Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang pekerja di pabrik indarung 2,3 bagian
produksi dan operator didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi dan frekuensi responden berdasarkan bagian
Bagian
F
Persentase
Produksi
6
60%
SDM
4
40%
Jumlah
10
100%
Dari tabel di atas didapatkan bahwa lebih banyak responden penelitian yang bekerja
di bagian produksi. Berdasarkan teori, manusia merupakan salah satu faktor penting dalam
terjadinya kecelakaan. Menurut penelitian hampir 88% kecelakaan disebabkan oleh faktor
perilaku manusia yang tidak aman dan atau potensi bahaya mekanik dan fisik. Dari
penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa faktor perilaku manusia memegang peranan penting
untk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja. Bagian produksi disebut juga sebagai pabrik
yang merupakan tempat melakukan proses produksi. Bagian produksi merupakan salah satu
tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin sehingga menjadi tempat dengan potensi
bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi. Hal ini menjadi fokus utama agar dapat
dilakukan pengendalian bahaya dan pengendalian risiko pekerjaan untuk melindungi pekerja
dari PAK atau kecelakaan kerja (Ranti ferlisa, 2008).

Sebagian besar pekerja di perkantoran bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis,
misalnya tenaga operator peralatan. Hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada
umumnya adalah barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia.
Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja
menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan
psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain) (Badraningsih, 2015).
Tabel 4.2 Distribusi dan frekuensi responden berdasarkan umur
Umur (tahun)
f
Persentase
25-35
3
30%
>35
7
70%
Jumlah
10
100%
Dari tabel di atas didapatkan bahwa lebih banyak reponden dengan umur lebih dari 35
tahun. Dari sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah PT di Yogyakarta didapatkan hasil
terdapat hubungan antara umur pekerja dengan kecelakaan kerja (p value= 0,018). Bahri
menyebutkan bahwa kemampuan fisik maksimal seseorang akan tercapai pada usia kurang
dari 25-35 tahun baik laki-laki maupun perempuan dan terus menurun seiring bertambahnya
umur. Akan tetapi menurut penelitian Hatta, bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
terbanyak pada umur 25-35 tahun (Bahri, 2010 dan Hatta 2008).

Tabel 4.3 Distribusi dan frekuensi responden berdasarkan masa kerja


Lama kerja (tahun)
f
Persentase
5
1
10%
>5
9
90%
Jumlah
10
100%
Dari tabel di atas didapatkan bahwa lebih banyak reponden penelitian yang bekerja
lebih lama yaitu lebih dari 5 tahun sebanyak 90%. Berdasarkan penelitian oleh Hatta, bahwa
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja tertinggi pada masa kerja kurang dari 5 tahun.
Pekerja dengan masa kerja kurang dari 5 tahun tergolong pekerja yang masih baru sehingga
belum mengetahui dan mengenal lingkungan kerja mereka. Selain itu, pekerja baru juga
belum mempunyai pengetahuan tentang K3 yang baik sehingga memperbesar peluang untuk
terjadinya kecelakaan kerja (Hatta, 2008).
Tabel 4.4 Distribusi riwayat penyakit dan kecelakaan kerja pada responden
No. responden
Penyakit
1
Tuli ringan
2
Hipotensi, sinusitis, gangguan refraksi, Sindrom dispepsia
3
Gangguan neurologi, strabismus
4
Gangguan refraksi, hipertensi, asam urat, kolesterol, kecelakaan kerja
terhimpit pagar
5
Tuli ringan, low back pain, kecelakaan kerja seperti luka
6
Infeksi paru, migren
7
Low back pain, kecelakaan kerja tersengat kabel las
8
Kolesterol tinggi
9
Kecelakaan kerja patah tangan
10
Dari tabel di atas didapatkan hasil bahwa terdapat berbagai macam penyakit akibat
kerja pada masing-masing responden. Menurut hasil studi Departemen Kesehatan yang
dilakukan terhadp 9.842 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia umumnya berupa penyakit
muskuloskeletal, diikuti kardiovaskuler, gangguan saraf, gangguan pernapasan, dan gangguan
THT. Dari data Puskesmas yang didapat pada tahun 2015 di sekitar pabrik semen, terlihat
bahwa ISPA dan penyakit kulit merupakan penyakit menonjol yang terjadi di kecamatan
Seisuka. Penyakit tersebut diduga disebabkan oleh debu (Khairiyah, 2015).

Anda mungkin juga menyukai

  • Urolithiasis
    Urolithiasis
    Dokumen43 halaman
    Urolithiasis
    shanaokun
    Belum ada peringkat
  • Selulitis Orbitalis
    Selulitis Orbitalis
    Dokumen23 halaman
    Selulitis Orbitalis
    Agnes Pretty
    Belum ada peringkat
  • Surat Ali Imran
    Surat Ali Imran
    Dokumen17 halaman
    Surat Ali Imran
    Nana Sri Rahayu Wissenschaft
    Belum ada peringkat
  • Struktur Dan Fungsi Sel
    Struktur Dan Fungsi Sel
    Dokumen62 halaman
    Struktur Dan Fungsi Sel
    Nana Sri Rahayu Wissenschaft
    Belum ada peringkat
  • Surat Al Alaq
    Surat Al Alaq
    Dokumen14 halaman
    Surat Al Alaq
    Nana Sri Rahayu Wissenschaft
    Belum ada peringkat
  • Mitokondria
    Mitokondria
    Dokumen6 halaman
    Mitokondria
    Nana Sri Rahayu Wissenschaft
    Belum ada peringkat
  • Terrarium
    Terrarium
    Dokumen16 halaman
    Terrarium
    Nana Sri Rahayu Wissenschaft
    Belum ada peringkat
  • Komposisi Bahasa
    Komposisi Bahasa
    Dokumen11 halaman
    Komposisi Bahasa
    Nana Sri Rahayu Wissenschaft
    Belum ada peringkat
  • Susunan Acara Mini Workshop
    Susunan Acara Mini Workshop
    Dokumen1 halaman
    Susunan Acara Mini Workshop
    Nana Sri Rahayu Wissenschaft
    Belum ada peringkat