1.
Pendahuluan
Perang Teluk Persia (Gulf War) merupakan perang yang terjadi antara Irak
melawan Kuwait. Perang akibat adanya invasi Irak atas sebuah negara kecil yang
kaya minyak di Timur tengah, Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990. Invasi ini di
tandai dengan penyerangan yang dilakukan dua brigade pasukan khusus Republik
Irak menguasai istana Amir dan Bank Sentral Kuwait. Penyerangan dilakukan
dengan dalil bahwa Presiden Saddam Hussein akan menemukan emas Kuwait di
tempat tersebut. Namun, setelah menguasai kedua tempat tersebut, Saddam
Hussein tidak menemukan emas sebagaimana yang diharapkan. Warga Kuwait
lebih senang melakukan investasi ke luar dari negaranya dibandingkan dengan
berinvestasi di Bank Sentral Kuwait sendiri1,2.
Selain daripada itu, perang dipicu oleh karena terjadinya pelanggaran
kuota minyak yang dilakukan oleh pemerintah Kuwait, Arab, dan Uni Emirat
Arab dalam memproduksi minyak secara melimpah sehingga harga minyak
menjadi turun secara drastis. Akibatnya, Irak yang hanya mengandalkan minyak
mentah sebagai masukan devisa negaranya mengalami kemerosotan yang sangat
Cigar, Norman. 1992. Iraqs Strategic Mindset and the Gulf War, Journal of
StrategicStudies, hal. 9-11
2
Friedman, Norman. 1991. Desert Victory. Annapolis, Md.: Naval Institute Press,
hal. 66, 108-111
1
hebat setelah Inggris menemukan sumur minyak baru di Alaska, Laut Utara, dan
negara bekas jajahan Uni Sovyet. Persaingan harga yang begitu ketat dari hasil
sumur minyak baru tersebut memaksa Irak harus menurunkan minyaknya jauh di
bawah harga yang telah ditetapkan. Hal ini menyebabkan Irak semakin terpuruk,
terlebih lagi pada saat itu, Irak sedang melakukan rehabilitasi pembangunan akibat
perang melawan Iran di tahun 1980-1988. Oleh karena itu, Irak menuduh Kuwait
telah mencuri minyak Irak di Ladang Minyak Rumeyla yang terletak diperbatasan
daerah yang disengketakan. Selain dari pada itu, keinginan kuat Presiden Saddam
Hussein menjadi orang nomor satu di dunia Arab juga merupakan dampak dari
Irak ingin menguasai Kuwait secepatnya. Keinginan kuat ini dilatarbelakangi
karena para penasehat Saddam Hussein percaya bahwa negara Arab tidak
mendukung keberadaan Amerika Serikat atas Israel yang bersifat imperialis di
wilayah Timur Tengah.3 Presiden Saddam Hussen memiliki keyakinan bahwa
Amerika Serikat tidak akan melakukan penyerangan terhadap negaranya sehingga
Irak melakukan percepatan penyerangan ke wilayah Kuwait.
Al-Radi, Nuha. 1998. Baghdad Diaries. London: Saqi Books, hal. 51.
2.
telak bagi Amerika Serikat dimana tindakan ini telah mengancam kepentingan
nasional Amerika Serikat di wilayah Teluk Persia untuk menjamin minyak terus
mengalir ke negara adikuasa tersebut. Kegiatan Invasi yang dilakukan Irak
terhadap Kuwait telah memaksa pemerintah Arab Saudi meminta bantuan dari
Pemerintah Amerika Serikat pada tanggal 7 Agustus 1990. Setelah misi
diplomatik yang dilakukan antara James Baker dengan Menteri Luar Negeri Irak
Tareq Aziz pada tanggal 9 Januari 1991 mengalami kegagalan. Dimana, Irak
dengan tegas menolak permintaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
untuk
3.
Perencanaan Kegiatan
3.1.
Perencanaan Awal
Setelah mendapat persetujuan dari Kongres Amerika dan PBB,
3.2.
Schwarzkopf
melawan
diktator
Irak,
Saddam
Hussein.
Berakhirnya perang dingin antara blok Timur dan Barat pada Juli 1990,
mengurangi ketegangan dunia, ancaman nuklir yang berlangsung selama
40 tahun telah berakhir dan tatanan global baru yang lebih stabil muncul di
bumi khatulistiwa. Presiden Saddam Hussein mencoba tatanan dunia baru
ini dengan melakukan invasi ke negara tetangganya yang kecil dan kaya
minyak, Kuwait. Selama 24 jam, Irak membom bardir Kuwait dan merebut
ibukota, Kuwait City. Serangan ini telah mengagetkan dunia internasional
dan Saddam Hussein mengumumkan bahwa serangan itu dilakukan karena
Kuwait telah menolak untuk memberikan pinjaman besar kepada Irak.
Presiden Saddam Hussein, menjelaskan bahwa selama perang Iran-Irak
pada 1980-an menuduh Kuwait melakukan pengeboran minyak illegal di
publik tetapi tidak bisa mengubah opini publik terhadap situasi yang
terjadi. Akhirnya awal Desember 1990, Saddam Hussein melepaskan
sandera, mendekati natal pasukan koalisi merubah aksinya dari posisi
bertahan menjadi posisi menyerang untuk kemerdekaan Kuwait.
Keberhasilan atau kegagalam dalam misi sangat tergantung pada
kemampuan dan pengalaman Jenderal Norman Schwarzkopf dan Saddam
Hussein di lapangan.
3.3.
Sun Tzu. Art Of War. Melalui Bahan Slide Mata Kuliah Sistem Pertahanan
Negara, Universitas Pertahanan Indonesia.
5
6
Ibid
Ibid
lain,
pasukan
koalisi
pimpinan
Jenderal
Norman
3.4.
Tahap Penyerangan
Pada tanggal 17 Januari 1991, pasukan koalisi pimpinan Jenderal
guna
menghacurkan
pertahanan
Irak
di
Kuwait.
Lalu,
10
dia
diyakini
mempunyai
strategis
khusus
untuk
sebuah
kemenangan.
Sun Tzu. Art Of War. Melalui Bahan Slide Mata Kuliah Sistem Pertahanan
Negara, Universitas Pertahanan Indonesia.
11
Hussein
mempunyai
keuntungan
dengan
pasukan
yang
sendiri
ketimbang
pasukannya.
Sedangkan,
12
pangkalan udara Irak yang telah diperkuat guna memaksa Saddam keluar
dari Kuwait. Akibatnya, Saddam Hussein memerintahkan beberapa pilot
pesawatnya untuk mencari perlindungan di Iran. Serangan udara
Schwarzkopf tidak dapat ditahan oleh Irak. Target utama lainnya seperti
gedung pemerintah, listrik, dan jalur logistik, semua dihancurkan. Instalasi
senjata kimia dan nuklir tidak luput dari sasaran serangan. Selanjutnya,
pada hari kedua dalam perang udara Irak menembakkan lebih dari 7 misil
Scud B ke Tel Aviv dan Haidi wilayah Israel, 7 orang terluka dalam
serangan tersebut. Kurang lebih 24 jam kemudian rudal Scud B meledak
lagi di Tel Aviv. Pemerintah Israel menginginkan retaliasi atas Irak akan
tetapi Israel tidak melakukan itu, resiko koalisi adalah kehilangan anggota
Arab. Hal ini bisa berakibat fatal bagi pasukan koalisi pimpinan Jenderal
Norman Schwarzkopf. Oleh sebab itu, rudal patriot Amerika ditempatkan
di Israel untuk mengatasi rudal Scud B pasukan Saddam Hussein. Pasukan
Irak meningkatkan penyerangan koalisi dengan menggunakan peluncur
misil bergerak. Hal ini mengakibatkan pasukan koalisi sangat sulit untuk
mendeteksi keberadaan sumber misil karena setelah Irak menembakan
misil, pasukan Irak meninggalkan lokasi penembakan dalam 25 menit.
Mengatasi hal ini, Jenderal Norman Schwardzkopf
membagi pasukan
13
14
3.5.
15
Dengan
demikian
Amerika
dapat
melakukan
strategis
4.
Kesimpulan
Kebijakan luar negeri pada dasarnya memiliki tujuan atau tindakan yang
16
17
DAFTAR PUSTAKA
1.
Al-Radi, Nuha. 1998. Baghdad Diaries. London: Saqi Books, hal. 51.
2.
Anessya, Devania. 2011. Kebijakan Luar Negeri Saddam Hussein Terkait
Invasi Irak Ke Kuwait Tahun 1990: Studi Peringkat Analisis Individu. Melalui :
:http://frenndw.wordpress.com/?s=KEBIJAKAN+LUAR+NEGERI+SADDAM+
HUSSEIN+TERKAIT+INVASI+IRAK+KE+KUWAIT+TAHUN+1990%3A+ST
UDI+PERINGKAT+ANALISIS+INDIVIDU [08/03/2011]
3.
Astrid (2011) . Sejarah Perang-Perang Besar Di Dunia. Yogyakarta :
Familia Pustaka Keluarga.
4.
Cigar, Norman. 1992. Iraqs Strategic Mindset and the Gulf War, Journal
of StrategicStudies, hal. 9-11
5.
Friedman, Norman. 1991. Desert Victory. Annapolis, Md.: Naval Institute
Press, hal. 66, 108-111
6.
Harsono, Adi. 2002. Perang Teluk Babak II Untuk Siapa?. Melalui :
http://harsono.com/articles/perangteluk.html [15/09/2002]
7.
NN. 2011. Perang Teluk I. Melalui :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Teluk_I [27/09/2011]
8.
Perang Teluk Persia II/ Perang Irak telah menewaskan 2.923 jiwa tentara
Amerika dan 150.000 jiwa pihak Irak.
9.
Pollack, Kenneth. 2002. The Threatening Storm: The Case for Invading
Iraq. New York: Random Haouse, hal. 18, 13-38.
10. Sun Tzu. Art Of War. Melalui Bahan Slide Mata Kuliah Sistem Pertahanan
Negara, Universitas Pertahanan Indonesia.