Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMANFAATAN MINYAK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR


ALTERNATIF

ASISTEN:
YAHYA SOLIKHIN
J1B109013
OLEH:
ABDI
J1B112017

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2012KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan karunia-Nya lah, makalah yang berjudul Pemanfaatan
Minyak Kelapa sebagai Bahan Bakar ini telah dapat disusun dan diselesaikan
tepat pada waktunya.
Terima kasih saya ucapakan kepada kakak Yahya Solikhin, atas
pengarahan dan dukungan yang telah diberikan, dan semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyusunan makalah ini. Saya berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, untuk penyempurnaannya, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan isi makalah ini saya sambut dengan senang hati.

Banjarbaru, September 2012


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...... i
DAFTAR ISI . ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang. 1

1.2

Rumusan Masalah.... 2

1.3

Tujuan Penulisan Makalah... 2

1.4

Metode Penulisan..2

BAB II. ISI


2.1

Biodiesel . 3

2.2

Sumber Biodiesel..5

2.3

Manfaat Biodiesel.... 6

2.4

Minyak Kelapa ... 7

BAB III. PENUTUP


3.1

Kesimpulan..... 9

3.2

Saran... 9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini kebutuhan dunia akan bahan bakar minyak terus
meningkat, Bahan bakar minyak berasal dari minyak bumi yang merupakan
sumber energi fosil yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable) dan
ketersediannya terus berkurang. Demikian juga di Indonesia, sejak beberapa
tahun terakhir ini mengalami penurunan produksi minyak bumi nasional yang
disebabkan oleh berkurangnya cadangan minyak di Indonesia.
Penggunaan bahan bakar minyak dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif terhadap lingkungan seperti polusi udara serta sebagai pemicu
terjadinya fenomena pemanasan global (global warming). Oleh karena itu
perlu penggalian sumber energi baru sebagai alternatif pengganti BBM.
Penelitian mengenai energi terbaharukan terus dikembangkan, bahkan
menjadi salah satu program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak.
Untuk memperlambat dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan
bakar minyak bumi tersebut salah satunya adalah dengan bahan bakar
biodiesel yang bahan bakunya sangat besar untuk dikembangkan. Adapun
biodiesel dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang berasal dari tumbuhan dan
hewan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bilangan cetana (CN)
biodiesel lebih tinggi dari pada minyak diesel(solar). Angka cetana rata-rata
minyak diesel 45, sedangkan biodiesel 62 untuk yang berbasis kelapa sawit,
51 untuk jarak pagar dan 62,7 untuk yang berbasis kelapa sayur
(Soerawidjaja, 2003). Untuk mengetahui karakteristik bahan bakar biodiesel
maka diadakan penelitian campuran minyak biodiesel dengan minyak solar
yang diharapkan akan mendapatkan unjuk kerja yang optimal.
Bertitik tolak dari alasan tersebut di atas, kajian dan penelitian
terhadap bahan bakar yang bersumber dari bahan yang dapat diperbaharui
mempunyai potensi sangat besar. Kajian dan analisa bahan bakar yang dapat

diperbaharui diharapkan akan mendapatkan gambaran tentang kelebihan dan


kekurangan yang dimiliki biodiesel sehingga akan memberikan kontribusi
untuk membantu mengatasi masalah energi di masa-masa yang akan datang.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Biodiesel secara umum termasuk pengolahan dan pemanfaatannya.
2. Minyak Kelapa sebagai bahan bakar alternatif.
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui manfaat minyak kelapa.
2. Mengetahui jenis-jenis minyak yang dihasilkan oleh kelapa.
3. Mengetahui potensi minyak kelapa.
4. Manfaat penggunaan biodiesel untuk energi alternatif.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini adalah browsing internet yaitu
menggunakan fasilitas internet dalam pencarian bahan yang berkenaan
tentang judul makalah yang dibuat.

BAB II
ISI

2.1 Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran monoalkyl ester dari rantai panjang asam lemak , yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak
sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan
untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang
asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur
langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar)
dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia
lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan
bahan bakar diesel petrolmurni ultra rendah belerang yang rendah pelumas. Dia
merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar
fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan
bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol dimesin sekarang ini dan
dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini
(Anonim1, 2009).
Bio Diesel sebenarnya merujuk kepada bahan bakar diesel yang dihasilkan
dari proses extact lemak binatang atau minyak dari tumbuhan yang digunakan
untuk operasi standar mesin diesel. Karena sifatnya yang dapat diperbaharui dan
cenderung lebih ramah lingkungan. Biodiesel menjadi alternatif utama yang
paling digemari saat ini untuk menggantikan pemakaian bahan bakar yang terbuat
dari minyak bumi (Anonim1, 2009).
Bahan bakar diesel yang sering disebut solar (light oil) merupakan suatu
campuran hidrokarbon yang didapat dari penyulingan minyak mentah pada
temperature 2000C-340oC. Minyak solar yang sering digunakan adalah
hidrokarbon rantai lurus (hetadecene(C16H34)) dan alpha-methilnapthalene. Bahan
bakar yang sebaiknya digunakan dalam motor diesel adalah jenis bahan bakar
yang dapat segera terbakar (sendiri) yaitu yang dapat memberikan periode

persyaratan pembakaran rendah.Bahan bakar motor diesel juga mempunyai sifatsifat yang mempengaruhi prestasi (Darmanto. Seno dan Sigit A. Ireng,2006).
Sifat-sifat bahan bakar diesel yang mempengaruhi prestasi dari motor
diesel antara lain: penguapan (volality), residu karbon, viskositas, belerang, abu
dan endapan, titik nyala, titik tung, sifat korosi, mutu nyala dan cetane number.
Penguapan(Volality).
Penguapan dari bahan bakar diesel diukur dengan 90% suhu penyulingan.
Ini adalah suhu dengan 90% dari contoh minyak yang telah disuling, semakin
rendah suhu ini maka semakin tinggi penguapannya.
Residu karbon.
Residu karbon adalah karbon yang tertinggal setelah penguapan dan
pembakaran habis. Bahan yang diuapkan dari minyak, diperbolehkan residu
karbon maksimum 0,10%.
Viskositas.
Viskositas minyak dinyatakan oleh jumlah detik yang digunakan oleh
volume tertentu dari minyak untuk mengalir melalui lubang dengan diameter kecil
tertentu, semakin rendah jumlah detiknya berarti semakin rendah viskositasnya.
Belerang.
Belerang dalam bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan
gas yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding-dinding silinder, terutama
ketika mesin beroperasi dengan beban ringan dan suhu silinder menurun.
Kandungan belerang dalam bahan bakar tidak boleh melebihi 0,5 %-1,5%.
Abu dan endapan.
Abu dan endapan dalam bahan bakar adalah sumber dari bahan mengeras
yang mengakibatkan keausan mesin. Kandungan abu maksimal yang diijinkan
adalah 0,01% dan endapan 0,05%.
Titik nyala.
Titik nyala merupakan suhu yang paling rendah yang harus dicapai dalam
pemanasan minyak untuk menimbulkan uap terbakar sesaat ketika disinggungkan
dengan suatu nyala api. Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel adalah
1500F.

Sifat korosif.
Bahan bakar minyak tidak boleh mengandung bahan yang bersifat korosif
dan tidak boleh mengandung asam basa.
Mutu penyalaan.
Nama ini menyatakan kemampuan bahan bakar untuk menyala ketika
diinjeksikan ke dalam pengisian udara tekan dalam silinder mesin diesel. Suatu
bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan siap menyala, dengan sedikit
keterlambatan penyalaan. Bahan bakar dengan mutu penyalaan yang buruk akan
menyala dengan sangat terlambat. Mutu penyalaan adalah salah satu sifat yang
paling penting dari bahan bakar diesel untuk dipergunakan dalam mesin kecepatan
tinggi. Mutu penyalaan bahan bakar tidak hanya menentukan mudahnya
penyalaan dan penstarteran ketika mesin dalam keadaan dingin tetapi juga jenis
pembakaran yang diperoleh dari bahan bakar. Bahan bakar dengan mutu
penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi mesin yang lebih halus, tidak
bising, terutama akan menonjol pada beban ringan.
Bilangan Cetana(Cetane Number).
Mutu penyalaan yang diukur dengan indeks yang disebut Cetana. Mesin
diesel memerlukan Bilangan cetana sekitar 50. Bilangan cetana bahan bakar
adalah persen volume dari cetana dalam campuran cetana dan alpha-metyl
naphthalene mempunyai mutu penyalaan yang sama dan bahan bakar yang diuji.
Cetana mempunyai mutu penyalaaan yang sangat baik dan alpha-metyl
naphthalene mempunyai mutu penyalaaan yang buruk. Bilangan cetana 48 berarti
bahan bakar cetana dengan campuran yang terdiri atas 48% cetana dan 52%
alpha-metyl naphthalene (Darmanto. Seno dan Sigit A. Ireng, 2006).
2.2 Sumber Biodiesel :
Terdapat berbagai macam minyak yang dapat diproduksi menjadi
biodiesel, antara lain:
1. Bahan baku minyak nabati murni, biji kanola dan minyak kedelai yang
paling banyak digunakan.
2. Minyak jelantah atau minyak bekas penggorengan.
3. Lemak hewan termasuk produk turunan seperti asam lemak Omega-3 dari
minyak ikan.

