Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Semen
Semen adalah suatu bahan yang mempunyai sifat adhesif dan kohesif yang mampu
melekatkan fragmen-fragmen mineral menjadi suatu kesatuan massa yang padat.
Semen yang digunakan untuk bahan beton adalah semen portland atau semen
portland pozolan yang berupa semen hidrolik sebagai perekat bahan susun beton.
1.2.

Sifat Sifat Semen

1.2.1 Susunan Kimia Semen


Semen portland dibuat dari serbuk mineral kristalin yang komposisi utamanya disebut
mayor oksida, terdiri dari : kalsium atau batu kapur (CaCO 3), aluminium oksida (Al2O3),
pasir silikat (SiO2), dan bijih besi (FeO 2) serta senyawa-senyawa lain yang jumlahnya
hanya beberapa persen dari jumlah semen yaitu minor oksida yang terdiri dari : MgO,
SO3, K2O, NaO2.
Empat unsur yang paling penting dalam semen adalah:
1. Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO3
Berpengaruh besar terhadap pengerasan semen terutama sebelum mencapai 15 hari.
2. Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
Berpengaruh besar terhadap pengerasan semen sebelum mencapai umur 14 hari.
Unsur C2S ini juga membuat semen tahan terhadap serangan kimia (chemical attack)
dan juga mengurangi besar susutan pengeringan.
3. Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
Berpengaruh besar terhadap pengerasan semen sesudah 24 jam.
4. Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.FeO2
Kurang begitu besar pengaruhnya terhadap kekerasan semen atau beton.

1.2.2 Hidrasi Semen


Hidrasi semen adalah reaksi yang terjadi antara silikat dan aluminat pada semen
dengan air menjadi media perekat yang memadat lalu membentuk massa yang keras.
Hidrasi semen bersifat eksotermis dengan panas yang dikeluarkan kira kira 110
kalori/gram.
Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam dalam kalori/gram pada
semen yang terhidrasi. Waktu berlangsungnya dihitung sampai proses hidrasi
berlangsung sampai sempurna pada temperature tertentu. Laju hidrasi dan perubahan
panas bertambah besar sejalan dengan semakin halusnya semen.
1.2.3 Kekuatan Semen dan FAS
Kekuatan semen yang dipakai sangat tergantung pada jumlah air yang dipakai waktu
proses hidrasi berlangsung. Sebaiknya selalu diusahakan jumlah air yang dipakai
sesedikit mungkin agar kekuatan beton tidak terlalu rendah. Pada dasarnya jumlah air
yang diperlukan untuk proses hidrasi kira kira 25% dari berat semennya.
Penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan beton setelah mengeras.

1.2.4 Sifat Fisis Semen


Sifat sifat fisis semen adalah
a

Kehalusan Butir.
Semakin halus butiran semen, semakin luas permukaannya sehingga semakin cepat
pula proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa butir butir semen yang halus akan
menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih cepat dari pada semen
dengan butir butir yang lebih kasar. Menurut SII 0013-81 paling sedikit 90% berat
semen harus lolos ayakan lubang 9 mm.

Waktu Ikatan
Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mencapai keadaan kaku
tahap pertama dan cukup kuat untuk menerima tekanan.

Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah kuantitas panas dalam kalori/gram pada semen yang terhidrasi.

Berat Jenis.
Berat jenis semen berkisar pada 3,15. Berat jenis digunakan dalam hitungan
perbandingan campuran.
1.2.5 Sifat Kimia Semen
Kesegaran Semen. Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran (loss of ignition)
dilakukan pada semen untuk menentukan kehilangan berat jika semen dibakar sampai
sekitar (900 1000)C. Kehilangan berat ini terjadi karena adanya kelembaban dan
adanya karbon dioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.
Kehilangan berat dari pembakaran ini merupakan ukuran kesegaran semen. Semakin
sedikit kehilangan berat berarti semakin sedikit unsur pengisinya dan ini berarti semen
semakin baik.
1.3 Jenis Jenis Semen
Berikut jenis-jenis semen portland yang sering digunakan dalam konstruksi
Tabel 1.1 Jenis Semen Portland
Jenis
I

Penggunaan

Konstruksi biasa dimana persyaratan yang khusus


tidak diperlukan

Konstruksi biasa dimana diinginkan perlawanan terhadap


panas hidrasi yang sedang
III
Jika kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan diinginkan
IV
Jika panas hidrasi yang rendah yang diinginkan
V
Jika daya tahan tinggi terhadap sulfat yang diinginkan
Sumber: SNI ( Chu-Kia-Wang, 1983 )
II

1.4 Pembuatan Semen


Semen Portland Pozolan dapat dibuat dengan dua cara. Cara pertama menggiling
bersama klinker semen dan pozolan. Sedangkan cara kedua dengan mencampur
sampai rata gerusan semen dan pozolan halus. Penggilingan dua material secara
bersama-sama pada cara pertama lebih mudah daripada cara kedua. Pada semen
portland pozolan menghasilkan panas hidrasi lebih sedikit daripada semen biasa. Sifat
ketahanan terhadap kotoran dalam air lebih baik, sehingga cocok sekali jika dipakai
untuk bangunan di tepi laut, bangunan pengairan dan beton massa.

Reaksi antara air dengan semen dibedakan menjadi dua periode yaitu periode
pengikatan dan periode pengerasan. Periode pengikatan adalah peralihan dari kondisi
plastis ke kondisi keras. Kondisi pada periode pengikatan yaitu :
1. Kondisi pada saat semen mulai menjadi kaku setelah semen itu diaduk dengan air.
Kondisi ini disebut pengikatan awal.
2.

Kondisi yang berlangsung antara permulaan semen menjadi kaku sampai saat semen
beralih ke kondisi keras dan padat, atau kondisi ini dapat diartikan disebut waktu
pengikatan .

Periode pengerasan adalah penambahan kekuatan setelah pengikatan selesai.


Pengerasan mula-mula berlangsung terus secara cepat, kemudian lebih lambat untuk
jangka waktu yang lama.
Mengingat hal-hal tersebut diatas maka pelaksanaan pengecoran harus dilaksanakan
sebelum terjadinya pengikatan awal. Spesifikasi untuk semen mensyaratkan bahwa
awal pengikatan dari pasta semen tidak boleh kurang dari satu jam setelah dicampur
dengan air.

Anda mungkin juga menyukai