Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan

Nama : Lani Meita Indah Furi


NIM : 1401071
Distilasi merupakan teknik pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didik atau titik
cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Terdapat dua tahap pada proses
distilasi yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap
menjadi cair atau padatan, berdasarkan hal ini maka perangkat peralatan distilasi menggunakan
alat pemanas dan alat pendingin. Proses distilasi ini diawali dengan pemanasan, sehingga zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondensor
yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian
luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus
menerus dan akhirnya dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
homogen tersebut. (Cook dan Cullen, 1986).
Bahan yang digunakan untuk digunakan pada distilasi yaitu rempah-rempah yang
mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri terdapat dalam seluruh bagian tanaman, namun
umumnya dalam batang, daun, bunga dan biji-bijian. Minyak atsiri merupakan salah satu produk
yang dibutuhkan pada berbagai industri seperti industri kosmetik, obat-obatan, makanan dan
minuman. Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai aromaterapi (Nurdjannah, 2004). Minyak
atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang dapat ditemukandalam berbagai
macam bagian tumbuhan. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau tanaman
asalnya. Sampel yang digunakan yaitu lada, seledri, kunyit, cengkeh, salam, serai, jeruk purut,
dan biji pala.
Pertama-tama semua bahan dikeringkan didalam oven. Pengeringan ini salah satu faktor
penting dalam proses distilasi dan efektivitas destiliasi akan sangat tinggi ketika bahan yang
digunakan kering atau serbuk. Setelah itu, sampel ditimbang dan di larutkan dengan air. Volume
air yang digunakan tergantung bahan tersebut terendam atau tidak. Bahan yang membutuhkan
volume air paling banyak yaitu seledri dan salam. Hal ini dikarenakan karakteristik fisik salam
dan seledri berbentuk dauh dan memiliki luas permukaan yang lebih besar, sehingga memerlukan
volume air yang banyak pula. Volume air yang ditambahkan memiliki fungsi yang diantaranya

membantu proses pendidihan dan membantu memisahkan minyak yang terkandung pada bahan.
Setelah terdapatnya minyak atsiri, dilakukan pengujian dengan beberapa parameter yang
diantaranya :
1. Warna
Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda
hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah
warna menjadi kuning tua hingga coklat muda.
Berdasarkan hasil pengamatan, warna yang dihasilkan rata-rata warna
yang dihasilkan sesuai dengan pigmen dari bahan itu sendiri. namun, warna yang
sesuai SNI yaitu minyak atsiri yang dihasilkan oleh sarai, jeruk perut, lada,
cengkeh. Kunyit memiliki warna yang bening, karena di duga minyak yang
dihasilkan masih mengandung air. Selain itu, warna yang dihasilkan dari biji pada
yaitu kuning pekat mendekati kuning kecoklatan. Hal tersebut dikarenakan pala
mengandung pigmen melaniadin. Melaniadin ini dihasilkan karena proses
browning. Terjadinya reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenol oksidase
atau enzim folifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalisis oksidasi
senyawa fenol menjadi kuinon kemudia dipolimerasi menjadi pigmen melaniadin
yang berwarna coklat.
Adapun untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus
terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang
berwarna gelap .Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak
memungkinkan hubungan langsung dengan udara, ditutup rapat serta disimpan di
tempat yang kering dan sejuk.
2. Aroma
Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang
dapat ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah esensial dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau tanaman asalnya. Menurut Gunter, 1990
Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami
dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta
umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.
Berdasarkan hasil pengamatan, aroma yang dihasilkan sangat khas sesuai
dengan bahan yang diuapkan. Pala dan serai memiliki aroma yang paling

menyengat hingga (+++) Karena kandungan minyak atsiri yang dihasilkan pun
cukup banyak.
3. Viskositas
Minyak Atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan
kental pada suhu ruang. Rata-rata minyak atsiri yang dihasilkan memiliki
viskositas yang cukup tinggi. Namun serai memiliki viskositas yang lebih rendah,
mungkin saja minyak atsiri yang terkandng pada bahan memiliki presentase yang
rendah dan masih adanya kandungan air didalamnya. Sedankan viskositas pala
memiliki viskositas yang sangat tinggi dan membeku disuhu ruang. Hal ini
dikarenakan minyak atsiri pala memiliki sifat minyak yang jenuh dan memiliki
titik beku yang tinggi, sehingga pada suhu ruang pun minyak pala membeku.pada
dasarnya,

minyak atsiri hanya mengandung dua golongan senyawa, yaitu

oleoptena dan stearoptena. Oleoptena adalah bagian hidrokarbon didalam minyak


atsiri dan berwujud cairan. Steroptena adalah senyawa hidrokarbon teroksigensi
yang umunya berwujud padat. Minyak atsiri akan mengabsorpsi oksigen dari
udara sehingga akan berubah warna, aroma, dan kekentalan sehingga sifat kimia
minyak atsiri tersebut akan berubah Minyak atsiri tidak larut dalam air, larut
dalam pelarut organik, dan berbau harum sesuai dengan tanaman penghasilnya
(Ketaren, 1985).
4. Kandungan minyak atsiri dan rendemen
Rendemen sangat menentukan kandungan minyak atsiri yang dihasilkan.
Kandungan minyak atsiri yang dihasilkan pala memiliki kandungan yang banyak
yaitu 1,5 ml dengan rendemen 1,91 %. Standar kandunga minyak atsiri pala yaitu
<5%. Kandungan minyak atsiri yang paling rendah dihasilkan yaitu minyak
cengkeh. Hail ini dikarenakan saat pengeringan, cengkeh tidak kering sempurna.
Tetapi, minyak cengkeh mengandung eugenol sebanyak 78-98 persen. Zat
tersebut dihasilkan dari kelenjar minyak yang terdapat pada permukaan badan
bunga cengkeh.
Secara umum, daun dan ranting cengkeh mengandung eugenol dengan
konsentrasi lebih banyak dibandingkan bunga cengkeh. Pada minyak yang
dihasilkan dari daun cengkeh terdapat 82-88% eugenol, dan pada ranting
mencapai 90-95%. Dibandingkan minyak dari bunga cengkeh yang hanya

mengandung 60-90% eugenol, sisanya adalah eugenyl asetat, caryophyllene, dan


senyawa minor lainnya.
Praktikum kali ini seledri dan salam tidak menghasilkan minyak karena
kurang nya proses pengeringan. Masih banyaknya kandungan air didalam bahan
sehingga sebelum menguapkan minyak, bahan menguapkan air nya terlebih
dahulu. Ketika bahan masih basah, maka pada proses selanjutnya distilasi itu yang
teruapkan hanya air nya saja sehingga memerlukan waktu yang sangat lama untuk
menghasilkan minyak dibandingkan sampel lainnya. Karena itu, tidak
menghasilkan minyak.
Kesimpulan ;
1. Prinsip destilasi yaitu pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didik atau titik
cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Sebelum proses
destilasi, sebaiknya dilakuka proses pengeringan agar mengurangi kadar airnya
dan menghasilkan minyak atsiri yang jernih. Minyak atsiri yang dihasilkan akan
terdapat pada bagian atas bejana (atau penampungan) diatas air.
2. Sifat minyak atsiri yang dihasilkan memiliki rata-rata warna yang putih
kekuningan, beraroma khas sampel yang digunakan, viskositas kental, dan
memiliki kandungan minyak atsiri yang sesuai degan standarnya.

Sumber :
Cook, T.M dan Cullen, D.J . 1986. Industri Operasi Kimia. Gramedia: Jakarta
Gunther, E., 1990. Minyak Atsiri. Jilid III A. Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta.
Ketaren. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka: Jakarta
Nurdjannah,

N.

1991.

Diversifikasi

penggunaan

cengkeh.

[serial

online].

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/perspektif/Perspektif_vo
l_3_No_2_3_Nanan.pdf. [21 November 2016].

Anda mungkin juga menyukai