4. Algae juga dapat dipergunakan sabagai bahan baku biodiesel yang dapat
dibiakkan dengan menggunakan bahan limbah seperti air selokan tanpa
menggantikan lahan untuk tanaman pangan.
5. Lemak hewani sangat terbatas dalam persediaan dan tidak efisien
meningkatkan kadar lemak dalam tubuh hewan. Walaupun demikian,
produksi biodiesel dengan lemak hewani tidak dapat diacuhkan dan dapat
dijadikan sebagai pengganti penggunaan petro-diesel dalam jumlah kecil
(Anonim3, 2010).
2.3 Manfaat Biodiesel
Biodiesel dapat dipergunakan sebagai :

Alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel.

Untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi


utama dunia (Wibowo, 2007).
Kelebihan Biodiesel :

Sifatnya yang bisa diperbaharui.


Bahan bakar biodiesel dapat dengan mudah dioperasikan pada mesin diesel
standar (Anonim3, 2010).
Kelemahan Biodiesel :
Kandungan energi biodiesel 11 persen lebih kecil dari bahan bakar diesel yang
berbasis minyak bumi.
Memiliki kualitas oksidasi yang buruk sehingga biodiesel dapat menyebabkan
beberapa masalah masalah serius ketika disimpan. Bila disimpan untuk waktu
yang lebih lama. Biodiesel cenderung berubah menjadi gel (lihat minyak goreng
yang disimpan di kulkas), yang dapat menyebabkan penyumbatan berbagai
komponen mesin.
Biodiesel juga dapat

mengakibatkan

pertumbuhan

mikroba,

sehingga

menyebabkan beberapa kerusakan pada mesin (Anonim3, 2010).


Penggunaan biodiesel dapat menimbulkan beberapa dampak positif diantaranya :

Ramah lingkungan.

Bahan baku yang terbaharui.

Pembakaran sempurna (bebas sulfur dan rendah jumlah bilangan asap).

Mengurangi efek rumah kaca.

Memiliki efek pelumasan terhadap mesin (Anonim3, 2010).

2.4 Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai
timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi (Anonim2, 2011).
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar
serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun
majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih
muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri
yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah
hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan
terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa (Anonim2, 2011).
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon
(monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat
jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan
panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Tanaman sawit
dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang
menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai
tetua jantan (Anonim2, 2011).
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah
sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak

bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan
sendirinya, Buah terdiri dari tiga lapisan:

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

Mesoskarp, serabut buah

Endoskarp, cangkang pelindung inti


Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan

embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kelapa sawit


berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu
embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar
(radikula) (Anonim2, 2011).
Jenis-jenis Kelapa Sawit.
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan
E. oleifera. Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang. dari kedua species
kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki
produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah.
banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk mendapatkan species
yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E. oleifera sekarang mulai
dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetic
(Anonim2, 2011).
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan
cangkang, yang terdiri dari

Dura,

Pisifera, dan

Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga

dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya


besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya
tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang
menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat
jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan
jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan
masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya

tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya
mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Untuk
pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan (Anonim2, 2011).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah, manfaat biodiesel
sebagai bahan bakar alternatif bagi mesin diesel, untuk menggantikan bahan bakar
fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia masa depan, bahan bakar
biodiesel minyak kelapa mempunyai potensi besar untuk diaplikasikan sebagai
bahan bakar pengganti minyak diesel/solar.
Dampak positif biodiesel, lebih ramah lingkungan, bahan baku yang
terbaharui, pembakaran sempurna (bebas sulfur dan rendah jumlah bilangan asap),
mengurangi efek rumah kaca, Memiliki efek pelumasan terhadap mesin.
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar pembaca makalah ini mengetahui pemanfaatan
minyak kelapa sebagai bahan bakar alternatif dapat menjadi pilihan yang tepat
selain yang sudah ada dan berkembang saat ini. Dan, dapat mengetahui potensi
minyak kelapa sebagai bahan bakar yang cukup menjanjikan sebagai bahan bakar
alternatif.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2009. Biodiesel.
http://Biodiesel.htm/. Diakses tanggal 12 september 2012.

Anonim2. 2011. Biodiesel dan Manfaatnya.


http://artikelbebas.com/biodiesel-dan-manfaatnya

Diakses

tanggal

15

september 2012.
Anonim3. 2010. Kelebihan dan kekurangan Biodiesel.
http://WorldPress.com Diakses tanggal 12 september 2012.
Darmanto.Seno dan Sigit A, Ireng. 2006. Analisa biodiesel minyak kelapa sebagai
bahan bakar alternative minyak diesel. Teknik Mesin UNDIP. Semarang.
Wibowo, Y. 2007. Bioethanol ppt.
http://teknologietanol.blogspot.com/2007/12/poses-pembuatan-bioetanol.html .

Anda mungkin juga menyukai