Anda di halaman 1dari 2

KERA DAN KURA-KURA

Pendongeng | June 17, 2012 | Cerita Rakyat, Nusantara |

( _____ kata)
Seekor kera dan seekor kura-kura hidup di sebuahhutan dekatsungai. Namun, kera
yang satu ini mempunyai sifat yang tidak terpuji. Ia licik, suka memperalat temannya
untuk kepentingan dirinya.
Kera bersahabat dengan kura-kura karena ada yang diharapkan dari kura-kura. Bila
bepergian ke suatu tempat, kera selalu naik di atas punggung kura-kura dengan
berbagai alasan: capek, kakinya sakit dan alasan yang lain. Kura-kura tak pernah sakit
hati. Kura-kura menurut saja. Kemampuan kera mengambil hati membuat kura-kura
luluh dan selalu dekat dengan kura-kura. Tanpa bantuan makhluk lain, tak mungkin kita
bisa hidup, bisik hatinya.
Jika di tengah perjalanan ditemukan pohon yang sedang berbuah, kera dengan gesit
memanjat pohon itu, sementara kura-kura disuruhnya menunggu di bawah. Setelah
perutnya kenyang, barulah kera ingat temannya yang sedang menunggu di bawah.
Hanya buah-buah yang jelek dan kulit-kulitnya yang dilempar ke bawah sambil
mengatakan, Wah kura-kura, buahnya jelek-jelek dan sudah banyak yang dimakan
kelelawar sehingga tinggal kulitnya saja. Terima saja ini untukmu.
Hidup mengembara dari hari ke hari telah membuat mereka bosan. Pada suatu hari,
datanglah musim kemarau panjang. Hujan tidak kunjung datang. Pohon-pohon di hutan
banyak yang layu dan tidak berbuah. Kera dan kura-kura sedang berteduh di bawah
pohon di pinggir sungai sambil berpikir tentang apa yang harus dilakukan menghadapi
situasi seperti itu.
Kera membuka percakapan. Kura-kura, apa yang harus kita lakukan menghadapi
musim kemarau ini? tanyanya kepada si kura-kura. Kura-kura tidak menjawab karena
memang kura-kura tidak mampu berpikir yang berat-berat. Akhirnya, kera melanjutkan
pembicaraannya, Sebaiknya kita menanam pisang, sebentar lagi musim hujan akan
datang.
Saya setuju, jawab kura-kura.
Dari mana bibitnya? tanyanya kepada kera. Begini saja, kita menunggu di tepi sungai
ini. Pada musim hujan, banyak manusia membuang anak pisang ke sungai. Nanti kalau
ada yang hanyut kita ambil. Mereka berdua setuju. Mula-mula mereka bekerja keras
membuka hutan untuk ditanami pohon pisang. Setelah tanahnya siap, datanglah musim
hujan. Sepanjang hari mereka di tepi sungai menunggu pohon pisang yang hanyut.
Tidak seberapa lama dari jauh tampak pohon pisang hanyut. Kera berteriak, Kura-kura
cepat berenang kamu! Ambil batang pisang itu! Saya takut air dan tak bisa berenang.

Kalau berenang saya jagonya. kata kura-kura menyombongkan diri.


Kamulah yang beruntung bisa berenang, sedang aku tidak pandai berenang. Kalau
aku pandai berenang, tidaklah engkau perlu bersusah-susah mengambil batang pisang
itu. Aku tentu akan membantumu, ujar kera dengan licik.
Mendengar ucapan kera itu, hati kura-kura menjadi terharu. Oleh karena itu, ia segera
berenang menarik batang pisang itu ke tepi sungai. Batang pisang itu dikumpulkan satu
per satu. Setelah cukup banyak barulah ditanam. Mereka membagi dua setiap batang
pisang sama Panjang agar adil. Bagian atas diambil si kera dan bagian bawah
diberikan kepada kura-kura. Kera rupanya tahu bahwa buah pisang selalu ada di
bagian atas. Oleh karena itu, ia mengambil bagian atas.
Waktu : _____ menit + ____ detik = _____ detik

Anda mungkin juga menyukai