Anda di halaman 1dari 13

PT.

NEWMONT NUSA TENGGARA


Jenis Dampak

: Limbah Tailing

Limbah tailing sudah jamak diketahui mengandung berbagai material beracun


yang berasal dari reaksi oksidasi batuan dan bahan kimia yang digunakan dalam
proses

pemisahan

bijih.

Pembuangan

tailing

ke

laut

akan menyebabkan

terjadinya sedimentasi dari endapan tailing dan penyebaran tailing ke wilayah laut
yang lebih luas. Semua dampak ini akan semakin mengancam dan memusnahkan
kekayaan keragaman hayati laut, mengganggu kesehatan (beberapa limbah logam
berat terakumulasi dalam rantai makanan), dan semakin memiskinkan masyarakat
pesisir dan pulau-pulau kecil yang sangat tergantung pada laut.
Besaran Dampak Lingkungan :
Kandungan Kimia Tailing PT NNT
Penelitian laboratorium independen yang mendapatkan sertifikasi dari
Pemerintah Indonesia dilakukan pencampuran logam yang terkandung pada
sampel dengan menggunakan

asam lemah.

Hasil campuran

logam

menunjukkan perbedaan yang sangat kecil antara kandungan tailing PT NNT


dengan berbagai material alam seperti sedimen dasar sungai dan laut serta
bahan batu bata.
Karakteristik

kimia

padatan

tailing

PT

NNT mirip

dengan

karakteristik sedimen yang sudah ribuan tahun berada di dasar sungai yang
mengalir melalui kawasan proyek Batu Hijau. Teknik analisis
diterapkan

yang

oleh laboratorium disebut sebagai Toxicity Characteristic

Leaching Procedure (TCLP).

Gambar. Hasil uji endapan atau sedimentasi yang ada di bawah teluk Senunu dan di
luar teluk Senunu

Prosedur ini disusun untuk mengekstraksi logam dari suatu padatan


untuk mengetahui apakah material itu harus digolongkan sebagai bahan
berbahaya

berdasarkan

jumlah

logam

yang

dilepasnya.

Hasilnya

menunjukkan bahwa tailing tidak digolongkan sebagai bahan berbahaya.


Uji Toksisitas Tailing Uji biota terhadap tailing PT NNT juga
dilakukan untuk meneliti adanya kemungkinan sifat racun terhadap biota
laut. Pengujian ini dilakukan Pusa Penelitian Oceanologi-Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI)

dengan menerapkan

metode baku

yang telah diakui secara internasional.


Uji toksisitas akut dilakukan selama 96 jam (LC50) pada anakan ikan
kakap merah dan kerapu macam. Uji toksisitas kronis (IC50) juga
dilakukan

pada plankton (marine diatom). Semua pengujian tersebut

dilakukan pada tailing dengan tingkat


Hasil

pengujian

menunjukkan

konsentrasi

yang berbeda-beda.

bahwa tailing PT NNT tidak beracun

secara akut atau kronis, meskipun pada konsentrasi tailing sebesar 100
persen.
Tailing PT NNT tidak berbahaya dan tidak menunjukkan kadar
toksisitas yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil laporan
pemantauan kualitas air laut yang dilakukan oleh PT NNT dan pihak ketiga
yang secara konsisten menunjukkan bahwa

tingkat

kandungan

logam

terlarut di dalam air laut di dekat mulut pipa tailing tetap di bawah
baku mutu Konservasi
Indonesia.

Taman Laut yang ditetapkan oleh Pemerintah

Gambar 4.2 Perbandingan kandungan logam tailing sesuai baku mutu


KEPMENLH
24/2002, KEPMENLH 85/2005, KEPMENLH 236/2007 dan
kandungan logam yang dihasilkan dari pembuangan limbah tailing
PT. NNT

Program Pemantauan Sistem Penempatan Tailing di Dasar Laut PT


NNT dipantau secara rutin untuk memastikan agar sistem bekerja sesuai
dengan rancang bangun yang direncanakan untuk meminimalkan potensi
dampak terhadap lingkungan.
secara

teratur

Para

ilmuwan

mengevaluasi dengan

cermat

dan pakar

independen

hasil-hasil

pemantauan

terhadap terumbu karang, sedimen laut, ikan, ekologi daerah pasang surut
dan mutu air.
Semua upaya ini dilakukan untuk menilai tingkat kesehatan
ekosistem laut dan memastikan agar fungsi Sistem Penempatan Tailing di
Dasar Laut dapat dipertanggung jawabkan terhadap lingkungan. Hasil
pemantauan tailing dan mutu air laut, kadar logam terlarut pada fraksi

cairan tailing sebelum dilepaskan ke laut masih berada jauh dibawah


ambang batas yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia dan secara
umum bahkan memenuhi baku mutu konservasi biota laut.
Kandungan logam terlarut dalam air laut di sekitar daerah mulut
penempatan tailing yang secara konsisten berada jauh di bawah baku mutu
konservasi biota laut Indonesia menunjukkan bahwa tidak ada pencemaran logam
berat yang disebabkan oleh tailing.
Pemantauan yang pernah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan lembaga
penelitian internasional yang independen terhadap kinerja Sistem Penempatan
Tailing di Dasar Laut. 2004, ilmuwan dari Center for Contaminants Research, dari
Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) Australia
dengan tim pengkaji dari Indonesia melakukan penelitian terhadap mutu air,
sedimen dan ikan di sekitar daerah penempatan tailing PT NNT sampai ke perairan
Lombok dan Selat Alas.

Gambar 4.3 Uji toksisitas pada anakan ikan kakap merah dan kerapu
macan

Perubahan Ekosistem Pesisir Laut akibat Tailing


Ekosistem

laut di daerah pembuangan

tailing elalau dipantau.

Salah satu parameternya adalah jumlah species setiap satu satuan volum
tertentu

air

laut. Hasil riset Lembaga Pengkajian Oceanography LIPI,

CSIRO-Australia,pada 2008 menunjukkan keragaman species di sekitar


Teluk Senunu tidak berbeda dengan sebelum dimulainya pembuangan
tailing di dasar laut.

Gambar 4.4 Jumlah species setiap 10 cm2 air laut di Teluk


Senunu

Kebijakan terhdap tumpahan dalam amdal menuntut upaya untuk mencegah


terjadinya insiden tumpahan, termasuk dalam hal program pemantauan yang
ekstensif. Meskipun PT NNT telah berupaya keras untuk mencegah terjadinya
tumpahan, namun Sistem Penempatan Tailing di Dasar Laut yang pada dasarnya
merupakan sistem mekanis, seperti pipa ledeng yang ada di perumahan, terkadang
juga mengalami kebocoran.
Kebijakan PT NNT menetapkan bahwa setiap tumpahan tailing sekecil
apapun baik yang berasal dari jaringan pipa darat dan laut, maka tumpahan tersebut
tetap harus dibersihkan, walaupun sejatinya tailing tersebut tidak membahayakan
lingkungan. PT NNT melaporkan setiap kejadian tumpahan atau kebocoran pipa
tailing

kepada Kepala Pelaksana

Inspeksi

Tambang (KAPIT)

sekaligus

Direktur Jenderal Energi & Sumber Daya Mineral (DJESM), Jakarta dan Pelaksana
Inspeksi Tambang (PIT) pada Dinas Pertambangan & energi Propinsi NTB dalam
waktu 24 jam.

Penelitian tersebut secara keseluruhan menemukan bahwa bahwa tailing


tidak menyebar ke bagian pesisir dari Ngarai Senunu atau mengarah ke Selat Alas,
ataupun ke air permukaan pada kedalaman lebih dari 100 meter. Kadar logam di
jaringan ikan yang diambil dari Ngarai Senunu berada dalam kisaran normal, sama
dengan

kadar yang ditemukan pada tubuh ikan yang diambil dari lokasi

kontrol maupun dari pasar-pasar ikan yang ada di kabupaten Sumbawa Barat dan
Lombok.

Gambar 4.5 Persebaran tailing di dasar laut pantai selatan Sumbawa

Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa kandungan logam terlarut di


semua lokasi dan semua kedalaman berada di bawah ketentuan baku mutu yang
ditetapkan. Hasil penelitian independen ini sesuai dengan hasil pemantaua PT
NNT.
Program

pengelolaan

pembangunan berkelanjutan.

lingkungan
Pengelolaan

yang kuat sangat penting bagi


lingkungan harus ditempatkan

sebagai prioritas tertinggi sesuai dengan prinsip-prinsip


perlindungan lingkungan.

pemeliharaan

dan

Gambar 4.6 Persebaran tailing di dasar laut pantai selatan Sumbawa hasil riset
Lembaga Pengkajian Oceanography LIPI

a. Pembuangan tailing di dasar laut adalah kegiatan yang wajib


amdal sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaannya diperlukan
upaya yang komprehensif oleh pihak-pihak terkait.
b.

Tuntutan yang diajukan oleh berbagai pihak agar izin pemuangan tailing
di dasar lau PT NNT dicabut bisa diminamilisir dengan transparansi yang
dilakukan oleh perusahaan bersangkutan dan pemerintah melalui instant
terkait.

c.

Upaya reduce, reuse, dan recycle perlu ditingkatkan untuk


meminimalisir dampak akibat pembuangan tailing di dasar laut. Selain
itu jika memungkinkan pihak terkait harus terus melakukan riset
dan

inovasi untuk

menemukan

pertambangan lain yang lebih aman.

metode

pembuangan

limbah

TUGAS
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
(AMDAL)

Oleh :
Suma Fitra Aldillah
F1G1 13 005

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2016

Anda mungkin juga menyukai