Anda di halaman 1dari 51

1

Laporan Studi Pustaka (KPM 403)

PERANAN KEPALA DESA TERHADAP PENGEMBANGAN


EKONOMI DESA

ANDIKA RACHMAN
I34110147

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul PERANAN
KEPALA DESA TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI DESA merupakan
hasil karya ilmiah saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah saya
sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada suatu perguruan tinggi
ataupun lembaga, serta tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh pihak lain, kecuali sebagai rujukan yang dinyatakan dalam naskah.
Demikian, pernyataan ini saya tulis dengan sesungguh-sungguhnya dan saya bersedia
untuk bertanggungjawab atas pernyataan ini.
Bogor, Desember 2014

Andika Rachman
NIM. I34110147

ABSTRAK

ANDIKA RACHMAN. Peran Kepala Desa Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa.


Di bawah bimbingan SOFYAN SJAF.
Kepemimpinan merupakan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing,
mempengaruh atau mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku orang. Salah satu
kepemimpinan yaitu kepemimpinan Kepala Desa. Kepala desa sebagai seorang
pemimpin memiliki peran yaitu mempengaruhi, memotivasi, mengerahkan, dan
komunikasi. Peran kepemimpinan tersebut berhubungan dengan Tujuan Bumdes yaitu
meningkatkan pendapatan desa, kebutuhan pokok desa, dan menjadikan desa sebagai
desa mandiri. Peran Kepala Desa menentukan sejauh mana tercapainya tujuan dari
Bumdes pada Desa dan Masyarakat. Ketercapaian tujuan Bumdes akan berhubungan
dengan peningkatan ekonomi lokal. Peningkatan ekonomi lokal yang dimaksud adalah
peningkatan pendapatan dan perluasan lapangan kerja bagi masyarakat desa. Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk mengetahui: (1) Peran kepemimpinan Kepala Desa
dalam pembangunan desa, (2) Mengidentifikasi tingkat keberhasilan pengembangan
ekonomi desa dalam kaitannya dengan peran Kepala Desa. Metode yang digunakan
dalam penulisan ini adalah pengumpulan data melalui berbagai pustaka.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Bumdes, Ekonomi Lokal.

ABSTRACT

ANDIKA RACHMAN . The Role Of The Head Of The Village Towards The
Development Of The Economy Of The Village. Under the guidance of SOFYAN SJAF.
Leadership is the process of a person in leading , guiding , or controlling influence the
thoughts , feelings or behavior of people. One of leadership is leadership Village Head.
The village head has a role as a leader is to influence, motivate, mobilize , and
communication. The leadership role is associated with objective BUMDes increase
rural incomes, rural basic needs, and make the village as an independent village. The
role of village chief determines the extent to which the achievement of the objectives of
the Rural and Community Bumdes. Achievement of the objectives will BUMDes
associated with increased local economy . Increased local economy in question is an
increase in revenue and expansion of employment opportunities for rural communities.
The purpose of this writing is to know the: (1) a leadership role in the development of
the village Village Head, (2) Identify the village economic development success rate in
relation to the role of the head of the village. The methods used in the writing of this is
the collection of data through a variety of literature.
Keywords : Leadership , BUMDes , Local Economy .

PERANAN KEPALA DESA TERHADAP PENGEMBANGAN


EKONOMI DESA

Oleh
ANDIKA RACHMAN
I34110147

STUDI PUSTAKA
Sebagai syarat kelulusan KPM 403

Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh:


Nama Mahasiswa : Andika Rachman
Nomor Pokok
: I34110147
Judul
: Peranan Kepala Desa Terhadap Pengembangan Ekonomi Desa
dapat diterima sebagai syarakat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr Sofyan Sjaf. MSi


NIP. 19781003 200912 1 003

Diketahui

Dr Ir Siti Amanah. Msc


Ketua Departemen

Tanggal Pengesahan:

PRAKATA

Untaian puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,
yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat bagi
penulis sehingga studi pustaka dengan judul Peranan Kepala Desa Terhadap
Pengembangan Ekonomi Desa dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah yang
berarti. Laporan Studi Pustka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK Studi
Pustaka (KPM 403) pda Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Sofyan Sjaf, MSi sebagai
pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga
penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih
kepada Ibu Hj. dr Sri Rahayuningsih dan Bapak H. Ir. Zarochman. M.pi, orang tua tercinta,
serta Singgih Rachman Hakim S.ked, kakak tersayang, yang selalu berdoa dan senantiasa
melimpahkan kasih sayangnya untuk penulis. Tidak lupa terimakasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman SKPM khususnya Desi Rosita, Kuilcintaa, dan KOPADJO
yang telah memberikan semangat dan menemani dalam proses penulisan laporan ini. Serta
penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada SKPM FC, Futsal FEMA, dan Futsal
TPB48 yang selalu menemani dan memberi pengalaman yang berharga.
Semoga laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2015

Andika Rachman
NIM. I34110147

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR.........................................................

ix

PENDAHULUAN......................................................................................................

Latar Belakang..................................................................................................

Tujuan Penelitian............................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan..........................................................................................

Metode Penelitian.............................................................................................. 3
RINGKASAN PUSTAKA.........................................................................................

1. Judul: Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam Pertanian (Studi pada


Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang) (Etika Ari Susanti, Imam Hanafi,
Romula Adiono 2013).......................................................................................

2. Judul: Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan


Ekonomi Desa (Studi di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang) (Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto, Suwondo
2013).................................................................................................................. 5
3. Judul: Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembangunan Di Desa
Long Beliu Kecamatan Kelay Kabupaten Berau (Ryan Permana
2014).................................................................................................................. 7
4. Judul: Upaya Kepala Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pembangunan Desa (Studi Di Desa Bareng Kecamatan Bareng
Kabupaten Jombang) (Tifani Ardilah, Mochamad Makmur, Imam Hanafi
2014).................................................................................................................. 9
5. Judul: Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi Kasus di
Desa Rejoagung Ploso Jombang) (Miftahus Surur 2013)................................. 11
6. Judul: Tinjauan Tentang Perilaku Kepala Desa dalam Pelaksanaan
Pembangunan di Desa Tounelet Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa
(Richard O. Karawuan 2013)............................................................................

13

7. Judul: Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan di Desa Timpuk


Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau (Adrianus Nurman
2013).................................................................................................................. 14
8. Judul: Upaya Pengembangan Obyek Wisata Bunga dalam Pembangunan
Ekonomi Lokal (Studi Kasus di Desa Sidomulyo Kota Batu) (Alief
Yoehansyah, Bambang Santoso Haryono, Minto Hadi
2013).................................................................................................................. 16
9. Judul: Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pengelolaan Program
Pemberdayaan Desa Menuju Desa Mandiri (Studi Kasus di Desa Pekan
Kamis Kecamatan Tembilahan Hulu) Kabupaten Indragiri Hilir
(Muryusna,2014)...............................................................................................

10.
11.
12.
1

13. Judul: Manajemen BUMDES dalam Rangka Menekan Laju Urbanisasi


(Ketut Gunawan, 2011).....................................................................................

14.
15.
1

16. Judul: Peran Kepala Desa Terhadap Swadaya Masyarakat Dalam


Pembangunan Di Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai
Timur (Anggi Setiawan, 2013)..........................................................................

17.
18.
2

19. Judul: Strategi Pembangunan Desa Dalam Mengentaskan Kemiskinan


Desamelalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)(Studi Pada Program Usaha
Agrobisnis Pertanian (Puap) Di Desasareng Kecamatan Geger Kabupaten
Madiun) (Yuni Syahara Rahma Dewi, Meirinawati 2013)...............................

20.

23. Judul: Peran Pemimpin Formal dan Informal di Desa Bogonuk Distrik
Woniki Kabupaten Tolikara (Ebara Tabuni 2013)............................................

24.
25.
2

26. Judul: Peran Kepala Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Suatu Studi
Di Desa Raanan Baru Satu, Kecamatan Motoling Barat Kabupaten
Minahasa Selatan) (Irma Onibala 2014).........................................................

27.
2

28. Judul: Peranan Kepemimpinan dalam Pembangunan Daerah (Studi Kasus


Gorontalo) (Vitri Nurmalasari, M Syaikh Rohman 2010)..............................

29.
2

30. HASIL DAN


PEMBAHASAN..................................................................................

31.
3

32.........................................................................................................Konsep
Kepemimpinan.....................................................................................

21.

22.
2

33.
3

34................................................................................................Peran Kepala
Desa............................................................................................

35.
3

36.........................................................................................Konsep Ekonomi
Lokal....................................................................................

37.
3

38. SIMPULAN....................................................................................................
...........

39.
3

40..................................................................................Hasil Rangkuman dan


Pembahasan..................................................................

41.
3

42......................................................................................................Kerangka
Analisis.............................................................................................

43.
3

44...................................................................................................Pertanyaan
Penelitian........................................................................................

45.
3

46. DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................

47.
3

48. RIWAYAT
HIDUP....................................................................................................

49.
4

50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59. DAFTAR TABEL
60.
61.
62. Tabel. 1. Konsep Kepemimpinan dalam Pembangunan Ekonomi
Regional dan Peran
Kepemimpinan...............................................................................
64.

65.

63.
30

9
66. DAFTAR GAMBAR

67.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Desa menurut undang-undang No 6 Tahun 2014 adalah desa dan desa adat atau
yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa


masyarakat,
hak
asal
usul,
dan/
atau
hak
tradisional
yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa merupakan agen pemerintah dalam pembangunan nasional.
Era globalisasi dan reformasi seperti sekarang ini pemerintah membutuhkan
otonomi daerah yang bertujuan agar masyarakat mampu menempatkan diri sejajar
dengan masyarakat lain. Seperti otonomi daerah yang dimaksudkan dalam UU No. 32
Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu,
pembangunan daerah yang berkaitan dengan pembangunan nasional tidak dapat
dipisahkan dari prinsip otonomi daerah.
Merupakan agen pembangunan nasional, pemerintah harus dapat meningkatkan
pembangunan daerah. Seperti yang kita ketahui, dimana Otonomi daerah menuntut
untuk dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mendukung otonomi
daerah adalah pengembangan ekonomi lokal. Menurut Blakely dan Bradshaw dalam
Susanti pengembangan ekonomi lokal merupakan proses dimana pemerinta lokal dan
organisasi masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas
usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan pengembangan ekonomi lokal
pemerintah daerah bersama masyarakat dapat mewujudkan pembangunan daerah dalam
membangun ekonomi masyarakat sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia, dan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah setempat.
Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, pemerintah desa
melakukan pembangunan daerah dengan cara pengembangan ekonomi lokal. Desa yang
sebelumnya tergolong desa yang kurang maju, kini menjadi desa mandiri. Dengan
menggunakan sumber daya alam lokal yang ada, pemerintah mencoba meningkatkan
perekonomian masyarakatnya dengan cara mengoptimalkan sumber daya alam sekitar.
Selain mengoptimalkan sumber daya alam, pemerintah desa juga meningkatkan
pengetahuan masyarakatnya yang bertujuan agar masyarakatnya dapat bersaing dengan
masyarakat yang lain dalam pengelolaan sumber daya alam untuk dioptimalkan.
Program pembangunan yang dilakukan pemerintah desa tidak lepas dari peranan
oleh seorang kepala desa. Menurut Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang desa
menyebutkan Kepala Desa/desa adat atau yang disebut dengan nama lain merupakan
kepala pemerintahan desa/desa adat yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan
desa.
Pemerintah desa dalam upayanya mengembangkan ekonomi lokal juga dapat
terlihat dari pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berada di desa.
Menurut undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa; Pasal 1 ayat (6) Badan
Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDesa, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk kesejahteraan masyarakat Desa.
Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah menganalisis
peranan kepemimpinan Kepala Desa dalam pengembangan ekonomi lokal, dan untuk
mengetahui dampak pengembangan ekonomi lokal di Desa Mlatiharjo.

Kegunaan Penulisan
Penulisan studi pustaka ini diharapkan mampu memberikan informasi. Selain
itu, studi pustaka ini diharapkan membantu penulis dalam menyusun kerangka
pemikiran dan juga pertanyaan penelitian yang akan digunakan sebagai acuan untuk
penelitian berikutnya.
Metode Penulisan
Penulisan laporan studi pustaka ini dilakukan melalui pengkajian beberapa
Kepustakaan. Kepustakaan yang dimaksud adalah jurnal ilmiah, laporan hasil
penelitian, hasil seminar yang diterbitkan dalam prosiding, tesis, disertasi, dan
dokumentasi resume, serta tulisan atau artikel dalam media dan buku yang membahas
atau mempublikasikan masalah-masalah terkait. Pengkajian pustaka dilakukan melalui
proses membaca, meringkas, dan mengkritisi setiap judul pustaka yang relevan dengan
topik kajian untuk kemudian dianalisis dengan teori-teori yang relevan dan disusun
menjadi sebuah tulisan.

RINGKASAN PUSTAKA

1. Jurnal Administrasi Publik


Judul

: Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam Sektor Pertanian (Studi

pada Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang)


Tahun

: 2013

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Etika Ari Susanti, Imam Hanafi, Romula Adiono

Nama Jurnal

: Jurnal Administrasi Publik (JAP)

Penerbit

: -

Volume

: Vol 9, No 1, Juni 2011: 32-38

URL

: http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/ja
p/article/download/135/119

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 1 Oktober 2014

Ringkasan
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam
wilayah tersebut (Mudrajat dalam Susanti, Hanafi, Adiono 2013). Kecamatan Pagelaran
merupakan salah satu daerah yang telah menerapkan konsep pengembangan ekonomi
lokal untuk mengembangkan wilayahnya. Pengembangan di kecamatan Pagelaran
difokuskan pada sektor pertanian karena merupakan daerah yang mayoritasnya adalah
lahan pertanian. Namun pengembangan ekonomi lokal terdapat hambatan, dimana
masyarakat masih bersifat tradisional. Dalam penelitian ini penulis merumuskan
masalah yaitu pertama, bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan ekonomi
lokal di Kecamatan Pagelaran, kedua, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
faktor penghambat dalam mengembangkan ekonomi lokal di Kecamatan Pagelaran, dan
yang ketiga, bagaimana dampak pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Pagelaran.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Dalam penelitian ini instrument
penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri, field note, dan pedoman wawancara.
Sedangkan keabsahan data yang digunakan adalah Uji Kredibilitas (Credibility), Uji
Keteralihan (Transferability), Uji Reliabilitas (Relia-bility), Uji Obyektivitas
(Confirmability). Dan yang terakhir analisis data yang digunakan adalah menurut Miles
dan Huberman (1992), yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian.
Di Kecamatan Pagelaran sendiri pengembangan ekonomi lokal telah dilakukan
dengan melihat potensi-potensi yang ada untuk selanjutnya dikembangkan menjadi
produk unggulan. Untuk melihat potensi-potensi apa yang menjadi unggulan dapat
dilihat berdasarkan PDRB . Untuk melihat apakah suatu sektor tersebut merupakan

sektor basis ataupun non basis dapat digunakan melalui analisis LQ (Location
Quotient). Melihat potensi-potensi pertanian yang ada pada saat itu, maka pemerintah
melakukan pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Pagelaran tersebut dengan
melihat potensi pertanian pada desa-desa yang bersangkutan, Karena masyarakat di sana
masih bersifat tradisional dan kurang mengerti tentang pertanian modern, maka
pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan wawasan para petani,
selain itu pemerintah juga memberikan bantuan dana dan juga alat produksi untuk
menunjang keberhasilan pengembangan ekonomi lokal ini, serta perlu adanya
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian dari masyarakat itu sendiri.
Faktor pendukung adalah sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya
manusia juga merupakan faktor pendukung dimana banyaknya sumber daya manusia
dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal menjadi semakin luas. Adapun faktor
penghambat seperti rendahnya pengetahuan petani serta pemasaranimana para petani
merasa kesulitan memasarkan produk yang dikembangkan.
Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat sangat terlihat karena dengan
adanya pengembangan ekonomi lokal mampu memperluas lapangan kerja bagi
masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan lengkap. Penulis menjelaskan secara lengkap
hasil penelitian mengenai pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal
sangat bermanfaat bagi masyarakat pedesaan khususnya. Konteks desa yang selalu
diartikan dengan pertaniannya dan masyarakatnya yang tergolong berekonomi rendah.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak berdaya. Maka dari itu, untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat perlu adanya pengembangan ekonomi lokal. Masyarakat,
pemerintah, dan swasta bersama mencari potensi apa yang dapat dikembangkan
sehingga pengembangan ekonomi lokal dapat berkelanjutan. Penulis menyampaikan
potensi yang perlu dikembangkan adalah sektor pertanian. Pengembangan sektor
pertanian dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumberdaya lokal yang ada dan
pemerintah memfasilitasi masyarakat, seperti memberikan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan wawasan para petani. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan
dana dan juga alat produksi untuk menunjang keberhasilan. Adanya pengembangan
ekonomi lokal dalam sektor pertanian selama ini perlu untuk dikembangkan sehingga
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berkelanjutan. Dilihat dari tujuan
tersebut, seharusnya pemerintah pada program pengembangan ekonomi lokal juga harus
melibatkan masyarakatnya dalam mengambil keputusan. Hal tersebut bertujuan agar
masyarakat mampu memberikan aspirasinya sehingga pemerintah mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat dan program dapat tepat sasaran dan program yang
dilaksanakan pemerintah dapat tepat sasaran. Menurut Blakely dalam Supriyadi (2007)
dalam keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari beberapa indikator,
yaitu: 1) perluasan kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan
usaha; 2) perluasan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan; 3) keberdayaan
lembaga usaha mikro dan kecil dalam proses produksi dan pemasaran; dan 4)
keberdayaan kelembagaan jaringan kerja kemitraan antara Pemerintah, Swasta, dan

Masyarakat lokal. Variabel pengembangan ekonomi lokal dalam jurnal terlihat beberapa
indikator keberhasilan yang ditunjukkan, pertama tersedianya lapangan kerja. Beberapa
lapangan kerja baru yang tercipta dari usaha pengembangan ekonomi lokal salah
satunya adalah munculnya pabrik keripik salak. Kedua, jumlah pendapatan masyarakat
meningkat yang dibuktikan ddengan masyarakat dapat menjual hasil pertaniannya
menjadi produk yang memiliki keuntungan yang lebih besar.
2. Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Judul

: Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)


Sebagai Penguatan Ekonomi Desa (Studi di Desa
Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang)

Tahun

: 2013

Jenis Pustaka

: Elektronik

Bentuk
Pustaka

: Artikel Jurnal

Nama Penulis

: Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto,


Suwondo

Nama Jurnal

: Jurnal Administrasi Publik (JAP)

Penerbit

: Vol 1, No 4, Hal 31-40

Volume (Edisi)

: -

Alamat URL

: http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/
index.php/jap/article/download/189/169

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 1 Oktober 2014

Ringkasan
Pencapaian pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi
masyarakat pedesaan, didirikan badan usaha milik negara sesuai dangan kebutuhan dan
potensi desa sesuai dengan permendagri nomor 39 tahun 2010. Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) ini dibentuk dan didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana data diperoleh dari naskah, wawancara,
dan dokumen resmi lainnya.
Keberadaan BUMDes di Lindungsari pembentukannya sudah sesuai dengan
dasar hukum peraturan desa landungsari Nomor 2 Tahun 2008 tentang Badan Usaha

Milik Desa yang berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 20
Tahun 2006 tentang Badan Usaha Milik Desa. BUMDes ini masih menerapkan bentuk
kredit bersubsidi dengan sasaran tertentu, kemudian pemanfaatannya oleh BUMDes
diolah untuk dijadikan modal usaha yang ada didalamnya. Namun dari segi permodalan
di BUMDes di desa ini tergolong minim.
Keberadaan BUMDes sangat berkontribusi sebagai penguatan ekonomi lokal
yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat untuk memakmurkan kepentingan
masyarakat desa dan juga bagi pendapatan asli desa. Kontribusi dalam sumber-sumber
dana untuk peningkatan pendapatan desa dapat diberikan berupa pelayanan, namun
rendahnya produktivitas pelayanan desa disebabkan oleh lemahnya sumberdaya
manusia dibidang manajemen dan lain-lain. Sehingga BUMDes di Lindungsari belum
dapat dikatakan memenuhi dan tidak meningkatkan pendapatan desa. Kemudian dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa BUMDes mempunyai
kontribusi untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya dalam kebutuhan pokok desa.
Dalam hal kontribusi pemenuhan kebutuhan masyarakat, badan usaha milik desa ini
masih belum berhasil. Karena dengan target sebagai penguatan ekonomi desa, BUMDes
tersebut manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat saja. Selanjutnya,
kontribusi BUMDes ialah sebagai salah satu pembangunan desa mandiri yang dapat
berjalan dengan percaya diri bahwa desa memang sudah berhasil mengatur rumah
tangganya sendiri dan tidak hanya bergantung kepada anggaran dana desa. Namun dari
fenomena yang terjadi di Lindungsari, BUMDes belum berkontribusi penuh sebagai
lembaga yang bergerak di bidang ekonomi.
Analisis
Dilihat dari kontennya, jurnal tersebut sudah sangat lengkap dan jelas. Tetapi
dalam pembahasannya penulis tidak menjelaskan hasil penelitian tentang BUMDes
yang berada di Lindungsari secara rinci, hanya menjelaskan BUMDes secara umum.
Hal tersebut menurut saya susah dimengerti bagi pembaca. Dalam kesimpulan,
gambaran BUMDes di Desa Lindungsari mulai terlihat. Namun seperti yang kita
ketahui kesimpulan hanya menyajikan data yang berupa rincian spesifik saja. Adapun
peran BUMDes dalam penguatan ekonomi desa, yaitu: pertama terlihat pada sumber
dana untuk peningkatan pendapatan, kontribusi ini memandang segi kerja sama yang
baik karena sumber dana bersumber dari pemerintah desa, tabungan masyarakat,
pinjaman, bantuan pemerintah pusat, dan modal dari pihak lain untuk kerjasama yang
saling menguntungkan. Kedua, BUMDes berkontribusi dalam kebutuhan masyarakat
yang harus dirasakan oleh masyarakat keseluruhan. Contoh pemenuhan kebutuhan
tersebut adalah penyewaan kios, peminjaman modal, dan lain-lain. Ketiga, BUMDes
berkontribusi dalam pembangunan desa secara mandiri yang diartikan sebagai
keberhasilan masyarakat mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak hanya
bergantung pada anggaran dana bantuan.

3. eJournal Administrasi Negara


Judul

: Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam


Pembangunan Di Desa Long Beliu Kecamatan
Kelay Kabupaten Berau

Tahun

: 2014

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk
Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Ryan Permana

Nama Jurnal

: eJournal Administrasi Negara

Penerbit

: -

Volume (Edisi)

: Vol 4, No 2, Hal 994-1006

Alamat URL

: http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/?p=970

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 1 Oktober 2014

Ringkasan
Latar belakang pada jurnal tersebut, untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional maka diperlukan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang meliputi pusat sampai ke daerah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu unsur penting dalam sistem pembangunan daerah adalah
penyelenggaraan pembangunan yang berpusat di desa dalam arti pembangunan
dilaksanakan oleh pemerintah desa yang merupakan pelaksana pembangunan garis
depan dalam Pemerintahan Indonesia.
Daerah pedesaan merupakan daerah tempat persebaran kegiatan-kegiatan
masyarakat seperti kegiatan pertanian dan juga kegiatan-kegiatan industri kecil. Dalam
perkembangan sekarang ini, ekonomi Indonesia masih bertolak pada ekonomi pertanian
dengan nilai potensil terbesar terletak di daerah pedesan.
Pelaksanakan tugas pembangunan desa, kepala desa memiliki kedudukan
sebagai pemimpin desa yang bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan desa
dimana perannya sebagai ujung tombak pembangunan. Peran seorang kepala desa
adalah hal yang sangat penting, karena posisinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
di desa, yang berhak atas keputusan-keputusan penting dalam desa, mengarahkan,
menampung aspirasi masyarkat, serta mengayomi masyarakatnya sehingga turut
bekerjasama dalam pembangunan itu sendiri.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif kualitatif.Penelitian Deskriptif
adalah penelitian yang memaparkan dan bertujuan memberikan gambaran serta

menjelaskan dari variabel yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah penelitian kualitatif.
Pembangunan sarana pendidikan peran kepala desa dapat dikatakan cukup
berhasil. Dimana dalam 2 periode masa jabatan, pembangunan sarana pendidikan dapat
menambah gedung sekolah dasar (SD) dan gedung pendidikan anak usia dini (PAUD).
Masyarakat berharap pembangunan sarana pendidikan harus tetap ditingkatkan agar
anak di desa tidak kalah dengan anak yang berada di kota. Kemudian dari pembangunan
jembatan dikatakan kurang berhasil karena dari 2 jembatan yang diinginkan masyarakat
hanya 1 jembatan yang mampu dibangun. Peran kepemimpinan kepala desa dalam
pembangunan jembatan dirasa sangat lamban.
Pembangunan sarana jalan dianggap cukup berhasil dan berjalan cukup baik.
Namun, hanya setengah jalan yang telah terselesaikan dan dapat dilewati. Selain itu
pembangunan pengadaan sarana listrik di desa tersebut dianggap tidak berhasil karena
tidak ada pembangunan sarana listrik terlihat memang tidak sangat baik. Pernah ada
PLTA masuk namun hanya bertahan 10 hari saja.
Kepala desa juga mengadakan kursus pembinaan lembaga pemerintahan desa
yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas aparatur desa. Tetapi kursus pembinaan ini
dianggap masih kurang berhasil karena kursus atau pelatihan tersebut tidak sering
dilakukan dalam 2 periode masa jabatannya. Selain itu, untuk memajukan wanita yang
ada di pedesaan kepala desa juga mengadakan kursus atau pelatihan kepada anggota
PKK. Peran kepemimpinan kepala desa dalam usaha mengadakan pelatihan atau kursus
PKK harus lebih ditingkatkan lagi. Memang pelatihan atau kursus sudah ada, namun
dirasakan masih kurang. Karena selama ini pelatihan hanya dilakukan 1 tahun sekali,
maka dari itu 10 kegiatan inti PKK kurang berjalan dengan baik.
Peran kepemimpinan kepala desa dalam masa jabatan 2 periode dalam segi
pembangunan seni budaya sangat baik selama ini, terutama dalam hal tari-tarian. Selaku
pemimpin kepala desa memang benar-benar memperhatikan mengenai aspek
pembangunan seni budaya. Jadi pembangunan seni budaya terbentuk dan berjalan
dengan baik atas kerja sama bersama masyarakat.
Analisis
Jurnal tersebut kurang lengkap. Karena jurnal tersebut hanya memaparkan hasil
observasi saja. Hal tersebut dapat dilihat, dimana penulis hanya menjelaskan apa saja
pembangunan yang dilakukan oleh kepala desa. Kemudian penulis melihat peran kepala
desa hanya sebatas selesai atau tidaknya pembangunan yang dilakukan. Penulis juga
tidak menjelaskan bagaimana pembangunan tersebut dilaksanakan mulai dari
perencanaan hingga evaluasi. Jadi jurnal tersebut kurang menjelaskan apa faktor
penyebab yang menghambat pembangunan, kemudian pada aspek mana yang kurang
menggambarkan peran kepala desa sehingga membuat pembangunan terhambat.
Keberhasilan kepemimpinan kepala desa dalam jurnal diukur dari selesainya suatu
pembangunan fisik dan non-fisik desa, seperti Pembangunan sarana pendidikan,
pembangunan jembatan, pembangunan jalan, peningkatan kualitas aparat desa (kursus),
pelatihann atau kursus kepada anggota PKK, dan pembangunan seni budaya.

10

4. Jurnal Administrasi Publik (JAP)


Judul

: Upaya Kepala Desa Untuk Meningkatkan


Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Desa (Studi di Desa Bareng Kecamatan Bareng
Kabupaten Jombang)

Tahun

: 2014

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk
Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Tifani Ardilah, Mochamad Makmur, Imam


Hanafi

Nama Jurnal

: Jurnal Administrasi Publik (JAP)

Penerbit

: -

Volume (Edisi)

: Vol 2, No 1, Hal 71-77

Alamat URL

: http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/
index.php/jap/article/view/345/200.

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 16 Oktober 2014

Ringkasan
Latar belakang pada jurnal tersebut, menjelaskan bahwa tanpa adanya partisipasi
masyarakat pembangunan tidak berarti dan tidak akan mencapai sasaran yang dituju
sehingga pembangunan tersebut sia-sia karena tidak efektif. Kepala desa dalam
pelaksanaan pembangunan selaku pimpinan formal di desa harus mampu
menggerakkan, mendorong, dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut
berpartisispasi dalam setiap kegiatan pembangunan.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data
dilakukan melalui waawancara dan dokumentasi.
Upaya Kepala Desa Bareng untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa melalui cara yang pertama yaitu pemberian motivasi. Motivasi yang
dilakukan oleh Kepala Desa Bareng kepada masyarakatnya ialah berupa motivasi secara
sosial, fisiologis maupun motivasi pemberian semangat dalam mengikuti kegiatan yang
ada di desa.

11

Kedua, Kepala desa melaksanakan koordinasi dan komunikasi. Koordinasi dan


komunikasi yang dimaksudkan adalah mengadakan rapat desa yang bertempat di kantor
desa dengan mengundang perwakilan desa seperti ketua RT/RW, tokoh masyarakat,
LKMD, BPD dan perangkat desa. Rapat ini dilakukan untuk membahas programprogram pembangunan.
Ketiga, Kepala desa melaksanakan tugas pengawasan. Pengawasan dilakukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan suatu organisasi di dalam melaksanakan programprogram yang telah direncanakan. Kepala Desa Bareng di dalam melaksanakan tugas
pengawasan terhadap pembangunan yang dilaksanakan di desanya, dilakukan secara
langsung dan tidak langsung.
Penulis juga mengemukakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa,
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan memelihara hasil-hasil
pembangunan.
Penulis juga mengemukakan kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala desa
bareng untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Terdapat
2 jenis kendala yang dihadapi oleh kepala desa, yaitu: kendala internal (komunikasi dan
kepemimpinan) dan kendala ekternal (kecenderungan masyarakat untuk menunggu
bantuan, tingkat pendapatan masyarakat, dan tingkat pendidikan masyarakat.
Analisis
Menurut saya konten jurnal tersebut sudah baik dan lengkap. Jurnal tersebut
menjelaskan 3 peran kepala desa dalam membangun partisipasi masyarakatnya, yaitu
dengan memotivasi, berkoordinasi dan komunikasi, serta melaksanakan tugs
pengawasan. Kepala desa pada jurnal menurut saya termasuk tipe kepemimpinan yang
demokratis. Hal tersebut dapat dilihat dari upaya kepala desa dalam melibatkan
masyarakat dalam tahap perencanaan hingga evaluasi program pembangunan. Variabel
kepemimpinan pada jurnal tersebut menjelaskan tentang peran kepala desa dalam
meningkatkan partisipasi masyarakatnya. Pertama, peran pemimpin dalam memberikan
motivasi. Peran
Motivasi yang dilakukan oleh Kepala Desa Bareng kepada
masyarakatnya ialah berupa motivasi secara sosial, fisiologis maupun motivasi
pemberian semangat dalam mengikuti kegiatan yang ada di desa. Kedua, peran Kepala
Desa dalam koordinasi dan komunikasi. Komunikasi dan koordinasi yang dimaksudkan
adalah Kepala desa mengkomunikasikan dengan perwakilan desa untuk membahas
kegiatan yang akan dilakukan. Dengan cara mengadakan rapat desa. Ketiga,
melaksanakan tugas pengawasan dengan mengamati pelaksanaan sluruh kegiatan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan.

12

5. eJurnal.stkipjb.ac.id
Judul

: Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam


Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam
Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi
Kasus di Desa Rejoagung Ploso Jombang)

Tahun

: 2013

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk
Pustaka

: Miftahus Surur

Nama Penulis

: Elektronik

Nama Jurnal

: -

Penerbit

: -

Volume (Edisi)

: -

Alamat URL

: http://ejurnal.stkipjb.ac.id/index.php/
AS/article/download/180/116

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 16 Oktober 2014

Ringkasan
Dalam setiap program pemerintahan yang telah direncanakan oleh pemerintah
wajib di sosialisasikan kepada masyarakat atau dalam setiap penyusunan program baik
dari tingkat pusat sampai pada tingkat desa seharusnya masyarakat juga mempunyai
andil. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada dasarnya merupakan suatu
bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela dari dalam
dirinya maupun dari luar dirinya dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.
Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan adalah kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah.

13

Kepala Desa juga seharusnya berperan dalam membangun kesadaran masyarakat


untuk berpartisipasi terhadap program-program yang dilakukan oleh pemerintah desa.
Karena masyarakat juga bagian dari suksesnya program desa, masyarakat juga
mempunyai peranan terhadap tercapainya tujuan dari pembangunan. perlu adanya suatu
koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat agar yang menjadi cita-cita
bersama yaitu keadilan sosial bagi seluruh masyarakat dapat diwujudkan.
Penulis menggunakan metode kualitatif untuk pengumpulan data dalam
penelitiannya yaitu berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Masyarakat desa Rejoagung merupakan masyarakat yang mudah diajak untuk
berpartisipasi terhadap apapun yang bisa menjadikan desa lebih baik, tetapi masyarakat
harus diberi tahu dahulu dan diberikan pengertian terhadap apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah desa, karena masyarakat desa Rejoagung merupakan masyarakat yang
tidak selalu aktif untuk mencari informasi proses perkembangan desa tetapi mereka
akan mau berkerja sama bila ada ajakan untuk ikut berpartisipasi.
Partisipasi dapat diartikan sebagai ikut serta, berperan dalam suatu kegiatan,
mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi. Dari pemaparan artikel tersebut
masyarakat sudah dilibatkan secara baik dalam program kegiatan. Namun pada saat
evaluasi program masyarakat merasa kurang dilibatkan.
Penyelenggaraan pemerintahan desa bertugas dan berkewajiban terhadap seluruh
kegiatan pemerintahan desa adalah Kepala Desa. Upaya kepala desa dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat ditunjukkan dengan cara yang pertama melalui
program fisik kepala desa dalam merencanakan pembangunan selalu melibatkan
beberapa elemen masyarakat yang dianggap representative mewakili semua masyarakat
secara keseluruhan, karena terbatasnya tempat dan juga kondisi yang sangat tidak
memungkinkan jika semua masyarakat dikumpulkan jadi satu. Kemudian kepala desa
mengharapkan partisipasi masyarakat dengan tidak meminta dalam bentuk finansial
karena menurutnya akan timbul dampak negatif, tetapi desa hanya meminta sumbangan
berupa konsumsi meskipun nilainya lebih besar tetapi mereka senang. Selain itu, kepala
desa selalu melakukan pendekatan kepada warganya sehingga adanya kesan positif dari
masyarakat maka akan lebih mudah proses interaksi dan juga komunikasi antar semua
lapisan masyarakat semakin bisa berjalan dengan baik sehingga terciptanya suatu
kondisiyang harmonis dan dengan sendirinya kesadaran masyarakat untuk ikut
berpartisipasi terhadap program desa bisa terwujud.
Kedua untuk program yang non fisik, yaitu program yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, Kepala Desa hanya
berperan dalam hal mencari terobosan-terobosan dan mencari peluang yang bisa
dijadikan untuk sarana peningkatan ekonomi warga. Dan untuk pelaksanaan program
dipercayakan penuh kepada ketua dari masing-masing program yang ada. Program yang
sudah berjalan adalah simpan pinjam perempuan, koperasi wanita, dan progrsm
pemberdayaan daerah dalam mengatasi dampak krisis ekonomi.
Analisis
Konten yang terdapat pada jurnal tersebut sudah lengkap. Jurnal tersebut
menjelaskan secara jelas upaya kepala desa meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dengan melibatkan beberapa elemen masyarakat dalam merencanakan

14

pembangunan. Kepala desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat juga menjaga


keharmonisan dengan cara tidak menyinggung sesuatu yang bersifat sensitif bagi
masyarakat. Contohnya kepala desa tidak meminta partisipasi masyarakat dalam bentuk
finansial. Kepala desa juga bersikap terbuka terhadap masyarakatnya sehingga tercipta
interaksi yang positif dan harmonis. Dalam jurnal tersebut pemerintah sangat
mementingkan kesejahteraan masyarakatnya dibidang ekonomi dengan mencari
terobosan-terobosan dan mencari peluang ekonomi. Tipe kepemimpinan yang dilakukan
oleh Kepala Desa dalam jurnal adalah tipe kepemimpinan Demokratis. Hal tersebut
dibuktikan oleh dilibatkannya masyarakat dalam program pembangunan mulai dari
tahap perencanaan hingga evaluasi program.

6. Governance
Judul

: Tinjauan Tentang Perilaku Kepala Desa dalam


Pelaksanaan Pembangunan di Desa Tounelet
Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa

Tahun

: 2013

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk
Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Richard O. Karauwan

Nama Jurnal

: Governance

Penerbit

: -

Volume (Edisi)

: Vol 5, No 1

Alamat URL

: http://ejournal.unsrat.ac.id/
index.php/governance/article/view/1566

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 16 Oktober 2014

Ringkasan
Keberhasilan atau kegagalan Peningkatan Pembangunan di desa sangat
ditentukan oleh kinerja Kepala desa, yang sejauh mana kepala desa dalam
merencanakan,
menggerakan,
memotivasi,
mengarahkan,
komunikasi,
pengorganisasian, pelaksanaan, dalam kaitannya dalam manajemen berarti menjalankan

15

kepemimpinan fungsi manajemen atau sebagai manajer dalam menjalankan fungsi


manajemen.
Berkaitan dengan proses pembangunan desa, di dalam prosesnya pembangunan
desa terdiri dari dua unsur utama yaitu swadaya masyarakat dan pembinaan yaitu
masyarakat dan pemerintah.
Fokus penelitian jurnal tersebut secara spesifik berkaitan tentang cara, sikap atau
perilaku kepemimpinan Kepala Desa dalam pelaksanaan pembangunan yakni dengan
indikator bagaimana Kepala Desa menetapkan perencanaan program, kemudian
bagaimana Kepala Desa memimpin pelaksanaan program pembangunan desa yang
ditetapkan, serta cara Kepala Desa dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.
Menurut jurnal tersebut kepala desa dalam merencanakan program melibatkan
masyarakat dalam mengambil keputusan. Sehingga penetapan program yang
direncanakan dapat tepat sasaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Selain itu, dalam pelaksanaan pembangunan beliau memiliki semangat kerjasama yang
tinggi, dibuktikan dengan selalu mengawal program pembangunan yang dilaksanakan.
Beliau juga sangat demokratis dan transparan. Hal tersebut dapat dirasakan
masyarakatnya dalam rapat evaluasi setelah program diselesaikan beliau juga
melibatkan masyarakat, dimana nantinya pogram dapat terealisasi dengan lebih baik dan
efektif untuk kepentingan masyarakat seutuhnya.
Keaktifan warga dipengaruhi oleh kepemimpinan. Pemimpin adalah sesorang
yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi perilaku oranglain. Partisipasi aktif
dipengaruhi oleh keteladanan, pembinaan, motivasi dari kepala desa. Hal tersebut untuk
memberi panutan/ pembinaan merupakan salah satu unsure dalam pembangunan.
Tujuannya menimbulkan kemauan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Analisis
Konten jurnal tersebut tidak baik, karena konten pada jurnal tersebut kurang
lengkap dan format penulisan jurnal tidak berurutan seperti ketentuan penulisan jurnal
yang baik. Penulis tidak menuliskan tinjauan pustaka sehingga pembaca mengalami
kesulitan dalam membaca pembahasan dalam mengaitkannya dengan teori yang
digunakan oleh penulis. Pembahasan hanya menjelaskan peran kepala desa dan
partisipasi masyarakat melalui kalimat langsung dari hasil wawancara. Variabel peran
Kepala Desa dalam program pembangunan pada jurnal ini dilihat dari 3 peran Kepala
Desa, yaitu (a) mempengaruhi masyarakatnya. Peran mempengaruhi dalam jurnal
terlihat pada peranan kepala desa sebagai motivator dalam menyampaikan setiap
program- program pembangunan kepada Staf pemerintah Desa dan Masyarakat baik
perencanaan, pelaksanaan maupun komunikasi di dalam memelihara hasil-hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan. (b) mengarahkan partisipasi, Kepala desa dalam
mengajak masyarakatnya berpartisipasi dengan caari memberikan sosialisasi terlebih
dahulu kepada masyarakat terkait pembangunan. (c) Kepala Desa memiliki peran
menggerakkan. Pemaparan jurnal menyatakan bahwa Kepala desa ikut dalam
pelaksanaan pembangunan, karena menurutnya ikut serta dalam pelaksanaan
pembangunan untuk meningkatkan parisipasi agar masyarakat bersemangat dalam

16

pasrtisipasinya. Dan hal tersebut menurutnya


menggerakkan partisipasi masyarakatnya.

merupakan

perannya

dalam

7. Governance
Judul

: Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan di Desa Timpuk


Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau

Tahun

: 2013

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Adrianus Nurman

Nama Jurnal

: Governance

Penerit

: -

Volume

: Vol. 2, No. 2

URL

: http://jurnalnasional.ciki.me/index.php/ip/article/view/158/1
48

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 16 Oktober 2014

17

Ringkasan
Pemerintah desa sebagai ujung tombak pembangunan dari pemerintahan desa
berhubungan langsung dengan masyarakat. Kehadiran sosok kepala desa sangat
diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan desa. Kepala desa sebagai
pemimpin masyarakat dan pemimpin pemerintahan diharapkan mampu menciptakan
suatu masyarakat yang berdaya dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk berperan
serta dalam proses pembangunan. Berdasarkan hasil penelitian Adrianus Numan di Desa
Timpuk Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau menemukan bahwa kemampuan
menggerakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan, peran menggerakan dan memotivasi yaitu berkaitan dengan pemberian
dorongan kepada pegawai untuk bekerja lebih giat. Hubungan pengaruh dan motivasi
adalah peran mempengaruhi efektif, maka peran memotivasi akan mudah dilakukan.
Kemampuan dan peran kepala desa dalam menggerakan masyarakat dalam perencaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan masih kurang baik sehingga
masih belum mampu menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
Kepemimpinan memiliki peran untuk mempengaruhi agar bawahan mau bekerja sama
dalam merealisasikan suatu program. Kepala desa kurang bersosialisasi. Kemampuan
mengatur dan mengerahkan, kepala desa kurang mengerahkan masyarakat sehingga
pembangunan desa terhambat. Faktor yang menyebabkan belum berperannya kepala
desa dalam pembangunan yaitu: kemampuan berkomunikasi masih kurang, tingkat
keterampilan dan pendidikan aparatur desa masih kurang, akses ke desa yang cukup
sulit, tingkat penghasilan relatif rendah.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik karena format jurnal tersebut sesuai dengan format
penulisan jurnal yang baik. Penulis menjelaskan secara lengkap hasil penelitiannya.
Penulis menjelaskan 3 kemampuan dan peran Kepala desa yaitu
kemampuan
menggerakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan, kemampuan dan peran kepala desa dalam menggerakan masyarakat
dalam perencaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan, serta
kemampuan mengatur dan mengerahkan. Kemampuan dan peran Kepala Desa Timpuk
tergolong masih rendah, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kemampuan berkomunikasi masih kurang, tingkat keterampilan dan pendidikan aparatur
desa masih kurang, akses ke desa yang cukup sulit, tingkat penghasilan relatif rendah.
Variabel peran Kepala Desa dalam program pembangunan pada jurnal ini dilihat dari 4
peran Kepala Desa, yaitu (a) peran Kepala Desa dalam memotivasi masyarakatnya. Jika
pemimpin mampu menanamkan pengaruh terhadap bawahannya, maka mudah baginya
melakukan motivasi. (b) Kemampuan mempengaruhi didalam jurnal yang dimaksudkan
adalah sosialisasi. Kepala desa kurang bersosialisasi dengan masyarakat dikarenakan
sibuk dengan pekerjaan. (c) Kemampuan mengatur dan mengerahkan kepala desa
sangat kurang sehingga tidak mampu menggerakan masyarakat dan akibatnya
pembangunan desa terhambat. Faktor penghambat Kepala Desa dalam melaksanakan
perannya yaitu kemampuan berkomunikasi masih kurang, tingkat keterampilan dan

18

pendidikan aparatur desa masih kurang, akses ke dasa yang cukup sulit, tingkat
penghasilan relative rendah

8. Jurnal Administrasi Publik (JAP)


Judul

Upaya Pengembangan Obyek Wisata Bunga


dalam Pembangunan Ekonomi Lokal
(Studi Kasus di Desa Sidomulyo Kota Batu)

Tahun

: 2013

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Nama Penulis

: Alief Yoehansyah, Bambang Santoso


Haryono, Minto Hadi

Nama Jurnal

Volume

: Vol 1, No.1

URL

: http://administrasipublik.studentjournal.ub.a
c.id/
index.php/jap/article/view/5

Tanggal Diunduh

: 16 Oktober 2014

Jurnal Administrasi Publik (JAP)

Ringkasan
Pengembangan desa wisata di Desa Sidomulyo yang berbasis ekonomi lokal
dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam bidang
pariwisata. Selama ini banyak pemerintah daerah yang mempunyai program untuk
mengembangkan daerahnya tetapi masyarakat belum siap menerima, sehingga
masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk mengembangkan desanya melainkan hanya
menjalankan kebijakan yang dibuat pemerintah dan menunggu perintah dari atasan baru
mereka akan bergerak untuk maju.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif yang dilakukan penulis menggunakan data primer yang ddiperoleh
dari wawancara, sedangkan data sekunder berupa arsip dan hasil publikasi.
Desa Sidomulyo merupakan desa yang tercantik di Kota Batu karena memiliki
beraneka macam potensi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Letaknya yang
strategis desa ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Desa
Sidomulyo dipenuhi berbagai macam bunga dan tanaman hias yang merupakan barang
dagang petani dan pedagang tanaman hias.
Dalam pengembangan obyek wisata bunga di Desa Sidomulyo, Pemerintah Kota
Batu telah melakukan berbagai upaya yang dapat dijelaskan sebagai berikut: (a)
Menyediakan sarana penunjang bagi pedagang bunga yaitu dengan memberikan

19

bantuan pembuatan pagar untuk kios bunga di sepanjang jalan obyek wisata bunga. (b)
Memfasilitasi dalam sarana promosi melalui event baik di dalam maupun di luar daerah.
Masyarakat Desa Sidomulyo berperan serta dalam mempromosikan objek
wisatanya dengan menyebarkan masyarakat mereka yang bermata pencaharian sebagai
petani bunga di luar pulau Jawa selain itu dilakukan juga promosi melalui media
elektronik seperti pembuatan web.
Menurut penulis upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat
Desa Sidomulyo sangat tepat karena pemerintah bisa berkonsentrasi untuk
mengembangkan potensi yang menjadi unggulan kawasan obyek wisata tersebut.
pemerintah tidak hanya mengembangkan potensi alam, tetapi juga menyiapkan
sumberdaya manusia untuk dapat kreatif, inovatif, dan kreatif dalam mengembangkan
desa mereka dengan cara melakukan pembinaan dan sosialisassi program yang dibuat
pemerintahm dan masyarakat menjalankan seusai dengan kreativitas mereka.
Dampak dari upaya pengembangan obyek wisata bunga jika dikaitkan dengan
pembangunan ekonomi lokal memberikan dampak positif. Pengembangan pariwisata
mampu menyejahterakan masyarakat seperti: (a) menigkatkan kemampuan dan
pengetahuan baru bagi masyarakat, (b) terciptanya lapangan kerja baru, (c)
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Faktor pendukung mengembangkan obyek wisata bunga terhadap pembangunan
ekonomi lokal di desa sidomulyo kota batu yang pertama adalah keindahan alam, kedua
adanya perhatian dari kementrian Pariwisata serta pemerintah daerah, ketiga kualitas
sumber daya manusia, dan keempat persaingan sehat antar pedagang dan petani bunga.
Terdapat pula faktor penghambat berupa kelengkapan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan pariwisata, daya beli masyarakat yang menurun terhadap bunga, serta
keterbaatasan modal.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan konten pada jurnal sudah lengkap. Penulis
menjelaskan hasil penelitiannya dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca.
Peningkatan kesejahteraan yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Desa Sidomulyo
sangat tepat, karena dengan mengoptimalkan potensi yang ada di desa dapat
menguntungkan semua pihak yang terlibat. Dengan mengoptimalkan potensi desa,
pemerintah daerah otomatis mampu menekan laju urbanisasi atau menekan tingkat
kepadatan penduduk di kota. Hal tersebut dapat terjadi karena optimalisasi potensi yang
dilakukan sebagai objek wisata langsung berdampak positif pada pendapatan mereka,
maka masyarakat akan beranggapan mereka mampu memenuhi kebutuhannya tanpa
keluar dari desa. Peningkatan pendapatan masyarakat juga akan berdampak pada
pendapatan desa yang meningkat, sehingga dapat menjadi desa yang mandiri. Variabel
pengembangan ekonomi lokal pada jurnal menjelaskan peran pengembangan ekonomi
lokal, yaitu (a) meningkatkan kemampuan dan pengetahuan baru bagi masyarakat.
Pelatihan pengembangan obyek wisata baru yang bekerjasama dengan pihak swasta
memberikan pengetahuan baru akibat dari sosialisasi atau pelatihan mengenai beternak,
mengendarai (joki) kuda. Selain itu ide yang muncul dari generasi muda Desa
Sidomulyo juga dapat menciptakan kreativitas lain sehingga mereka tidak hanya dapat
bertanam bunga melainkan agar dapat memanfaatkan potensi yang bisa dikembangkan

20

selain bunga. (b) Terciptanya lapangan kerja baru, dengan adanya objek wisata yang
dikembangkan maka terdapat pula lapangan kerja baru seperti wisata kuda, tubbing dan
lain-lain. (c) Peningkatan pendapatan asli daerah, objek wisata sektor lainnya seperti
restoran, pertanian, angkutan umum, hotel juga akan terkena dampak dari
pengembangan obyek wisata bunga dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
maka pendapatan mereka meningkat, dampak tersebut juga akan dirasakan pemerintah
dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
9. Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi
Judul

: Peranan Kepemimpinan Kepala Desa


Dalam Pengelolaan Program
Pemberdayaan Desa Menuju Desa Mandiri
(Studi Kasus di Desa Pekan Kamis
Kecamatan Tembilahan Hulu) Kabupaten
Indragiri Hilir

Tahun

: 2014

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Muryusna

Nama Jurnal

: Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi

Volume

: Vol. 1, No. 2

URL

: -

Tanggal Diunduh

: 16 Oktober 2014

Ringkasan
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang pemerintahan daerah
menyebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati. Kepala desa merupakan
bagian dari pemmpin birokrasi yang perannya sangat penting dalam usaha mencapai
tujuan yang hendak dicapai, terutama dalam bidang pembangunan, pemerintahan dan
kemasyarakatan. Menurut Pasolong (2013: 33) peran pemimpin birokrasi terdiri dari:
peran mengambil keputusan, peran memengaruhi, peran memotivasi, peran antar
pribadi, dan peran informasional. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Muryusna di Kabupaten Indragiri Hilir, Kepala desa merupakan pemimpin tertinggi di
desa. Salah satu peran kepala desa dalam proses pembangunan desa antara lain dengan
melaksanakan program pemberdayaan desa menuju desa mandiri. Peran kepala desa
yaitu mengambil keputusan pada setiap kebijakan yang akan dilaksanakan. Peran
Mempengaruhi, kepala desa belum terlihat memiliki peran mempengaruhi. Peran
memotivasi, tidak ada motivasi yang dberikan oleh Kepala desa. Peran Antar Pribadi,

21

yaitu peran sebagi figure yang cukup dihargai. Peran antar pribadi belum dimiliki oleh
kepala desa. Peran Informasional, bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan
penjelasan kepada bawahan mengenai rencana kebijakan serta harapan peran dan intrusi
tentang pekerjaan apa yang harus dilaksanakan, dalam hal ini kepala desa kurang efektif
dan belum baik dalam peran informasional.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan format penulisannya lengkap. Penulis
memaparkan dengan jelas peran Kepala Desa di Desa Indragiri Hilir. Pada jurnal
terdapat peran Kepala Desa, diantaranya adalah peran engambil keputusan, peran
mempengaruhi, peran memotivasi, peran antar pribadi dan peran informasional. Peran
Kepala Desa pada jurnal dinilai kurang baik dan kurang efektif dalam menjalankan
perannya. Variabel yang terdapat pada jurnal adalah variaabel peran kepemimpinan.
Menurut jurnal terdapat 5 peran kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Kepala Desa.
Pertama, Peran kepala desa dalam mengambil keputusan, menetapkan skala prioritas,
strategi, struktur formal, alokasi sumber-sumber daya, menunjuk penanggung jawab dan
pengatur pelaksana kegiatan. Kedua, peran mempengaruhi yang dijelaskan bahwa
kepala desa dalam mengambil keputusan tidak melibatkan bawahannya. Artinya kepala
desa belum dapat memengaruhi bawahannya dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaannya. Ketiga, peran memotivasi di dalam jurnal Kepala desa dikatakan tidak
memiliki peran memotivasi karena tidak bisa mempengaruhi bawahannya agar
melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Keempat, peran antar pribadi pada jurnal
menjelaskan bahwa Kepala desa dikatakan belum memiliki peran antar pribadi karena
belum bisa memberikan contoh teladan yang baik kepada miitra atau bawahannya.
Kelima, peran informasional dimana sesuai yang dijelaskan dalam jurnal komunikasi
kepala desa dengan bawahannya dinilai masih kurang.

10. Widyatech Jurnal Sains danTeknologi


Judul

Manajemen BUMDES dalam Rangka


Menekan Laju Urbanisasi

22

Tahun

2011

Jenis Pustaka

Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

Elektronik

Nama Penulis

Ketut Gunawan

Nama Jurnal

Widyatech Jurnal Sains danTeknologi

Volume

Vol. 10, No. 3

URL

Tanggal Diunduh

16 Oktober 2014

Ringkasan
Jumlah penduduk Indonesia kian berambah seiring berjalannya waktu. Laju
pertumbuhan telah memicu urbanisasi secara cepat, tingkat urbanisasi di Indonesia telah
mencapai 35,91 persen. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat urbanisasi yaitu
dengan menciptakan kegiatan perekonomian baru dalam rangka menciptakan lapangan
kerja dan berbagai fasilitas perkotaan bagi penduduk desa. Kemudian hadirlah Bumdes
didasarkan atas kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Prinsip-prinsip Bumdes antara lain: kooperatif, partisipatif, transparansi,
emansipatif, akuntabel, dan sustainable. Pembentukan bumdes dilakukan guna
menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang
berkembang menurut adat istiadat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan
untuk dikelola oleh masyarakat melalui program/ proyek pemerintah. Adapun bentuk
badan usaha harus memiliki 5 unsur manajemen yaitu Man, Money, Material, Method,
dan Market. Manajemen sumberdaya manusia memiliki langkah-langkah sebagai
berikut: analisis jabatan, perncanaan sumberdaya manusia, pengadaan tenaga kerja,
pengembangan tenaga kerja, menetapkan kompensasi, perencanaan karir, program
kesejahteraan karyawan, dan pemutusan tenaga kerja. Manajemen keuangan Budmdes
yaitu dimulai dari anggaran, kemudian menetapkan sumber pendanaan, kemudian
mencari sumberdana, setelah itu analisis keuangan untuk menjaga agar posisi keuangan
perusahaan selalu dalam keadaan sehat.
Manajemen Produksi Bumdes yang terdiiri dari: fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi penggerak, dan fungsi pengawasan. Tahapan dalam
manajemen pemasaran dalam Bumdes yaitu tahap analisis kesempatan pasar, tahap 2
penentuan pasar sasaran, tahap 3 menetapkan strategi persaingan pada pasar sasaran
yang dilayani, tahap 4 mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan, tahap 5
mengembangkan rencana pemasaran, dan tahap yang ke 6 melaksanakan dan
mengendalikan rencana pemasaran yang telah disusun. Peran Bumdes dalam menekan
laju urbanisasi yaitu Bumdes akan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk di
pedesaan, Bumdes mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat desa, Bumdes dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian pinajaman dengan suku bunga yang lebih rendah, Bumdes dapat
menjadi sumber pendapatan asli desa.
Analisis

23

Jurnal tersebut kurang baik karena konten dan format yang terdapat dalam jurnal
kurang lengkap. Namun, pembahasan yang dipaparkan oleh penulis sudah lengkap
dalam menjelaskan Bumdes. Unsur Manajemen pada BUMDes terdiri atas, (1) Man
Mencakup manusia yang memiliki potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia.
(2) Money Mencakup uang yang dikelola, yaitu sumber dana yang dikelola badan
usaha. (3) Material Bahan baku serta sarana dan prasarana untuk produksi. (4) Method
Mencakup teknik dan prosedur yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan barang
dan jasa. (5) Market Pasar sebagai tempat penyaluran produk dan jasa. Prinsip Bumdes
kooperatif, partisipatif,demokrasi, transparansi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable.
Tujuan BUMDes pad jurnal adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan
mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat desa.
11. eJurnal Ilmu Pemerintahan

Tahun

: Peran Kepala Desa Terhadap Swadaya


Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa
Bumi Rapak Kecamatan Kaubun
Kabupaten Kutai Timur
: 2013

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Anggi Setiawan

Nama Jurnal

: eJurnal Ilmu Pemerintahan

Volume

: Vol. 1, No. 3

URL

: -

Tanggal Diunduh

: 16 Oktober 2014

Judul

Ringkasan
Kepala Desa adalah pemimpin pemerintahan di desa, tanpa adanya peran Kepala
Desa yang mampu menggerakkan dan memotivasi masyarakatnya, maka swadaya
masyarakat yang diharapkan tentunya tidak dapat mendukung pembangunan desa.
Kecamatan Kaubun khususnya di Desa Bumi Rapak, swadaya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan desa sering menghadapi masalah-masalah yang mempengaruhi
bahkan dapat menghambat pembangunan desa itu sendiri, dikarenakan masih rendahnya
tingkat kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa hingga
belumlah sesuai dengan yang diharapkan dan belum sepenuhnya mendukung proses
pelaksanaan pembangunan desa. Swadaya masyarakat dapat ditingkatkan dalam
pembangunan desa, maka diperlukan adanya peran dari Kepala Desa yang mampu
menggerakkan dan memotivasi masyarakatnya. Metode penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah metode kualitatif.

24

Pemilihan pemimpin Desa Bumi Rapak sebelumnya dilaksanakan hanya dengan


melihat figur atau karisma seseorang saja. pemilihan Kepala Desa sebanyak tiga kali, yaitu
pada tahun 1990, 1995-2000. Selama dua periode pemilihan, Desa Bumi Rapak dipimpin
oleh orang yang sama yaitu Bapak Sugiman. Penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa
kemudian kembali diselenggarakan pada periode 2006-2012.
Peran Kepala Desa dalam meningkatkaan swadaya masyarakat untuk terlibat dalam
perencanaan pembangunan yaitu sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator. Peran
Kepala Desa sebagai motivator telah memberikan motivasi atau dukungan melalui
himbauan kepada warga desa untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa, hal ini
terlihat di dalam program-program pembangunan yang ingin dilaksanakan agar
pembangunan benar-benar terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kepala
Desa sebagai fasilitator telah di jalankan dengan baik hal ini di buktikan Kepala Desa
dengan membantu masyarakat desa dalam menjalankan program pembangunan desa yang
sedang berjalan pada saat ini. Kemudian peran Kepala Desa sebagai mobilisator atau
penggerak harus mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kegairahan masyarakat
untuk berpatisipasi dalam
pembangunan. Hal ini terlihat bahwa Kepala Desa Bumi Rapak selalu mengajak aparatur
desa dalam menggerakan masyarakat desanya untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
program-program pembangunan desa.
Peran Kepala Desa dalam meningkatkan swadaya masyarakat untuk terlibat dalam
pembangunan infrastruktur dalam hal ini perbaikan jalan usaha tani dan perbaikan jalan di
desa Bumi rapak sangat baik hal ini di buktikan dengan kesediaan Kepala desa dalam
memberikan motivasi kepada warga melalui himbauan untuk bersama mengajak dan
memfasilitasi warga serta menggerakan warga agar mau ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Faktor yang mendukung peran kepala desa dalam menggalang swadaya masyarakat
dalam pembangunan di Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur
adalah adanya hubungan kerjasama antara kepala desa dengan masing-masing RT. Serta
Komitmen dari pemerintah daerah dan PNPM Mandiri Perdesaan.
Faktor yang menghambat peran kepala desa dalam menggalang swadaya masyarakat
dalam pembangunan di Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur
yaitu minimnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi yang dimiliki aparat
desa di tingkat RT/Dusun, serta Sumber Daya Aparatur Desa yang ada di desa Bumi Rapak
dan Kesibukan dari masyarakat dengan urusan dan pekerjaan mereka masing-masing
tersebut merupakan faktor penghambat bagi kepala desa dalam menggalang partisipasi
swadaya masyarakat dalam pembangunan.

Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan konten yang terdapat pada jurnal tersebut sudah
lengkap. Penulis menjelaskan secara lengkap hasil penelitiannya. Menurut penulis
terdapat 3 peran Kepala Desa untuk meningkatkan swadaya masyarakatnya, yaitu
dengan cara Kepala Desa sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator. Peran Kepala
Desa dalam jurnal sudah efektif dalam meningkatkan swadayanya dengan dibuktikan
dengan antusiasnya masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan yang telah
direncanakan. Variabel peran Kepala Desa pada jurnal tersebut terdiri dari, (a) sebagai
motivator yang ditunjukkan Kepala Desa dalam memberikan motivasi atau dukungan
melalui himbauan kepada warga desa untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan
desa. (b) Berperan sebagai fasilitator dalam jurnal ditunjukkan pada saat Kepala Desa

25

meminjamkan mobil dan alat-alat lainnya untuk mengangkut tanah dan batu untuk
perbaikan jalan. (c) Sebagai mobilisator, hal ini ditunjukkan Kepala Desa selalu
mengajak aparatur desa dalam menggerakan masyarakat desanya untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan program-program pembangunan desa. Sejauh ini masyarakat sangat
antusias untuk ikut berpartisipasi dalam peningkatan pembangunan desa karena
memang Kepala Desa sebagai pengerak untuk mengatur jalannya proses pembangunan
desa sangat diperlukan oleh warga setempat.
12. Jurnal

Tahun

: Strategi Pembangunan Desa Dalam


Mengentaskan Kemiskinan Desamelalui Badan
Usaha Milik Desa (Bumdes)(Studi Pada
Program Usaha Agrobisnis Pertanian (Puap) Di
Desasareng Kecamatan Geger Kabupaten
Madiun)
: 2013

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Yuni Syahara Rahma Dewi, Meirinawati

Nama Jurnal

: -

Volume

: -

URL

: http://www.scribd.com/doc/158971212/Untitled#
download

Tanggal
Diunduh

: 16 Oktober 2014

Judul

Ringkasan
Salah satu bentuk kebijakan pembangunan desa yakni dengan adanya Badan Usaha
Milik Desa(BUMDes). Salah satu daerah yangmemiliki BUMDes yaitu Kabupaten
Madiun. Keberadaan BUMDes di Kabupaten Madiun salah satunya terletak pada Desa
SarengKecamatan Geger dengan nama Badan Usaha Milik Desa MekarSari.
Pengelolaan BUMDes Mekar Sari mengacu pada PerDes Desa Sareng Kecamatan
Geger Kabupaten Madiun Nomor 09 Tahun 2012. BUMDes Mekar Sari memiliki empat
unit usaha yakni Program Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP), usaha peningkatan
kesejahteraan keluarga (UP2k), unit pengelola keuangan gerakan terpadu
pengentasankemiskinan (UPK Gardu Taskin) dan Pasar Desa.
BUMDes merupakam pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai lembaga
sosial (social institution) dan komersial (commercial institution) yang berpihak pada
kepentingan masyarakat serta mencari keuntungan. Berdasar pada Perdes No.9 Tahun
2012 yang menjadi dasar hukum berdirinya BUMDes MekarSari di desa Sareng

26

memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain pertama, meningkatkan


pendapatan asli desa untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
serta pelayanan masyarakat. Kedua, mengembangkan potensi perekonomian diwilayah
perdesaan untuk mewujudkan kelembagaan dan tangguh dalam memberikan pelayanan
terhadap kebutuhanmasyarakat. Ketiga, menciptakan lapangan kerja. Dan keempat,
mengentas kemiskinan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Pendekatan
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berarti data di dapat dengan
melakukan wawancara,, pengamatan, atau penelaahan dokumen.
PUAP merupakan program pengembangan pertanian dengan memberikan pinjaman
modal operasional yang bertujuan mensejahterakan petani miskin. Pada awalnya PUAP
dibawah naungan GAPOKTAN. Pengelolaan PUAP dalam naungan GAPOKTAN
dalam jurnal tersebut tidak optimal, sehingga pemerintah desa mengalihkan pengelolaan
PUAP kepada BUMDes. Menurut Kepala Desa dan Kepala BUMDes dari data yang
dipantau menunjukkan perkembangan.
Batasan kelompok sasaran yang ditetapkan yakni petani miskin, masyarakat
pedagang/penjual, peternak berskala mikro. Kuota jumlah anggota tidak terbatas,
namun tidak diperbolehkan menjadi anggota lebih dari satu kelompok simpan pinjam.
Faktanya akurasi data sasaran yang menjadi anggota belum maksimal, dibuktikan
dengan adanya anggota yang sudah berpindah program namun masih tercatat sebagai
pengurus PUAP. Sistem penetapan besarnya pinjaman dilakukan atas
pemilihan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan rata-rata dari jumlah
anggarankeseluruhan yang tersedia. Hal tersebut sudah tepat dilakukankarena sistem
pembangunan yang diterapkan Desa Sareng adalah bottom up. Lemahnya administrasi
pengelolaan terkait ketidaksediaannya data angsuran anggota periode januari sampai
dengan april 2013, maka dibutuhkan komitmen bersama untuk melakukan rekapitulasi
tiap bulan. Dengan skala penghitungan tiap bulan akan cepat diketahui perkembangan
modal pinjaman PUAP.
Peran Kepala Desa sebagai penasehat belum optimal dikarenakan PerDes No.9
Tahun 2012 belum sepenuhnya diimplemetasikan. Kemudian terdapat overlapping yang
dijalankan Bapak Supono akibat minimnya SDM yang kompeten. Namun pola
koordinasi yang dilakukan sudah cukup baik dan kooperatif. Ditunjukkan pada saat
rapat rutin anggota secara aktif mengeluarkan kritikan serta pendapat tentang
kelangsungan PUAP.
Pemilihan komunikasi yang digunakan adalah komunikasi formal dan informal.
Komunikasi sosialisasi lebih menekankan pada persuasi dan edukasi. Cara yang ditepuh
sangat efektif dengan cara bertemu tatap muka secara langsung atau dari rumah ke
rumah atau door to door.
Pemerintah memfasilitasi tempat prakarsa anggota PUAP di balai desa sebagai
tempat perrtemuan rutin anggota dan kantor PUAP namun, kantor PUAP tidak berfungsi
lagi, karena terkait kendala yang dialami.
Pencapaian prestasi dalam pengelolaan PUAP yaitu perbaikan sistem angsuran
serta adanya hubungan partnership dengan PT. Unilever
Analisis

27

Jurnal tersebut sudah baik dan format penulisan sudah lengkap. Penulis
memaparkan hasil penelitiannya dengan jelas. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah
desa dalam mengentaskan kemiskinan melalui BUMDes dapat dikatakan cukup
berhasil. Hal tersebut dapat terlihat pada saat peralihan naungan PUAP dari
GAPOKTAN menjadi BUMDes yang mengalami perkembangan. PUAP juga sudah
tepat sasaran. Namun perlu adanya pendataan yang teliti terkait pendataan anggota serta
angsuran, hal ini harus didukung dengan pengembangan kualitas SDM dalam
administrasi. Komunikasi yang dilakukan sudah baik, dibuktikan dengan mampu
menarik 210 orang untuk menjadi anggota. Variabel BUMDes pada jurnal ini
menjelaskan bahwa BUMDes berperan dalam (a) meningkatkan pendapatan asli desa
yang dibuktikan oleh perkembangan modal yang dihasilkan PUAP. (b)
Mengembangkan potensi perekonomian, dimana penetapan sasaran PUAP didasarkan
data monografi Desa Sareng yang menunjukkan rumah tangga miskin
bermatapencaharian disektor agraris. (c) Menciptakan lapangan kerja.
13. Jurnal Holistik
Judul

: Peran Pemimpin Informaldan Formaldi Desa


Bogonuk DistrikWoniki Kabupaten Tolikara

Tahun

: 2013

Jenis
Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk
Pustaka

: Elektronik

Nama
Penulis

: Ebara Tabuni

Nama
Jurnal

: Jurnal Holistik

Volume

: Tahun V No 10A

URL

: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/articl
e/view/1271

Tanggal
Diunduh

: 16 Oktober 2014

Ringkasan
Penelitian yang dilakukan oleh Ebara Tabuni di Deesa Bogonuk Distrik Woniki
Kabupaten Tolikara menemukan adanya perbedaan struktur kepemimpinan yang
berbentuk sistem kepemimpinan suku yang dimiliki oleh orang Lanny secara turun
temurun. Pemimpin suku dalam suatu desa merupakan seorang pemimpin yang
memiliki peran dan status yang sama pentingnya dengan Kepala desa. Kepala suku

28

disebut Ondowafi. Kepala desa dipilih dan diangkat dengan sistem pemerintahan dari
Kabupaten melalui Distrik hingga ke Desa, maka Kepala Desa diangkat dan dipilih oleh
masyarakat. Pembedaan juga terjadi pada fungsi dan tanggung-jawab kedua jenis
pemimpin ini. Pemerintahan desa yaitu Kepala Desa dan aparatnya yang ditetapkan
dalam masyarakat oleh pemerintah melalui Kepala Distrik. Sedangkan pemimpin
informal yang disebut Ondowafi dipercayai oleh masyarakat mengatur hal-hal yang
menyangkut hak-hak kepemilikan tanah sebagai ahli dibidang adat istiadat dan urusan
keamanan.
Kepemimpinan formal akan melahirkan pemimpin formal, sedangkan pemimpin
informal akan melahirkan organisasi yang informal. Kepemimpinan formal tidak akan
secara otomatis menjadi jaminan seorang pemimpin diterima sebagai pemimpin oleh
bawahannya. Sementara pemimpin informal yang disebut headship merupakan tipe
yang tidak mendasar pada pengangkatan serta tidak terlihat pada struktur organisasi
resmi. Namun efektifitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan
penerimaan bawahan dalam praktek kepemimpinannya. Tipe kepemimpinan dibedakan
atas kepemimpinan otokratik, militeristik, paternalistik, kharismarik, dan otokratik.
Syarat-syarat pemimpin yang baik adalah keterampilan komunikasi dan mendidik.
Peranan pemimpin formal di Desa Bogonuk memiliki tugas untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Sedangkan peranan
kepemimpinan informal masyarakat suku Lanny ini banyak memiliki ciri-ciri spesifik
yang memperjuangkan kesejahteraan umum, menegakan keadilan dan kebenaran, serta
menjaga keselamatan warganya. Injeksi sistem kepemimpinan formal ke dalam sistem
kepemimpinan tradisional mengakibatkan lahirnya dualism kepemimpinan didalam
masyarakat suku Lanny. Kepala suku tidak memiliki hubungan dengan kepala desa.
Jabatan Kepala Suku adalah jabatan struktural budaya dan adat yang memiliki keahlian.
Sedangkan Kepala Desa adalah jabatan struktural formal yang terkait dengan kebijakan
administrative legal formal tata pemerintahan.
Analisis
Penulisan yang dilakukan penulis kurang baik, karena tidak mencantumkan
metode pengumpulan data yang dilakukan seperti apa. Namun pada penjelasan
mengenai kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal sudah tergolong cukup
jelas. Variabel kepemimpinan: tipe kepemimpinan yaitu kepemimpinan otokratik,
militeristik, paternalistik, kharismarik, dan otokratik. Perbedaan kepemimpinan formal
dan informal yaitu kepemimpinan formal adalah Kepala Desa adalah jabatan struktural
formal yang terkait dengan kebijakan administrative legal formal tata pemerintahan.
Sedangkan kepemimpinan informal yaitu Jabatan Kepala Suku adalah jabatan struktural
budaya dan adat yang memiliki keahlian.
14. Jurnal Eksekutif
Judul

: Peran Kepala Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Suatu


Studi Di Desa Raanan Baru Satu, Kecamatan Motoling Barat
Kabupaten Minahasa Selatan)

29

Tahun

: 2014

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Irma Onibala

Nama Jurnal

: Jurnal Eksekutif

Penerbit

: -

Volume

: -

URL

: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/v
iew/3524

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 1 Oktober 2014

Ringkasan Pustaka
Pemimpin di Desa Raanan Baru Satu, Hukum Tua membina kehidupan
masyarakatnya dengan semangat gotong royong.Menghadirkan kembali semangat
gotong royong diantara warganya.Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat.Sebagai desa swadaya yang penduduknya sebagian
besar adalah berprofesi sebagai seorang petani, kegaiatan-kegiatan dalam pertanianpun
dilakukan secara bergotongroyong. Misalnya dalam membangun saluran irigasi tersier,
para warga khususnya pemuda melakukan secara bersama-sama. Selain menanamkan
kembali semangat gotong royong pada warganya, Hukum Tua juga melakukan
pembinaan kehidupan masyarakat melalui pendekatan keagamaan.
Hukum Tua senantiasa mengajak warganya berdialog khususnya pemudapemuda desa, saling berbincang-bincang dan mengajak warganya untuk berbincangbincang secara terbuka. Aktivitas pembinaan kehidupan masyarakat dilakukan oleh
kepala desa lebih bersifat penjelasan akan makna, dan maksud, tujuan, serta manfaat
dari pemberdayaan masyarakat. Dalam membina kehidupan masyarakat, kepala desa
menyatukan dirinya terhadap semua warga dimanapun dan dalam keadaan apapun dan
tidak menciptakan sekat-sekat antara pemerintah dengan masyarakat.
Pemasukan anggaran yang tidak stabil dan belum tergalinya sumber APB desa
masyarakat Desa Raanan Baru Satu serta belum adanya badan usaha milik desa
merupakan kendala-kendala yang dihadapi oleh Hukum Tua dalam mengelola keuangan
desa. Melalui ADD perekonomian desa sangat terbantu. Desa dapat menghemat biaya
pembangunan, karena desa dapat mengelola sendiri proyek pembangunannya dan hasilhasilnya dapat dipelihara secara baik demi keberlanjutannya.
Disamping kemampuan aparatur pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat, besar kecilnya partisipasi masyarakat merupakankan faktor penting dalam
proses pembangunan. Keikutsertaan masyarakat tidak saja dalam perencanaan tetapi
juga pelaksanaan program-program pembangunan di desa. Sehingga penilaian terhadap
aparatur desa tidak negatif dalam menjalankan tugas utama untuk memberikan
pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.

30

Hampir setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan di Desa Raanan Baru Satu
dilaksanakan melalui musyawarah. Hukum Tua selalu melakukan koordinasi dengan
perangkat desanya dalam melakukan setiap kegiatan. Selain berkoordinasi dengan
bawahannya, kepala desa juga selalu berkoordinasi dengan atasannya seperti camat dan
pemerintah daerah.
Analisis
Pada jurnal menjelaskan bahwa peran pemimpin yang menumbuhkan kembali
semangat gotong royong pada masyarakatnya dalam pelaksanaan program
pembangunan. Selain itu, pemimpin juga menciptakan hubungan personal antara aparat
dengan masyarakat menjadi lebih baik dengan cara melakukan interaksi. Pemimpin
dalam jurnal juga menjunjung tinggi partisipasi pada masyarakatnya dalam program
pembangunan. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada penilaian negatif satu sama lain
serta program pembangunan yang dilaksanakan dapat tepat dengan apa yang diinginkan
oleh masyarakat. Terdapat beberapa peran yang dapat diambil yaitu, informasional,
personal, dan motivasi.

15. Fakultas Ekonomi UNAIR


Judul

: Peranan Kepemimpinan dalam Pembangunan Daerah (Studi


Kasus Gorontalo)

Tahun

: 2010

Jenis Pustaka

: Artikel Jurnal

Bentuk Pustaka

: Elektronik

Nama Penulis

: Vitri Nurmalasari, M Syaikh Rohman

Nama Jurnal

: -

Penerbit

: -

Volume

: -

URL

: http://asp.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/31.Peranan-Kepemimpinan-dalam-Pembangunan-Derah-.pdf.

Tanggal
Diunduh

: Selasa, 1 Oktober 2014

Ringkasan Pustaka
Pandangan ekonomi regional, leadership tidak hanya didefinisikan sebagai
seseorang tetapi lebih kepada tindakan bersama (collaborative action). Konsep ini

31

dinyatakan sebagai hubungan bersama antara pelaku institusional yang meliputi


pemerintah, swasta, dan sektor umum lainnya. Dan hubungan tersebut akan didasarkan
pada saling percaya dan kerjasama (Stimson dalam Nurmalasari dan Rohman). Sebagai
seorang pemimpin kecepatan dan ketepatan sikap diperlukan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh. Pola kepemimpinan yang proaktif
menjelaskan bagaimana seorang pemimpin tidak hanya menunggu tetapi mencari atau
bahkan mengejar peluang yang mampu mendukung pertumbuhan di daerahnya.
Dalam rangka menetapkan komoditas unggul, pemmimpin mengumpulkan
segenap birokratnya, kemudian mereka diajak berdiskusi mengenai apa yang harus
dikerjakan untuk membangun Gorontalo. Hingga pada akhirnya dipilihlah jagung
sebagai komoditas utama pertanian.
Peran pemimpin dalam penyediaan infrastruktur dapat dilihat pada satu kondisi
dimana Gorontalo saat itu ingin memproduksi jagung satu juta ton. Untuk pelaksanaan
proyek tersebut pemerintah perlu membangun infrastruktur pendukung seperti akses
jalan dan irigasi. Pembangunan tersebut tentu membutuhkan biaya. Dengan kondisi
keuangan yang tidak mencukupi Fadel meminta bantuan kepada Menteri PU dan
Menteri Pertanian.
Didasarkan pada visi pembangunan ke depan, Fadel telah menetapkan visi yang
dirangkum sebuah kalimat yang jelas, yakni Membangun masyarakat Gorontalo yang
mandiri, berbudaya entrepreneur yang bersandar pada moralitas agama. Kemandirian
diukur dengan kemampuan mempertahankan otonomi Provinsi Gorontalo agar tidak
kembali ke provinsi induk.
Menjalankan visi pembangunan daerah, pemimpin menjalankan strategi yang
terarah dengan melakukan komunikasi politik. Komunikasi politik dilakkukan dengan
mengumumkan nomor handphone kepada seluruh rakyat Gorontalo, sehingga setiap
saat semua rakyat dapat menyampaikan berita maupun keluhan. Kemudian, dalam hal
merubah kebiasaan ataupun pola pikir pemimpin menerapkan semiotoriter, yaitu dengan
memaksakan perubahan yang diyakini kebenarannya. Untuk mendukung demokratisasi
informasi dan komunikasi, pemerintah menggunakan e-government (yaitu media
komunikasi antara pemerintah dan masyarakatnya melalui instrumen teknologi
informasi.
Pemimpin juga melakukan reformasi dalam kapasitas manajemen yang
mencakup beberapa hal, yaitu, kemampuan mengelola keuangan daerah, sumberdaya
aparatur, dab penguasaan informasi dan teknologi. Selain itu, dalam menetapkan
komoditas unggulan pemimpin membuat program untuk mendukung yaitu dengan
membuat program agropolitan. Hal tersebut dibuat guna menjaga komoditas unggulan
daerah yang berupa jagung.
Pendidikan disusun berbasis kawasan, sehingga pelajar dan mahasiswa belajar
tentang potensi dan pengembangan Gorontalo. Tidak perlu belajar tentang hal-hal yang
tidak dimiliki Gorontalo atau Sulawesi. Kepada rakyat miskin, Fadel menciptakan
sebuah program unik sehingga mereka bisa berobat dan bersekolah secara gratis.
Dengan pola kepemimpinannya, Fadel mampu menciptakan budaya birokrasi
yang baik. Dalam hal ini, membangun budaya birokrasi dengan bersandarkan pada tiga
pilar, yakni inovasi, bekerja kelompok atau teamwork, dan bekerja untuk membangun
kepercayaan rakyat dan bukannya takut kepada gubernur, bupati ataupun camat.

32

Birokrasi yang tertata dengan baik mempermudah terjadinya aktifitas-aktifitas ekonomi


tidak hanya bagi pemerintah tapi juga masyarakat.
Analisis
Pada jurnal menjelaskan bahwa peran pemimpin yang dilakukan dalam
pembangunan daerah sangat efektif dan dapat dikatakan berhasil. Pemimpin mampu
mencari peluang demi mendukung pertumbuhan daerahnya secara aktif. Kemudian
pemimpin juga bersikap partisipatif dalam hal penetapan komoditas unggul didaerahnya
dengan berdiskusi. Pemimpin dalam situasi tertentu menggunakan kepemimpinan yang
semiotoriter untuk memaksakan perubahan. Strategi untuk mendukung pembangunan
dilakukan pemimpin dengan cara komunikasi politik yaitu dengan mempublikasikan
nomor handphone agar masyarakat dapat menyampaikan berita atau keluhan. Selain itu,
pemimpin juga melakukan reformasi kapasitas manajemen guna menghindari asumsiasumsi yang tidak diinginkan. Segi pendidikan juga diterapkannya dengan menciptakan
sebuah program yang masyarakatnya dapat berobat dan bersekolah secara gratis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis jurnal ditemukan beberapa konsep untuk memperkuat


variabel yang menjadi fokus penulisan. Adapun konsep yang didapat dalam jurnal
pustaka yang telah dikaji, yaitu seperti berikut.
Kepemimpinan

Pengertian umum, kepemimpinan menunjukan proses kegiatan seseorang dalam


memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan atau
tingkah laku orang lain. Proses kegiatan atau upaya tersebut dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi atau kelompoknya.
Tipe Kepemimpinan
Adapun tipe kepemimpinan menurut Siagian dalam Sirodjudin (2007), yaitu
sebagai berikut :

31

1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri
sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat sematamata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin
tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat
berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat
dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah
seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Kharismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang
demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu
sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
itu.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin
yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena
tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah
makhluk yang termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya;
senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya; selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan;
ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk
berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Menurut Suit,
Almasdi, dan Yusuf (2012) kepemimpinan atau manajemen sumberdaya manusia

32

merupakan faktor utama dalam membangun ekonomi Negara, selain kemampuan


memelihara kestabilan politik.
Berdasarkan jurnal yang telah dianalisis, tipe kepemimpinan pada Kepala Desa
adalah tipe demokratis. Hal tersebut terlihat pembahasan pada jurnal secara jelas
memaparkan bahwa Kepala Desa melibatkan masyarakat dalam setiap program
pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap program pembangunan akan
berdampak langsung pada keberlanjutan program tersebut, karena dengan keterlibatan
masyarakatprogram pembangunan yang dilaksanakan akan tepat sasaran sesuai apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Jenis Kepemimpinan
Dalam setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan hubungan
informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal
melahirkan organisasi informal. Terdapat 2 macam jenis kepemimpinan, pemimpin
formal dan pemimpin informal. Kepemimpinan informal yang juga disebut headship
merupakan tipe yang tidak mendasarkan pada pengangkatan serta tidak terlihat pada
struktur organisasi resmi . Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan yang resmi
yang melalui mekanisme pengangkatan resmi untuk menduduki jabatan kepemimpinan
(contoh: Kepala Desa).
Peran Kepala Desa
Kepala desa merupakan bagian dari pemimpin birokrasi yang perannya sangat
penting dalam usaha mencapai tujuan yang hendak dicapai, terutama dalam bidang
pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan (Muryusna 2014). Menurut Nurman
(2013), Kepala desa sebagai pemimpin masyarakat dan pemimpin pemerintahan
diharapkan mampu menciptakan suatu masyarakat yang berdaya dan memiliki
kesadaran yang tinggi untuk berperan serta dalam proses pembangunan. Menurut
Karauwan (2013) dalam jurnal penelitiannya Kepala Desa memimpin pelaksanaan
program pembangunan desa yang ditetapkan, serta cara Kepala Desa dalam
mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan. Sedangkan menurut Permana (2014), kepala desa memiliki
kedudukan sebagai pemimpin desa yang bertanggung jawab atas terlaksananya
pembangunan desa dimana perannya sebagai ujung tombak pembangunan.
Peran Kepala Desa, dalam melaksanakan pembangunan di wilayahnya adalah
sebagai perencana pembangunan, pengawas pembangunan, dan pelopor pembangunan.
Peran Kepala Desa sangat penting dalam mengadakan pendekatan dan menumbuhkan
serta mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat untuk dapat merealisasikan
pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa. Hal ini berarti bahwa Kepala Desa sebagai pemimpin di Desa adalah
penyelenggara dan penanggung jawab di dalam bidang pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan, juga Kepala Desa bertanggung jawab dalam menumbuhkan dan
mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat.

33

Peran kepala desa yaitu mengambil keputusan, peran mempengaruhi, peran


memotivas, peran antar pribadi, peran informasional (Mursyusna 2014). Menurut
Permana (2014), Peran seorang kepala desa adalah hal yang sangat penting, karena
posisinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di desa, yang berhak atas keputusankeputusan penting dalam desa, mengarahkan, menampung aspirasi masyarkat, serta
mengayomi masyarakatnya sehingga turut bekerjasama dalam pembangunan itu sendiri.
Ardilah, Makmur, Hanafi (2014) mengatakan upaya kepala desa untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yaitu: memberikan motivasi,
melaksanakan komunikasi dan koordinasi, dan melaksanakan tugas pengawasan.
Peran Kepala Desa menurut Tjokroamidjojo dalam Setiawan (2013) yaitu
sebagai berikut: Motivator yaitu Fungsi Pemerintah Desa sebagai pendorong dan
pemberi semangat kepada masyarakat setempat, agar ikut melakukan tindakan yang
positf sehingga apa yang diharapkan dapat lebih berkembang dan suatu saat dapat
menjadi penopang perekonomian yang ada. Fasilitator dalam hal ini Kepala Desa
sebagai fasilitator yaitu orang yang memberikan bantuan dan menjadi narasumber yang
baik untuk berbagai permasalahan serta memfailitasi kegiatan-kegiatan pembangunan
desa memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses pembangunan sehingga
program pembangunan desa dapat berjalan dengan baik. Mobilisator yaitu orang yang
mengarahkan atau menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan
sebuah pembangunan guna untuk kepentingan bersama. Menurut Stimson dalam
Nurmalasari dan Rohman (2014) leadership dalam pembangunan ekonomi regional.
Diantaranya adalah:
1. Mengakui dan mengantisipasi masalah, khususnya sesuatu yang
diperkirakan memberi ancaman dalam skala besar.
2. Memberikan pengawalan terhadap strategi pembangunan.
3. Berpartisipasi dalam pelaksaaan strategi.
4. Mengawasi pelaksanaan implementasi kebijakan untuk menilai progress
kerjanya.

Tabel. 1 Konsep Kepemimpinan dalam Pembangunan Ekonomi Regional dan Peran


Kepemimpinan
Konsep Kepemimpinan dalam
Pembangunan Ekonomi Regional
(Stimson dalam Nurmalasari dan
Rohman 2014)
Antisipasi Masalah

Peran Kepemimpinan

Sebagai fasilitator (menjadi penengah)


Sebagai Mobilisator (menggerakkan untuk
melakukan sesuatu)
Peran informasional (sebagai penyebar informasi/
Juru bicara)
Mengambil keputusan

34
Memberi pengawalan

Berpartisipasi dalam pelaksanaan


Mengawasi pelaksanaan

Sebagai Mobilisator (menggerakkan dan


mempengaruhi)
Peran informasional (sebagai monitor, penyebar
informasi, dan juru bicara)
Sebagai motivator (pemberi semangat)
Komunikasi dan koordinasi
Sebagai fasilitator (memfasilitasi program)
Peran antar pribadi (sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, konsultasi)
Melakukan tugas pengawasan

Hasil dari jurnal yang telah dianalisis, terdapat beberapa peran Kepala Desa dalam
program pembangunan. Salah satu faktor pendukung program pembangunan adalah
partisipasi dari masyarakatnya, maka pembangunan diperlukan adanya sinergi antara
masyarakat dengan aparat desa. Hal tersebut dapat dicapai dengan peran Kepala Desa dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pengambilan keputusan, peran
mempengaruhi, peran motivasi, peran informasional, melaksanakan komunikasi dan
koordinasi, dan melaksanakan tugas pengawasan. Kepala Desa juga harus mampu
menjadi motivator, fasilitator, serta mobilisator. Melalui peran-peran tersebut, Kepala Desa
dalam jurnal mampu meningkatkan keberhasilan program pembangunan.

Ekonomi Lokal
Definisi Ekonomi Lokal
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam
wilayah tersebut (Mudrajat dalam Susanti, Hanafi, Adiono 2013). Menurut Suit,
Almasdi, dan Yusuf (2012), ekonomi pedesaan adalah ekonomil rakyat kecil yang
sumberdayanya masih rendah dan kegiatan ekonominya tidak terorganisasi dan lebih
bersifat perorang atau perkeluarga dan tidak terikat dengan berbagai peraturan, seperti
peraturan perburuhan, jam kerja, dan sebagiannya. Definisi Pengembangan Ekonomi
Lokal (PEL) menurut Bank Dunia dalam Adi (2012) adalah proses dimana pemerintah,
swasta, dan masyarakat bekerja bersama membentuk kondisi yang lebih baik bagi
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Konteks ekonomi lokal dalam
penulisan ini dimaksudkan sebagai pengembangan ekonomi desa yang bertujuan
sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat desa.
Menurut Supriyadi dalam Susanti, Hanafi, Adiono (2013) dalam keberhasilan
pengembangan ekonomi desa dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: 1) perluasan
kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan usaha; 2) perluasan bagi
masyarakat untuk meningkatkan pendapatan; 3) keberda-yaan lembaga usaha mikro dan
kecil dalam proses produksi dan pemasaran; dan 4) keberdayaan kelembagaan jaringan
kerja kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal.

35

Faktor pendukung adalah sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya
manusia juga merupakan faktor pendukung dimana banyaknya sumber daya manusia
dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal menjadi semakin luas. Adapun faktor
penghambat seperti rendahnya pengetahuan petani serta pemasaran dimana para petani
merasa kesulitan memasarkan produk yang dikembangkan.
Badan Usaha Milik Desa
Menurut Ramadhana , Ribawanto, Suwondo (2013), Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) ini dibentuk dan didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Keberadaan
Bumdes memiliki kontribusi untuk peningkatan pendapatan desa dan memenuhi
kebutuhan pokok desa.
Peran BUMDes pada jurnal yang telah dianalisis terlihat pada sumber dana
untuk peningkatan pendapatan, kebutuhan masyarakat yang harus dirasakan oleh
masyarakat keseluruhan. pembangunan desa secara mandiri yang diartikan sebagai
keberhasilan masyarakat mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak hanya
bergantung pada anggaran dana bantuan.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014, BUMDes mendorong desa
sebagai subjek pembangunan secara emansipatoris untuk pemenuhan pelayanan dasar
kepada warga, termasuk menggerakan aset-aset ekonomi lokal. Posisi BUMDes
menjadi lembaga yang memunculkan sentra-sentra ekonomi di desa dengan semangat
ekonomi kolektif. Hal tersebut terlihat dari tujuan BUMDes sebagai lembaga yang
meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. UU No 6
tahun 2014 pasal 87 ayat 3 juga menyebutkan BUMDes dapat menjalankan usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Artinya, BUMDes dapat menjalankan ber bagai usaha, mulai dari
pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya.

SIMPULAN

Hasil Rangkuman dan Pembahasan

Kepemimpinan merupakan proses kegiatan seseorang dalam memimpin,


membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku orang
lain. Peran kepemimpinan dapat dilihat dari pengambilan keputusan, mempengaruhi,
memotivasi, personal, informasional. Dalam menganalisis tipe kepemimpinan dapat
menggunakan konsep Siagian dalam Sirodjudin (2007) yang terdiri atas, tipe
paternalistik, tipe otokratik, tipe militeristik, tipe demokratik, dan kharismatik.

36

Peran kepemimpinan Kepala Desa dalam program pembangunan di desa sangat


berpengaruh. Peran pemimpin erat hubungannya dengan keberhasilan program
pembangunan desa, dimana tugas seorang pemimpin salah satunya adalah mengelola
dan merumuskan program pembangunan desa untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Program pembangunan desa yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat salah
satunya adalah pengembangan ekonomi lokal.
Pengembangan ekonomi lokal merupakan pengembangan ekonomi yang
ditujukan untuk masyarakat dengan meningkatkan perekonomian lokal melalui potensi
wilayah yang ada. Keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari
indikator yang dikemukakan oleh Supriyadi dalam Susanti, Hanafi, Adiono (2013),
yaitu: 1) perluasan kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan
usaha; 2) perluasan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan; 3) keberdayaan
lembaga usaha mikro dan kecil dalam proses produksi dan pemasaran; dan 4)
keberdayaan kelembagaan jaringan kerja kemitraan antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat lokal.
Pengembangan ekonomi lokal berhubungan dengan kepemimpinan Kepala
Desa. Kepala Desa merupakan pemimpin pelaksanaan program pembangunan desa yang
ditetapkan. Pengembangan ekonomi lokal tidak dapat berjalan secara efektif tanpa peran
kepemimpinan, karena pengembangan ekonomi lokal sangat diperlukan adanya
kolaborasi antar masyarakat, aparat pemerintah desa, dan pihak lain yang ikut dalam
suatu program pengembangan ekonomi lokal.
Menurut Stimson dalam Nurmalasari dan Rohman (2014), kepemimpinan dalam
pembangunan regional, diantaranya: antisipasi masalah, memberi pengawalan,
berpartisipasi dalam pelaksanaan, mengawasi pelaksanaan. Peran kepemimpinan Kepala
Desa dalam berbagai pustaka yang telah dikaji, dalam program pembangunan desa dapat
ditemukan berbagai peran kepemimpinan, yaitu p engambilan keputusan, peran memotivasi,

peran antar pribadi, peran informasional, peran fasilitator, peran mobilisator, peran
pengawasan.
Secara umum, penulis mengkaji dari berbagai pustaka bahwa peran
kepemimpinan Kepala Desa berhubungan dengan program pembangunan desa. Terlihat
dari berbagai pustaka yang telah dikaji, sebagian besar peran kepemimpinan Kepala
Desa yang dilakukan secara efektif mampu meningkatkan tingkat keberhasilan program
pembangunan desa. Karena itu, menarik untuk dikaji upaya peran kepemimpinan
Kepala Desa yang telah didapat dari berbagai pustaka.
Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini merupakan suatu kerangka usulan analisis baru yang
dibuat dengan menggabungkan beberapa variable dari studi pustaka. Kerangka ini
menunjukan keterkaitan antar variabel yang dijelaskan penulis dalam studi pustakanya.
Menurut Stimson dalam Nurmalasari dan Rohman (2014), kepemimpinan dalam
pembangunan regional, diantaranya: antisipasi masalah, memberi pengawalan,
berpartisipasi dalam pelaksanaan, mengawasi pelaksanaan. Berdasarkan konsep tersebut
dapat ditemukan kaitan peran kepemimpinan Kepala Desa dalam keberhasilan program

37

pembangunan desa. Kerangka pemikiran dibawah ini peran kepemimpinan kepala desa
menurut jurnal yang yang telah dianalisis antara lain pengambilan keputusan, peran
memotivasi, peran antar pribadi, peran informasional, peran fasilitator, peran
mobilisator, peran pengawasan.
.
Peran kepemimpinan tersebut berhubungan dengan keberhasilan program
pembangunan desa. Berbagai peran kepemimpinan dapat dilakukan oleh Kepala Desa
agar program pembangunan desa dapat berhasil, salah satunya melalui pengembangan
ekonomi lokal yang memiliki indiktor keberhasilan terdiri dari, tingkat pendapatan,
kesempatan kerja, berdayanya usaha mikro, dan perluasan jaringan. Penulisan ini
dimaksudkan untuk mengetahui peran kepemimpinan Kepala Desa dalam hubungannya
dengan tingkat keberhasilan program pembangunan desa.
Konsep Kepemimpinan
Stimson dalam Nurmalasari
dan Rohman
(2014):
Antisipasi Masalah,
Memberi pengawalan ,
Berpartisipasi dalam
pelaksanaan, Mengawasi
pelaksanaan

Program Pembangunan
Desa

Peran Kepemimpinan
Kepala Desa:
Pengambilan
keputusan
Peran memotivasi
Peran antar pribadi
Peran informasional
Peran Fasilitator
Peran Mobilisator

Indikator
Keberhasilan
Pengembangan Ekonomi
Lokal:
-Tingkat pendapatan
-Kesempatan kerja
-Usaha Mikro Berdaya
-Perluasan jaringan

Keterangan:
Berhubungan
Fokus Penelitian
Gambar 1. Kerangka Berfikir

Pertanyaan Penelitian

Kepemimpinan adalah proses kegiatan seseorang dalam memimpin,


membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan atau tingkah laku orang
lain. Peran kepemimpinan Kepala Desa adalah peran komunikasi, peran pengawasan,
sebagai fasilitator, sebagai mobilisator, peran mempengaruhi, peran memotivasi, peran
antar pribadi, peran informasional, pengambilan keputusan. Peran Kepala Desa tersebut

38

berhubungan dengan sejauh mana program pengembangan ekonomi lokal dapat


berhasil. Keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari peningkatan
tingkat pendapatan, kesempatan kerja, berdayanya usaha mikro, dan perluasan jaringan.
Oleh karena itu berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat diambil beberapa
pertanyaan analisis antara lain:
1. sejauh mana peran kepemimpinan yang paling berpengaruh pada keberhasilan
program pengembangan ekonomi lokal?
2. sejauh mana peran kepemimpinan kepala desa berhubungan dengan keberhasilan
program pengembangan ekonomi lokal?

DAFTAR PUSTAKA

Ardilah T, Mochamad Makmur, Imam Hanafi.2014. Upaya Kepala Desa Untuk


Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi di Desa
Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang). [internet]. [diunduh 16 Oktober

39

2014]. Malang (ID): Universitas Brawijaya. Vol 2, No 1. Dapat diunduh dari:


http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/345/20
0.
Dewi YSR, Meirinawati. 2013. Strategi Pembangunan Desa Dalam Mengentaskan
Kemiskinan Desamelalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)(Studi Pada Program
Usaha Agrobisnis Pertanian (Puap) Di Desasareng Kecamatan Geger Kabupaten
Madiun). [diunduh 16 Oktober 2014]. Malang (ID). Dapat diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/158971212/Untitled#download
Gunawan K. 2011. Manajemen BUMDES dalam Rangka Menekan Laju Urbanisasi.
[diunduh 16 Oktober 2014]. Malang (ID). Vol 10, No.3. Dapat diunduh dari:
http://jurnalwidyatech.files.wordpress.com/2012/02/ketut-gunawan.pdf.
Karauwan RO. 2013. Tinjauan Tentang Perilaku Kepala Desa dalam Pelaksanaan
Pembangunan di Desa Tounelet Kecamatan Kakas Kabupaten Minahasa.
[internet]. [diunduh 16 Oktober 2014]. Malang (ID): Universitas Brawijaya. Vol 5,
No
1.
Dapat
diunduh
dari:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/view/1566
Muryusna. 2014. Peranan Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pengelolaan Program
Pemberdayaan Desa Menuju Desa Mandiri (Studi Kasus di Desa Pekan Kamis
Kecamatan Tembilahan Hulu) Kabupaten Indragiri Hilir. [diunduh 16 Oktober
2014]. Malang (ID). Vol. 1, No. 2. Dapat diunduh dari:http://portalgaruda.org/?
ref=browse&mod=viewissue&journal=6322&issue=%20Vol%201,%20No
%202%20(2014):%20Jurnal%20Administrasi%20Publik%20dan%20Birokrasi
%20Vol.%201%20No.%202,%202014
Nurmalasari V, M Syaikh Rohman. 2010. Peranan Kepemimpinan dalam Pembangunan
Daerah (Studi Kasus Gorontalo). [diunduh 1 Oktober 2014]. Lampung (ID):
Universitas Airlangga. Dapat diunduh dari: http://asp.trunojoyo.ac.id/wpcontent/uploads/2014/03/31.-Peranan-Kepemimpinan-dalam-PembangunanDerah-.pdf.
Nurman A. 2013. Peranan Kepala Desa dalam Pembangunan di Desa Timpuk
Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. [diunduh 16 Oktober 2014].
Malang
(ID).
Vol.
2,
No.2.
Dapat
diunduh
dari:
http://jurnalnasional.ciki.me/index.php/ip/article/view/158/148
Onibala I. 2014. Peran Kepala Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Suatu Studi Di
Desa Raanan Baru Satu, Kecamatan Motoling Barat Kabupaten Minahasa
Selatan).
[diunduh
16
Oktober
2014].
Dapat
diunduh
dari:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/3524
Permana R. 2014. Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembangunan Di Desa
Long Beliu Kecamatan Kelay Kabupaten Berau. [internet]. [diunduh 1 Oktober
2014]. Bogor (ID). Vol 4, No 2. Dapat diunduh dari: http://ejournal.an.fisipunmul.ac.id/site/?p=970
Ramadana CB, Heru Ribawanto, Suwondo. 2013. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa (Studi di Desa Landungsari,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang). [Internet]. 1 Oktober 2014]. Bogor (ID).
1Vol
1,
No
4.
Dapat
diunduh
dari:
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/download/1
89/169

40
Setyawan A. 2013. Peran Kepala Desa Terhadap Swadaya Masyarakat Dalam

Pembangunan Di Desa Bumi Rapak Kecamatan Kaubun Kabupaten Kutai Timur.


[diunduh 16 Oktober 2014]. Samarinda (ID): Universitas Mulawarman. Vol. 1,
No. 3. Dapat diunduh dari: http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/09/Anggi%20Setiawan%20(09-04-13-01-32-29).pdf.
Sirodjudin, MK. 2009. Tipe dan Fungsi Kepemimpinan. Di unduh tanggal 26 November
2014.
Dapat
diunduh
di
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971
091
Surur M. 2013. Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Partisipasi
Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Studi Kasus di
Desa Rejoagung Ploso Jombang). [internet]. [diunduh 16 Oktober 2014]. Bogor
(ID). Dapat diunduh dari: http://ejurnal.stkipjb.ac.id/index.php/AS/article/
download/ 180/116
Susanti EA, Imam Hanafi, Romula Adiono. 2013. Pengembangan Ekonomi Lokal
Dalam Sektor Pertanian (Studi pada Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang).
[internet]. [diunduh 1 Oktober 2014]. Malang (ID): Universitas Brawijaya. Vol 9,
No.
Dapat
diunduh
dari:
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/download/1
35/119
Tabuni E. 2013. Peranan Pemimpin Informal Dan Formal Di Desa
Bogonuk Distrik Woniki Kabupaten Tolikara. [internet]. [diunduh
16 Oktober 2014]. Manado (ID): Universitas Sam Ratulangi.
Dapat
diunduh
dari:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/1271
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Yoehansyah A, Bambang Santoso Haryono, Minto Hadi. 2013. Upaya Pengembangan
Obyek Wisata Bunga dalam Pembangunan Ekonomi Lokal (Studi Kasus di Desa
Sidomulyo Kota Batu). [diunduh 16 Oktober 2014]. Malang (ID). Vol 1, No.1.
Dapat
diunduh
dari:
http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/
dex.php/jap/article/view/5
.

RIWAYAT HIDUP

39

Penulis bernama lengkap Andika Rachman dilahirkan di Semarang, 4 Februari


1994 dari pasangan H Ir Zarochman M.Pi dan Hj dr Sri Rahayuningsih. Penulis
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pendidikan formal mulai dijalani penulis
mulai dari TK. Islam Terpadu Muhajirin (1998-1999), SD Negeri Gebang Sari 04
Semarang (1999-2005), SMP Negeri 4 Semarang (2005-2008), SMA Negeri 10
Semarang (2008-2011). Pada tahun 2011 penulis diterima menjadi mahasiswa
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Tulis Mandiri (UTM).
Selain aktif dalam kegiatan akademik, sejak pertama masuk perkuliahan penulis
sudah aktif dalam kegiatan non akademik, penulis mengikuti UKM Futsal IPB.

Anda mungkin juga menyukai