Anda di halaman 1dari 2

NASKAH PUISI 3

(Bandung, 13 September 2013)

Dimana Hati Nurani


Kupandangi anak-anak yang tengah
berlari
Ke sana ke mari dengan wajah
berseri

Urus Diri Sendiri

Tertawa, tersenyum berkejaran


tanpa henti

Adakalanya uluran tangan bukan


jawaban

Sesekali jatuh, bangkit dan jatuh lagi

Niat baik menjadi sebuah kebaikan

Langit cerah turut mengamini

Atas nama kedamaian tak bisa


merubah keadaan

Permainan seakan tak akan berhenti


Keringat dan kotornya debu indah
menghiasi
Tiada beban tiada kegelisahan hati

Bahkan,
Busuknya kejahatan berlindung di
balik keramahan
Adakalanya melihat diri sendiri lebih
diperlukan

Akankah engkau renggut semua


keindahan itu ?

Mengurus diri sendiri harus


diprioritaskan

Akankah engkau ganti dengan wajah


tertunduk lesu ?

Introspeksi lebih diharapkan

Wajah tak berdosa dan


menggemaskan itu ?

Biarlah wajah mereka apa adanya


Seperti wajahmu yang tak berganti
rupa

Akankah engkau tebarkan teror yang


mengiris qalbu ?

Kecuali...

Akankah engkau hujani mereka


dengan kesengsaraan ?

Engkau tak memiliki wajah yang


dikenali

Akankah engkau kobarkan


penderitaan dan penyiksaan ?

(Bandung, 13 September 2013)

Akankah engkau ajarkan mereka


dengan kekerasan dan kejahatan ?
Akankah engkau hancurkan masa
depan mereka dengan kesuraman ?
Di mana nuranimu jika engkau
lakukan semua itu ?

Barang Mahal
Barang mahal bukan lagi kebendaan
Kebendaan terlalu berharga untuk
diperebutkan
Bukan pula kepopuleran
Ia menjadi pasaran karena
kecanggihan
Apalagi sebuah jabatan
Kursi panas hanya selalu
mendapatkan celaan
Bagaimana dengan pemburu
kesenangan ?
Ia adalah gaya hidup yang semakin
membosankan
Barang mahal ada dalam diri
Jiwa yang tertutupi tebalnya nafsu
Hati yang memiliki empati
Akal yang mampu berpikir jernih
selalu
Kebersamaan yang mulai
tersingkirkan teknologi
Kejujuran yang lemah di jurang
kepalsuan
Kedamaian yang hanya menjadi
bahan permainan
Ya, permainan ...

Anda mungkin juga menyukai