Divisi Struktur Dri Rahman
Divisi Struktur Dri Rahman
DIVISI STRUKTUR
PEKERJAAN STRUKTUR
7.a. Beton Mutu Sedang fc30 MPa (Lantai Jembatan)
Beton mutu sedang (30 MPa) merupakan beton mutu sedang yang bersifat
structural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu
sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah jembatan (Abutment,
Wing Wall dan Petak Injak). Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan
perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan
semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil
pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton
untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi
teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga persetujuan JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria
teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan
(Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah
yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan
benda lain yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau
selongsong)) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser
pada saat pengecoran. Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan
sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan
posisi yang diperlukan selama pengecora, pemadatan dan perawatan, dan
acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang
kedalam acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan
penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan
Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk menggunakan
Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton dituang
kedalam acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan
penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan
menggunkan alat bantu akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran
dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang
ditopang oleh perancahdibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur,
tidak dibongkar hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 %
dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete
Vibrator, dan alat bantu.
3. Volume Pekerjaan ini = 33,72 M
Mandor ;
Tukang Batu ;
Pembantu Tukang.
Semen ;
Pasir Beton ;
Agregat Kasar ;
Kayu Perancah ;
Paku ;
Pan. Mixer ;
Truck Mixer ;
Water Tangker ;
Alat Bantu lainnya
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan mengunakan Concrete Mixer
Beton di cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapian setelah pemasangan
Mandor ;
Tukang Batu ;
Pembantu Tukang.
Semen ;
Pasir Beton ;
Agregat Kasar ;
Kayu Perancah ;
Paku ;
Air
Pan. Mixer ;
Truck Mixer ;
Water Tangker ;
Alat Bantu lainnya
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan mengunakan Concrete Mixer
Beton di cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapian setelah pemasangan
Bahan:
1. Semen
2. Pasir Beton
3. Aggregat Kasar (Kerikil)
4. Kayu Perancah
5. Paku
Peralatan:
1. Conc. Mixer
2. Water Tanker
3. Conc. Vibrator
4. Alat Bantu
7.f.Beton Mutu Sedang fc10 MPa
a. Melakukan pekerjaan persiapan dengan mengecek lokasi bebas dari
gangguan saat proses pekerjaan.
b. Mempersiapkan peralatan kerja.
c. Bahan material yang digunakan semen, pasir, krikil dan air.
d. Dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer.
e. Cor atau tuang beton kedalam bekisting yang telah disiapkan.
f. Untuk menjaga mutu beton, maka dilakukan curing agar kuat beton didapat
sesuai rencana.
g. Selalu melakukan pengecekan pada saat proses pekerjaan, agar tidak lepas
dari perencanaan
pemasangan
gelagar,
jembatanselesai.Adapun
dilaksanakansetelah
penyediaan
Unit
Pracetak
dilaksanakan
setelah
pekerjaan
pondasi
jembatan
selesai.
3. Stressing
4. Potong strand
6. Finishing
3. Proses Stressing
crane
sebagai
penarik
dan
unit
crane
lagi
membantu
mengangkat/pegangan belakang.
7.2.b.
harus
disediakan
daftar
oleh
pesanan
kontraktor
dan
untuk
diagram
mendapat
persetujuan dari direksi lapangan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
tersebut dan diagram pembengkokan disetujui.
2. Persetujuan atas Daftar Pesanan dan Diagram Pembengkokan dalam
segala hal tidak membebaskan kontraktor atas tanggung jawabnya dari
daftar dan diagram tersebut.
harus
disediakan
daftar
oleh
pesanan
kontraktor
dan
untuk
diagram
mendapat
persetujuan dari direksi lapangan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan
tersebut dan diagram pembengkokan disetujui.
7.3.c.
400 mm
Umum, Pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini akan mencakup tiang
pancang yang disediakandan dipancang atau ditempatkan sesuai dengan
menentukan
jumlah
dan
panjang
tiang
pancang
yang
akan
dilaksanakan.
Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan.
Bilamanaperpanjangan tiang pancang tidak dapat dihindarkan, Kontraktor
harus menyerahkanmetode penyambungan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan. Tidak adapenyambungan tiang pancang sampai
metode penyambungan disetujui secara tertulis dari Direksi Pekerjaan.
Pondasi
pekerjaan
pemancangan
menggunakan
diesel
lain
adalah
cara
membawa
diesel
hammer
kelokasi
METODE PEMANCANGAN
18
24
untuk
maximum
panjang
tiang
pancang 12 18 m.
2. Gunakan Diesel Hammer yang sesuai dengan jenis dan kapasitas tiang.
3. Gunakan topi pancang baja yang sesuai dengan ukuran / dimensi tiang
pancang.
4. Gunakan bantalan kayu dengante balsesuai yang di syaratkan (minimal 10
cm).
5. Penarikan tiang pancang ketitik pancang harus sesuai dengan yang
disyaratkan, serta kondisi tiang pancang harus di jaga dan masih dalam
kondisibaik.
6. Posisi sumbu hammer, tiang pancang dan topi baja harus lurus dalam satu
garis ( di level / water pass dan unting-unting ).
7. Eksentrisitas sumbu tersebut tidak boleh lebih dari 10 mm.
PEMANCANGAN TIANG
Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang pancang
tersebut dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau
mencapai dayadukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel. Untuk
tiangpancang beton, umumnya digunakan jenis uap atau diesel. Berat palu pada
jenis gravi-tasi sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi
pancangnya, tetapi samasekali tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang
beserta topi pancangnya, danminimum 2 ton untuk tiang pancang beton. Untuk tiang
pancang baja, berat palu harusdua kali berat tiang beserta topi pancangnya.
Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sebagaimana yang
diperintahkanoleh Direksi Pekerjaan. Alat pancang dengan jenis gravitasi, uap atau
diesel yang disetujui, harus mampu memasukkan tiang pancang tidak kurang dari 3
mm untuk setiap pukulan pada 15 cm dari akhir pemancangan dengan daya dukung
yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari rumus pemancangan yang
disetujui, yang digunakan oleh Kontraktor.
7.4. Pasangan Batu
dibuat dari bahan agregat yang dicampur dengan bahan pengikat binder,
petat baja dan angkur, dibuat pada temperatur tertentu yang berfungsi
sebagai bahan pengisi pada sambungan (joint).
Jenis struktur siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang
disambungkan dan sesuai gambar rencana. Siar muai jenis Aspaltic Plug
mampu menahan pergerakan struktur secara longitudinal, transversal dan
rotasi. Bahan Aspaltic Plug juga mampu menahan fleksibel, menahan air, tahan
terhadap cuaca, dan dapat menahan beban dinamis kendaraan dapat
memberikan kenyamanan kepada penguna jalan. Ketebalan siar muai jenis ini
sangat tergantung ukuran celah sambungan dan besarnya pergerakan dengan
tebal minimum 50 mm dan lebar minimum terisi oleh bahan aspaltic 300 mm.
Bahan sambungan siar muai type Aspaltic Plug, terdiri dari rubberised bitumen
binder, single size agregat, dan plat baja. Bitumen binder merupakan campuran
dari bitumen, polymer, filler dan surface active agent. Agregat merupakan
single size yang mempunyai kekerasan setara dengan bassalt, gritstone,
gabbro atau kelompok granit. Batuan yang digunakan harus bersih, berbentuk
kubus (cubical) dengan ukuran antara 14 - 20 mm dan tahan terhadap
temperatur sampai 150 derajat celcius. Plat baja yang digunakan sebagai dasr
sambungan siar muai jenis ini harus dapat menahan dampak pemuaian akibat
panas yang ditimbulkan oleh bitumen binder pada saat pelaksanaan dan
mempunyai tebal dan lebar yang sesuai dengan ukuran celah sambungan.
Methode Pelaksanaan Pemasangan
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran
Garis terlebih dahulu aspal yang akan dipotong dengan menggunakan
kapur. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat Cutter Concrate
yang memiliki mata pisau yang sangat tajam. Pelaksanaan pemotongan
dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar disaign
yang telah direncanakan. Pembongkaran dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Jack Hammer.
ikatan atara aspal lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan juga
lentur sehingga dapat menerima beban yang bekerja secara bersamaan.
b. Pemasangan Tali dan Plat Baja
Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada
bagian celah dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang.
Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakn aspal bitumen
yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal
baru. Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara
sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas
plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.
c. Pemasangan Agregat
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu
200 derajat dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu
dapat terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan panas yang merata
pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang
kemudian dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara
indirect heating sampai suhu 200 derajat agar aspal karet tersebut dapat
berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.
Setelah
penghamparan
agregat
selesai
selanjutnya
e. Penutup
Umumnya kerusakan yang terjadi pada siar muai disebabkan karena
beban kendaraan yang lewat melebihi kapasitas yang diizinkan, kondisi
bearing pad yang mati sehingga jembatan menjadi struktur jepit jepit
(seharusnya jepit dan rol), dan proses yang pelaksanaan yang tidak
sempurna yang menyebabkan air masuk kedalam siar muai. Proses
pekerjaan siar muai tidak boleh dilakukan pada kondisi hujan karna dapat
menurunkan temperatur suhu aspal bitumen yang seharusnya tetap
terjaga dalam kondisi panas.
7.7.
Sandaran (Railing)
Pekerjaan sandaran (railing) meliputi pekerjaan bekisting, penulangan,
pemasangan pipa pegangan, dan pengecoran. Semua pekerjaan pada
pekerjaan
sandaran
sesuai
dengan
yang
Direksi
Kontraktor
Pekerjaan
akan
harus
diperoleh
memberitahukan
sebelum
Direksi
sandarandimatikan.
Pekerjaan
bilamana
Papan nama jembatan terbuat dari bahan marmer atau batu alam
jembatan.
Papan Nama Jembatan dipasang secara manual menggunakan alat
bantu dan menggunakan adukan semen sebagai perekat. setelah itu,
Finishing dengan membersihkan papan nama jembatan dari kotorankotoran seperti sisa adukan semen atau yang lainnya.
7.9.
Pembongkaran Beton
Pekerjaan ini dilakuakn pada abutmen dan plat injak jembatan lama yang
terkena pada struktur jembatan yang akan dibangun. Pembongkaran ini
dilakukan secara manual. Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik
keseluruhan ataupunsebagian, dan pembuangan, jembatan lama, goronggorong, tembok kepala dan apron, bangunan dan struktur lain yang dibongkar
sehingga memungkin-kan pembangunan atau perluasan atau perbaikan
struktur yang mempunyaifungsi yang sama seperti struktur yang lama (atau
bagian dari struktur) yang akan dibongkar.
7.10.
Pembongkaran Balok Baja (Steel Stringers)
1. UMUM
a. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan
ataupun sebagian, dan pembuangan, jembatan lama, gorong-gorong,
tembok kepaladan apron, bangunan dan struktur lain yang dibongkar
sehingga
memungkin-kan
pembangunan
atau
perluasan
atau
di
sekitarnya,
terkecualidiperintahkan
lain
oleh
Direksi
Pekerjaan.
3. PEMBUANGAN BAHAN BONGKARAN
1. Bahan Yang Diamankan
a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang
sah sebelumpekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan
bongkaran yang akanmenjadi milik Kontraktor.
b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang
diminta oleh Direksi Pekerjaan
c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan,
semua betonyang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk
pasangan batu kosong (rip rap) dan tidak diperlukan untuk
digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada lokasi yang ditunjuk
oleh Direksi Pekerjaan.
2. Bahan Yang Dibuang Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk