Anda di halaman 1dari 10

MELAKUKAN PENILAIAN DENGAN PORTOFOLIO

KENAPA TIDAK?
Kalau udah jadi guru, melakukan penilaian itu kayanya susah banget. Dari nilai ulangan siswa dan
tugas saja kadang guru harus bisa objektif mendiskripsikan profil anak dalam belajar secara
keseluruhan. Padahal jumlah siswa banyak, dan guru harus jeli menilainya satu-satu. Nah, model
penilaian yang selama ini dikembangkan di sekolah umumnya adalah model tes tertulis (paper and
pencil test) atau tes strandart yang hanya mengukur tingkat kemampuan kognitif siswa saja. Padahal
penilaian itu juga tidak hanya mengukur aspek kognitif belajar siswa, tapi juga mengukur aspek
psikomotor dan afektifnya juga. Kalau guru yang kreatif, penilaian terhadap kedua aspek tersebut
bisa dilakukan denganmembuat rubrik-rubrik penilaian yang banyak. Dan itu butuh waktu lama dan
guru tidak mungkin secara mandiri melakukan itu semua tapu butuh guru pendamping sebagai
pengamat. Nah dengan menggunakan penilaian portofolio semua itu bisa di cover.
Portofolio merupakan salah satu assesmen yang bisa diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
Portofolio merupakan suatu wadah yang berisi kumpulan bukti pekerjaan siswa dalam kurun waktu
tertentu secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu, yang berisi rangkuman diskusi, jurnal
belajar, hasil pengamatan, refleksi diri dan identitas portofolio, yang menunjukkan perkembangan
siswa dari waktu ke waktu. Sehingga dengan menggunakan portofolio ini tingkat perkembangan
siswa lebih dapat diukur dan dipahami dari pada hanya dengan menggunakan test strandart. Dengan
portofolio bisa diketahui gambaran keseluruhan tentang segala aktivitas siswa dan apa yang
dipahami dan diketahui siswa selama pembelajaran berlangsung.
Menurut Collins (1992) dalam Susilo (2003) portofolio adalah suatu kumpulan bukti yang
dikumpulkan untuk tujuan tertentu. Bukti ini berupa dokumen yang dapat digunakan oleh seseorang
atau sekelompok orang untuk menyimpulkan mengenai pengetahuan, keterampilan dan atau watak
penyusunnya. Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa yang representative menunjukkan
perkembangan dari waktu ke waktu (Ibrahim dalam Nur, 2002:9). Menurut Yasin (2004) portofolio
merupakan kumpulan tugas, pengalaman belajar dan hasil kerja sendiri.
Hougton Mifflin Company menyebutkan pengertian lain dari portofolio, yaitu kumpulan secara
sistematis untuk observasi guru dan hasil kerja siswa yang dikumpulkan sepanjang waktu, yang
merefleksikan perkembangan dan kemajuan siswa (1997a).
Ada beberapa macam tipe portofolio yang sering digunakan, yaitu portofolio dokumentasi
(documentation portfolio), portofolio proses (process portfolio) dan portofolio pameran (showcase
portfolio). Portofolio dokumentasi disebut juga portofolio kerja (working portfolio) yang berisi
dokumentasi aktifitas pemikiran. Portofolio proses mengandung dokumentasi keseluruhan proses
belajar siswa. Dan portofolio pameran mengandung artefak perkembangan berupa audiovisual,
termasuk photograph, videotapes dan electronic records dari kerja siswa yang terbaik dan komplet.
Portofolio pameran merupakan portofolio yang paling efektif (2003b)).
Menurut Susilo (2003:38) pengembangan portofolio merupakan suatu proses pengumpulan dan
pengadaan document, penataan sebagai bukti dan pengumpulannya menjadi suatu kumpulan bukti
yang sesuai dengan tujuan. Perancangan portofolio mungkin dilakukan oleh guru atau dosen.
Sedangkan pengembangannya dilakukan oleh siswa atau mahasiswa. Tetapi perancangan dan
pengambangan portofolio dapat dilakukan bersama-sama oleh guru/dosen dan siswa/mahasiswa yang
bersepakat menggunakannya dalam pembelajaran.
Terdapat dua hal yang harus dibedakan dalam menyusun portofolio yaitu berkaitan dengan tujuan
dan penggunaannya. Tujuan penyusunan portofolio adalah suatu peryataan yang tegas menganai
untuk menyatakan pengetahuan dan keterampilan apakah bukti-bukti berupa dokumen di dalam
portofolio tersebut. Sedangkan penggunaan portofolio dimaksudkan untuk menyatakan bagaimana
portofolio itu dimanfaatkan (Susilo, 2003:38).
Menurut Collin (dalam Susilo, 2003:38) persyaratan bahwa portofolio itu dibuat dengan tujuan
tertentu menyebabkan proses pengembangannya menjadi bebas dan terbatas. Untuk perancangannya,
yaitu penentu aspek tujuan dan penggunaanya, aspek yang menjadikannya bebas adalah bahwa
kemungkinan pemanfataan portofolio itu sangatlah beraneka ragam, hanya dibatasi oleh imagginasi.

1
Sedangkan keterbatasannya ada dua hal, yaitu: harus jelas tujuan pembentukannya dan disebutkan
secara eksplisit karena itu juga diberikan batas waktu, biaya kesempatan dan kemampuan
penyusunannya. Bagi pengembangnya, yaitu orang yang mengumpulkan dan menyajikan bukti-bukti
ini, pengembangan portofolio itu bebas dan terbatas karena tujuan dan criteria penyusunannya sudah
diketahui pada awal proses.
Menurut Collin (dalam Susilo, 2003:39) macam bukti yang mungkin dikumpulkan ada 4 macam,
yaitu benda atau barang hasil kecerdasan manusia, hasil reproduksi atau fotokopi, hasil pengesahan
atau produksi (hasil).
Benda atau barang hasil kecerdasan manusia adalah dokumen yang dihasilkan dalam kegiatan belajar
normal pengembangan portofolio, berupa laporan praktikum, kumpulan kliping artikel surat kabar,
atau hasil ulangan siswa, makalah, catatan kuliah, dan lain-lain. Hasil reproduksi adalah dokumen
mengenai peristiwa khusus dalam karya pengembangan portofolio, tapi peristiwa ini biasanya tidak
tertangkap begitu saja. Hasil pengesahan adalah dokumen mengenai kerja seseorang yang disiapkan
oleh orang lain bukan pengembang portofolio, misalnya berupa surat pernyataan terima kasih atas
pelaksanaan tutorial. Produksi (hasil) adalah dokumen yang khusus dipersiapkan untuk mengisi
portofolio, dalam hal ini berisi paling tidak tiga hal, yaitu tujuan pengembangan portofolio, hasil
refleksi diri pengembang dan identitas dokumen.
Model penilaian yang selama ini dikembangkan di kelas-kelas sekolah di Indonesia adalah model tes
tertulis atau tes strandart yang hanya mengukur tingkat kemampuan kognitif siswa saja. Tes dianggap
sebagai posedur untuk mengukur performansi siswa seperti yang disebut dalam tujuan. Tes biasanya
mengacu pada seperangkat pertanyaan atas pokok uji yang diajukan kepada seseorang atau
kelompok. Orang yang menempuh tes diharapkan dapat memberikan jawaban atas pokok-pokok uji
yang diajukan. Akumulasi jawaban yang benar, yang dinyatakan dengan biji, merupakan atau
mewakili performansi orang tersebut (Subiyanto, 1988:5)
Menurut Coates (dalam Jannah, 2004) tes standart hanya menilai apa yang diketahui siswa saat ini.
Bila dibandingkan dengan tes standart, portofolio memilik beberapa kelebihan.

Perbedaan Portofolio dengan tes standar (Siswono dalam Jannah, 2004:13)


Portofolio:

Menunjukkan jangkauan bacaan dan tulisan siswa (kemampuan siswa).


Meminta siswa menilai kemampuan, hasil kerja/keahliannya dan penetapan tujuan belajar.
Mengukur ketercapaian tujuan tiap siswa secara inividu yang berbeda dengan siswa lain.
Menunjukkan pendekatan kolaborasi dalam penilaian.
Penilaian siswa sendiri merupakan tujuan.
Menunjukkan peningkatan usaha dan pencapaian.
Menghubungkan penilaian dan pengajaran dalam pembelajaran

Tes Standar:

Menilai jangkauan bacaan dan tulisa siswa yang terbatas, dan tidak menunjukkan apa yang
siswa lakukan
Penilainnya mekanistis atau penialaian oleh guru dengan masukan sedikit
Menilai semua siswa dengan dimensi yang sama.
Proses penilaiannya tidak kolaboratif.
Penilaian siswa tidak merupakan tujuan.
Memisahkan antara pembelajaran testing dengan pengajaran.

Menurut Stater (1997) dalam susilo (2003), penyusunan portofolio bertujuan untuk mengumpulkan
bukti-bukti mengenai apa yang telah dikuasai oleh siswa, yang selanjutnya didajikan secara khas
menurut pribadi masing-masing. Jadi berbeda dengan tes pilihan ganda yang mencoba menentukan
apa yang tidak diketahui siswa, dalam penilaian dengan portofolio ini ditekankan pada apa yang telah
dikuasai siswa.
2
Nah sekarang kita tahu bahwa penilaian dengan menggunakan portofolio, bukan merupakan
penilaian instan. Tapi merupakan penilaian proses belajar siswa. Sehingga bisa lebih menunjukkan
profil siswa secara keseluruhan. Jadi menggunakan penilaian portofolio, kenapa tidak?

5 Responses to MELAKUKAN PENILAIAN DENGAN PORTOFOLIO


KENAPA TIDAK?

1. [...] February 25, 2008 by azwirdafrist Kalau udah jadi guru, melakukan penilaian itu
kayanya susah banget. Dari nilai ulangan siswa dan tugas saja kadang guru harus bisa objektif
mendiskripsikan profil anak dalam belajar secara keseluruhan. Padahal jumlah siswa banyak,
dan guru harus jeli menilainya satu-satu. Nah, model penilaian yang selama ini
dikembangkan di sekolah umumnya adalah model tes tertulis (paper and pencil test) atau tes
strandart yang hanya mengukur tingkat kemampuan kognitif siswa saja. Padahal penilaian itu
juga tidak hanya mengukur aspek kognitif belajar siswa, tapi juga mengukur aspek
psikomotor dan afektifnya juga. Kalau guru yang kreatif, penilaian terhadap kedua aspek
tersebut bisa dilakukan denganmembuat rubrik-rubrik penilaian yang banyak. Dan itu butuh
waktu lama dan guru tidak mungkin secara mandiri melakukan itu semua tapu butuh guru
pendamping sebagai pengamat. Nah dengan menggunakan penilaian portofolio semua itu bisa
di cover.

Portofolio siswa terdiri atas sekumpulan hasil karya murid yang sistematis dan terorganisasi, yang
menunjukkan keahlian dan prestasi murid. Sebuah portofolio adalah sekumpulan hasil kerja yang
berguna untuk memberi tahu kita tentang kemajuan dan prestasi siswa.

Portofolio lebih dari sekadar kompilasi paper murid yang ditumpuk di map atau kumpulan catatan.
Agar bisa disebut portofolio, setiap hasil kerja atau karya haris dibuat dan ditata sedemikian rupa
sehingga menunjukkan kemajuan dan mengarah pada satu tujuan.

Portofolio bisa mencakup karya seni, komentar guru, poster, wawancara, puisi, hasil ujian, solusi
problem, catatan komunikasi dengan bahasa asing, penilaian diri, dan prestasi-prestasi lain.
Portofolio dapat dikumpulkan pada kertas map, foto, rekaman, video, CD, disket atau hard disk
komputer.

Pakar penilaian Joan Herman (1996) mengatakan bahwa penilaian portofolio semakin popelar
lantaran merupakan cara alami untuk mengintegrasikan instruksi dan penilaian. Empat kelompok
bukti yang bisa diletakkan dalam portofolio adalah artifak, reproduksi, kesaksian atau pengesahan
karya, dan produksi.

1. Artifak adalah dokumen atau produk seperti paper dan pekerjaan rumah siswa yang dihasilkan
selama masa akademik normal di kelas.
2. Reproduksi adalah dokumentasi kerja murid di luar kelas, seperti proyek spesial atau wawancara.
Misalnya, deskripsi murid tentang wawancara dengan ilmuwan lokal atau tokoh tentang kerja sang
ilmuwan.
3. Pengesahan karya atau kesaksian, merepresentasikan dokumentasi kemajuan murid yang dibuat
guru atau orang berwenang lainnya. Misalnya, guru menulis catatan evaluasi tentang presentasi lisan
siswa dan menempatkannya di portofolio murid.
4. Produksi terdiri atas tiga tipe material, yakni pernyataan tujuan, refleksi, dan caption. Murid
membuat pernyataan tujuan tentang kerja mereka dan mendeskripsikan kemajuannya dan membuat
caption yang mendeskripsikan setiap hasil kerja mereka dalam portofolio beserta arti pentingnya.
3
Bagaimana menilai portofolio ? memang dibutuhkan cukup waktu untuk menilai portofolio. Guru
harus mengevaluasi bukan hanya setiap item tetapi juga portofolio secara keseluruhan. Bila tujuan
portofolio adalah memberi informasi deskriptif tentang murid untuk guru level selanjutnya,
portofolio itu tidak perlu diberi nilai atau diringkas.

Namun jika tujuannya adalah untuk mendiagnosis, memperbaiki, memberi data untuk instruksi yang
efektif, memotivasi murid untuk merefleksikan kinerja mereka, atau memberi nilai (grade) kepada
murid, penilaian dan ringkasan harus dilakukan.

anyak orang telah mendengar 'portofolio hasil karya anak', tetapi belum banyak yang membuat. Salah satu guru yang
secara rutin membuat dan memanfaatkan portofolio seperti ini adalah Ibu Maria Ulfah (foto di sebelah kanan), guru kelas
1 di SD Kebondalam, Mojokerto.

Beliau sering membantu MBE sebagai pelatih nasional untuk kelas awal.Portofolio yang dibuat Ibu Ulfah terdiri dari hasil
karya anak yang merekam kemajuannya dari bulan ke bulan selama satu tahun. Di bawah ini ada tulisan Ibu Ulfah
tentang portofolio tersebut, serta contoh hasil karya salah satu siswa kelas 1 yang bernama Arief.

PORTOFOLIO

Tujuan dari pembuatan portofolio diantaranya adalah untuk menyimpan atau menghimpun hasil/produk siswa baik yang
berupa produk dua dimensi atau tiga dimensi serta hasil karya yang lain supaya tidak ditumpuk di meja, dimasukkan
almari atau dibuang.

Adapun yang dimasukkan portofolio adalah:

Hasil karya siswa selama pembelajaran, misalnya: membuat puisi, membuat percakapan, laporan hasil
pengamatan/ observasi, laporan hasil wawancara, laporan hasil praktek (IPA), cerita pengalaman, menceritakan
kembali dengan kata-kata sendiri, dll.
Hasil ulangan/UUB

Yang berhak memilih portofolio adalah :

Siswa sendiri
Siswa di kelompok masing-masing
Guru
Orang tua

Pemilihan portofolio dapat dilaksanakan:

Selesai satu unit/tema


Pada waktu jadwal ulangan yang telah diprogramkan
Satu/dua bulan sekali

Adapun pemanfaatan dari portofolio adalah:

Untuk mengetahui perkembangan/kemajuan siswa secara individu dalam waktu tertentu


Dibuat laporan kepada orang tua, agar orang tua bisa mengetahui perkembangan putra-putrinya sehingga bisa
membantu di rumah

Dapat digunakan sebagai pengambilan data dalam pembuatan nilai raport

Sebagai bukti untuk menanggulangi kecurigaan orang tua dalam pelaksanaan KBM

Catatan:

Portofolio ini bisa dibawa pulang setiap hari Sabtu dengan dilengkapi buku penghubung dimana buku
penghubung tersebut diisi oleh orang tua untuk memberikan tanggapan, catatan, serta pesan dan kesan
terhadap hasil karya putra-putrinya

4
Dan untuk hari Senin dibawa lagi ke sekolah

Salah satu persoalan penting yang sempat menjadi perhatian publik akhir-akhir ini, adalah soal
evaluasi pendidikan, terutama di tingkat nasional. Konversi nilai UAN beberapa waktu lalu yang
dipandang sebagai "ketidakadilan" merupakan hal baru yang menghiasi perjalanan evaluasi
pendidikan kita. Fenomena ini bisa dipahami bahwa yang menjadi sebab musababmua adalah
rendahnya mutu evaluasi harian hingga semesteran yang akibatnya berimbas pada kualitas peserta
didik pada UAN.

Persoalan di atas, jika dipelajari dengan sungguh-sungguh akan menjadi pelajaran dan pengalaman
berharga untuk upaya perbaikan. Terlebih dalam menangkap perubahan dari waktu ke waktu juga
mempengaruhi sistem pendidikan melakukan evaluasi terhadap peserta didik. Berbekal dari kasus
demi kasus yang telah menyeruak di atas, dunia pendidikan harus melakukan upaya yang progresif,
terutama dalam hal meningkatkan evaluasi edukatifnya.

Terlebih lagi, implementasi kBK akan dimulai, sebagai kurikulum 2004. Sebagai upaya
menyukseskan cita-cita KBK, sangat diperlukan upaya kreatif dan inovatif. Salah satunya adalah
memberlakukan penilaian portofolio bagi setiap guru dalam berinteraksi dengan peserta didiknya.
Dengan cara ini, setiap guru punya gambaran tetang peserta didiknya secara riil dan nyata, serta
dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing siswa.

Untuk mengetahui dasar pemikiran dan operasionalnya, maka melalui buku "Penilaian Portofolio"
yang ditulis oelh Sumarna & Muh. Hatta telah menguhkan sebuah metode dan pendekatan agar
mengerti tentang seluk beluk portofolio. Bila dipandang dari segi fungsionalnya, portofolio menjadi
sumber otentik yang bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi sekolah dan masyarakat.

Konsep KBK telah diwacanakan, bahkan sebagian sekolah sudah menguji coba kurikulum tersebut.
Hal yang sama juga terjadi pada sistem evaluasi portofolio, beberapa sekolah telah mencoba
menerapkannya. Tentu, hasilnya akan bisa dilihat dalam jangka waktu tak terlalu lama, apalagi
hingga waktu berakhir masa studi belajar. Portofolio menjadi tolak ukur keberhasilan dari konsep
KBK. Portofolio juga bisa menjadi modal utama untuk mengukur tingkat pencapaian KBK. Dengan
demikian, portofolio adalah sebuah catatan atau evidensi dari proses berlangsungnya
kegiatan pembelajaran secara detail terhadap peserta didik.

Dengan menggunakan metode dan pendekatan portofolio, kata Sumarda & Muh. Hatta, tingkat
kemajuan dan kelemahan peserta didik dapat diketahui dengan jelas, bukan semu. Untuk mengukur
kompetensi-kompetensi dalam kurikulum dapat dilihat dengan portofolio. Mulai dati kompetensi
dasar hingga kompetensi yang lebih tinggi, indikator pencapaiannya terwujud melalui portofolio.
Oleh karenanya, portofolio bermanfaat bagi guru dalam mengevaluasi peserta didik terhadap
penguasaan, pemahaman dan penghayatannya terhadap materi yang diajarkan.

Berbeda dengan cara penilaian sebelumnya, penilaian portofolio merupakan rangkuman setiap
aktivitas yang membutuhkan pencermatan, keobjektifan dan tranparansi. Penilaian portofolio
bukanlah hasil rekaan dan bersumber imajinatif.

Namun Penilaian portofolio adalah rekapan nyata baik berupa simbol verbal maupun nomerik yang
sejatinya punya arti dan makna. Oleh karenanya, penilaian portofolio merepresentasikan hasil
kegiatan peserta didik secara lengkap dan utuh.

Sebagai suatu pendekatan baru, penilaian portofolio akan digunakan sebagai bahan untuk
standarisasi evaluasi. Sebab, dengan penilaian portofolio, jika dilakukan dengan benar-benar nyata,
maka kualitas peserta didik dapat diketahui secara objektif melalui dokumen portofolio.
5
Sisi lain yang positif dari penilaian portofolio ini, kata Sumarna dan Muh. Hatta adalah proses
interaksi edukatif akan berjalan lebih sungguh-sungguh melihat perkembangan peserta didiknya.
Guru sebagai tenaga edukatif, akan lebih mudah mengenali perserta didiknya dengan dibantu
portofolio. Sehingga sewaktu-waktu bila guru ingin melihat peserta didiknya, tinggal mengakses
lewat portofolio. Bagi siswa sendiri, dengan penilaian portofolio mereka dapat melihat kekurangan
dan kelebihannya, sehingga dapat menjadi masukan untuk memperbaiki belajarnya.

Terlepas dari kekurangannya, penilaian portofolio diharapkan menjadi agen perubahan untuk
mendongkrak mutu pendidikan semakin baik. Perbaikan sistem belajar mengajar yang terjadi antara
guru dan peserta didik, sekolah degnan masyarakat, dan semua elemen edukatif bersungguh-sungguh
ikut berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan proses belajar.

Dengan demikian, penilaian portofolio akan memupuk tanggung jawab semua pihak untuk
menyukseskan pendidikan. Sehingga tanggung jawab tidak hanya di pundak guru (sekolah), tetapi
juga orang tua, masyarakat, dan semua lapisan yang menjadi bagian dari pendidikan.

5. Kepuasan dan Kesesuaian

Hasil akhir dari penilaian portofolio adalah ketercapaian kompetensi seperti yang dirumuskan
dalam kurikulum. Guru dan siswa akan merasa puas manakala kompetensi itu telah tercapai. Oleh
karena itu, terkumpulnyaevidence merupakan kepuasan baik bagi guru maupun bagi siswa.

6. Budaya Pembelajaran

Penilaian portofolio harus dapat mengembangkan budaya belajar. Sebab penilaian portofolio itu
sendiri pada dasarnya mengandung proses pembelajaran. Unjuk kerja yang tergambar pada setiap

evidence pada dasarnya adalah proses pembelajaran.


7. Refleksi

Penilaian portofolio harus memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melakukan
refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Melalui refleksi, siswa dapat
menghayati tentang proses berpikir mereka sendiri, kemampuan yang telah mereka peroleh, serta
pemahaman mereka tentang kompetensi yang telah dimilikinya.

8. Berorientasi pada Proses dan Hasil

Penilaian portofolio bertumpu pada dua sisi yang sama pentingnya, yakni sisi proses dan hasil
belajar secara seimbang. Penilaian portofolio mengikuti setiap aspek perkembangan siswa,
bagaimana cara belajar siswa, bagaimana motivasi belajar, sikap, minat, kebiasaan, dan lain
sebagainya dan pada akhirnya menilai bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa.

D.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
1. PENILAIAN PORTOFOLIO

Penilaian portofolio memiliki perbedaan yang sangat mendasar dibandingkan dengan sistem
penilaian yang biasa dilakukan misalnya dengan tes. Tes biasa digunakan untuk menilai kemampuan
penguasaan materi pembelajaran atau perkembangan intelektual siswa, oleh sebab itu tes biasanya
dilaksanakan pada akhir selesainya pelaksanaan program pembelajaran misalnya pada akhir
caturwulan atau semester. Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai setiap aspek perkembangan

6
siswa termasuk perkembangan minat, sikap, dan motivasi. Oleh sebab itu, penilaian portofolio
merupakan bagian

4
integral dari proses pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus
dan menyeluruh.
Sebagai suatu teknik penilaian portofolio memiliki keunggulan
diantaranya :
1. Penilaian portofolio dapat menilai kemampuan siswa secara
menyeluruh.
2. Penilaian
portofolio
dapat
menjamin
akuntabilitas
(pertanggung-jawaban).
3. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang bersifat
individual.
4. Penilaian portofolio merupakan penilaian yang terbuka.
5.
Penilaian portofolio bersifat self evaluation.
Disamping kelebihan, penilaian portofolio juga memiliki

kelemahan diantaranya :
1. Memerlukan waktu dan kerja keras.
2. Penilaian portofolio memerlukan perubahan cara pandang.
3. Penilaian portofolio memerlukan perubahan gaya belajar.

4. Penilaian
portofolio
memerlukan
perubahan
sistem
pembelajaran.
2. TAHAP PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO
Terdapat sejumlah tahapan yang harus dilakukan dalam
melaksanakan penilaian portofolio, diantaranya yaitu :
1. Menentukan Tujuan Portofolio.

Pembelajaran adalah suatu proses yang bertujuan. Oleh karena itulah tahapan pertama dalam
pelaksasnaan penilaian portofolio adalah merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Dengan tujuan
yang jelas dan terarah, akan memudahkan bagi guru untuk mengelola pembalajaran.

2. Penentuan Isi Portofolio.

Isi dalam portofolio harus dapat menggambarkan perkembangan kemampuan siswa yang sesuai
dengan standar kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Untuk menghasilkan
kompetensi tersebut, tentu saja proses pembelajaran yang dilakukan guru harus sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. Siswa didorong untuk menghasilkan karya, bukan hanya berperan
sebagai penerima informasi dari guru.

7
3. Menentukan Kriteria dan Format Penilaian.

Kriteria penilaian disusun sebagai standar patokan untuk guru dalam menentukan keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran pada setiap aspek yang dinilai. Selanjutnya kriteria itu disusun dalam
sebuah format penilaian yang jelas.

Kriteria penilain ditentukan dalam dua aspek pokok, yaitu kriteria untuk proses belajar dan
kriteria untuk hasil belajar. Proses belajar misalnya ditentukan kriteria penilaian dari aspek
kesungguhan menyelesaikan tugas, motivasi belajar, ketepatan waktu penyelesaian, dan lain
sebagainya; sedangkan kriteria dilihat dari hasil belajar disesuaikan dengan isi yang menggambarkan
kompetensi.

Apabila kompetensi yang diharapkan berupa produk atau hasil karya siswa, maka kriteria dan
format penilaian ditetapkan sesuai dengan aspek-aspek yang terkandung dalam kompetensi itu
sendiri.

4. Pengamatan dan Penentuan Bahan Portofolio

Portofolio biasanya hanya memuatevidence yang dianggap dapat mewakili dan menggambarkan
suatu perkembangan dan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, sebelum ditentukanevidence mana
yang dianggap dapat dimasukkan ke dalam portofolio, terlebih dahulu perlu dilakukan pengamatan.

Pengamatan dan penentuanevidence sebaiknya dilakukan oleh guru dan siswa secara bersama-
sama. Siswa perlu dimintai pertimbangan-pertimbangan serta alasan-alasannyaevidence mana yang
harus dimasukkan.hal ini penting untuk menjamin objektivitas penilaian portofolio.

5. Menyeusun Dokumen Poerofolio.

Manakala bahan-bahan portofolio telah titentukan, langkah selanjutnya adalah menyusun bahan
itu dalam dokumen portofolio, misalnya dalam bentuk folder. Folder itu sendiri perlu dilengkapi
dengan:

a) Identitas siswa;
b) Mata pelajaran;
c) Daftar isi dokumen; dan
d) Isi dokumen beserta komentar-komentar baik guru maupun
orang tua.
6

Penilaian kinerja (Performance Assesment)


