Anda di halaman 1dari 11

Gigi berlubang sama halnya dengan penyakit jantung yang ternyata tidak boleh diremehkan dan diabaikan begitu

saja. Sisa makanan yang masuk ke dalam


lubang pada gigi yang berlubang, dapat menyebabkan bakteri bersarang pada lubang tersebut. Lama kelamaan akan menggerogoti bagian gigi tersebut sedikit
demi sedikit, sampai pada akhirnya lubang tersebut mencapai ke permukaan gusi bahkan sampai masuk ke dalam gusi dan mengenai saluran akar gigi dan
saraf-saraf atau pembuluh darah yang terdapat dalam gusi. Bakteri-bakteri jahat tersebut akan masuk ke dalam saraf-saraf pembuluh darah dan mengikuti
jalannya aliran darah yang melalui jantung, sehingga menyebabkan terserangnya jantung.

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang, karena efek penyakit tersebut terjadi seumur hidup. Jantung
merupakan salah satu organ tubuh yang sangat berperan penting bagi aktifitas sehari-hari dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sangat penting menjaga
kesehatan jantung dan organ tubuh lainnya termasuk juga kesehatan gigi dan mulut. Melakukan kontrol gigi dan pembersihan karang gigi secara rutin adalah
sebuah upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko gigi berlubang dan mengurangi terserangnya penyakit jantung koroner.

Menyikat gigi sebanyak dua kali sehari itu pun rasanya belum cukup untuk mencegah gigi berlubang, karena kondisi dari kadar asam dan basah dari air ludah di
dalam rongga mulut setiap orang berbeda-beda. Orang yang memiliki kadar air ludah asam yang tinggi di dalam rongga mulutnya, akan beresiko gigi geliginya
lebih mudah berlubang.

Sedangkan orang yang memiliki kadar air ludah basah yang tinggi di dalam rongga mulutnya, akan beresiko lebih cepat tumbuh karang gigi pada gigi geliginya.
Namun karang gigi jika tidak cepat atau rutin dibersihkan, dapat menimbulkan gigi menjadi berlubang.

Gigi Berlubang Menyebabkan Infeksi Bakteri dan Kuman

Masalah gigi berlubang yang tidak dirawat dengan baik bisa menjadi salah satu jalan bagi kuman atau bakteri masuk ke
dalam organ tubuh. Bakteri dapat masuk ke bagian tubuh lain dari gigi yang berlubang. Infeksi yang disebabkan oleh gigi
berlubang bisa membuat bakteri bersarang dalam lubang gigi. Setelah itu bakteri akan berjalan menuju akar gigi dan
berbagai syaraf yang ada di sekitar gigi. Perjalanan bakteri dari akar gigi ke bagian syaraf mungkin tidak akan terasa
menyakitkan bagi penderitanya. Tapi ketika infeksi sudah menjalar ke organ dalam maka baru akan terasa sakit. Hal
inilah yang menyebabkan penyakit berbahaya muncul perlahan tanpa disadari. Biasanya penderita akan melakukan
pemeriksaan setelah ditemukan penyakit lain dan cukup sulit untuk dilakukan pengobatan. Seluruh sistem kekebalan
tubuh biasanya juga akan menjadi lebih lemah setelah infeksi menjalar ke bagian organ dalam tubuh.

Berikut yang perlu Anda ketahui mengenai gigi berlubang, jika Anda masih enggan rutin menyikat gigi, Anda
harus segera ubah kebiasaan ini seperti dikutip dari hellosehat.com:
1. Sebabkan Infeksi
Jika tidak ditangani dengan benar, gigi berlubang dapat menyebabkan infeksi pada gigi atas bagian belakang, dan
infeksi ini dapat menyebar ke sinus belakang mata. Jika sudah begitu, bakteri akan masuk ke dalam otak dan
dapat menyebabkan kematian.
2. Bisa Kehilangan Gigi
Gigi berlubang disebabkan oleh bakteri yang memproduksi asam sehingga menggerogoti gigi, menyebabkan
lubang pada gigi. Lubang tersebut membuat Anda mengalami rasa sakit, infeksi, dan kehilangan gigi.
3, Bagaimana Bakteri Merusak Gigi
Gigi memiliki tiga lapisan; dentin (lapisan tengah), enamel (lapisan luar), pulp (bagian tengah gigi yang terdiri dari
saraf dan pembuluh darah). Semakin banyak lapisan yang terserang bakteri, akan semakin buruk kerusakan yang
ditimbulkan.
4. Penyebab Terbentuknya Plak
Plak yang terbentuk pada gigi dan gusi mengandung banyak bakteri, tetapi dapat dikontrol dengan menyikat gigi
dengan benar.
5. Proses Munculnya Kerusakan Gigi
Bakteri tersebut akan memakan gula dari makanan yang kita makan, lalu dia akan mengeluarkan asam yang
akan menyerang gigi sekitar dua puluh menit setelah kita makan. Enamel adalah lapisan pertama yang akan
dihancurkan oleh asam dari bakteri tersebut.
6. Kurangnya Air Liur
Saliva alias air liur ternyata mampu untuk menetralisir asam pada mulut. Pada kasus gigi berlubang, menurut drg.
Sri Angky Soekanto, DDS, PhD, kurangnya saliva menyebabkan bakteri terakumulasi tingkat sehingga keasaman
di mulut menjadi tinggi.
Mengapa gigi berlubang bisa menyebabkan berbagai penyakit hingga kematian?
Gigi berlubang akan ditandai dengan perubahan warna pada gigi, Anda bisa mengenalinya dengan noda warna
hitam, abu-abu atau cokelat berupa garis atau titik yang lama kelamaan akan melebar.

Ketika tidak diobati dalam waktu yang lama, lapisan pulp akan terinfeksi lalu akan membentuk abses di sekitar
tulang gigi. Kalau sudah begitu, akan menyebabkan rasa sakit dan demam pada penderita.
Jika tidak diobati, abses gigi akan menyebar ke dalam ruang jaringan, pembengkakan pun terjadi pada wajah dan
kulit. Abses gigi juga menyebabkan infeksi jaringan ruang dan bisa menyebabkan sesak napas, sulit menelan,
hingga kematian. Kasus gigi berlubang yang berlanjut kematian memang jarang, tetapi bukanlah hal yang tidak
mungkin.
Ini terjadi saat infeksi dari gigi berlubang tersebut menyebar ke otak. Selain itu, gigi berlubang memiliki
hubungan dengan penyakit jantung.

Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di negara maju. Di AS saja diperkirakan
12,4 juta orang menderita penyakit ini dan 1,1 juta orang akan terkena gangguan jantung

serius

tahun

ini.

Tahun 2000, 16,7 juta penderita meninggal karena penyakit ini, atau sekitar 30,3% dari total
kematian di seluruh dunia. Lebih dari setengahnya dilaporkan dari negara berkembang. DI
Indonesia, prevalensi penyakit jantung dari tahun ke tahun terus meningkat.
Di samping faktor risiko klasik (merokok, obesitas, kadar kolesterol, tekanan darah tinggi,
kurang aktivitas, diabetes mellitus, stres), hasil penelitian akhir-akhir ini menyebutkan bahwa
reaksi peradangan (inflamasi) dari penyakit infeksi kronis mungkin juga menjadi faktor risiko.
Meskipun begitu, hanya penyakit gigi kronis yang terbukti terkait dengan penyakit jantung.
Mekanisme

penyebaran

Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain dapat dijelaskan lewat teori fokal infeksi.
Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain.
Racun, sisa-sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke tempat lain di
tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit. Dampak penyakit gigi pada jantung dapat berupa
penyakit jantung koroner, peradangan otot, serta katup jantung (endokarditis).
Bakteri yang terikut aliran darah bisa memproduksi enzim yang mempercepat terbentuknya
bekuan darah sehingga mengeraskan dinding pembuluh darah jantung (aterosklerosis).
Bakteri dapat juga melekat pada lapisan (plak) lemak di pembuluh darah jantung dan
mempertebal plak. Semua itu, menghambat aliran darah serta penyaluran sumber makanan
dan
oksigen
ke
jantung,
sehingga
jantung
tak
berfungsi
semestinya.
Gejala awal dapat berupa nyeri dada, meliputi rasa seperti terbakar, tertekan, dan beban
berat di dada kiri, yang dapat meluas ke lengan kiri, leher, dagu, dan bahu. Nyeri dada juga
terasa di bagian tengah dada selama beberapa menit. Setelah kejadian biasanya diikuti rasa
mual, muntah, pusing, keringat dingin, tungkai serta lengan menjadi dingin, napas terengahengah,
dan
sesak
napas.
Angina berkepanjangan akan menjurus ke serangan jantung (miokard infark). Namun sering
kali penyakit jantung koroner berlangsung tanpa adanya gejala, ia tidak menimbulkan
masalah
sampai
keadaannya
sudah
parah.
Kemungkinan lain, reaksi peradangan yang disebabkan oleh penyakit gigi meningkatkan
pembentukan plak yang memacu penebalan dinding pembuluh darah. Penelitian
menunjukkan, orang dengan penyakit gigi mempunyai risiko dua kali lebih tinggi terkena
penyakit
jantung
koroner.
Endokarditis
Bakteri yang ditemukan pada plak gigi merupakan salah satu faktor penyebab endokarditis.
Bakteri di lubang gigi maupun gusi yang rusak dapat masuk ke dalam sirkulasi darah lewat
gusi yang berdarah. Bakteri ini dengan mudah menyerang katup jantung maupun otot
jantung yang telah melemah. Gejalanya berupa demam, bising jantung, perdarahan di
bawah kulit, bahkan embolisasi (penyumbatan) pembuluh darah kecil di organ-organ tubuh
lainnya.

Meskipun jarang, penyakit ini dapat berakibat fatal dan kadang kala memerlukan operasi
katup jantung darurat. Selain itu juga sangat dianjurkan pemberian antibiotika sebagai
profilaksi pada orang yang menderita prolaps katup jantung, penyakit jantung rematik dan
kelainan jantung bawaan, sebelum mendapatkan tindakan pengobatan gigi.
Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, perlu perawatan gigi yang baik dan
pemeriksaan gigi secara berkala. Cara pencegahan terbentuknya karang gigi cukup
sederhana, yaitu dengan rajin dan teliti membersihkan gigi secara baik dan benar.
Penggosokan pada lidah selama 30 detik juga terbukti mengurangi jumlah bakteri dalam
mulut.
Brosur cara menyikat gigi yang baik dan benar dapat diperoleh dengan mudah di setiap
tempat praktik dokter gigi. Pemakaian dental floss (benang gigi) juga amat penting untuk
membersihkan daerah- daerah yang sulit terjangkau oleh sikat gigi, terutama daerah
antargigi dan juga pada gigi-gigi yang berjejal
Benarkah Gigi Berlubang Bisa Menyebabkan Kematian? Jawabannya adalah ya, apabila gigi tersebut tidak dirawat dan kondisi tubuh yang lemah.
Gigi yang berlubang, dapat menjadi jalan yang cukup besar bagi bakteri untuk dapat masuk ke dalam tubuh.
Masalah utama yang menyebabkan sakit gigi, adalah lubang pada gigi yang dimasuki bakteri. Infeksi yang terjadi pada gusi dan akar gigi dapat
menjalar ke berbagai organ vital, dan menyebabkan banyak gangguan kesehatan. Infeksi dari bakteri ini sebenarnya dapat dilawan karena tubuh
kita
memiliki
sel-sel
yang
berperan
sebagai
daya
tahan
tubuh.
Namun, apabila daya tahan tubuh kita sedang lemah, maka infeksi bakteri akan semakin hebat. Pada tahap awal, infeksi masih terlokalisir di
daerah ujung akar dari gigi yang berlubang. Biasanya akan timbul rasa tidak nyaman atau sakit saat gigi tersebut dipakai mengunyah atau
ditekan. Pada tahap ini bisa ditanggulangi dengan perawatan saluran akar gigi dan penambalan sampai penggunaan antibiotik ataupun
pencabutan
gigi
yang
terinfeksi.
Bila tidak dirawat, infeksi akan menyebar ke daerah sekitar mulut seperti pipi dan leher. Kondisi ini dapat dikatakan cukup serius, dan
mengharuskan penderita untuk dilakukan pembedahan pada daerah infeksi untuk mengeluarkan nanahnya jika kondisinya memungkinkan.
Penderita juga diterapi menggunakan obat-obatan antibiotik. Bila kondisi cukup parah, penderita juga diharuskan untuk dirawat inap di rumah
sakit. Dan ada resiko terjadinya kematian jika kondisi pasien sangat lemah, disertai komplikasi penyakit lain ataupun perawatan yang kurang
intensif.
Pada beberapa kasus, infeksi yang terjadi cukup hebat dan berlangsung cepat. Infeksi dapat menyebar ke daerah lain yang cukup vital yaitu ke
daerah dada dan kepala.Kondisi ini sudah sangat serius dan memerlukan perawatan rumah sakit yang sangat intensif. Pada kondisi ini,
khususnya
infeksi
ke
daerah
kepala,
resiko
kematiannya
lebih
besar
lagi.
1.
Penyakit
Jantung
Salah satu masalah serius yang mungkin timbul akibat gigi berlubang adalah gangguan jantung. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kuman yang
bersarang pada gigi yang berlubang bisa menembus ke pembuluh darah, dan akhirnya mengumpul di jantung. Penelitian menunjukkan, bakteri
yang terikut aliran darah bisa memproduksi sejenis enzim yang mempercepat proses pengakuan dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh
darah
menjadi
tidak
elastis
(aterosklerosis).
Selain itu, bakteri juga bisa menempel pada lapisan lemak di pembuluh darah. Akibatnya, plak yang terbentuk menjadi makin tebal. Semua
kondisi ini menghambat aliran darah ke jantung. Hal ini berarti penyaluran sumber makanan dan oksigen ke jantung juga tersendat. Jika
berlangsung terus, jantung tak akan mampu berfungsi secara baik. Maka terjadilah penyakit jantung yang ditakutkan banyak orang.

Percaya atau nggak, kondisi kesehatan gigi mencerminkan kondisi kesehatan secara menyeluruh. Itu sebabnya dokter gigi
memberitahumu tentang lebih banyak informasi kesehatan secara umum, di samping kondisi mulut semata.
Sebuah pemeriksaan gigi rutin dapat mengungkapkan masalah dengan tulang, jantung, atau pencernaan melalui tanda-tanda yang
ada di mulut. Sebuah studi yang disajikan pada pertemuan tahunan American Heart Association, menemukan bahwa orang yang
menerima pembersihan gigi secara teratur memiliki risiko 24% lebih rendah mengalami serangan jantung dan risiko 13% lebih
rendah terkena stroke, dibandingkan dengan orang yang tidak mendapatkan perawatan gigi.

Kerusakan gigi, juga dikenal sebagai karies gigi atau gigi berlubang adalah penyakit gigi, yang akhirnya menghasilkan kerusakan
gigi. Lubang gigi disebabkan oleh bakteri yang hadir dalam plak (kotoran gigi). Bakteri ini mengekstrak gula dari partikel makanan
dan mengubahnya menjadi asam laktat dan menyimpannya dalam rongga yang ada dalam gigi. Hal ini dapat menyebabkan
pembusukan gigi. Ada banyak penelitian yang menunjukkan hubungan antara gigi rusak dan penyakit jantung.

Bakteri yang hadir dalam plak gigi dapat menyebabkan pembekuan darah di arteri. Ketika pembekuan darah yang berpotensi fatal
yang dilepaskan ke dalam aliran darah, mereka dapat menyebabkan serangan jantung. Terbentuknya plak pada gusi menyebabkan
peradangan kronis pada gusi, yang juga dapat menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan
akumulasi plak di arteri. Jika seseorang memiliki kerusakan yang sangat parah dan mengalami nyeri di lengan kiri atau di daerah
dada, maka dia mungkin akan mengalami serangan jantung. Hal ini dianjurkan untuk tidak mengabaikan tanda-tanda dan gejala
kerusakan gigi, karena dapat menyebabkan masalah dalam sistem kardiovaskular.

Mekanisme penyebaran
Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain dapat dijelaskan lewat teori fokal infeksi.

Fokal infeksi adalah infeksi kronis (kronis =


sudah lama berlangsung dan terus-menerus) di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain. Racun, sisa-sisa kotoran,
maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit. Dampak penyakit gigi pada
jantung dapat berupa penyakit jantung koroner, peradangan otot, serta katup jantung (endokarditis).
Bakteri yang terikut aliran darah bisa memproduksi enzim yang mempercepat terbentuknya bekuan darah sehingga mengeraskan
dinding pembuluh darah jantung (aterosklerosis). Bakteri dapat juga melekat pada lapisan (plak) lemak di pembuluh darah jantung
dan mempertebal plak. Semua itu, menghambat aliran darah serta penyaluran sumber makanan dan oksigen ke jantung, sehingga
jantung tak berfungsi semestinya.

Gejala awal dapat berupa nyeri dada, meliputi rasa seperti terbakar, tertekan, dan beban berat di dada kiri, yang dapat meluas ke
lengan kiri, leher, dagu, dan bahu. Nyeri dada juga terasa di bagian tengah dada selama beberapa menit. Setelah kejadian biasanya
diikuti rasa mual, muntah, pusing, keringat dingin, tungkai serta lengan menjadi dingin, napas terengah-engah, dan sesak napas.

Angina berkepanjangan akan menjurus ke serangan jantung (miokard infark). Namun sering kali penyakit jantung koroner
berlangsung tanpa adanya gejala, ia tidak menimbulkan masalah sampai keadaannya sudah parah.
Kemungkinan lain, reaksi peradangan yang disebabkan oleh penyakit gigi meningkatkan pembentukan plak yang memacu
penebalan dinding pembuluh darah. Penelitian menunjukkan, orang dengan penyakit gigi mempunyai risiko dua kali lebih tinggi
terkena penyakit jantung koroner.

Endokarditis
Bakteri yang ditemukan pada plak gigi merupakan salah satu faktor penyebab endokarditis. Bakteri di lubang gigi maupun gusi
yang rusak dapat masuk ke dalam sirkulasi darah lewat gusi yang berdarah. Bakteri ini dengan mudah menyerang katup jantung
maupun otot jantung yang telah melemah.

Gejalanya berupa demam, bising jantung, perdarahan di bawah kulit, bahkan embolisasi (penyumbatan) pembuluh darah kecil di
organ-organ tubuh lainnya. Meskipun jarang, penyakit ini dapat berakibat fatal dan kadang kala memerlukan operasi katup jantung
darurat.

Selain itu juga sangat dianjurkan pemberian antibiotika sebagai profilaksi pada orang yang menderita prolaps katup jantung,
penyakit jantung rematik dan kelainan jantung bawaan, sebelum mendapatkan tindakan pengobatan gigi.
Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, perlu perawatan gigi yang baik dan pemeriksaan gigi secara berkala.
Cara pencegahan terbentuknya karang gigi cukup sederhana, yaitu dengan rajin dan teliti membersihkan gigi secara baik dan
benar. Penggosokan pada lidah selama 30 detik juga terbukti mengurangi jumlah bakteri dalam mulut.

Brosur cara menyikat gigi yang baik dan benar dapat diperoleh dengan mudah di setiap tempat praktik dokter gigi. Pemakaian
dental floss (benang gigi) juga amat penting untuk membersihkan daerah- daerah yang sulit terjangkau oleh sikat gigi, terutama
daerah antargigi dan juga pada gigi-gigi yang berjejal. periksa ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, untuk dilihat apakah ada
karang gigi atau ada lubang pada gigi. Sumber : www.kompas.co.id
Mekanisme singkatnya, bagaimana penyakit gigi dan gusi dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke adalah sebagai berikut:

Ketika gusi mengalami suatu peradangan, maka bakteri gram negatif mengeluarkan endotoksin (Lipopolisakarida).
Endotoksin tersebut akan melewati sirkulasi darah selama kita melakukan aktivitas normal pada rongga mulut,
seperti mengunyah, sikat gigi, dll.
Hal ini dapat mempercepat timbulnya efek negatif pada jantung dan pembuluh darah. Selanjutnya bakteri tersebut akan
menimbulkan agregasi platelet, yang berkontribusi terhadap pembentukan thrombus dan thromboembolism yang merupakan
penyebab utama stroke.

Kapan terjadinya gigi berlubang ?


Banyak pendapat soal ini namun yang pasti adalah gigi berlubang ini tidak langsung
menjadi lubang namun, dari lubang kicil dahulu lalu menjadi lubang yang besar dan
tahap ini paling sering terjadi pada saat tidur.
kenapa saat tidur ?

karena saat tidur tubuh mengurangi produksi air liur kita yang mengandung enzim
lisozim yang berfungsi sebagai anti bakteri, hal ini lah menjadi salah satu pencetus
gigi berlubang.
Mekanisme terjadinya gigi berlubang.
Para medis menyebutkan hal-hal yang dapat memicu terjadinya lubang pada gigi.
Kondisi semacam ini dikarenakan ada pembusukan pada salah satu gigi. Ada
semacam pertemuan antara bakteri dan zat gula dalam gigi yang tidak dibersihkan.
Bakteri tersebut akan mengubah zat gula menjadi rasa asam. Asam ini pada akhirnya
akan membuat kondisi gigi menjadi asam sehingga menimbulkan lubang kecil pada
gigi. Namun ketika lubang kecil mulai tumbuh kita memang tidak akan langsung
merasakan rasa sakit, lubang yang mulai muncul lagi akan menciptakan sela untuk
sisa makanan yang mengendap pada gigi. Bakteri pun akan semakin membuat lubang
pada gigi menjadi besar. Kondisi demikian barulah memicu rasa sakit gigi berlubang.
Jika asam yang menyebabkan gigi berlubang berarti kami tidak boleh makan yang
asam dong ?
Dari penguraian di atas bakteri yang berinteraksi antara zat manis(glukosa) akan
mengubah nya menjadi asam, dan akan menyebabkan rusaknya lapisan email pada
gigi. Makanmakanan yang asam dapat membunuh sejumlah bakteri tersebut namun
dalam jumlah yang terbatas. Sebagai contoh, makanlah apel 1/hari karena dapat
menyebabkan bakteri pada gigi tersubut akan musnah dan gigi akan bersih namun,
ketika makan apel tersebut berlebihan malah memberikan efek yang buruk pada
gigi yang dapat merusak email pada gigi kita.
Apa yang di lakukan oleh Bakteri yang menetap di gigi kita ?
Lubang yang semula hanya satu dan ukurannya kecil, bisa saja menjadi besar dan
jumlahnya banyak sehingga melebar. Bakteri memang begitu cepat dalam proses
untuk menciptakan lubang-lubang tersebut, jika sudah begitu maka kuman penyakit
tersebar luas. Bakteri akan terus membuat tingkat asam pada gigi menjadi meningkat,
dengan begitu semakin banyak sela untuk sisa makanan dibuat. Sakit gigi berlubang
bertambah parah hanya karena bakteri tidak cepat lenyap.
Kapan harus berobat ?
Jawabanya adalah sedini mungkin, tidak ada yang lebih baik selain tindakan
pencegahan namun, ketika gigi yang berlobang sudah terlampau besar lubangnya
maka bakteri tersebut sudah membangun desa di gigi anda dan akan siap membuat
negara dan jika terlampau parah maka sakit tidak terelakan lagi.
Periksalah ke dokter anda dan periksalah secara teratur jika gigi anda berlubang. Dan
rajinlah bersikat gigi 2x sehari dan jangan lupa sikat gigi di malam hari (ini bukan
iklan ya sobat kampus hahah)

Beranjak dari gigi saya akan mebahas pembuluh darah dan organ yang
mengompanya namun, saya membahas di sini hanya intinya saja.
JANTUNG.
Adalah organ yang seukuran kepalan tangan kita terletak di samping kiri sternum
(tulang dada yang di tengah)
Jantung kita ibarat mesin pompa maka selangnya adalah pembulih darah,
Ada 2 pembuluh darah yaitu vena dan aorta / arteri , selain itu juga ada kapiler
berbentuk sehalus rambut, fungsinya adalah menjadi tempat pertemuanya atau
pertukaran nutrisi.
Arteri/ aorta dan vena
Arteri memiliki 3 lapisan yaitu
Lapisan luar (tunika adventisa) teridiri dari jaringan fibrus (jaringan ikat)
Lapisan tengah ( tunika media) terdiri dari lapisan otot
Lapisan paling dalam dan paling licin yang terdiri dari lapisan endotelium.
Vena memiliki struktur sama seperti arteri namun, di tengah /lapisan ototnya paling
tipis tidak kuat dan mudah kempis.
Vena juga memiliki katup yang berfungsi untuk mencegah darah kembali ke bawah.
Nah pembulih darah ini tentunya ada yang di tampungnya atau di alirkanya , di dalam
pembuluh dara sendriri terdiri dua yaitu
Plasma darah yang terdiri sekitar 55%
Dan sel darah yang terdiri sekitar 45%.
Sel darah sendiri terbagi menjadi 3 yaitu
Sel darah putih (normal 6000-8000
Sel darah merah normal 5000.000
Trombosit(sel pembuk ) normal 300.000.
Lalu apa hubunganya dengan gigi berlubang ?
Seperti yang sudah saya bahas di atas bahwa gigi berlubang dapat mencetus penyakit
penyakit berbahya lainya seperti stroke, bahkan penyakit jantung.
Hubunganya adalah terletak di gigi yang terbuka. Gigi yang terbuka akan mudah
membuat inflamsi dan kerusakan pada pembuluh darah kita dan akan berefek fatal
bagi kesehatan kedepanya. Penyakit pembuluh darah yang sering terjadi adalah
arteroklerosis.
Perlu anda ketehui bahwa arteroklerosis bukan hanya akibat penumpukan lipid
(lemak) dan kalsium atau sumsum tulang, namun juga akibat dari peradangan
(inflamasi) dan salah satunya adalah peradangan pada gigi tersebut.
Arteroklerosisi itu sendiri menurut dr Salma adalah

Aterosklerosis adalah suatu kondisi berupa pengumpulan lemak (lipid) di sepanjang


dinding arteri. Lemak ini kemudian mengental, mengeras (membentuk deposit
kalsium), dan akhirnya mempersempit saluran arteri sehingga mengurangi suplai
oksigen maupun darah ke organ-organ tubuh. Timbunan lemak yang mengeras di
dinding arteri ini disebut plak. Bila plak menutupi saluran arteri sepenuhnya, jaringan
yang disuplai oleh arteri akan mati. Bila arteri jantung (arteri koroner) yang tersumbat,
Anda akan terkena angina, serangan jantung, gagal jantung kongestif, atau irama
jantung abnormal. Bila arteri otak (arteri serebral) yang tersumbat, Anda akan terkena
stroke, baik stroke ringan ataupun stroke berat.Temporal Artery Aneurysmphoto
Komplikasi aterosklerosis terjadi bila sebuah plak pecah dan bermigrasi melalui arteri
ke bagian lain. Plak yang beredar ini disebut emboli atau embolus, yang terdiri tidak
hanya lemak tapi juga sel-sel mati, gumpalan darah dan jaringan berserat yang
tercerabut. Emboli dapat menyebabkan kerusakan karena menghalangi aliran darah di
tempat tujuan, sehingga jaringan kekurangan oksigen dan mati.
Kesimpulanya banyak faktor pencetus penyakit jantung dan stroke, salah satunya
adalah gigi berlubang yang sudah di jelaskan di atas. Tidak ada pengobatan yang baik
selain pencegahan rajinlah menyikat gigi 2 x sehari.
Jangan lupa jika tidak ada gigi berlubang bukan berarti anda aman dari penyakit
tersebut, karena faktor kebiasaan ,pola makan dan stres juga berperan penting.
Sekian dari saya salah kurang lebihnya saya mohon maaf, jangan lupa di komen
atau di like ya
Read
more: http://anangjarkasi5.blogspot.com/2014/07/hubungan-antara-gigiberlubang-dengan.html#ixzz4SS5C6l4v
Karies gigi (lubang gigi) merupakan salah satu penyebab sakit gigi yang akan
menjadi tempat masuknya bakteri dan mikroorganisme menuju pembuluh darah. Sakit
gigi, bagi sebagian orang seringkali tidak ditanggapi sebagai penyakit yang berbahaya.
Padahal, sakit gigi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan berbahaya
karena bisa menyebabkan kematian. Jika tidak ditanggapi serius, bakteri yang ada di
mulut dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah sehingga
mengganggu kesehatan tubuh terutama jantung, paru-paru, ginjal, dan organ lainnya.
Maka menjaga kesehatan mulut berarti juga menjaga kesehatan tubuh.
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kaitan antara karies gigi dengan sakit
jantung dan mengetahui bagaimana mekanisme penyebaran bakteri yang ada pada
karies gigi sehingga dapat menyebabkan sakit jantung. Metode yang digunakan yaitu
dengan mengumpulkan berbagai literatur yang dijadikan sebagai dasar penulisan
artikel ini. Penulisan artikel ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Kidd,
Dewi, Suryatin, DechaCare.com, Sakit Gigi Bisa Menyebabkan Serangan Jantung,
dan Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke?.

2.

Keterkaitan antara Karies Gigi dengan Sakit Jantung


Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan (Kidd, 1991: 1). Karies gigi dapat menyebabkan kematian apabila gigi
tidak dirawat dan kondisi tubuh yang lemah.
Masalah utama yang menyebabkan sakit gigi adalah lubang pada gigi yang dapat
dimasuki oleh bakteri. Infeksi yang terjadi pada gusi dan akar gigi dapat menyebar ke
berbagai organ vital, dan menyebabkan banyak gangguan kesehatan (conectique.com
dalam Dewi, 2011).
Penelitian yang dilakukan para ilmuwan Inggris dan Irlandia menunjukkan adanya
keterkaitan antara gigi dan penyakit jantung. Ilmuwan Inggris dan Irlandia
mengatakan, bakteri streptococcus bisa memasuki aliran darah melalui gigi berlubang
dan gusi yang bengkak (Sakit Gigi Bisa Menyebabkan Serangan Jantung, 2010).
Infeksi dari bakteri streptococcus dapat dilawan karena tubuh memiliki sel-sel yang
berperan sebagai daya tahan tubuh. Namun, apabila daya tahan tubuh lemah, maka
infeksi bakteri akan semakin luas. Pada tahap awal, infeksi masih terlokalisir di ujung
akar dari gigi yang berlubang. Biasanya timbul rasa tidak nyaman atau sakit saat gigi
tersebut dipakai mengunyah. Jika tidak dirawat, infeksi akan menyebar dan ada risiko
terjadinya kematian.
Drg. Bobby Gunadi dari Menteng Dental Clinic mengatakan bahwa infeksi di akar
gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari 350 bakteri dan
mikroorganisme. Karena letak infeksi sangat dekat dengan pembuluh darah, maka
produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh. Drg. Bobby juga
menambahkan bahwasanya bakteri tersebut tidak akan bermasalah jika jumlahnya
dalam keadaan seimbang (kompas.com dalam Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung
dan Stroke?, 2010).
Hubungan bakteri dalam mulut dengan penyakit kardiovaskuler banyak diteliti,
terutama yang berkaitan dengan bakteri endokarditis dan penyakit jantung koroner.
Ketua Umum PDGI, drg. Emir M. Muis mengatakan bahwa hasil dari sebuah penelitian
mengenai sejumlah kasus penyakit jantung, sebanyak 54% pasien memiliki riwayat
penyakit periodontal (DechaCare.com, 2011).
Sakit gigi dapat menyebabkan penyakit jantung dikarenakan terjadinya penyebaran
penyakit gigi ke organ tubuh lain. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori focal
infection (FI). Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat dan memicu
penyakit di tempat lain. Fokal infeksi terjadi saat mikroorganisme yang berasal dari
gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian tubuh lain. Dampak
penyakit gigi pada jantung dapat berupa jantung koroner, angina, peradangan otot,
serta peradangan pada katup jantung (endokarditis) (www.kompas.co.id dalam
Suryatin, 2011).
Selain itu, ada beberapa teori yang menyatakan hubungan antara penyakit mulut
dengan penyakit jantung. Menurut Drg. Bobby Gunadi, salah satu teori tersebut
menyatakan bahwa bakteri dari mulut (oral bacteria) masuk ke dalam pembuluh
darah dan menyerang simpanan lemak yang terdapat pada saluran darah menuju
jantung dan akan menimbulkan bekuan. Bekuan akan menghambat alian darah ke
jantung, sehingga aliran nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan menjadi terhambat yang

akan menyebabkan serangan jantung (Kompas.com dalam Sakit Gigi Akibatkan


Penyakit Jantung dan Stroke?, 2010).
3.

Mekanisme Penyebaran Bakteri dari Gigi ke Jantung


Bakteri dan mikroorganisme yang terdapat di lubang gigi maupun pada gusi yang
rusak dapat masuk ke dalam sirkulasi darah melewati gusi yang berdarah. Bakteri ini
dengan mudah menyerang katup jantung maupun otot jantung yang telah melemah.
Bakteri yang masuk ke sirkulasi darah dapat memproduksi enzim yang akan membuat
keping darah (trombosit) saling menempel. Proses inilah yang menyebabkan
terbentuknya bekuan darah sehingga terjadi penyumbatan pada dinding pembuluh
darah (aterosklerosis).
Selain itu, bakteri dapat melekat pada lapisan lemak di pembuluh darah jantung
sehingga lapisan lemak akan semakin tebal. Kondisi ini akan menghambat aliran darah
serta penyaluran nutrisi dan oksigen ke jantung, sehingga jantung tidak dapat
berfungsi semestinya (www.kompas.co.id dalam Suryatin, 2011).
Kenyataan ini diperkuat dengan beberapa bukti yang dilaporkan oleh penelitian di
Inggris, Amerika, Swedia, Jerman, dan Kanada (1998-2003) bahwa penderita penyakit
jantung yang juga menderita penyakit gusi mempunyai resiko meninggal dua kali lebih
besar daripada yang tidak menderita penyakit gusi. Untuk penderita penyakit jantung
yang menderita penyakit gusi dan punya kebiasaan merokok, risikonya meningkat
hingga 60% (Dewi,2011).

4.

Penutup
Penyebab sakit gigi yang utama adalah lubang (karies) pada gigi yang dapat
dimasuki oleh bakteri menuju pembuluh darah. Sakit gigi menyebabkan sakit jantung
dijelaskan melalui teori fokal infeksi. Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu
tempat dan memicu penyakit di tempat lain. Fokal infeksi terjadi saat
mikroorganisme yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit
di bagian tubuh lain. Bakteri dari lubang gigi akan masuk dalam pembuluh darah dan
mengeluarkan enzim yang akan membuat keping darah saling menempel sehingga
menyebabkan pembekuan (aterosklerosis). Pembekuan ini akan menghalangi suplai
nutrisi dan oksigen menuju jantung, sehingga akan menyebabkan serangan jantung.
Diharapkan kepada penulis selanjutnya untuk membahas tentang pencegahan,
perawatan, dan pengobatan karies. Selain itu, diperlukan penelitian lanjutan
mengenai dampak karies gigi terhadap organ vital tubuh seperti ginjal, paru-paru,
mata, otak, dll. Bagi pembaca artikel ini diharapkan agar lebih memerhatikan dan
menyadari pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Karena menjaga kesehatan gigi dan
mulut berarti menjaga kesehatan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai