Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PRILAKU GRUP DAN TIM


(CASE FOR ANALYSIS: LEADING A VIRTUAL TEAM)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Prilaku Organisasi dan Manajemen Perubahan
Angkatan IV STAR BPKP

Disusun oleh Kelompok 6


ROMI PRASETYA

(1420531022)

SONYA ZARIVELINA

(1420531023)

SULISTIKAWATI

(1420531024)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015

1. PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum Kasus
Ellen Johnson baru saja melewati bulan pertamanya sebagai manajer sebuah perusahaan
besar yang menyediakan berbagai layanan berbasis Web dan solusi. Pekan lalu, dia diberitahu
bahwa dia akan menjadi pemimpin baru dari tim yang beranggota 10 orang. Yang
mengejutkannya, tidak hanya itu anggota tim tersebut beragam dalam hal pelatihan
fungsional dan keahlian mereka, tetapi mereka juga mewakili berbagai latar belakang budaya
dan hanya tiga orang yang ditempatkan di gedung kantornya. dia cepat belajar bahwa 7 dari 10
orang benar-benar bekerja dari negara asal mereka, yang termasuk Jepang, Cina, Meksiko,
Australia, Jerman, C o l o m b i a , d a n M e s i r. S a m p a i s a a t i n i , t i m v i r t u a l i n i
berkolaborasi

pada

p r o ye k - p r o y e k

dengan

menggunakan

berbagai

alat

komunikasi, termasuk instant messaging e-mail, panggilan telepon, konferensi


video, berbagai dokumen, dan pertemuan sesekali di kantor pusat. Setelah
meninjau beberapa catatan pertemuan terakhir dan transkrip komunikasi
a n t a r a a n g g o t a kelompok, Johnson menyadari bahwa banyak dari anggota tim
memiliki gaya komunikasi yang sangat berbeda dan tingkat kemahiran dalam bahasa
inggris.
Sa l a h s a t u t u g a s t i m y a n g p e n t i n g a d a l a h

mengembangkan dan

menggelar produk baru dalam enam minggu ke depan. Hal ini sebagai respon
langsung terhadap produk yang baru saja diluncurkan oleh pesaing utama. Yang menjadi
masalah, siklus pengembangan produk enam minggu tidak pernah terdengar, sampai
saat ini, w a k t u p e n y e l e s a i a n p e r u s a h a a n u n t u k m e n a w a r k a n p r o d u k b a r u
a d a l a h s e k i t a r t i g a b u l a n . Perusahaan tidak punya pilihan. Jika mereka tidak menghadapi
ancaman kompetitif segera, maka perusahaan berisiko kehilangan beberapa pelanggan utama
dan pangsa pasar.
Johnson meneliti kinerja masa lalu dari tim virtual yang baru saja dipimpinnya. Meskipun
kualitas keseluruhan dari keputusan masa lalu cukup tinggi, tim tampaknya mengambil beberapa
bulan untuk membuat keputusan. ini adalah masalah potensial untuk Johnson. Waktu tidak lagi
dihargai. Dia harus mencari cara untuk mendorong tim untuk bergerak
2

l e b i h c e p a t t a n p a mengorbankan kualitas. Melalui kombinasi menganalisis catatan


dan transkrip pertemuan tim yang lalu dan berbicara satu-satu dengan anggota tim,
ia mulai mengumpulkan beberapa fakta yang mungkin berguna dalam memecahkan
masalah kecepatan pengambilan keputusan.
Pertama, Johnson menemukan bahwa anggota tim Jepang dan Cina tidak
berpartisipasi banyak dalam konferensi video atau panggilan konferensi telepon, melainkan,
mereka lebih suka k o m u n i k a s i

tertulis

dalam

bentuk

faks

dan

e-mail.

S e b a l i k n ya , a n g g o t a t i m Au s t r a l i a d a n Meksiko tampaknya berkembang pada


panggilan telepon dan pertemuan tatap muka. Kedua, kelihatannya ada beberapa
perselisihan di antara tiga anggota kelompok yang berdomisili di kantor pusat.
Sebagian besar perdebatan masa lalu tampaknya tentang misi kelompok. Masing-m a s i n g
memiliki

ide

yang

sangat

berbeda

dalam

kelompok

juga

untuk

p enyelesaiannya. Komentar dalam komunikasi tertulis tidak mendapatkan titik temu


permasalahannya, tapi pasti ada perdebatan sengit tentang focus kelompok pada tujuan
kelompok. Hambatan potensial ketiga untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat
ada hubungannya dengan penggunaan sporadis pertemuan tatap muka. Yang
mengejutkan, Johnson menemukan bahwa pertemuan tersebut jarang terjadi dan
bahwa tidak ada upaya untuk membawa kelompok bersama-sama seperti ketika
pertama kali dibentuk tahun lalu. Johnson berharap bahwa tim akan bertemu dan mungkin
terlibat dalam beberapa kegiatan untuk membangun kepercayaan dan hubungan di
antara anggota tim. ini tidak terjadi. Selain itu, tim tidak menerima segala bentuk pengambilan
keputusan atau pelatihan resolusi konflik kelompok.
Johnson duduk kembali di kantornya dan berpikir tentang masalah yang dihadapi. Dia
membutuhkan timnya untuk mengembangkan dan meluncurkan produk baru dalam waktu enam
minggu. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, masing-masing dari
10 anggota tim virtual harus menyumbangkan pengetahuan dan usaha mereka dengan cara
kooperatif dan tepat waktu.

2. PERMASALAHAN

2.1 Adapun kasus yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
Masalah apa yang paling mendesak Johnson? Mengapa?
Apa yang bisa Johnson lakukan untuk bisa membantu timnya untuk meluncurkan produk
baru dalam jangka waktu 6 minggu (cara spesifik)?
Asumsikan Johnson akan memilih tim baru untuk meluncurkan produk bebasis Web lain
setelah produk ini selesai. Apa yang anda rekomndasikan dia lakukan secara berbeda
berikutnya? Jelaskan

TINJAUAN LITERATUR

3.1 Pengertian Kelompok dan Tim


Menurut Gibson Kelompok didefenisikan adalah dua atau lebih karyawan yang berinteraksi
satu sama lain sedemikian rupa bahwa perilaku dan/atau kinerja anggota dipengaruhi oleh
perilaku anggota lainnya.
Sedangkan Tim (team) adalah kelompok yang cukup matang dengan derajat ketergantungan
tertentu di antara anggotanya dan diwarnai denga adanya motivasi untuk mencapai sebuah
sasaran bersama.
Tim mungkin saja berasal dari sebuah kelompok, tetapi tidak semua kelompok akan
berkembang menjadi matang dan menciptakan rasa saling ketergantungan.

Suatu cara memahami defenisi kelompok adalah dengan memikirkan tiga persyaratan yang
harus dipenuhi sebuah kelompok yakni
Ukuran (Size) yakni harus terdapat dua atau lebih individu untuk membentuk sebuah
kelompok. Satu orang aja tidak akan membentuk satu kelompok.
Harus terdapat pertukaran atau komunikasi antara individu-individu yang membentuk
kelompok. Artinya, mereka harus berinteraksi satu dengan yang lain dalam cara-cara
tertentu.
Adanya usaha mencapai sebuah sasaran bersama. Sasarab bersama adalah sasaran yang
mampu memotivasi setiap anggota untuk bekerja mencapai sasaran tersebut.
3.2 Tipe-Tipe Kolompok
Sebuah organisasi memiliki persyaratan teknis yang harus dipenuhi guna mencapai sasaran
yang organisasi tersebut tetapkan. Tipe-tipe dari kelompok dibagi menjadi 2 yakni :
1. Kelompok Formal
Pencapaian sasaran-sasaran ini membutuhkan dilakukannya sejumlah tugas; dan para
karyawan diminta melakukan tugas-tugas ini. Sebagai hasilnya sebagian besar karyawan akan
menjadi anggota sebuah kelompok berdasarkan jabatan posisi mereka dalam organisasi. Ini
adalah kelompok yang disebut sebagai kelompok formal (formal group). Kebutuhan dan
proses organisasi sering kali menyebabkan terbentuknya berbagai jenis kelompok. Setidaknya
terdapat dua jenis kelompok formal :
a. Kelompok Perintah (Command Group)
Kelompok perintah adalah kelompok yang terbentuk dari sejumlah bawahan yang
melapor pada seorang manajer tertentu. Kelompok perintah biasanya ditentukan oleh bagan
formal organisasi. Contoh nya hubungna otoritas yang ada antara manajer sebuah departemen
dengan para supervisor

b. Kelompok Tugas (Task Group)


Kelompok tugas (task goup) adalah sekelompok individu yang bekerja sebagai sebuah
unit untuk menyelesaikan sebuah proyek atau tugas kerja. Sebagai contoh, tugas yang harus
dikerjakan para petugas sebuah perusahaan asuransi ketika sebuah klaim diajaukan. Tugas ini
menciptakan situsi dimana beberapa petugas harus saling berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan yang lain agar klaim tersebut dapat ditangani dengan baik.
2. Kelompok informal
Kelompok informal adalah pengelompokan alamiah yang dilakukan sejumlah orang dalam
lingkungan kerja sebagai respons terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial. Kelompok-kelompok
yang dibentuk oleh individu-individu dan berkembang disekitar minat yang sama dan
pertemanan, dan tidak muncul dengan disengaja. Dua jenis khusus kelompok informal adalah
a. Kelompok Minat (Iinterest Group)
Kelompok minat adalah sebuah kelompok yang terbentuk karena sejumlah minat topik
yang khusus. Biasanya ketika minat ini menurun atau sasaran telah tercapai kelompok ini
akan bubar. Sasaran kelompok tersebut tidak terkait dengan sasaran organisasi tapi sangat
dengan kelompok yang beesangkuta.
b. Kelompok Pertemanan (Friendship group)
Kelompok pertemanan adalah kelompok informal yang terbentuk dilingkungan kerja
karena adanya beberapa karakteristik umum yang sama dari para anggotanya, dan yang
interaksi dari para anggota sehingga sampai ke aktivitas diluar kerja
3.3 Mengapa Orang Membentuk Kelompok
Kelompok-kelompok formal dan informal terbentuk karena berbagai macam alasan. Salah
satu alasan yang paling banyak muncul tentang penyebab seseorang bergabung ke dalam
kelompok adalah karena mereka percaya bahwa keanggotaan dalam kelompok tersebut akan

membantu mereka memenuhi satu atau lebih kebutuhan-kebutuha penting. Beberapa alasan
tersebut adalah :
Kebutuhan sosial dapat dipenuhi melalui kelompok-kelompok yang menyediakan media
bagi para anggotanya untuk saling berinteraksi satu sama lain.Sangat sulit membayangkan
cara memenuhi kebutuhan sosial yang umum tanpa adanya interaksi dengan orang lain.
Kebutuhan akan rasa aman mungkin dapat dipenuhi sebagian dengan menjadi anggota suatu
kelompok yang menjadi penyangga antara sistem karyawan dan manajemen. Tanpa
kelompok tersebut, seorang individu mungkin merasa kesepian dalam menghadapi berbagai
tuntutan organisasi.
Kebutuhan akan harga diri mungkin juga dapat dipenuhi dengan menjadi bagian sebuah
kelompok bergengsi, dimana keanggotaan semacam itu sulit diperoleh.
Kedekatan (prioximity) dan ketertarikan ( attraction) adalah dua alasan terkait mengapa
seseorang membentuk kelompok. Kedekatan menyangkut jarak fisik antar karyawan ketika
melakukan pekerjaan. Ketertarikan mencerminkan rasa tertarik antar orang karena
keserupaan persepsi, sikap, kinerja, atau motivasi. Kedekatan membuat pencarian daya tarik
yang sama menjadi lebih mudah. Karena itu, kedua faktor ini bekerja sama dalam
memfasilitasi pembentukan kelompok.
Sasaran Kelompok, bila dipahami dengan baik, dapat menjadi alasan mengapa beberapa
orang tertarik bergabung ke dalam satu kelompok.
Keuntungan ekonomis, akibatnya banyak kelompok didirikan karena para individu yakin
bahwa mereka akan memperoleh keuntungan.
3.4 Tahapan Perkembangan Kelompok
Kinerja dari sebuah kelompok tergantung pada pembelajaran individu, dan tergantung pada
sejauh apa anggota-anggota dapat belajar saling bekerja sama. Salah satu model perkembangan

kelompok yang paling banyak digunakan mengasumsikan bahwa kelompok-kelompok


berkembang melalui lima tahap perkembangan :
1. Tahap Pembentukan (Forming)
Tahap ini ditandai oleh adanya ketidakpastian mengenai sasaran, struktur, dan kepemimpinan
kelompok. Aktivitas cenderung berpusat pada usaha anggota untuk

memahami

memberikan definisi mengenai sasaran-sasaran, peran-peran, dan tugas-tugas

dan

dalam

kelompok. Kelompok menguji coba pola-pola interaksi antara anggota dan kemudian
memilih pola interaksi yang diteruskan atau yang disingkirkan, setidaknya untuk sementara.
Biasanya, tahap ini berakhir ketika individu-individu mulai melihat diri mereka sebagai
bagian dari kelompok.
2. Tahap Konflik (Storming)
Tahap ini merupakan tahap yang emosional, dimana muncul kompetisi antar anggota
kelompok demi mendapatkan penugasan yang diharapkan, dan perselisihan pendapat
mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung jawab seseorang. Bagian yang sangat
penting dari tahap konflik ini berkaitan dengan proses pendefenisian kembali tugas-tugas
spesifik kelompok dan juga sasaran keseluruhan. Dalam tahapan ini, konflik lazimnya;
tindakan yang bijaksana (dan utama) untuk mengelola konflik-konflik.
3. Tahap Pembentukan Norma (Norming)
Tahap normalisasi ditandai dengan adanya kerja sama dengan kekompakan. Tahap ini juga
merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok mulai berkembang secara signifikan.
Pertukaran informasi secara terbuka sering terjadi, demikian pula penerimaan atas perbedaan
pendapat, serta usaha pencapaian sasaran-sasaran yang telah disetujui bersama. Pada tahap
ini mulai muncul ketertarikan, komitmen, serta perasaan terhadap identitas kelompok dan
pertemanan didalammya.

4. Tahap Penunjukan Kinerja (Performing)


Tahap penunjukan kinerja ini adalah tahap saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur
kelompok telah ditetapkan, dan setiap anggota memahami dan menerima perannya masingmasing dengan baik. Kelompok memusatkan energy, usaha-usaha, dan komitmen mereka
pada pencapaian tugas yang harus mereka lakukan.
5. Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap pembubaran merupakan tahap berakhirnya aktivitas kelompok. Tahap ini dapat
ditandai oleh emosi yang sangat positif terkait keberhasilan menyelesaikan tugas dan
pencapaian tertentu. Namun tahap ini juga dapat diwarnai oleh perasaan kekalahan,
kekecewaan, atau bahkan amarah.
The Punctuated Eguilibium Model merupakan model yang menyajikan kelompok sebagai
konsep tiga fase. Tahap pertama terjadi kelompok menentukan tugas, menetapkan tujuan, dan
mempertimbangkan berbagai cara untuk menjalankan langkah-langkah rencana atau proyek.
Kelompok ini mencapai titik leah atau keseimbangannya sendiri. Kelompok ini mencapai titik
keseimbangan ketika menyadadri bahwa waktu telah habis. Selesai tahap realisasi ini, kemudian
ada tahap akhir untuk menyelesaikan tugas.
3.5 Karakteristik Kelompok
Seiring berkembangnya kelompok melalui berbagai tahap perkembangan, mereka mulai
menunjukkan karakter-karakter tertentu. Beberapa karakter yang dianggap penting adalah :
a. Struktur
Anggota kelompok homogen memiliki sejumlah karakteristik yang serupa. Karakteristik ini
mungkin saja terkait karakteristik demografik, kepribadian, keterampilan, dan kemampuan
atau pengalaman kerja. Sebuah kelompok heterogen terdiri dari individu-individu yang
hanya memiliki beberapa, atau bahkan tidak ada karakteristik yang serupa. Komposisi

kelompok dapat menjadi sangat penting karena komposisi dapat mempengaruhi sejumlah
karakteristik lainnya dan hasil yang dapat dicapai oleh kelompok.
b. Hierarki Status
Hierarki status, dan terutama ketaatan pada mereka yang berada di bagian atas dari hierarki,
terkadang memiliki dampak-dampak yang tidak diperkirakan dan juga tidak diharapkan
terhadap kinerja kelompok.
c. Peran (Roles)
Melalui keanggotaan dalam berbagai kelompok, individu-individu dapat melakukan berbagai
peran yang beragam. Namun ketika peran-peran ini saling tidak cocok, individu dengan
peran ganda ini dapat mengalami apa yang disebut sebagai konflik peran.
d. Norma
Norma adalah standar-standar yang diakui bersama oleh anggota sebuah kelompok, dan
norma suatu kelompok memiliki suatu karakteristik yang dianggap penting bagi anggotaanggotanya. Kelompok-kelompok mengembangkan seperangkat norma untuk mengatur
berbagai macam aspek perilaku anggota-anggotanya.
e. Pemimpinan (Leadership)
Peran kepemimpinan merupakan karakteristik kelompok yang sangat penting karena
pemimpin berperan memberikan pengaruh pada anggota lainnya dalam kelompok.
f. Kohesivitas
Kelompok-kelompok formal-informal cenderung memiliki kedekatan atau keseragaman
dalam hal sikap, perilaku dan kinerja. Kedekatan ini sering disebut sebagai kohesivitas.
Kohesivitas mengikat seluruh anggota tim agar tetap berada dalam kelompok dan menangkal
pengaruh yang menarik anggota agar keluar dari kelompok. Jika kohesivitas tinggi dan

10

kelompok menerima dan menyetujui sasaran-sasaran organisasi, peilaku kelompok relative


positif dari sudut pandang organisasi, dan sebaliknya.
3.6 TIPE-TIPE TIM
Sebuah tim dilihat sebagai sebuah kelompok matang yang terdiri dari orang-orang yang
saling bergantung, termotivasi, dan memiliki komitmen untuk mencapai sebuah sasaran yang
disepakati bersama. Beberapa jenis kelompok yang penting dalam organisasi yakni :
1. Tim Penyelesaian masalah (Problem-Solving Teams)
Tim penyelesaian masalah dibentuk guna mengatasi berbagai permasalahan. Tim ini
dibentuk untuk mengatasi sebuah masalah dan kemudian dibubarkan apabila masalah
tersebut telah diselesaikan. Tim kualitas adalah contoh sebuah tim penyelesaian masalah
yang bersifat permanen. Sebuah tim kualitas berkomitmen memberikan rekomendasi,
mengimplentasikan peningkatan kualitas produk dan kerja serta mengatasi masalah terkait
kualitas.
2. Tim Lintas Fungsi (Cross-Functional Team)
Sebuah tim lintas fungsi adalah tim yang memiliki anggota dari berbagai departemen yang
berbeda. Jenis ini dibentuk untuk mengatasi permasalahan spesifik. Namun tim lintas fungsi
dapat membutuhkan waktu yang lama sebelum berfungsi efektif. Tantangannya adalah
membangun rasa saling percaya dan komitmen dalam tim lintas fungsi karena adanya kesankesan, sikap, dan hubungan yang telah terbentuk sebelum tim disusun.
3. Tim Maya (Virtual Teams)
Sebuah tim yang terdiri dari individuyang terpencar dari sisi geografis, fungsi, dan/atau
budaya dan terhubung satu dengan yang lain dengan menggunakan teknologi interaksi
seperti surat elektronik, webcast, dan teknologi konferensi video (videoconference) untuk
bekerja sama.

11

4. Tim Penelitian dan Pengembangan (Research and Development Team)


Tim Penelitian dan Pengembangan digunakan untuk menciptakan produk-produk baru. Tim
Litbang adalah tim yang umumnya terdiri dari perwakilan-perwakilan berbagai departemen
dalam organisasi yang membuat tim ini bersifat lintas fungsi.
5. Tim Mandiri (Self- Managed Team)
Tim Mandiri adalah sekelompok kecil individu yang diberdayakan untuk melakukan
sejumlah aktivitas sesuai prosedur dan keputusan yang dibuat oleh tim itu sendiri, dengan
arahan minimal dari pihak luar.
3.7 Mengapa Tim Terbentuk
Alasan pengelola organisasi membentuk tim yakni :

Peningkatan Produkivitas
Organisasi telah menyadari bahwa kinerja memimpin tim ke tingkat produktivitas yang
lebih tinggi akan mudah dicapai daripada bekerja secara individu.

Pemerataan organisasi

Keputusan lebih cepat fleksibel

Keragaman di tempat kerja

Peningkatan kualitas

Peningkatan kepuasan pelanggan

12

3.8 Membangun Efektivitas Tim


Tim mewakili satu bentuk khusus dari kelompok. Karenanya, faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas sebuah kelompok juga merupakan faktor penting dalam menentukan
efektivitas tim. Empat hal dalam meningkatan efektivitas adalah :
1. Pelatihan (Training)
2. Komunikasi
3. Pemberdayaan
4. Penghargaan (Reward)
4. PEMECAHAN MASALAH

1. Masalah yang paling mendesak Johnson


Johnson baru saja memimpin sebuah tim yang beranggotakan 10 orang dimana mereka
berasal dari latar belakang dan budaya yang berbeda. Sehingga terjadinya kesulitan dalam
berkomunikasi

apalagi

dalam

penggunaan

bahasanya.

Tugasnya

itu

meliputi

mengembangkan dan menggelar produk baru dalam enam minggu ke depan dengan waktu
penyelesaian yang diberikan perusahaan untuk menawarkan produk baru adalah sekitar tiga
bulan. ada tiga masalah yang ditemukannya :

Partisipasi anggota tim dalam memberikan ide dan solusi dari masalah yang dihadapi
sangat berbeda seperti anggota tim dari jepang dan cina lebih suka berkomunikasi tertulis
dalam bentuk faks dan email dibandingkan tim dari Australia dan Meksiko lebih suka

berkomunikasi melalui panggilan telepon dan one-on-one meetings.


Adanya perselisihan antara tiga tim anggota kelompok yang bekerja di kantor pusat
dengan karakter orang yang berbeda dalam mencapai misi tim.

13

Tidak adanya pelatihan dalam membangun tim dan pertemuan tatap muka yang jarang
dilakukan sehingga kesulitan dalam pengambilan keputusan dan solusi konflik dalam

2.

kelompok.
Langkah-langkah apa yang dilakukan Johnson untuk membantu timnya meluncurkan
produk baru dalam jangka waktu enam minggu? Jelaskan secara spesifik?
Dalam mengelola organisasi ini, Johnson harus melakukan secara terencana berdasarkan
program-program yang telah disusun oleh organisasi. Penyusunan program-program kerja
dalam organisasi memerlukan sumber daya manusia yang memadai dan yang memiliki
keterampilan-keterampilan khusus agar program-program yang telah disusun dapat mereka
jalankan dengan baik sebagai tugas yang telah diembankan kepada mereka. Tim yang solid
akan berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi yang diembankan kepada mereka. Mereka
memiliki komitmen yang kuat dalam mengimplementasikan putusan-putusan penting yang
telah dirumuskan dan disepakati untuk dilaksanakan secara bersama-sama.
Mengelola Tim Sendiri
Untuk memenuhi tantangan ini dan menjadi lebih bersaing. Perusahaan-perusahaan
mengakui perlunya perubahan dalam struktur internal dan budaya. Mereka harus membuat
alternative untuk perintah dan control struktur hirarkis, mengubah cara keputusan dibuat,
mendefinisikan kembali pekerjaan, dan perubahan asumsi manajer memiliki sekitar
bagaimana memimpin. Untuk memenuhi tantangan ini, salah satu pendekatan baru adalah
swakelola kerja tim.
Swakelola tim biasanya lintas-fungsional dalam melindungi keanggotaan, dan memiliki
garis lintang lebar di daerah keputusan seperti mengelola diri mereka sendiri, perencanaan,
penjadwalan kerja, dan mengambil tindakan pada masalah. Dalam tim, anggota
menetapkan tujuan tugas untuk daerah tertentu dari tanggung jawab yang mendukung
pencapaian tujuan tim secara keseluruhan. Persepsi adalah bahwa karakteristik ini
membuat swakelola tim lebih adaptif dan proaktif dalam perilaku mereka daripada tim
Keterampilan Memimpin untuk Efektifitas rapat-rapat Tim

14

Pemimpin yang siap cenderung melakukan pertemuan produktif. Perencanaan


diperlukan setidaknya lima bidang : tujuan, memilih peserta dan tugas membantu, agenda,
waktu dan tempat untuk pertemuan.
1. Rencana pertemuan, menyiapkan masalah apa yang harus dibicarakan dalam rapat,
berapa lama waktu yang digunakan, siapa yang akan memimpin pertemuan.
2. Tujuan adalah agar isi pertemuan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, peserta harus
memiliki gagasan yang jelas.
3. Peserta dan tugas, sebelum memanggil rapat, diputuskan siapa yang harus hadir dalam
rapat tersebut. Apakah kelompok penuh/tim harus hadir.
4. Agenda, identifikasi terlebih dahulu kegiatan selama pertemuan berlangsung. Selain itu,
perlunya dikonfirmasi terlebih dahulu mengenai tanggal, waktu dan tempat pertemuan.
Pengambilan keputusan dalam tim
Ketidakpastian, ambiguitas, dan keadaan selalu berubah mengharuskan para pemimpin
tahu kapan membuat keputusan dan kapan untuk memungkinkan tim untuk membuat
keputusan yang tepat.
Ada tiga model pengambilan keputusan dalam tim : Pengambilan keputusan berpusat
pada pimpinan, pengambilan keputusan pada tim, dan model normatif kepemimpinan.
Pimpinan puncak cenderung menjalankan kekuasaan yang memulai mengarahkan,
mendorong, mengajar, dan mengontrol anggota tim.
Pendekatan tim secara terpusat menawarkan tim untuk sukses, sebagai berikut :
1. Pemimpin harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengamati isyarat
nonverbal untuk menyadari kebutuhan anggota, perasaan, interaksi, dan konflik.
2. Peran pemimpin harus melayani sebagai konsultan, penasihat, guru, dan fasilitator,
bukan sebagai direktur atau manajer tim.
3. Pemimpin harus memberi contoh perilaku kepemimpinan yang sesuai dan mendorong
anggota untuk belajar untuk menentukan perilaku sendiri.
4. Pemimpin harus membentuk iklan persetujuan untuk ekspresi perasaan.
5. Pemimpin harus menyerahkan control kepada tim dan memungkinkan untuk membuat
pilihan akhir dalam semua jenis keputusan yang tepat. Pemimpin harus tetap
mengendalikan diskusi kelompok sepanjang waktu dan harus sopan tapi tegas
menghentikan aksi mengganggu dan diskusi tidak relevan.

15

6. Pemimpin harus mencegah anggota dari mengekspresikan perasaan mereka dan harus
berusaha untuk mempertahankan diskusi, rasional logis tanpa luapan emosi.
7. Pemimpin harus waspada terhadap ancamannya atau kewenangannya dalam kelompok
dan harus melawan jika diperlukan untuk mempertahankannya.
8. Pemimpin harus menyerahkan control kepada tim dan memungkinkan untuk membuat
keputusan.
Asumsikan Johnson akan memilih tim baru untuk meluncurkan produk berbasis Web lain

3.

setelah produk ini selesai. Saran apa yang sebaiknya dilakukan Johnson dikemudian hari?
Jelaskan?
Untuk menciptakan tim kerja yang efektif, diperlukan beberapa persyaratan yang mesti
dimiliki oleh setiap individu, yaitu meliputi komitmen yang tinggi dan penyediaan tujuan
yang jelas, manajemen kepercayaan karyawan, kemauan untuk mengambil resiko dan
berbagi informasi, waktu, sumber daya, dan komitmen untuk pelatihan. Masing-masing
faktor adalah diperlukan untuk menciptakan tim kerja yang efektif dan terfokus.
Pemimpin tim harus memainkan peran dalam memastikan bahwa faktor-faktor ini
berjalan sebagaimana mestinya dan selalu diperbarui secara berkesinambungan.

Selain itu, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh
perusahaan, ada beberapa hal yang perlu dicapai dalam sebuah tim kerja, yaitu meliputi
peningkatan produktifitas, meratakan organisasi, kebutuhan untuk fleksibilitas dan
keputusan lebih cepat, keragaman di tempat kerja, peningkatan kualitas, dan peningkatan
keputusan pelanggan.

5. REKOMENDASI KEBIJAKAN
Dalam kolaborasi tim virtual diperlukan seorang Leader yang kuat untuk memimpin tim
virtual. Seorang leader harus dapat mengatur team worknya sesuai dengan apa yang diinginkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kasus ini ada beberapa hal yang harus dilakukan dan yang akan diperbaiki adalah
komunikasi, karena anggota tim tidak punya satu bahasa dan susah untuk memahaminya, maka
leader mencari solusi dengan mengurangi kesalah pahaman dan kerancuan dengan pengunaan
bahasa yang sangat sederhana dan sering memberikan contoh pendukung yang jelas seperti

16

diagram. Selain komunikasi, toleransi dan pengetahuan akan budaya lain juga perlu diperhatikan.
Kemudian dibutuhkan self motivation karena tidak semua orang berfungsi dengan baik dalam
virtual team dimana setiap individu diharapkan mampu bekerja secara mandiri tanpa pengawasan
atau struktur eksternal. Perbedaan time zone yang besar dapat tantangan dalam segi pengaturan
sehingga diperlukannya kepastian untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu
yang terbuang. Dan hal yang paling penting adalah memupuk kepercayaan diantara anggota tim.

6. PEMBELAJARAN DARI KASUS


Dalam kasus Ellen Johnson ini dapat kita pelajari bahwa kinerja satu kelompok yang terdiri
dari beberapa orang anggota dipengaruhi oleh perilaku atau prestasi anggota yang lainnya.
Dalam kelompok perilaku yang harus dianut oleh anggota kelompok harus ditetapkan dan
diarahkan menuju tujuan - tujuan organisasi. Para anggota kelompok harus menerima tanggung
jawab sesuai tujuan keberadaan kelompok tersebut, saling mengenal dan saling mengerti
pelaksanaan tugas-tugas yang ada.
Pada kasus dicontohkan satu kelompok atau Sebuah tim lintas fungsional yang anggotanya
terdiri dari latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda dari sebuah organisasi yang dibawa
bersama-sama untuk melakukan tugas-tugas yang unik dan menciptakan produk baru. Disini
dapat dilihat Enam faktor kunci keberhasilan lintas fungsional yang efektif :
a. Mengembangkan kesepakatan visi misi dan fokus untuk melaksanakan tujuan tim
dalam organisasi.
b. Kepemimpinan dan dukungan manajemen.
c. Menyatukan orang yang tepat, memberikan sumbangan tim dan beragam pengetahuan
dan potensi kreatif.
d. Meningkatkan koordinasi dan menghindarkan masalah dari latar belakang fungsi yang
berbeda.
e. Tim memberikan berbagai sumber informasi dan prospektif, kontak di luar spesialisasi
fungsional seseorang dan yang harus diperhatikan untuk sukses dalam berdaya saing
global, teknologi tinggi.
f. Anggota belajar keterampilan baru yang dibawa kembali ke unit fungsional mereka
dan untuk tim berikutnya.
17

g. Sinergi positif yang terjadi untuk efektif tim lintas fungsional dapat membantu mereka
mencapai tingkat kinerja yang jauh lebih baik dari pada individual.
h. Dengan teknologi komunikasi modern sekarang dapat dilakukan pengaturan tim
seperti tim virtual. Teknologi baru dan canggih menyediakan sarana untuk pekerjaan
yang tersebar (dilakukan di lokasi yang berbeda) dan sinkronisasi (dilakukan pada
waktu yang berbeda). Struktur kerja tim virtual ini dapat di atur sepanjang garis
fungsional dan anggotanya didistribusikan secara geografis, mereka bekerja sama
melalui sarana elektronik dengan minimal melalui interaksi face-to-face.
7. REFERENSI
Gibson, Ivancevich, Donelly, Konopaske (2012). Organization: bahvior, structure, process. 14 th
Ed. Mc.Graw-Hill.

18

19

Anda mungkin juga menyukai