Suatu penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan,
keterampilan dan kelakuan kerjanya ke dalam berbagai tugas yang bermakna dan melibatkan siswa
sesuai dengan criteria yang diinginkan.
Penilaian unjuk kerja dikenal juga tes perbuatan/ praktik adalah teknik penilaian yang menuntut
siswa menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja seperti: bercerita, berdeklamasi
(penghayatan, pelafalan, intonasi, ekspresi), membaca nyaring, berpidato, bermain peran, berbalas
pantun, drama teater, dll
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
Identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan
menerapkan penilaian kinerja
Konsep, keterampilan atau pengetahuan apa yang akan kita nilai?
8
Apa yang seharusnya diketahui oleh siswa?
Bagaimana kinerja siswa yang diharapkan?
Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori, ataukah proses?
Memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa
Perhatikan: batasan waktu yang tersedia, sumber daya alat di kelas, berapa banyak data yang
diperlukan untuk mengetahui kualitas kinerja siswa
Menentukan kriteria kualitas kinerja siswa
Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai
Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk
Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati
Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk atau kelakuan siswa yang dapat diamati
Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif
Menyusun rubrik kinerja
Menilai kinerja: metode holistic dan metode analytic
Penilaian produk
Penilaian terhadap keterampilan siswa dalam menggunakan alat serta prosedur kerja dalam
menghasilkan suatu produk (karya); dan aspek kualitas teknis dan estetik produk (karya) tersebut.
Tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya
Pengembangan produk meliputi 3 tahap:
Tahap persiapan/perencanaan: merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, mendesain
produk
Tahap pembuatan:menyeleksi dan menggunakan
bahan dan alat serta menentukan teknik yang tepat
Tahap penilaian: kemampuan siswa membuat
produk
Penilaian Proyek
Penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tugas berupa suatu investigasi sejak pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian hingga
penyajiaa data
Penilaian proyek ini dilakukan sejak perencanaan, proses selama pengerjaan tugas, sampai hasil
akhir proyek. Penilaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek atau skala rentang.
Pengertian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa.Hasil kerja itu sering disebut artefak. Artefak-
artefak itu dihasilkan dari pengalaman belajar atau proses pembelajaran siswa dalam periode waktu
tertentu. Artefak-artefak itu diseleksi dan disusun menjadi satu portofolio.
Dengan kata lain, portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat
individual) yang menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan
pekerjaan terbaik siswa tersebut.
Ciri dari koleksi ini dinamis, selalu bertumbuh dan berubah
Jenis-jenis portofolio
Portofolio perkembangan: berisi koleksi artefak siswa yang menunjukkan pertumbuhan seorang
siswa
Portofolio pamer/showcase: berisi koleksi artefak siswa yang menunjukkan hasil karya terbaiknya
Portofolio komprehensif: berisi koleksi artefak seluruh hasil karya siswa
Penilaian Portofolio
Penilaian terhadap sekumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
diambil selama proses pembelajaran, digunakan guru dan siswa untuk memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu

Mekanisme penugasan portofolio:


Memulai dengan contoh/model konkret sebelum

9
memberi tugas, misal: ringkasan cerita
Model dibahas besama kemudian diuraikan ciri-cirinya,misal: pembukaan, isi, penutup.
Siswa diminta untuk membuat tugas (dalam proses, guru membimbing siswa agar mencapai
kriteria yang telah ditetapkan)
Apabila untuk satu jenis tugas yang sama dihasilkan
beberapa hasil, siswa memilih tugas yang terbaik
untuk dimasukkan dalam portofolio

Penilaian Sikap
Salah satu penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep psikologi yang kompleks, a.l: sikap
terhadap mata pelajaran, guru mata pelajaran, proses pembelajaran, materi pembelajaran, dan sikap
berhubungan dengan nilai yang ingin ditanamkan dalam diri siswa melalui materi tertentu.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara: observasi perilaku, pertanyaan langsung dan
penggunaan skala sikap.

Penilaian Diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian yang meminta siswa untuk menilai
dirinya sendiri berkitan dengan status., proses, dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya.
Inti dari penilaian diri adalah kejujuran siswa dalam mengungkapkan tingkat pencapaian
kompetensi yang ada pada dirinya yang berkaitan dengan konsep, praktik, dan sikap atau minat
melalui format penilaian diri.

Ciri utama penilaian diri:


1. termotivasi sendiri
2. adanya komitmen kepala sekolah
3. tersosialisasikan dengan baik
4. berkesinambungan
5. transparansi
Proses penilaian diri:
1. siswa menghasilkan observasi sendiri
2. membuat pertimbagan sendiri
3. melakukan reaksi sendiri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan dan menghayati kepuasan hasil
reaksi sendiri.

10

Anda mungkin juga menyukai