditularkan secara seksual. Penelitian epidemiologi diseluruh dunia menegaskan

bahwa infeksi HPV adalah faktor penting dalam perkembangan kanker servikal. Faktor risiko
lain untuk perkembangan kanker servikal adalah aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi,
jumlah pasangan seksual yang meningkat, status ekonomi yang rendah, dan merokok. (Sylvia A.
Price, 2005).
5. PATOFISIOLOGI TERJADINYA PENYAKIT
Bentuk dysplasia servikal prainvasif termasuk karsinoma in situ dapat diangkat
seluruhnya dengan biopsi kerucut atau eradikasi menggunakan laser,kauter,atau bedah krio.
Tindak lanjut yang sering dan teratur untuk lesi yang berulang penting dilakukan setelah
pengobatan ini. Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epithelium masuk dalam
stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan paraservikal.
Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif
pada jaringan servikal.Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding
vagina, ligamentum kardinale,dan rongga endometrium ;invasi kelenjar getah bening dan
pembuluh darah mengakibatkan metastasis ke bagian tubuh yang jauh. Tidak ada tanda atau
gejala yang spesifik untuk kanker servik. Karsinoma servikal prainvasif tidak memiliki gejala,
namun karsinoma invasive dini dapat menyebabkan secret vagina atau perdarahan vagina.
Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul pada saat
awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat didiagnosis. Jenis perdarahan
vagina yang paling sering adalah pascakoitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan
tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian bawah atau
nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi berkemih yang sering dan
mendesak, hematuria, atau perdarahan rectum.
6. PATHWAY ( TERLAMPIR )
7. KLASIFIKASI
Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat
0
I
Ia

Kriteria
Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh
Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah
stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau

Ib

pembuluh darah.
Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan

II

histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia


Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan

II a
II b
III a
III b

parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul


Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
Penyebaran sampai bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal
tidak sampai dinding panggul.
Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara

IV

tumor dengan dinding panggul.


Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan

IV a

atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh
Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari

IV b

pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi


Telah terjadi metastasi jauh.

Klasifikasi pertumbuhan sel akan kankers serviks


Mikroskopis
a. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua
pertiga epidermis hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
b. Stadium karsinoma insitu.
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi
karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel
skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
c. Stadium karsinoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel
tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari
membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
d. Stadium karsinoma invasif.
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel
bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas
ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus
uteri.

Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks:


Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah
dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan

perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks,

posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.


Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk
menjadi ulkus.

Makroskopis
a. Stadium preklinis.
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
b. Stadium permulaan.
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
c. Stadium setengah lanjut.
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
d. Stadium lanjut.
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan
yang rapuh dan mudah berdarah.
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala : rambut
Inspeksi :
-

Terjadi kerontokan

Rambut tampak kusam dan kering

b. Abdomen
Palpasi :
-

Nyeri tekan pada perut bagian bawah

c. Vagina
Inspeksi :
-

Tampak perdarahan kontak pervaginam

Bisa tampak uselrasi pada vagina

Tampak keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna merah muda, coklat,

mengandung darah atau hitam serta bau busuk.


Keluar air kemih atau feses dari vagina

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK

Sitologi, dengan cara tes pap


Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks.
Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76% pada
dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil negatif palsu 5-50% sebagian besar disebabkan

pengambilan sediaan yang tidak adekuat. Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
Pap smear
Pap smear dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas seksual
sebelum itu, misalnya menikah. Setelah 3 kali hasil pemeriksaan tahunan menunjukkan negative

maka selanjutnya harus melakukan pemeriksaan setiap tiga tahun sekali sampai umur 65 tahun.
Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar).
Kolposkopi dilakukan ketika ditemukan displasia atau kersinoma insitu. Alat ini memberikan
gambaran tentang pembesaran serviks dan daerah abnormal yang mungkin dapat dibiopsi.
Servikografi
Pemeriksaan visual langsung
Gineskopi
Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
Kuretase endoserviks
Kuretase endoserviks dilakukan jika daerah abnormal tidak terlihat.
Biopsy kerucut.
Biopsy kerucut adalah mengambil tonjolan jaringan serviks yang lebih besar untuk penelitian

apakah ada atau tidak kanker invasive.


MRI/CT scan abdomen atau pelvis.
MRI/CT scan abdomen atau pelvis digunakan untuk menilai penyebaran local dari tumor dan

atau terkenanya nodus limfa regional.


Tes Schiller.
Tes Schiller dilakukan dengan cara serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat
warnanya akan berubah menjadi coklat sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih

atau kuning.
Konisasi.
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan
kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak
kelainan-kelainan yang jelas.

10. THERAPY/TINDAKAN PENANGANAN


A. Irradiasi
Dapat dipakai untuk semua stadium
Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
B. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
C. Komplikasi irradiasi
Kerentanan kandungan kencing
Diarrhea
Perdarahan rectal
Fistula vesico atau rectovaginalis
D. Operasi
Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
E. Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi,
odema.

Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering

menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran
darah.
F. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten.

5 % dari

karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post
terapi keadaan masih tetap sama.
11. PENATALAKSAAN
Tingkat
0

Penatalaksaan
Biopsi kerucut

Ia

Histerektomi trasnsvaginal

I b dan II a

Biopsi kerucut

II b , III dan Histerektomi trasnsvaginal


IV
IV a dan IV Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe
b

paraorta (bila terdapat metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan)


Histerektomi transvaginal

Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi
12. KOMPLIKASI
a)
1)
2)
3)
4)
5)
b)
1)
2)
3)
4)
5)

Berkaitan dengan intervensi pembedahan


Vistula Uretra
Disfungsi bladder
Emboli pulmonal
Infeksi pelvis
Obstruksi usus
Berkaitan dengan kemoterapi
Sistitis radiasi Enteritis
Supresi sumsum tulang
Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
Kerusakan membrane mukosa GI
Mielosupresi

13. PROGNOSIS
Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap
pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang
menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena
lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80%
rekurensi dalam 2 tahun.
14. PENCEGAHAN
a)
b)
c)
d)

Ada beberapa cara untuk mencegah kanker serviks, yaitu:


Mencegah terjadi infeksi HPV
Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur
Tidak boleh melakukan hubungan seksual pada anak perempuan di bawah 18 tahun.
Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita kelamin atau gunakan kondom untuk

mencegah penularan penyakit


e) Jangan berganti-ganti pasangan seksual
f) Berhenti merokok
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien.
b. Keluhan utama.
Perdarahan dan keputihan
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak
gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk
memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan
keluarga.

d. Riwayat penyakit terdahulu.


Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian
dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit
menular lain.
f. Riwayat psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana
pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.
Pengkajian data dasar.
a. Aktivitas dan istirahat
Gejala:
o Kelemahan atau keletihan akibat anemia
o Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
o Adanya faktor-faktor yang memengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, dan keringat malam.
o Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stress tinggi.
b. Integritas ego
Gejala:
Faktor stress, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious atau
spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, pembedahan,
menyangkal diagnosis, dan perasaan putus asa.
c. Eliminasi
Pengkajian eliminasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut.
kanker serviks: perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi urinalis, misalnya nyeri.
d. Makanan dan minuman
Gejala:
kanker serviks: kebiasaan diet buruk (misalnya: rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan
pengawet rasa).
e. Neurosensori
Gejala: merokok, pemajanan abses.
f. Nyeri atau kenyamanan
Gejala:
Adanya nyeri derajat bervariasi, misalnya ketidaknyaman ringan sampai nyeri hebat
(dihubungkan dengan proses penyakit), nyeri tekan pada payudara (pada kanker ovarium).
g. Pernapasan
Gejala: merokok, pemajanan abses.
h. Keamanan
Gejala: pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen
Tanda: demam, ruam kulit, ulserasi.
i. Seksualitas
Gejala: perubahan pola respons seksual, keputihan (jumlah karakteristik, bau), perdarahan
sehabis senggama (pada kanker servix).
j. Interaksi sosial
Gejala: ketidaknyamanan atau kelemahan sistem pendukung.
k. Penyuluhan
Gejala: riwayat kanker pada keluarga, sisi primer: penyakit primer, riwayat pengobatan
sebelumnya.

2.
1.
2.
3.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb darah
Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologi : penekanan saraf lumbosakralis
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat: anoreksia, mual dan muntah


4. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi
5. Perubahan : eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi kandung kemih/ ureter
6. Inteloransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian
kemoterapi.
7. Perubahan konsep diri (peran) berhubungan dengan dampak diagnosis kanker terhadap peran
pasien dalam keluarga.
8. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian dan perubahan status kesehatan
9. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pengobatan berhubbungan dengan terbatasnya
informasi.

4. IMPLEMENTASI SESUAI INTERVENSI


5. EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :
1. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi
perdarahan., Perdarahan intra servikal sudah berkurang, Konjunctiva tidak pucat, Mukosa bibir
basah dan kemerahan, Ektremitas hangat, Hb 11-15 gr %, Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg,
Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37 C, RR : 18 - 24 X/mnt, Tidak ada tanda sianosis.
2. Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol, Intensitas nyeri berkurang, Pasien tampak rileks
3. Kebutuhan Nutrisi dan Kalori pasein tercukupi kebutuhan tubuh, Melakukan perubahan pola
hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi

5. Berkemih dengan jumlah normal tanpa retensi, Menunjukkan perilaku yang meningkat kontrol
kandung kemih/ urinaria
6. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
7. Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya, Klien mampu membagi
perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat, Klien mengkomunikasikan perasaan tentang
perubahan dirinya secara konstruktif, Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
8. Klien tampak rileks, Melaporkan ansietas berkuarang sampai tingkat dapat diatasi, Mampu
mengidentifikasikan cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya.
9. Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi Klien
mengetahui diagnose kanker yang diderita, Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus
dilalui klien, Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi,
Sumber-sumber koping teridentifikasi

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2. Jakarta :
EGC
Carpenito, L.J . (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3. Jakarta : EGC
Hacker and Moore. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates
Mansjoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Media Aesculapitus. Jakarta: Media
Aesculapitus
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Nursalam, (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta:Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai