Anda di halaman 1dari 45

BAB I

BAHAYA FAKTOR BIOLOGI

A. Pengertian Bahaya
Bahaya (hazard)
situasi,

ataupun

adalah

aktivitas

semua

yang

sumber

berpotensi

menimbulkan cidera (kecelakaan kerja dan/atau


PAK). Hazard adalah suatu kondisi atau tindakan
atau potensi yang dapat menimbulkan kerugian
terhadap manusia, harta benda, proses, maupun
lingkungan.
Semua sumber atau situasi yang berpotensi
mengakibatkan cidera atau sakit pada manusia,
kerusakan properti, kerusakan terhadap lingkungan
maupun gangguan proses disebut bahaya atau hazard
(Dewi, 2011). Berdasarkan OHSAS 18001:2007
pengertian bahaya atau hazard adalah semua sumber,
situasi ataupun aktivitas yang berpotensi enimbulkan

cidera (kecelakaan kerja) dan/atau penyakit akibat


kerja (PAK) (Ramli, 2008). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa bahaya adalah segala sesuatu yang memiliki
potensi merugikan bagi manusia, properti dan
lingkungan.
Bahaya didefinisikan sebagai agen infeksius
atau produk yang dihasilkan agen tersebut yang
dapat

menyebabkan

penyakit

pada

manusia.

Sedangkan agen faktor biologi atau biological agen


didefinisikan sebagai mikroorganisme, kultur sel,
atau endoparasit manusia, termasuk yang sudah
dimodifikasi
menyebabkan

secara
infeksi,

genetik,
reaksi

yang

dapat

alergi,

atau

menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang


mengganggu kesehatan manusia.
Bahaya di lingkungan kerja adalah segala
kondisi

yang

dapat

memberi

pengaruh

yang

merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan


orang yang terpajan di lingkungan kerja. Bahaya di
lingkungan kerja memiliki berbagai macam faktor
yang menjadi penyebab munculnya bahaya seperti,
paparan debu, paparan kebisingan dan pencahayaan.
Secara keseluruhan faktor bahaya dilingkungan kerja
meliputi factor kimia, biologi, fisika, fisiologi dan
psikologi (Sumamur, 2009).
B. Pengertian Bahaya Faktor Biologi
Biohazard (bahaya biologi) dapat berefek
pada manusia melalui kontak langsung dengan
biological agen atau lewat penularan agen perantara.
Bahaya faktor biologi dapat didefinisikan
sebagai debu organik yang berasal dari sumbersumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri,
jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari
tumbuhan
terdegradasi.

seperti

produk

serat

alam

yang

Bahaya biologi adalah potensi bahaya yang


ditimbulkan dari faktor makhluk hidup. Biasanya
hazard biologi berada di lingkungan yang tidak
bersih, kotor, dll.
Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua
yaitu (1) yang menyebabkan infeksi dan (2) noninfeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat
dibagi lagi menjadi (a) organisme viable, (b) racun
biogenik dan (c) alergi biogenik.
C. Klasifikasi Bahaya Faktor Biologi
1. Klasifikasi berdasarkan tipe agen
Berdasarkan definisi biological agen,
bahaya faktor biologi dapat di klasifikasikan
menjadi :
a. Agen infeksius
b. Tumbuhan dan produknya
c. Hewan dan produknya
2. Klasifikasi berdasarkan mode transmisi
Pengetahuan tentang bagaimana biohazard
menular sangat penting untuk memutus rantai
infeksi.

Berdasarkan prosesnya transmisi dari


biohazard dapat dibedakan menjadi :
a. Langsung, dimana infeksi terjadi akibat
kontak fisik dengan orang yang terinfeksi.
b. Tidak langsung, dimana infeksi terjadi akibat
kontak dengan bahan atau benda yang
terkonaminasi.

BAB II
IDENTIFIKASI BAHAYA FAKTOR BIOLOGI

A. Potensi Bahaya Faktor Biologi di Tempat Kerja


Keputusan Menteri Kesehatan nomor
432/MENKES/SK/IV/2007

tentang

Pedoman

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


di rumah sakit bahwa bahaya biologi terdiri dari
virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi
yang berasal dari serangga, tikus dan binatang.
Faktor bahaya biologi (Kepmenkes, 2007)
adalah :
1. Virus : HIV, virus SARS dan virus Hepatitis.
2. Bioaerosol adalah disperse jasad renik atau
bagian jasad renik di udara berupa jamur,
protozoa,

virus

yang

menimbulkan

bahan

alergen, pathogen dan toksin di lingkungan.


3. Bakteri dan pathogen lainnya, misalnya
Mycobacterium Tuberculosis.

Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/ X/2014


menyebutkan untuk mengidentifikasi bahaya biologi
di rumah sakit dengan pemeriksaan setiap semester
meliputi : konsentrasi mikroorganisme dalam udara
ruang operasi pemeriksaan mikrobiologi air bersih,
pemeriksaan usap AC dll.
B. Hubungan

Bahaya

Faktor

Biologi

dengan

Pekerjaan
Para pekerja dapat mengalami kontak dengan
bahaya biologi dalam beberapa macam keadaan :
1. Intrinsik pada pekerjaan tertentu; pekerja
konstruksi pada fasilitas pengolahan limbah
berisiko terpapar infeksi bakteri.
2. Insidental pada saat berkerja (bukan bagian dari
aktivitas pekerjaan); pekerja yang menderita
penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi.

3. Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan;


pekerja yang berpergian dari/ke tempat endemik
penyakit tertentu.
4. Tidak spesifik untuk pekerjaan; bakteri legionella
dapat tersebar dengan mudah di air dan tanah
sehingga dapat menginfeksi beberapa macam
pekerjaan seperti petugas maintence sistem
pengairan dan pekerja kantoran dengan AC.
Berikut adalah tipe pekerjaan yang beresiko
tinggi terpapar bahaya biologi :
a. Pekerja lapangan (outdoor)
b. Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan
hewan
c. Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh
manusia
d. Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu
C. Identifikasi Risiko Bahaya Faktor Biologi di
Tempat Kerja
Identifikasi risiko bahaya faktor biologi di
lingkungan tempat kerja, yaitu melalui agents

penyebab penyakit seperti : (1) Mikro organisme


(bakteri, virus, infeksi, sengatan, toksin, infeksi,
alergi). (2) Arthopoda (serangga, dll), (fungi). (3)
Tumbuhan

tingkat

tingkat

tinggi

(toksin

&

dermatitis, asma, pilek, (allergen). (4) Tumbuhan


tingkat tingkat rendah (yang membentuk spora). (5)
Vertebrata (protein) allergi. (6) Inervertebrata selain
urine,

saliva,

faeces,

kulit/rambut

(allergen)

Arthopoda (cacing, protozoa).


1. Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar
yaitu :
a. bulat (kokus),
b. lengkung dan
c. batang (basil)
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul
akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk,
makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan
dengan baik dan kontak dengan hewan atau

orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang


diakibatkan oleh bakteri : anthrax (kulit dan
paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit
kepala, atralagia, enokkarditis), lepra, tetanus,
thypoid, cholera, dan sebagainya.
2. Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi
relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang
potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah
sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga binatang,
dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B,
tuberculosis,

anthrax,

brucella,

tetanus,

salmonella, chlamydia, psittaci.


Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak
selalu mengakibatkan infeksi, dipengaruhi oleh
banyak faktor, aanata lain : (i)Virulensi, (ii)
Route of infection, (iii) Daya tahan tubuh.

3. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat
kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus tidak
mampu bereplikasi, untuk itu virus harus
menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh
penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza,
varicella,

hepatitis,

HIV,

dan

sebagainya

menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh,


ditularkan melalui: (HIV) Tranfusi darah yang
tercemar,

Tertusuk/teriris

jarum/pisau

yag

terkontaminasi, Hubungan sexual, Luka jalan


lahir waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang
sering ganti-ganti pasangan Pekerja berisiko
(HIV).
4. Parasit
a. Malaria : gigitan nyamuk anopheles
b. Ansxylostomiosis : anemia khronis
c. Jamur : gatal-gatal dikulit

Jamur dapat berupa sel tunggal atau


koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena
berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi
dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme
atau hewan lain.
5. Hewan
a. Sengatan : Serangga
b. Ular : Gigitan binatang berbisa
c. Carnivora : Binatang buas
6. Tumbuhan
a. Allergi: Debu kayu & asma
b. Allergi saluran nafas: Debu kapas
7. Organisme Viable dan Racun Biogenic
a. Organisme viable termasukdi dalamnya
jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik
termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
b. Perkembangan produk bakterial dan jamur
dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan
media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang
berisiko : pekerja pada silo bahan pangan,
pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.

c. Contoh

Byssinosis,

grain

fever,

Legionnaires disease.
8. Alergi Biogenic
a. Termasuk didalamnya adalah: jamur, animalderived protein, enzim.
b. Bahan alergen dari pertanian berasal dari
protein pada kulit binatang, rambut dari bulu
dan protein dari urine dan feaces binatang.
c. Bahan-bahan alergen pada industri berasal
dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu, juga
dijumpai di bioteknologi (enzim, vaksin dan
kultur jaringan).
d. Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen
dapat menimbulkan gejala alergi seperti
rinitis, conjunctivitis atau asma.
e. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu,
butir gandum, tepung bawang dsb.

BAB III
PENYAKIT AKIBAT KERJA DARI BAHAYA
FAKTOR BIOLOGI DAN PENGENDALIAN
BAHAYA FAKTOR BIOLOGI

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja secara umum dikenal
sebagai penyakit yang diderita oleh seorang pekerja
yang diakibatkan oleh pekerjanya. Penyakit Akibat
Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun
1993, adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan
atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja terjadi
sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun
psikologi di tempat kerja.
World
Health
1.

Organization

(WHO)

membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :


Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan,
misalnya Pneumoconiosis.

2.

Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah

3.

pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik.


Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu
penyebab di antara faktor-faktor penyebab

4.

lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.


Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu
kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya

asma.
B. Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja
(PAK) tergantung pada bahan yang digunakan dalam
proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja.
Pada

umumnya

faktor

penyebab

dapat

dikelompokkan dalam 5 golongan :


1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu
(panas/dingin), tekanan yang sangat tinggi,
vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang
digunakan dalam proses kerja, maupun yang

terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk


debu, uap, gas, larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur.
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh
penataan tempat kerja dan cara kerja.
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang
mengakibatkan stress.
Penyakit ditempat kerja akibat faktor biologi
biasanya disebabkan oleh makhluk hidup sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang
terpajan. Potensi bahaya yang menyebabkan reaksi
alergi atau iritasi akibat bahan-bahan biologis, seperti
debu kapas, dedaunan, bulu, bunga, dan sebagainya.
Penyakit biologi dapat didefinisikan sebagai
debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur,
protein

dari

binatang

atau

bahan-bahan

dari

tumbuhan

seperti

produk

serat

alam

yang

terdegradasi.
Penyakit biologi dapat dibagi menjadi dua
yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi.
Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi
lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan
alergi biogenik.
Faktor-faktor

penyebab

penyakit

akibat

biologi :
1. Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi,
ekskresi, atau jaringan tubuh manusia seperti
hepatitis, AIDS, tbc, demam berdarah, anthrax.
2. Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi
manusia secara langsung atau kontak dengan
sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang
terinfeksi atau via vektor.

3. Akibat

polusi

udara

mikroorganisme yang

yang

mengandung

menimbulkan penyakit

seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral.


pembersih

cerobong

asap

pabrik,

pabrik

penghasil debu-debu :
a. Inhalation fever, akibat paparan udara yang
berat : metal fume fever, polymer fume
fever, organic dust fever, legionenelosis.
b. Allergi akibat polusi udara : asma kerja,
pneumonitis hipersensitivitas.
Bakteri dan virus merupakan makhluk yang
sangat mudah berkembangbiak dan penyakit yang
disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini
sejumlah penyakit menular dan mematikan telah
berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia
ke hewan. Infeksi silang-spesies dapat berasal dari
peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan

pencampuran patogen. Yang memberi patogen


kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan sampai
dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.
C. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Bahaya
Faktor Biologi
1. Penyakit yang Disebabkan Bakteri
a. Demam Thypoid
Demam Thypoid adalah infeksi akut
yang disebabkan oleh Salmonella Thypi yang
masuk melalui saluran pencernaan dan
menyebar

ke

seluruh

tubuh

(sistemik).

Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar


getah bening usus dan kemudian masuk ke
dalam

darah

sehingga

menyebabkan

penyebaran kuman dalam darah.


Penyakit Demam Thypoid disebabkan
oleh bakteri yang disebarkan melalui tinja,
muntahan, urin, kemudian terbawa oleh Lalat

melalui perantara kaki-kakinya dari kakus ke


dapur yang akan mengkontaminasi makanan
atau minuman, sayur-sayuran, atau pun buahbuahan segar.
Beberapa gejala yang nampak saat
seseorang

terserang

penyakit

Demam

Thypoid :
1) Demam yang berlangsung selama 3
2)
3)
4)
5)
6)
7)

minggu secara terus menerus


Gangguan pada saluran pencernaan
Nafas tak sedap
Bibir kering dan pecah-pecah
Perut Kembung
Sulit BAB, terkadang juga bisa Diare
Gangguan
kesadaran,
umumnya
kesadaran penderita menurun walaupun

tidak seberapa dalam.


b. Anthrax
Anthrax atau penyakit radang limpa
merupakan salah satu penyakit zoonosis di
Indonesia yang disebabkan oleh bakteri.

Istilah anthrax berarti arang, sebab penyakit


ini menimbulkan gejala pada manusia berupa
bisul kehitaman yang jika pecah akan
menghasilkan

semacam

borok

(bubonic

palque). Dahulu, penyakit ini dikatakan


sebagai penyakit kutukan karena menyerang
orang yang telah disisihkan di masyarakat,
bahkan bangsa Mesir pun pernah terkena
panyakit ini kira-kira 4000 tahun sebelum
masehi. Anthrax ditemukan oleh Heinrich
Hermann Robert Koch pada tahun 1877,
sedangkan Louis Pasteur adalah ilmuwan
pertama penemu vaksin yang efektif untuk
Anthrax pada tahun 1881.
Anthrax disebabkan

oleh

bakteri

Bacillus anthracis yang merupakan bakteri


gram positif non motil dan berspora. Di

bawah mikroskop tampak terlihat seperti


barisan

batang

panjang

dengan

ujung-

ujungnya siku, sementara di dalam tubuh


inang, Bacillus anthracis tidak terlihat rantai
panjang, biasanya tersusun secara tunggal
atau pendek serta melindungi dirinya dalam
kapsul, dan akan membentuk spora segera
setelah berhubungan dengan udara bebas
karena spora diketahui dapat bertahan hidup
bertahun-tahun di dalam tanah yang cocok
dan bisa menjadi sumber penularan pada
hewan dan manusia.
Penularan pada manusia bisa lewat
kontak langsung spora yang ada di tanah,
tanaman, maupun bahan dari hewan sakit
(kulit,

daging,

tulang

atau

darah).

Mengkonsumsi produk hewan yang terkena

anthrax atau melalui udara yang mengandung


spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool
atau kulit binatang (Woolsorters disease).
Oleh karena itu ada empat tipe anhtrax pada
manusia,

yaitu

anthrax

kulit,

anthrax

pencernaan/anthrax usus, anthrax pernapasan/


anthrax paru-paru dan anthrax otak. Anthrax
otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk
ke otak.
c. TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri
ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya.

Bakteri

ini

lebih

sering

menginfeksi organ paru-paru dibandingkan


bagian lain tubuh manusia.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri
kompleks
Mycobacteria

Mycobacterium
termasuk

tuberculosis.
dalam

famili

Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo


Actinomycetales. kompleks Mycobacterium
tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M.
bovis, M. africanum, M. microti, dan M.
canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M.
tuberculosis merupakan jenis yang terpenting
dan paling sering dijumpai.
Penularan penyakit ini karena kontak
dengan dahak atau menghirup titik-titik air
dari bersin atau batuk dari orang yang
terinfeksi kuman tuberculosis.
Obat TBC yang utama
Isoniazid,

Rifampisin,

adalah

pirazinamid,

streptomisin dan etambutol. Sedangkan jenis


obat tambahan yang biasa digunakan adalah
kanamisin,

kuinolon

amoksisilin

di

klavulanat.

,makroloid

kombinasikan
Pengobatannya

dan
dengan
secara

keseluruhannya dapat mencapai 12 bulan.


2. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Virus
a. Hepatitis B dan C
Virus hepatitis dapat menular dari satu
orang ke orang lain, dengan cara penularan
yang berbeda-beda. virus hepatitis B dan C
menyebar terutama melalui kontak darah dan
cairan tubuh. Seseorang bisa saja terinfeksi
lebih dari 1 jenis virus hepatitis. Karena
risiko yang berbahaya bagi hati penderita,
seseorang yang menderita hepatitis C harus
berkonsultasi dengan dokter untuk juga
mendapatkan vaksin terhadap hepatitis A dan

hepatitis B. Tidak seperti hepatitis A dan B,


hepatitis C belum ada vaksinnya.
Hepatitis B bisa menular kepada
setiap orang. Seperti penularan dari ibu ke
bayi saat melahirkan, hubungan seksual,
transfusi

darah,

jarum

suntik,

maupun

penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi,


handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B
dapat menyerang siapa saja, akan tetapi
umumnya

bagi

produktif

akan

mereka
lebih

yang

berusia

beresiko

terkena

penyakit ini.
b. Virus HIV
Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV)
yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi

oportunistik ataupun mudah terkena tumor.


Meskipun penanganan yang telah ada dapat
memperlambat laju perkembangan virus,
namun penyakit ini belum benar-benar bisa
disembuhkan.
HIV dan

virus-virus

sejenisnya

umumnya ditularkan melalui kontak langsung


antara lapisan kulit alam (membran mukosa)
atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani,
cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu
ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan
intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi
darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan,
bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak
lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Siapapun

berisiko

terkena

HIV

(human immunodeficiency virus). Virus ini


pun menyebar dengan berbagai cara. Populasi
kunci yang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS
adalah wanita pekerja seks (WPS): pelanggan
pekerja seks (HRM) waria: lelaki yang
berhubungan seksual dengan lelaki lain
(MSM): serta pengguna narkoba suntik dan
pasangannya (IDU).
c. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan

gangguan

pada

pembuluh

darah kapiler dan pada sistem pembekuan


darah, sehingga mengakibatkan perdarahanperdarahan.
Proses Penularan Penyakit Demam
Berdarah Dengue Penyebaran penyakit DBD
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada
wilayah

yang

sudah

diketahui

adanya

serangan penyakit DBD akan mungkin ada


penderita

lainnya

bahkan

akan

dapat

menyebabkan wabah yang luar biasa bagi


penduduk disekitarnya.
Pencegahan
Penyakit

Demam

Berdarah

dengan

Pencegahan

dilakukan

menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi


sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di
siang hari (bukan malam hari). Misalnya

hindarkan berada di lokasi yang banyak


nyamuknya di siang hari, terutama di daerah
yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara
yang paling efektif dalam mencegah penyakit
DBD melalui metode pengontrolan atau
pengendalian vektornya adalah :
1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),
pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil
samping kegiatan manusia, dan perbaikan
desain rumah.
2) Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan
adu/ikan cupang) pada tempat air kolam,
dan bakteri (Bt.H-14).
3) Pengasapan
/
fogging

(dengan

menggunakan malathion dan fenthion).


4) Memberikan bubuk abate (temephos)
pada tempat-tempat penampungan air

seperti, gentong air, vas bunga, kolam,


dan lain-lain.
5) Pengobatan Penyakit Demam Berdarah
Fokus

pengobatan

penyakit

DBD

pada
adalah

penderita
mengatasi

perdarahan, mencegah atau mengatasi


keadaan

syok/presyok,

yaitu

dengan

mengusahakan agar penderita banyak


minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam
24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
6) Penambahan cairan tubuh melalui infus
(intravena) mungkin diperlukan untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi
yang

berlebihan.

Transfusi

platelet

dilakukan jika jumlah platelet menurun


drastis.
7) Lakukan kompress dingin, tidak perlu
dengan es karena bisa berdampak syok.

Bahkan beberapa tim medis menyarankan


kompres dapat dilakukan dengan alkohol.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal
adalah dengan meminum jus jambu biji
bangkok, namun khasiatnya belum pernah
dibuktikan secara medik, akan tetapi
jambu

biji

kenyataannya

dapat

mengembalikan cairan intravena dan


peningkatan nilai trombosit darah.
3. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan
Jamur
Jamur
mikroorganisme

merupakan

salah

satu

penyebab

penyakit

pada

manusia. Penyakit yang disebabkan jamur pada


manusia
superficial

disebut
dan

mikosis,
mikosis

yaitu

mikosis

sistemik.

Mikosis

superfisial merupakan mikosis yang menyerang

kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh


3

genera

jamur,

yaitu

Trichophyton,

Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan


mikosis

sistemik

merupakan

mikosis

yang

menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan subcutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut,
usus, dan vagina.
D. Mikroorganisme Penyebab Penyakit di Tempat
Kerja
Beberapa literatur telah menguraikan infeksi
akibat organisme yang mungkin ditemukan di tempat
kerja, diantaranya :
1. Daerah Pertanian
Lingkungan pertanian yang cenderung
berupa tanah membuat pekerja dapat terinfeksi
oleh

mikroorganisme

seperti

Tetanus,

Leptospirosis, cacing, Asma bronkhiale atau

keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil


metabolisme jamur.
2. Di Lingkungan Berdebu (Pertambangan atau
Pabrik)
Di

tempat

kerja

seperti

ini,

mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah


bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti :
tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala,
atralagia, enokkarditis), Bronchitis dan Infeksi
saluran pernapasan lainnya seperti Pneumonia.
3. Daerah Peternakan : terutama yang mengolah
kulit hewan serta produk-produk dari hewan
Penyakit-penyakit
yang
mungkin
ditemukan di peternakan seperti ini misalnya :
Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang
tertelan

atau

kepala,atralagia,
Salmonella.
4. Di Laboratorium

terhirup,

burcelosis

enokkarditis),

(sakit
Infeksi

Para pekerja di laboratorium mempunyai


risiko yang besar terinfeksi, terutama untuk
laboratorium yang menangani organisme atau
bahan-bahan

yang

pathogen.
5. Di
Perkantoran

megandung
:

organisme

terutama

yang

menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami


Para pekerja di perkantoran seperti itu
dapat berisiko mengidap penyakit seperti :
Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada
saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan
organisme yang hidup pada air yang terdapat
pada sistem pendingin, Legionnaire disease
penyakit yang juga berhubungan dengan sistem
pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja
dengan usia lanjut.
E. Pengendalian Bahaya Faktor Biologi

Pengendalian

risiko

dilakukan

setelah

identifikasi dan menilai risiko untuk mengurangi


risiko sampai batas yang dapat diterima berdasarkan
ketentuan, peraturan dan standar, pengendalian virus,
jamur, bakteri patogen dapat dilakukan dengan
tahapan :
1. Eliminasi : diterapkan pertama kali dengan
menghilangkan objek penyebab kecelakaan atau
penyakit akibat

kerja.

Objek utama

yang

menyebabkan penyakit akibat kerja adalah


pekerja itu sendiri jadi sangat tidak mungkin jika
kita menghilangkan pekerja. Maka eliminasi
tidak dapat dilaksanakan.
2. Subtitusi : merupakan langkah kedua dengan
mengganti bahan dan peralatan berbahaya dengan
yang kurang berbahaya maka pengendalian
secara subtitusi tidak dapat dilaksanakan.

3. Rekayasa/Pengendalian

Teknik

adalah

pengendalian faktor bahaya biologis dengan


memisahkan alat dengan pekerja. Rekayasa
teknik

dengan

pembutan

instalasi

Heating

Ventilating And Air Conditioning (HVAC).


4. Rekayasa/Pengendalian Administrasi : dengan
menyediakan sistem kerja untuk mengurangi
terpapar potensi bahaya dengan perputaran
jadwal kerja bagi pekerja yang di bagi alam tiga
shift kerja.
5. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) :
pilihan terakhir sistem pengendalian risiko
berupa masker, sarung tagan, penutup kepala,
yang sesuai untuk mengurangi risiko paparan
penularan penyakit pada pekerja.
Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya
lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan
pencegahan antara lain dengan :

a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja


yang

berisiko

tertular

lewat

debu

mengandung organism pathogen.


b. Mengkarantina hewan yang terinfeksi

yang
dan

vaksinasi.
c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular
penyakit di tempat kerja.
d. Membersihkan semua debu yang ada di sistem
pendingin paling tidak satu kali setiap bulan.
e. Membuat
sistem
pembersihan
yang
memungkinkan

terbunuhnya

mikroorganisme

yang patogen pada sistem pendingin.


Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi
dan

bagaimana

mengotrol

dan

mencegah

penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat


dihindari.

BAB IV
KESIMPULAN

1. OHSAS 18001:2007 pengertian bahaya atau hazard


adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang
berpotensi enimbulkan cidera (kecelakaan kerja)
dan/atau penyakit akibat kerja (PAK) (Ramli, 2008).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahaya adalah segala
sesuatu yang memiliki potensi merugikan bagi
manusia, properti dan lingkungan.
2. Bahaya faktor biologi dapat didefinisikan sebagai
debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur,
protein

dari

tumbuhan

binatang

seperti

atau

produk

bahan-bahan
serat

alam

dari
yang

terdegradasi.
3. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (1)
yang menyebabkan infeksi dan (2) non-infeksi.

Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi


lagi menjadi (a) organisme viable, (b) racun biogenik
dan (c) alergi biogenik.
4. Berdasarkan definisi biological agen, bahaya faktor
biologi dapat di klasifikasikan menjadi : Agen
infeksius, Tumbuhan dan produknya, Hewan dan
produknya.
5. Berdasarkan prosesnya transmisi dari biohazard
dapat dibedakan menjadi : langsung dan tidak
langsung.
6. Keputusan

Menteri

432/MENKES/SK/IV/2007

Kesehatan
tentang

nomor
Pedoman

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


di rumah sakit bahwa bahaya biologi terdiri dari
virus, bakteri, jamur dan parasit, juga bahaya biologi
yang berasal dari serangga, tikus dan binatang.
7. Tipe pekerjaan yang beresiko tinggi terpapar bahaya
biologi : Pekerja lapangan (outdoor), Pekerja yang

pekerjaannya berhubungan dengan hewan, Pekerja


yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia,
Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu.
8. Identifikasi risiko bahaya faktor biologi di
lingkungan tempat kerja, yaitu melalui agents
penyebab penyakit seperti : bakteri, bahaya infeksi,
virus, parasit, hewan, tumbuhan, organisme viable
dan racun biogenic, alergi biogenic.
9. Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI
No. 22 Tahun 1993, adalah penyakit yang disebabkan
pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat
kerja terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia,
biologi, ataupun psikologi di tempat kerja.
10. Faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5
golongan : golongan fisik, golongan kimiawi,
golongan biologis, golongan fisiologis, golongan
psikososial.

11. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri : demam


thypoid, anthrax, TBC.
12. Penyakit yang disebabkan oleh virus : hepatitis B dan
C, virus HIV, DBD.
13. Penyakit yang disebabkan oleh jamur : Penyakit
yang disebabkan jamur pada manusia disebut
mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis
sistemik.
14. Infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di
tempat kerja, diantaranya :
a. Lingkungan pertanian yang cenderung berupa
tanah membuat pekerja dapat terinfeksi oleh
mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis,
cacing.
b. Lingkungan

Pertambangan

atau

Pabrik

mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah


bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti :
tuberculosis (paru).

c. Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di


peternakan seperti ini misalnya : Anthrax.
d. Di laboratorium mempunyai risiko yang besar
terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang
menangani organisme atau bahan-bahan yang
megandung organisme pathogen.
e. Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat
berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier
fever.
15. Pengendalian bahaya faktor biologi : eliminasi,
subtitusi,

pengendalian

teknis,

pengendalian

administrasi, penggunaan alat pelindung diri (APD).


16. Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di
tempat kerja dapat dihindari dengan pencegahan
antara lain dengan :
a. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja
yang

berisiko

tertular

lewat

mengandung organism pathogen.

debu

yang

b. Mengkarantina

hewan

yang

terinfeksi

dan

vaksinasi.
c. Imunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular
penyakit di tempat kerja.
d. Membersihkan semua debu yang ada di sistem
pendingin paling tidak satu kali setiap bulan.
e. Membuat
sistem
pembersihan
yang
memungkinkan

terbunuhnya

mikroorganisme

yang patogen pada sistem pendingin.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Muhammad. 2011. Faktor Lingkungan Kerja


Kimia Biologi. Prodi Kesehatan Masyarakat
Peminatan K3 Universitas Esa Unggul.
Harrianto, Ridwan. 2009. Buku Ajar Kesehatan Kerja.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai