Anda di halaman 1dari 23

7.

DIVISI STRUKTUR
PEKERJAAN STRUKTUR
7.a. Beton Mutu Sedang fc30 MPa (Lantai Jembatan)
Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment,
Wing Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan
perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan
semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil
pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton
untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi
teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau
selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan
posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan perawatan, dan
acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang
kedalam acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan
penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan

menggunkan alat bantu akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran


dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur,
tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 %
dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete
Vibrator, dan alat bantu.
3. Volume Pekerjaan ini = 61,37 M

7.b. Beton Mutu Sedang fc30 MPa (Pelat Injak)


Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment,
Wing Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan
perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan
semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil
pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton
untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi
teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau
selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan
posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan perawatan, dan
acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang
kedalam acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan
penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan
menggunkan alat bantu akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran
dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur,
tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 %
dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete
Vibrator, dan alat bantu.
3. Volume Pekerjaan ini = 33,72 M

7.c. Beton Mutu Sedang fc25 MPa


Item Pekerjaan Beton Mutu Sedang fc = 25 Mpa (K-300) diproyek ini
diperkirakan digunakan untuk pengecoran beton atau sejenisnya
dimanapelaksanaan item pekerjaan ini dilakukan setelah item pekerjaan
Perakitan Baja Tulangan selesai dan kondisi Begisting siap di Cor Beton Mutu
Sedang Dengan K-250, dimana Perbandingan Material/Bahan Campuran
disesuaikan dengan JMF item pekerjaan ini.
Dimana Perkiraan,
-

Volume Pekerjaan : 159,07 M


Waktu Pelaksanaan : Minggu ke 6 s/d Minggu 8

Tenaga yang diperlukan :


-

Mandor ;
Tukang Batu ;
Pembantu Tukang.

Bahan yang dibutuhkan :


-

Semen ;
Pasir Beton ;

Agregat Kasar ;
Kayu Perancah ;
Paku ;

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini diantaranya :


-

Pan. Mixer ;
Truck Mixer ;
Water Tangker ;
Alat Bantu lainnya

Adapun urutan kerjanya sebagai berikut :


-

Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan mengunakan Concrete Mixer
Beton di cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapian setelah pemasangan

7.d. Beton Mutu Sedang fc20 MPa


Item Pekerjaan Beton Mutu Sedang fc = 20 Mpa (K-250) diproyek ini
diperkirakan digunakan untuk pengecoran beton atau sejenisnya
dimanapelaksanaan item pekerjaan ini dilakukan setelah item pekerjaan
Perakitan Baja Tulangan selesai dan kondisi Begisting siap di Cor Beton Mutu
Sedang Dengan K-250, dimana Perbandingan Material/Bahan Campuran
disesuaikan dengan JMF item pekerjaan ini.
Dimana,
-

Volume Pekerjaan : 159,07 M

Tenaga yang diperlukan :


-

Mandor ;
Tukang Batu ;
Pembantu Tukang.

Bahan yang dibutuhkan :


-

Semen ;
Pasir Beton ;
Agregat Kasar ;
Kayu Perancah ;
Paku ;
Air

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini diantaranya :


-

Pan. Mixer ;
Truck Mixer ;

Water Tangker ;
Alat Bantu lainnya

Adapun urutan kerjanya sebagai berikut :


-

Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan mengunakan Concrete Mixer
Beton di cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapian setelah pemasangan

7.e. Beton Mutu Sedang fc15 MPa


Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop,
trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan,pasangan batu.
Tahap pelaksanaan :
1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air)
2. Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan
menggunakan concerete pan mixer.
3. Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pmbesian dan bekisting.
Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan
kedalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
4. Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam
cetakan.
5. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
6. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan
Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan
menjadi rata dan halus.
7. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan
karung basah.
8. Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
Tenaga Kerja:
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor

Bahan:
1. Semen
2. Pasir Beton
3. Aggregat Kasar (Kerikil)
4. Kayu Perancah
5. Paku

Peralatan:
1. Conc. Mixer
2. Water Tanker
3. Conc. Vibrator
4. Alat Bantu
7.f.Beton Mutu Sedang fc10 MPa
a. Melakukan pekerjaan persiapan dengan mengecek lokasi bebas dari
gangguan saat proses pekerjaan.
b. Mempersiapkan peralatan kerja.
c. Bahan material yang digunakan semen, pasir, krikil dan air.
d. Dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer.
e. Cor atau tuang beton kedalam bekisting yang telah disiapkan.
f. Untuk menjaga mutu beton, maka dilakukan curing agar kuat beton didapat
sesuai rencana.
g. Selalu melakukan pengecekan pada saat proses pekerjaan, agar tidak lepas
dari perencanaan

7.2.a. Pemasanga Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang 20 meter


Pelaksanaanpekerjaan
pekerjaanpondasi

pemasangan

gelagar,

jembatanselesai.Adapun

dilaksanakansetelah

penyediaan

Unit

Pracetak

Gelagar dalam Pekerjaan ini dibutuhkan 10 (sepuluh) buah, untuk 2 lokasi


pekerjaan yang berbeda.
Gelagar jembatan itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pemikul beban
bergerak (kendaraan mobil, kereta api, dan manusia). Gelagar ini dapat
dibuat dari beton, baja, atau kayu. Tetapi dalam metode pelaksanaan ini
membahas menggunakan gelagar beton. Penggunaan dari bentuk gelagar
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan yang ini perlu diperhitungkan
kemiringan sudutnya yang diberikan dalam persamaan trigonometri. Dalam
perencanaan pembangunan jembatan ini diperlukan perencanaan awal yang
matang, salah satunya adalah perencanaan gelagar. Pekerjaan pemasangan
gelagar

dilaksanakan

setelah

pekerjaan

pondasi

jembatan

selesai.

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan gelagar terdiri dari :


1. Menurunkan gelagar dan plat dari kendaraan truk trailer menggunakan
crane.

2. Untuk perakitan gelagar jembatan ini dibutuhkan suatu daerah persiapan


yang mempunyai panjang sebesar bentang gelagar. Sebagai tambahan
diperlukan pula daerah untuk menyimpan balok-balok beton yang nantinya
berfungsi sebagai penopang sementara gelagar. Kemudian dengan
menggunakan crane gelagar diletakkan pada posisi memanjang di atas
alat bantuan tumpuan, lalu dilakukan penyatuan gelagar, dengan
menggunakan metode stressing atau post tension

Metode stressing dilakukan apabila kekuatan beton sudah memenuhi persyaratan


sesuai dengan initial jacking force yang telah diapproval. Langkah-langkah stressing
adalah sebagai berikut:
1. Masukkan Strand

2. Setting angkur balok

3. Stressing

4. Potong strand

5. Grouting dan patcing

6. Finishing

Metode post tension dilakukan dengan menggabungkan beberapa segmen


balok untuk kemudian disatukan dengan menggunakan perekat lalu disetressing.
1. Install Strand Ke Dalam Ducting

2. Pemberian Epoxi pada Permukaan Segmen

3. Proses Stressing

Pekerjaan selanjutnya adalah erection, dengan cara meluncurkan gelagar tersebut


pada posisi bentangan jembatan dengan menggunakan bantuan 2 unit crane
dimana

crane

sebagai

penarik

dan

unit

crane

lagi

membantu

mengangkat/pegangan belakang.

7.2.b.

Beton Diafragma fc30 MPa Termasuk Pekerjaan Penegangan

Setelah Pengecoran(post tension)


Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan
antara gelagar sehingga akan memberikan kestabilan pada masing-masing
gelagar dalam arah horisontal. Pengikat tersebut dilakukan dalam bentuk
pemberian stressing pada diafragma dan gelagar sehingga dapat bekerja
sebagai satu kesatuan.

7.3.a. Baja Tulangan U 24 Polos


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar design dan atas petunjuk direksi lapangan.
A. PENGAJUAN KESIAPAN KERJA
1. Sebelummemesan bahan, seluruh
pembengkokan

harus

disediakan

daftar
oleh

pesanan

kontraktor

dan

untuk

diagram
mendapat

persetujuan dari direksi lapangan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
tersebut dan diagram pembengkokan disetujui.
2. Persetujuan atas Daftar Pesanan dan Diagram Pembengkokan dalam
segala hal tidak membebaskan kontraktor atas tanggung jawabnya dari
daftar dan diagram tersebut.

B. KONDISI TEMPAT KERJA & PERLINDUNGAN BAHAN


1. Kontraktor harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label dan ditandai dengan label logam yang menunjukan ukuran batang,
panjang dan informasilainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukan
pada diagram tulangan.
2. Kontraktor harus menangani serta menyimpan baja tulangan sedemikian
untuk mencagah distorsi, kontaminasi, korosi atau kerusakan.

C. PEMBENGKOKAN BAJA TULANGAN


1. Baja Tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai ukuran dan gambar
rencana, dengan menggunakan alat bantu.
2. Bilamana terjadi kesalahan membengkokan baja tulangan, batang tulangan
tidak boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan direksi
pekerjaan atau yang sedemikian akan merusak atau melemahkan bahan.
3. Sambungan dan persilangan diikat dengan menggunakan kawat ikat baja.

D. MUTU BAJA TULANGAN


1. Baja Tulangan terdiri dari Baja Polos atau Baja Ulir.
2. Untuk Tulangan sampai dengan diameter 16 mm dapat dipakai baja
tulangan polos tipe U-24 (baja lunak) dengan tegangan karateristik sebesar
2.400 kg/cm.
3. Untuk Tulangan dengan diameter diatas 16 mm dipakai baja tulangan ulir
tipe U-32 (baja sedang) dengan tegangan karateristik sebesar 3.200
kg/cm.

7.3.b. Baja Tulangan U 39 Ulir


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar design dan atas petunjuk direksi lapangan.
A. PENGAJUAN KESIAPAN KERJA
1. Sebelummemesan bahan, seluruh
pembengkokan

harus

disediakan

daftar
oleh

pesanan

kontraktor

dan

untuk

diagram
mendapat

persetujuan dari direksi lapangan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
tersebut dan diagram pembengkokan disetujui.

2. Persetujuan atas Daftar Pesanan dan Diagram Pembengkokan dalam


segala hal tidak membebaskan kontraktor atas tanggung jawabnya dari
daftar dan diagram tersebut.

B. KONDISI TEMPAT KERJA & PERLINDUNGAN BAHAN


1. Kontraktor harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label dan ditandai dengan label logam yang menunjukan ukuran batang,
panjang dan informasilainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukan
pada diagram tulangan.
2. Kontraktor harus menangani serta menyimpan baja tulangan sedemikian
untuk mencagah distorsi, kontaminasi, korosi atau kerusakan.

C. PEMBENGKOKAN BAJA TULANGAN


1. Baja Tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai ukuran dan gambar
rencana, dengan menggunakan alat bantu.
2. Bilamana terjadi kesalahan membengkokan baja tulangan, batang tulangan
tidak boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan direksi
pekerjaan atau yang sedemikian akan merusak atau melemahkan bahan.
3. Sambungan dan persilangan diikat dengan menggunakan kawat ikat baja.

D. MUTU BAJA TULANGAN


1. Baja Tulangan terdiri dari Baja Polos atau Baja Ulir.
2. Untuk Tulangan sampai dengan diameter 16 mm dapat dipakai baja
tulangan polos tipe U-24 (baja lunak) dengan tegangan karateristik sebesar
2.400 kg/cm.
3. Untuk Tulangan dengan diameter diatas 16 mm dipakai baja tulangan ulir
tipe U-32 (baja sedang) dengan tegangan karateristik sebesar 3.200
kg/cm.

7.3.c.

Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak diameter

400 mm
Umum, Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan mencakup tiang
pancang yang disediakandan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan

Spesifikasi ini, dan sedapat mungkinmendekati Gambar menurut penetrasi


atau ke dalamannya sebagaimana yang diperintah-kan oleh Direksi
Pekerjaan. Tiang pancang uji dan/atau pengujian pembebanan diperlukan
untuk

menentukan

jumlah

dan

panjang

tiang

pancang

yang

akan

dilaksanakan.
Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan.
Bilamanaperpanjangan tiang pancang tidak dapat dihindarkan, Kontraktor
harus menyerahkanmetode penyambungan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan. Tidak adapenyambungan tiang pancang sampai
metode penyambungan disetujui secara tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Pondasi

tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu

menahan gaya orthogonal kesumbutiang dengan jalan menyerap lenturan.


Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan
menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi
dengan tumpuan pondasi.
Pelaksanaan

pekerjaan

pemancangan

menggunakan

diesel

hammer.Sistemkerja diesel Hammer adalah dengan pemukulan sehingga


dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah
sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri
pada lingkungan sekitar.
Permasalahan

lain

adalah

cara

membawa

diesel

hammer

kelokasi

pemancangan harus menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane


berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat
pancang yang menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 7
ton.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai
tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ketanah
tidak lebih dari 2 cm.

METODE PEMANCANGAN

1. Gunakan mesin pemancangan dengan panjang Boom 12 18, dan panjang


leader

18

24

untuk

maximum

panjang

tiang

pancang 12 18 m.
2. Gunakan Diesel Hammer yang sesuai dengan jenis dan kapasitas tiang.
3. Gunakan topi pancang baja yang sesuai dengan ukuran / dimensi tiang
pancang.
4. Gunakan bantalan kayu dengante balsesuai yang di syaratkan (minimal 10
cm).
5. Penarikan tiang pancang ketitik pancang harus sesuai dengan yang
disyaratkan, serta kondisi tiang pancang harus di jaga dan masih dalam
kondisibaik.
6. Posisi sumbu hammer, tiang pancang dan topi baja harus lurus dalam satu
garis ( di level / water pass dan unting-unting ).
7. Eksentrisitas sumbu tersebut tidak boleh lebih dari 10 mm.

PEMANCANGAN TIANG
Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang
tersebut dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau
mencapai dayadukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel. Untuk
tiangpancang beton, umumnya digunakan jenis uap atau diesel. Berat palu pada
jenis gravi-tasi sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi
pancangnya, tetapi samasekali tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang
beserta topi pancangnya, danminimum 2 ton untuk tiang pancang beton. Untuk tiang
pancang baja, berat palu harusdua kali berat tiang beserta topi pancangnya.
Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sebagaimana yang
diperintahkanoleh Direksi Pekerjaan. Alat pancang dengan jenis gravitasi, uap atau
diesel yang disetujui, harus mampu memasukkan tiang pancang tidak kurang dari 3
mm untuk setiap pukulan pada 15 cm dari akhir pemancangan dengan daya dukung
yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari rumus pemancangan yang
disetujui, yang digunakan oleh Kontraktor.
7.4. Pasangan Batu

Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam


Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari
Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan,
galian,penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti
dinding penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong
besar daripasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang
cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu pekerjaan sebagai penahan
gerusan, bukan sebagaipenahan beban, seperti lapisan selokan, lubang
penangkap, lantai gorong-gorong (spillway apron) atau pekerjaan pelindung
lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan
di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry) dapat digunakan seperti Pasangan
Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang
diisi (grouted rip rap)

7.5. Expanction Joint Tipe Asphaltic Plug Fixed


Asphaltic plug, bahan sambungan

siar muai tipe tertutup jenis yang

dibuat dari bahan agregat yang dicampur dengan bahan pengikat binder,
petat baja dan angkur, dibuat pada temperatur tertentu yang berfungsi
sebagai bahan pengisi pada sambungan (joint).
Jenis struktur siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang
disambungkan dan sesuai gambar rencana. Siar muai jenis Aspaltic Plug
mampu menahan pergerakan struktur secara longitudinal, transversal dan
rotasi. Bahan Aspaltic Plug juga mampu menahan fleksibel, menahan air, tahan
terhadap cuaca, dan dapat menahan beban dinamis kendaraan dapat
memberikan kenyamanan kepada penguna jalan. Ketebalan siar muai jenis ini
sangat tergantung ukuran celah sambungan dan besarnya pergerakan dengan
tebal minimum 50 mm dan lebar minimum terisi oleh bahan aspaltic 300 mm.

Bahan sambungan siar muai type Aspaltic Plug, terdiri dari rubberised bitumen
binder, single size agregat, dan plat baja. Bitumen binder merupakan campuran
dari bitumen, polymer, filler dan surface active agent. Agregat merupakan
single size yang mempunyai kekerasan setara dengan bassalt, gritstone,
gabbro atau kelompok granit. Batuan yang digunakan harus bersih, berbentuk
kubus (cubical) dengan ukuran antara 14 - 20 mm dan tahan terhadap
temperatur sampai 150 derajat celcius. Plat baja yang digunakan sebagai dasr
sambungan siar muai jenis ini harus dapat menahan dampak pemuaian akibat
panas yang ditimbulkan oleh bitumen binder pada saat pelaksanaan dan
mempunyai tebal dan lebar yang sesuai dengan ukuran celah sambungan.
Methode Pelaksanaan Pemasangan
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran
Garis terlebih dahulu aspal yang akan dipotong dengan menggunakan
kapur. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat Cutter Concrate
yang memiliki mata pisau yang sangat tajam. Pelaksanaan pemotongan
dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar disaign
yang telah direncanakan. Pembongkaran dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Jack Hammer.

Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut


harus dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa aspal. Pembersihan
dilakukan dari debu dan kotoran-kotoran dimaksudkan agar aspal bitumen
dapat menempel pada sisi-sisi lapis permukaan lama sehingga membuat

ikatan atara aspal lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan juga
lentur sehingga dapat menerima beban yang bekerja secara bersamaan.
b. Pemasangan Tali dan Plat Baja
Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada
bagian celah dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang.
Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakn aspal bitumen
yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal
baru. Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara
sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas
plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.
c. Pemasangan Agregat
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu
200 derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu
dapat terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata
pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang
kemudian dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara
indirect heating sampai suhu 200 derajat agar aspal karet tersebut dapat
berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.

Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang


ditentukan.

Setelah

penghamparan

agregat

selesai

selanjutnya

dipadatkan dengan menggunakan alat compector sampai agregat saling


mengunci dan padat.

d. Penghamparan aspal bitumen

Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal


bitumen yang berfungsi sebagai waterproofing agar air tidak masuk
kedalam bagian agregat.

e. Penutup
Umumnya kerusakan yang terjadi pada siar muai disebabkan karena
beban kendaraan yang lewat melebihi kapasitas yang diizinkan, kondisi
bearing pad yang mati sehingga jembatan menjadi struktur jepit jepit
(seharusnya jepit dan rol), dan proses yang pelaksanaan yang tidak
sempurna yang menyebabkan air masuk kedalam siar muai. Proses
pekerjaan siar muai tidak boleh dilakukan pada kondisi hujan karna dapat
menurunkan temperatur suhu aspal bitumen yang seharusnya tetap
terjaga dalam kondisi panas.

7.6. Perletakan Elastometrik Sintetis Ukuran 400 mm x 450 mm x 45 mm


Elastomer Karet Jembatan ( Elastomeric Bearing Pad ) digunakan pada
struktur bangunan jembatan,flyover. berfungsi meredam getaran akibat beban
dari atas jembatan menuju bagian bawah jembatan sehingga tidak merusak
struktur jembatan.
Berikut adalah tahap pelaksanaan pemasangan Bantalan Karet atau
Elastomer :
1. Pengadaan Elastomer
Bantalan karet atau elastomer harus dalam keadaan baik dan telah teruji
serta sesuai dengan spesifikasi, selain itu dimensi atau ukuran elastomer
telah sesuai dengan gambar rencana.
2. Persiapan peralatan
Peralatan yang harus disiapkan adalah dial gauge, jack hidrolik, hose,
manifold, Genset, dan peralatan lain yang dibutuhkan.
3. Pengukuran / leveling tumpuan pada abutment
4. Jack hidrolik ditempatkan pada posisi yang telah ditentukan dan lakukan
pengangkatan.
5. Pasang kayu penyangga sementara

6. Bantalan karet atau elastomer diletakkan dibawah pelat bantalan dan


direkatkan dengan lem, bagian atas jembatan diturunkan agar elastomer
melekat sempurna pada pelat.
7. Lakukan pengangkatan secukupnya hingga elastomer tergantung pada
pelat dan lepaskan kayu penyangga.
8. Pasang mortar dibawah elastomer dan turunkan hingga elastomer masuk
pada mortar yang belum mengeras.
9. Bersihkan dan rapihkan sisa mortar.
10. Setelah mortar mencapai kekuatan yang diinginkan, jack hidrolik dan kayu
penyangga dapat disingkirkan.
11. Selesai.

7.7.
Sandaran (Railing)
Pekerjaan sandaran (railing) meliputi pekerjaan bekisting, penulangan,
pemasangan pipa pegangan, dan pengecoran. Semua pekerjaan pada
pekerjaan

sandaran

(railling) harus dikerjakan

sesuai

dengan

yang

direncanakan dan syarat-syarat yang telah ada.


Pemasangan
Sandaran harus dipasang engan hati-hati sesuai dengan garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam Gambar. Sandaran harus disetel dengan hati-hati
sebelum dimatikan agar dapat memperolehsambungan yang tepat, alinyemen
yang benar dan lendutan balik (camber) pada seluruh panjang. Persetujuan
dari

Direksi

Kontraktor

Pekerjaan
akan

harus

diperoleh

memberitahukan

sebelum

Direksi

sandarandimatikan.

Pekerjaan

bilamana

pemeriksaandan persetujuannya diperlukan.


7.8.
Papan Nama Jembatan
Pengertian Papan Nama Jembatan :
Papan Nama Jembatan adalah papan monumen yang berisi informasi
mengenai jembatan tersebut misalnya nama, nomor, tahun pembuatan, dan
panjang jembatan, selain itu papan nama jembatan juga dapat berupa papan
monumen peresmian.
Tahapan pemasangan Papan Nama Jembatan adalah sebagai berikut:
1. Penyediaan Papan Nama Jembatan
Dalam penyediaan papan nama jembatan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:

Papan nama jembatan terbuat dari bahan marmer atau batu alam

atau bahan lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan


Bentuk dan dimensi papan nama sesuai dengan apa yang

ditunjukkan dalam gambar rencana


Papan nama diukir nama, nomor, tahun pembuatan dan lambang
kementerian pekerjaan umum atau keterangan lain yang telah

disetujui direksi pekerjaan


2. Pemasangan Papan Nama Jembatan
Papan Nama Jembatan dipasang ditempat yang sesuai dengan apa
yang ditunjukkan gambar rencana, biasanya dipasang di parapet

jembatan.
Papan Nama Jembatan dipasang secara manual menggunakan alat
bantu dan menggunakan adukan semen sebagai perekat. setelah itu,
Finishing dengan membersihkan papan nama jembatan dari kotorankotoran seperti sisa adukan semen atau yang lainnya.

7.9.
Pembongkaran Beton
Pekerjaan ini dilakuakn pada abutmen dan plat injak jembatan lama yang
terkena pada struktur jembatan yang akan dibangun. Pembongkaran ini
dilakukan secara manual. Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik
keseluruhan ataupunsebagian, dan pembuangan, jembatan lama, goronggorong, tembok kepala dan apron, bangunan dan struktur lain yang dibongkar
sehingga memungkin-kan pembangunan atau perluasan atau perbaikan
struktur yang mempunyaifungsi yang sama seperti struktur yang lama (atau
bagian dari struktur) yang akan dibongkar.
7.10.
Pembongkaran Balok Baja (Steel Stringers)
1. UMUM
a. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan
ataupun sebagian, dan pembuangan, jembatan lama, gorong-gorong,
tembok kepaladan apron, bangunan dan struktur lain yang dibongkar
sehingga

memungkin-kan

pembangunan

atau

perluasan

atau

perbaikan struktur yang mempunyai fungsi yang sama seperti struktur


yang lama (atau bagian dari struktur) yangakan dibongkar.
Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan
untuk diamankan harus segera diukur segera setelah pekerjaan

pembongkaran dan suatu catatan tertulisyang memberikan data


lokasi semula, sifat, kondisi dan kuantitas bahan harus dila-porkan
kepada Direksi Pekerjaan.
b. Pengajuan Kesiapan Kerja
Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan
untuk diamankanharus segera diukur segera setelah pekerjaan
pembongkaran dan suatu catatan tertulisyang memberikan data
lokasi semula, sifat, kondisi dan kuantitas bahan harus dila-porkan
kepada Direksi Pekerjaan
c. Kewajiban Kontraktor untuk Mengamankan Bahan dan Struktur
Lama
Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan lain terhadap
jembatan ataugorong-gorong memerlukan pembongkaran lantai,
gelegar, tembok kepala, ataubagian struktur lainnya, pembongkaran
semacam ini harus dilaksanakan tanpamenimbulkan kerusakan pada
bagian struktur yang akan dipertahankan. Setiapkerusakan atau,
kehilangan, bagian yang diamankan atau dilepas sementara,
atausetiap kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan
akibat kelalaianKontraktor, harus diperbaiki kembali atas biaya
Kontraktor.
2. PROSEDUR PEMBONGKARAN
a. Pelepasan Struktur
Jembatan baja dan jembatan kayu, bila disyaratkan oleh Direksi
Pekerjaanuntuk diamankan, harus dilepas dengan hati-hati tanpa
menimbulkan kerusakan.
Jembatan kayu dengan bentang lebih besar dari 2,0 m atau bagian
yang perludisesuaikan atau terganggu karena Pekerjaan harus
dilepas seperlunya dengandan dipasang kembali dengan bahan
semula. Struktur kayu di atas duatumpuan dengan bentang kurang
dari 2,0 m yang yang menghalangi kegiatan Pekerjaan harus
dibongkar dengan hati-hati dan diserahkan kepada Pemilik atau
dipindahkan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pembongkaran Struktura)

Terkecuali diperintahkan lain, bangunan bawah jembatan dari struktur


lamaharus dibongkar sampai dasar sungai asli dan bagian yang tidak
terletak padasungai harus dibongkar paling sedikit 30 cm di bawah
permukaan tanahaslinya. Bilamana bagian struktur lama semacam ini
terletak seluruhnya atausebagian dalam batas-batas untuk struktur
baru, maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya untuk
memudahkan pembangunan struktur yangdiusulkan dan setiap
lubang atau rongga harus ditimbun kembali dandipadatkan sampai
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Peledakan atau operasi lainnya yang diperlukan untuk pembongkaran
terhadapstruktur lama atau penghalang, yang dapat merusak struktur
baru, harus selesaidikerjakan sebelum penempatan setiap pekerjaan
baru

di

sekitarnya,

terkecualidiperintahkan

lain

oleh

Direksi

Pekerjaan.
3. PEMBUANGAN BAHAN BONGKARAN
1. Bahan Yang Diamankan
a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang
sah sebelumpekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan
bongkaran yang akanmenjadi milik Kontraktor.
b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang
diminta oleh Direksi Pekerjaan
c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan,
semua betonyang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk
pasangan batu kosong (rip rap) dan tidak diperlukan untuk
digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang ditunjuk
oleh Direksi Pekerjaan.
2. Bahan Yang Dibuang Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk

dipertahankan atau diamankan dapat dibakar atau dikubur atau


dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai