membantu proses pendidihan dan membantu memisahkan minyak yang terkandung pada bahan.
Setelah terdapatnya minyak atsiri, dilakukan pengujian dengan beberapa parameter yang
diantaranya :
1. Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda
hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah
warna menjadi kuning tua hingga coklat muda.
Berdasarkan hasil pengamatan, warna yang dihasilkan rata-rata warna
yang dihasilkan sesuai dengan pigmen dari bahan itu sendiri. namun, warna yang
sesuai SNI yaitu minyak atsiri yang dihasilkan oleh sarai, jeruk perut, lada,
cengkeh. Kunyit memiliki warna yang bening, karena di duga minyak yang
dihasilkan masih mengandung air. Selain itu, warna yang dihasilkan dari biji pada
yaitu kuning pekat mendekati kuning kecoklatan. Hal tersebut dikarenakan pala
mengandung pigmen melaniadin. Melaniadin ini dihasilkan karena proses
browning. Terjadinya reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenol oksidase
atau enzim folifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalisis oksidasi
senyawa fenol menjadi kuinon kemudia dipolimerasi menjadi pigmen melaniadin
yang berwarna coklat.
Adapun untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus
terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang
berwarna gelap .Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak
memungkinkan hubungan langsung dengan udara, ditutup rapat serta disimpan di
tempat yang kering dan sejuk.
2. Aroma
Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang
dapat ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah esensial dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau tanaman asalnya. Menurut Gunter, 1990
Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami
dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta
umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
Berdasarkan hasil pengamatan, aroma yang dihasilkan sangat khas sesuai
dengan bahan yang diuapkan. Pala dan serai memiliki aroma yang paling
menyengat hingga (+++) Karena kandungan minyak atsiri yang dihasilkan pun
cukup banyak.
3. Viskositas
Minyak Atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan
kental pada suhu ruang. Rata-rata minyak atsiri yang dihasilkan memiliki
viskositas yang cukup tinggi. Namun serai memiliki viskositas yang lebih rendah,
mungkin saja minyak atsiri yang terkandng pada bahan memiliki presentase yang
rendah dan masih adanya kandungan air didalamnya. Sedankan viskositas pala
memiliki viskositas yang sangat tinggi dan membeku disuhu ruang. Hal ini
dikarenakan minyak atsiri pala memiliki sifat minyak yang jenuh dan memiliki
titik beku yang tinggi, sehingga pada suhu ruang pun minyak pala membeku.pada
dasarnya,
Sumber :
Cook, T.M dan Cullen, D.J . 1986. Industri Operasi Kimia. Gramedia: Jakarta
Gunther, E., 1990. Minyak Atsiri. Jilid III A. Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta.
Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka: Jakarta
Nurdjannah,
N.
1991.
Diversifikasi
penggunaan
cengkeh.
[serial
online].
http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/perspektif/Perspektif_vo
l_3_No_2_3_Nanan.pdf. [21 November 2016].