ANDIKA RACHMAN
I34110147
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul PERANAN
KEPALA DESA TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI DESA merupakan
hasil karya ilmiah saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah saya
sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada suatu perguruan tinggi
ataupun lembaga, serta tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh pihak lain, kecuali sebagai rujukan yang dinyatakan dalam naskah.
Demikian, pernyataan ini saya tulis dengan sesungguh-sungguhnya dan saya bersedia
untuk bertanggungjawab atas pernyataan ini.
Bogor, Desember 2014
Andika Rachman
NIM. I34110147
ABSTRAK
ABSTRACT
ANDIKA RACHMAN . The Role Of The Head Of The Village Towards The
Development Of The Economy Of The Village. Under the guidance of SOFYAN SJAF.
Leadership is the process of a person in leading , guiding , or controlling influence the
thoughts , feelings or behavior of people. One of leadership is leadership Village Head.
The village head has a role as a leader is to influence, motivate, mobilize , and
communication. The leadership role is associated with objective BUMDes increase
rural incomes, rural basic needs, and make the village as an independent village. The
role of village chief determines the extent to which the achievement of the objectives of
the Rural and Community Bumdes. Achievement of the objectives will BUMDes
associated with increased local economy . Increased local economy in question is an
increase in revenue and expansion of employment opportunities for rural communities.
The purpose of this writing is to know the: (1) a leadership role in the development of
the village Village Head, (2) Identify the village economic development success rate in
relation to the role of the head of the village. The methods used in the writing of this is
the collection of data through a variety of literature.
Keywords : Leadership , BUMDes , Local Economy .
Oleh
ANDIKA RACHMAN
I34110147
STUDI PUSTAKA
Sebagai syarat kelulusan KPM 403
Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Diketahui
Tanggal Pengesahan:
PRAKATA
Untaian puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,
yang masih memberikan nikmat jasmani dan rohani serta waktu yang bermanfaat bagi
penulis sehingga studi pustaka dengan judul Peranan Kepala Desa Terhadap
Pengembangan Ekonomi Desa dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah yang
berarti. Laporan Studi Pustka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK Studi
Pustaka (KPM 403) pda Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Sofyan Sjaf, MSi sebagai
pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga
penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih
kepada Ibu Hj. dr Sri Rahayuningsih dan Bapak H. Ir. Zarochman. M.pi, orang tua tercinta,
serta Singgih Rachman Hakim S.ked, kakak tersayang, yang selalu berdoa dan senantiasa
melimpahkan kasih sayangnya untuk penulis. Tidak lupa terimakasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman SKPM khususnya Desi Rosita, Kuilcintaa, dan KOPADJO
yang telah memberikan semangat dan menemani dalam proses penulisan laporan ini. Serta
penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada SKPM FC, Futsal FEMA, dan Futsal
TPB48 yang selalu menemani dan memberi pengalaman yang berharga.
Semoga laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.
Andika Rachman
NIM. I34110147
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................
vii
ix
PENDAHULUAN......................................................................................................
Latar Belakang..................................................................................................
Tujuan Penelitian............................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan..........................................................................................
Metode Penelitian.............................................................................................. 3
RINGKASAN PUSTAKA.........................................................................................
13
10.
11.
12.
1
14.
15.
1
17.
18.
2
20.
23. Judul: Peran Pemimpin Formal dan Informal di Desa Bogonuk Distrik
Woniki Kabupaten Tolikara (Ebara Tabuni 2013)............................................
24.
25.
2
26. Judul: Peran Kepala Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Suatu Studi
Di Desa Raanan Baru Satu, Kecamatan Motoling Barat Kabupaten
Minahasa Selatan) (Irma Onibala 2014).........................................................
27.
2
29.
2
31.
3
32.........................................................................................................Konsep
Kepemimpinan.....................................................................................
21.
22.
2
33.
3
34................................................................................................Peran Kepala
Desa............................................................................................
35.
3
36.........................................................................................Konsep Ekonomi
Lokal....................................................................................
37.
3
38. SIMPULAN....................................................................................................
...........
39.
3
41.
3
42......................................................................................................Kerangka
Analisis.............................................................................................
43.
3
44...................................................................................................Pertanyaan
Penelitian........................................................................................
45.
3
46. DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................
47.
3
48. RIWAYAT
HIDUP....................................................................................................
49.
4
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59. DAFTAR TABEL
60.
61.
62. Tabel. 1. Konsep Kepemimpinan dalam Pembangunan Ekonomi
Regional dan Peran
Kepemimpinan...............................................................................
64.
65.
63.
30
9
66. DAFTAR GAMBAR
67.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Desa menurut undang-undang No 6 Tahun 2014 adalah desa dan desa adat atau
yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah menganalisis
peranan kepemimpinan Kepala Desa dalam pengembangan ekonomi lokal, dan untuk
mengetahui dampak pengembangan ekonomi lokal di Desa Mlatiharjo.
Kegunaan Penulisan
Penulisan studi pustaka ini diharapkan mampu memberikan informasi. Selain
itu, studi pustaka ini diharapkan membantu penulis dalam menyusun kerangka
pemikiran dan juga pertanyaan penelitian yang akan digunakan sebagai acuan untuk
penelitian berikutnya.
Metode Penulisan
Penulisan laporan studi pustaka ini dilakukan melalui pengkajian beberapa
Kepustakaan. Kepustakaan yang dimaksud adalah jurnal ilmiah, laporan hasil
penelitian, hasil seminar yang diterbitkan dalam prosiding, tesis, disertasi, dan
dokumentasi resume, serta tulisan atau artikel dalam media dan buku yang membahas
atau mempublikasikan masalah-masalah terkait. Pengkajian pustaka dilakukan melalui
proses membaca, meringkas, dan mengkritisi setiap judul pustaka yang relevan dengan
topik kajian untuk kemudian dianalisis dengan teori-teori yang relevan dan disusun
menjadi sebuah tulisan.
RINGKASAN PUSTAKA
: 2013
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
Nama Jurnal
Penerbit
: -
Volume
URL
: http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/ja
p/article/download/135/119
Tanggal
Diunduh
Ringkasan
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam
wilayah tersebut (Mudrajat dalam Susanti, Hanafi, Adiono 2013). Kecamatan Pagelaran
merupakan salah satu daerah yang telah menerapkan konsep pengembangan ekonomi
lokal untuk mengembangkan wilayahnya. Pengembangan di kecamatan Pagelaran
difokuskan pada sektor pertanian karena merupakan daerah yang mayoritasnya adalah
lahan pertanian. Namun pengembangan ekonomi lokal terdapat hambatan, dimana
masyarakat masih bersifat tradisional. Dalam penelitian ini penulis merumuskan
masalah yaitu pertama, bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan ekonomi
lokal di Kecamatan Pagelaran, kedua, apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
faktor penghambat dalam mengembangkan ekonomi lokal di Kecamatan Pagelaran, dan
yang ketiga, bagaimana dampak pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Pagelaran.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Dalam penelitian ini instrument
penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri, field note, dan pedoman wawancara.
Sedangkan keabsahan data yang digunakan adalah Uji Kredibilitas (Credibility), Uji
Keteralihan (Transferability), Uji Reliabilitas (Relia-bility), Uji Obyektivitas
(Confirmability). Dan yang terakhir analisis data yang digunakan adalah menurut Miles
dan Huberman (1992), yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian.
Di Kecamatan Pagelaran sendiri pengembangan ekonomi lokal telah dilakukan
dengan melihat potensi-potensi yang ada untuk selanjutnya dikembangkan menjadi
produk unggulan. Untuk melihat potensi-potensi apa yang menjadi unggulan dapat
dilihat berdasarkan PDRB . Untuk melihat apakah suatu sektor tersebut merupakan
sektor basis ataupun non basis dapat digunakan melalui analisis LQ (Location
Quotient). Melihat potensi-potensi pertanian yang ada pada saat itu, maka pemerintah
melakukan pengembangan ekonomi lokal di Kecamatan Pagelaran tersebut dengan
melihat potensi pertanian pada desa-desa yang bersangkutan, Karena masyarakat di sana
masih bersifat tradisional dan kurang mengerti tentang pertanian modern, maka
pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan wawasan para petani,
selain itu pemerintah juga memberikan bantuan dana dan juga alat produksi untuk
menunjang keberhasilan pengembangan ekonomi lokal ini, serta perlu adanya
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian dari masyarakat itu sendiri.
Faktor pendukung adalah sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya
manusia juga merupakan faktor pendukung dimana banyaknya sumber daya manusia
dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal menjadi semakin luas. Adapun faktor
penghambat seperti rendahnya pengetahuan petani serta pemasaranimana para petani
merasa kesulitan memasarkan produk yang dikembangkan.
Dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat sangat terlihat karena dengan
adanya pengembangan ekonomi lokal mampu memperluas lapangan kerja bagi
masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan lengkap. Penulis menjelaskan secara lengkap
hasil penelitian mengenai pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal
sangat bermanfaat bagi masyarakat pedesaan khususnya. Konteks desa yang selalu
diartikan dengan pertaniannya dan masyarakatnya yang tergolong berekonomi rendah.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat tidak berdaya. Maka dari itu, untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat perlu adanya pengembangan ekonomi lokal. Masyarakat,
pemerintah, dan swasta bersama mencari potensi apa yang dapat dikembangkan
sehingga pengembangan ekonomi lokal dapat berkelanjutan. Penulis menyampaikan
potensi yang perlu dikembangkan adalah sektor pertanian. Pengembangan sektor
pertanian dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumberdaya lokal yang ada dan
pemerintah memfasilitasi masyarakat, seperti memberikan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan wawasan para petani. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan
dana dan juga alat produksi untuk menunjang keberhasilan. Adanya pengembangan
ekonomi lokal dalam sektor pertanian selama ini perlu untuk dikembangkan sehingga
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berkelanjutan. Dilihat dari tujuan
tersebut, seharusnya pemerintah pada program pengembangan ekonomi lokal juga harus
melibatkan masyarakatnya dalam mengambil keputusan. Hal tersebut bertujuan agar
masyarakat mampu memberikan aspirasinya sehingga pemerintah mengetahui apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat dan program dapat tepat sasaran dan program yang
dilaksanakan pemerintah dapat tepat sasaran. Menurut Blakely dalam Supriyadi (2007)
dalam keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari beberapa indikator,
yaitu: 1) perluasan kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan
usaha; 2) perluasan bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan; 3) keberdayaan
lembaga usaha mikro dan kecil dalam proses produksi dan pemasaran; dan 4)
keberdayaan kelembagaan jaringan kerja kemitraan antara Pemerintah, Swasta, dan
Masyarakat lokal. Variabel pengembangan ekonomi lokal dalam jurnal terlihat beberapa
indikator keberhasilan yang ditunjukkan, pertama tersedianya lapangan kerja. Beberapa
lapangan kerja baru yang tercipta dari usaha pengembangan ekonomi lokal salah
satunya adalah munculnya pabrik keripik salak. Kedua, jumlah pendapatan masyarakat
meningkat yang dibuktikan ddengan masyarakat dapat menjual hasil pertaniannya
menjadi produk yang memiliki keuntungan yang lebih besar.
2. Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Judul
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Elektronik
Bentuk
Pustaka
: Artikel Jurnal
Nama Penulis
Nama Jurnal
Penerbit
Volume (Edisi)
: -
Alamat URL
: http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/
index.php/jap/article/download/189/169
Tanggal
Diunduh
Ringkasan
Pencapaian pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi
masyarakat pedesaan, didirikan badan usaha milik negara sesuai dangan kebutuhan dan
potensi desa sesuai dengan permendagri nomor 39 tahun 2010. Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) ini dibentuk dan didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana data diperoleh dari naskah, wawancara,
dan dokumen resmi lainnya.
Keberadaan BUMDes di Lindungsari pembentukannya sudah sesuai dengan
dasar hukum peraturan desa landungsari Nomor 2 Tahun 2008 tentang Badan Usaha
Milik Desa yang berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 20
Tahun 2006 tentang Badan Usaha Milik Desa. BUMDes ini masih menerapkan bentuk
kredit bersubsidi dengan sasaran tertentu, kemudian pemanfaatannya oleh BUMDes
diolah untuk dijadikan modal usaha yang ada didalamnya. Namun dari segi permodalan
di BUMDes di desa ini tergolong minim.
Keberadaan BUMDes sangat berkontribusi sebagai penguatan ekonomi lokal
yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat untuk memakmurkan kepentingan
masyarakat desa dan juga bagi pendapatan asli desa. Kontribusi dalam sumber-sumber
dana untuk peningkatan pendapatan desa dapat diberikan berupa pelayanan, namun
rendahnya produktivitas pelayanan desa disebabkan oleh lemahnya sumberdaya
manusia dibidang manajemen dan lain-lain. Sehingga BUMDes di Lindungsari belum
dapat dikatakan memenuhi dan tidak meningkatkan pendapatan desa. Kemudian dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa BUMDes mempunyai
kontribusi untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya dalam kebutuhan pokok desa.
Dalam hal kontribusi pemenuhan kebutuhan masyarakat, badan usaha milik desa ini
masih belum berhasil. Karena dengan target sebagai penguatan ekonomi desa, BUMDes
tersebut manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat saja. Selanjutnya,
kontribusi BUMDes ialah sebagai salah satu pembangunan desa mandiri yang dapat
berjalan dengan percaya diri bahwa desa memang sudah berhasil mengatur rumah
tangganya sendiri dan tidak hanya bergantung kepada anggaran dana desa. Namun dari
fenomena yang terjadi di Lindungsari, BUMDes belum berkontribusi penuh sebagai
lembaga yang bergerak di bidang ekonomi.
Analisis
Dilihat dari kontennya, jurnal tersebut sudah sangat lengkap dan jelas. Tetapi
dalam pembahasannya penulis tidak menjelaskan hasil penelitian tentang BUMDes
yang berada di Lindungsari secara rinci, hanya menjelaskan BUMDes secara umum.
Hal tersebut menurut saya susah dimengerti bagi pembaca. Dalam kesimpulan,
gambaran BUMDes di Desa Lindungsari mulai terlihat. Namun seperti yang kita
ketahui kesimpulan hanya menyajikan data yang berupa rincian spesifik saja. Adapun
peran BUMDes dalam penguatan ekonomi desa, yaitu: pertama terlihat pada sumber
dana untuk peningkatan pendapatan, kontribusi ini memandang segi kerja sama yang
baik karena sumber dana bersumber dari pemerintah desa, tabungan masyarakat,
pinjaman, bantuan pemerintah pusat, dan modal dari pihak lain untuk kerjasama yang
saling menguntungkan. Kedua, BUMDes berkontribusi dalam kebutuhan masyarakat
yang harus dirasakan oleh masyarakat keseluruhan. Contoh pemenuhan kebutuhan
tersebut adalah penyewaan kios, peminjaman modal, dan lain-lain. Ketiga, BUMDes
berkontribusi dalam pembangunan desa secara mandiri yang diartikan sebagai
keberhasilan masyarakat mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak hanya
bergantung pada anggaran dana bantuan.
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk
Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Ryan Permana
Nama Jurnal
Penerbit
: -
Volume (Edisi)
Alamat URL
: http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/?p=970
Tanggal
Diunduh
Ringkasan
Latar belakang pada jurnal tersebut, untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional maka diperlukan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang meliputi pusat sampai ke daerah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu unsur penting dalam sistem pembangunan daerah adalah
penyelenggaraan pembangunan yang berpusat di desa dalam arti pembangunan
dilaksanakan oleh pemerintah desa yang merupakan pelaksana pembangunan garis
depan dalam Pemerintahan Indonesia.
Daerah pedesaan merupakan daerah tempat persebaran kegiatan-kegiatan
masyarakat seperti kegiatan pertanian dan juga kegiatan-kegiatan industri kecil. Dalam
perkembangan sekarang ini, ekonomi Indonesia masih bertolak pada ekonomi pertanian
dengan nilai potensil terbesar terletak di daerah pedesan.
Pelaksanakan tugas pembangunan desa, kepala desa memiliki kedudukan
sebagai pemimpin desa yang bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan desa
dimana perannya sebagai ujung tombak pembangunan. Peran seorang kepala desa
adalah hal yang sangat penting, karena posisinya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
di desa, yang berhak atas keputusan-keputusan penting dalam desa, mengarahkan,
menampung aspirasi masyarkat, serta mengayomi masyarakatnya sehingga turut
bekerjasama dalam pembangunan itu sendiri.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif kualitatif.Penelitian Deskriptif
adalah penelitian yang memaparkan dan bertujuan memberikan gambaran serta
menjelaskan dari variabel yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah penelitian kualitatif.
Pembangunan sarana pendidikan peran kepala desa dapat dikatakan cukup
berhasil. Dimana dalam 2 periode masa jabatan, pembangunan sarana pendidikan dapat
menambah gedung sekolah dasar (SD) dan gedung pendidikan anak usia dini (PAUD).
Masyarakat berharap pembangunan sarana pendidikan harus tetap ditingkatkan agar
anak di desa tidak kalah dengan anak yang berada di kota. Kemudian dari pembangunan
jembatan dikatakan kurang berhasil karena dari 2 jembatan yang diinginkan masyarakat
hanya 1 jembatan yang mampu dibangun. Peran kepemimpinan kepala desa dalam
pembangunan jembatan dirasa sangat lamban.
Pembangunan sarana jalan dianggap cukup berhasil dan berjalan cukup baik.
Namun, hanya setengah jalan yang telah terselesaikan dan dapat dilewati. Selain itu
pembangunan pengadaan sarana listrik di desa tersebut dianggap tidak berhasil karena
tidak ada pembangunan sarana listrik terlihat memang tidak sangat baik. Pernah ada
PLTA masuk namun hanya bertahan 10 hari saja.
Kepala desa juga mengadakan kursus pembinaan lembaga pemerintahan desa
yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas aparatur desa. Tetapi kursus pembinaan ini
dianggap masih kurang berhasil karena kursus atau pelatihan tersebut tidak sering
dilakukan dalam 2 periode masa jabatannya. Selain itu, untuk memajukan wanita yang
ada di pedesaan kepala desa juga mengadakan kursus atau pelatihan kepada anggota
PKK. Peran kepemimpinan kepala desa dalam usaha mengadakan pelatihan atau kursus
PKK harus lebih ditingkatkan lagi. Memang pelatihan atau kursus sudah ada, namun
dirasakan masih kurang. Karena selama ini pelatihan hanya dilakukan 1 tahun sekali,
maka dari itu 10 kegiatan inti PKK kurang berjalan dengan baik.
Peran kepemimpinan kepala desa dalam masa jabatan 2 periode dalam segi
pembangunan seni budaya sangat baik selama ini, terutama dalam hal tari-tarian. Selaku
pemimpin kepala desa memang benar-benar memperhatikan mengenai aspek
pembangunan seni budaya. Jadi pembangunan seni budaya terbentuk dan berjalan
dengan baik atas kerja sama bersama masyarakat.
Analisis
Jurnal tersebut kurang lengkap. Karena jurnal tersebut hanya memaparkan hasil
observasi saja. Hal tersebut dapat dilihat, dimana penulis hanya menjelaskan apa saja
pembangunan yang dilakukan oleh kepala desa. Kemudian penulis melihat peran kepala
desa hanya sebatas selesai atau tidaknya pembangunan yang dilakukan. Penulis juga
tidak menjelaskan bagaimana pembangunan tersebut dilaksanakan mulai dari
perencanaan hingga evaluasi. Jadi jurnal tersebut kurang menjelaskan apa faktor
penyebab yang menghambat pembangunan, kemudian pada aspek mana yang kurang
menggambarkan peran kepala desa sehingga membuat pembangunan terhambat.
Keberhasilan kepemimpinan kepala desa dalam jurnal diukur dari selesainya suatu
pembangunan fisik dan non-fisik desa, seperti Pembangunan sarana pendidikan,
pembangunan jembatan, pembangunan jalan, peningkatan kualitas aparat desa (kursus),
pelatihann atau kursus kepada anggota PKK, dan pembangunan seni budaya.
10
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk
Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
Nama Jurnal
Penerbit
: -
Volume (Edisi)
Alamat URL
: http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/
index.php/jap/article/view/345/200.
Tanggal
Diunduh
Ringkasan
Latar belakang pada jurnal tersebut, menjelaskan bahwa tanpa adanya partisipasi
masyarakat pembangunan tidak berarti dan tidak akan mencapai sasaran yang dituju
sehingga pembangunan tersebut sia-sia karena tidak efektif. Kepala desa dalam
pelaksanaan pembangunan selaku pimpinan formal di desa harus mampu
menggerakkan, mendorong, dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk ikut
berpartisispasi dalam setiap kegiatan pembangunan.
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data
dilakukan melalui waawancara dan dokumentasi.
Upaya Kepala Desa Bareng untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa melalui cara yang pertama yaitu pemberian motivasi. Motivasi yang
dilakukan oleh Kepala Desa Bareng kepada masyarakatnya ialah berupa motivasi secara
sosial, fisiologis maupun motivasi pemberian semangat dalam mengikuti kegiatan yang
ada di desa.
11
12
5. eJurnal.stkipjb.ac.id
Judul
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk
Pustaka
: Miftahus Surur
Nama Penulis
: Elektronik
Nama Jurnal
: -
Penerbit
: -
Volume (Edisi)
: -
Alamat URL
: http://ejurnal.stkipjb.ac.id/index.php/
AS/article/download/180/116
Tanggal
Diunduh
Ringkasan
Dalam setiap program pemerintahan yang telah direncanakan oleh pemerintah
wajib di sosialisasikan kepada masyarakat atau dalam setiap penyusunan program baik
dari tingkat pusat sampai pada tingkat desa seharusnya masyarakat juga mempunyai
andil. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada dasarnya merupakan suatu
bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela dari dalam
dirinya maupun dari luar dirinya dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.
Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan adalah kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah.
13
14
6. Governance
Judul
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk
Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Richard O. Karauwan
Nama Jurnal
: Governance
Penerbit
: -
Volume (Edisi)
: Vol 5, No 1
Alamat URL
: http://ejournal.unsrat.ac.id/
index.php/governance/article/view/1566
Tanggal
Diunduh
Ringkasan
Keberhasilan atau kegagalan Peningkatan Pembangunan di desa sangat
ditentukan oleh kinerja Kepala desa, yang sejauh mana kepala desa dalam
merencanakan,
menggerakan,
memotivasi,
mengarahkan,
komunikasi,
pengorganisasian, pelaksanaan, dalam kaitannya dalam manajemen berarti menjalankan
15
16
merupakan
perannya
dalam
7. Governance
Judul
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Adrianus Nurman
Nama Jurnal
: Governance
Penerit
: -
Volume
: Vol. 2, No. 2
URL
: http://jurnalnasional.ciki.me/index.php/ip/article/view/158/1
48
Tanggal
Diunduh
17
Ringkasan
Pemerintah desa sebagai ujung tombak pembangunan dari pemerintahan desa
berhubungan langsung dengan masyarakat. Kehadiran sosok kepala desa sangat
diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan desa. Kepala desa sebagai
pemimpin masyarakat dan pemimpin pemerintahan diharapkan mampu menciptakan
suatu masyarakat yang berdaya dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk berperan
serta dalam proses pembangunan. Berdasarkan hasil penelitian Adrianus Numan di Desa
Timpuk Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau menemukan bahwa kemampuan
menggerakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan, peran menggerakan dan memotivasi yaitu berkaitan dengan pemberian
dorongan kepada pegawai untuk bekerja lebih giat. Hubungan pengaruh dan motivasi
adalah peran mempengaruhi efektif, maka peran memotivasi akan mudah dilakukan.
Kemampuan dan peran kepala desa dalam menggerakan masyarakat dalam perencaan,
pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan masih kurang baik sehingga
masih belum mampu menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
Kepemimpinan memiliki peran untuk mempengaruhi agar bawahan mau bekerja sama
dalam merealisasikan suatu program. Kepala desa kurang bersosialisasi. Kemampuan
mengatur dan mengerahkan, kepala desa kurang mengerahkan masyarakat sehingga
pembangunan desa terhambat. Faktor yang menyebabkan belum berperannya kepala
desa dalam pembangunan yaitu: kemampuan berkomunikasi masih kurang, tingkat
keterampilan dan pendidikan aparatur desa masih kurang, akses ke desa yang cukup
sulit, tingkat penghasilan relatif rendah.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik karena format jurnal tersebut sesuai dengan format
penulisan jurnal yang baik. Penulis menjelaskan secara lengkap hasil penelitiannya.
Penulis menjelaskan 3 kemampuan dan peran Kepala desa yaitu
kemampuan
menggerakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan, kemampuan dan peran kepala desa dalam menggerakan masyarakat
dalam perencaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan, serta
kemampuan mengatur dan mengerahkan. Kemampuan dan peran Kepala Desa Timpuk
tergolong masih rendah, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kemampuan berkomunikasi masih kurang, tingkat keterampilan dan pendidikan aparatur
desa masih kurang, akses ke desa yang cukup sulit, tingkat penghasilan relatif rendah.
Variabel peran Kepala Desa dalam program pembangunan pada jurnal ini dilihat dari 4
peran Kepala Desa, yaitu (a) peran Kepala Desa dalam memotivasi masyarakatnya. Jika
pemimpin mampu menanamkan pengaruh terhadap bawahannya, maka mudah baginya
melakukan motivasi. (b) Kemampuan mempengaruhi didalam jurnal yang dimaksudkan
adalah sosialisasi. Kepala desa kurang bersosialisasi dengan masyarakat dikarenakan
sibuk dengan pekerjaan. (c) Kemampuan mengatur dan mengerahkan kepala desa
sangat kurang sehingga tidak mampu menggerakan masyarakat dan akibatnya
pembangunan desa terhambat. Faktor penghambat Kepala Desa dalam melaksanakan
perannya yaitu kemampuan berkomunikasi masih kurang, tingkat keterampilan dan
18
pendidikan aparatur desa masih kurang, akses ke dasa yang cukup sulit, tingkat
penghasilan relative rendah
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Nama Penulis
Nama Jurnal
Volume
: Vol 1, No.1
URL
: http://administrasipublik.studentjournal.ub.a
c.id/
index.php/jap/article/view/5
Tanggal Diunduh
: 16 Oktober 2014
Ringkasan
Pengembangan desa wisata di Desa Sidomulyo yang berbasis ekonomi lokal
dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam bidang
pariwisata. Selama ini banyak pemerintah daerah yang mempunyai program untuk
mengembangkan daerahnya tetapi masyarakat belum siap menerima, sehingga
masyarakat tidak memiliki inisiatif untuk mengembangkan desanya melainkan hanya
menjalankan kebijakan yang dibuat pemerintah dan menunggu perintah dari atasan baru
mereka akan bergerak untuk maju.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif yang dilakukan penulis menggunakan data primer yang ddiperoleh
dari wawancara, sedangkan data sekunder berupa arsip dan hasil publikasi.
Desa Sidomulyo merupakan desa yang tercantik di Kota Batu karena memiliki
beraneka macam potensi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Letaknya yang
strategis desa ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Desa
Sidomulyo dipenuhi berbagai macam bunga dan tanaman hias yang merupakan barang
dagang petani dan pedagang tanaman hias.
Dalam pengembangan obyek wisata bunga di Desa Sidomulyo, Pemerintah Kota
Batu telah melakukan berbagai upaya yang dapat dijelaskan sebagai berikut: (a)
Menyediakan sarana penunjang bagi pedagang bunga yaitu dengan memberikan
19
bantuan pembuatan pagar untuk kios bunga di sepanjang jalan obyek wisata bunga. (b)
Memfasilitasi dalam sarana promosi melalui event baik di dalam maupun di luar daerah.
Masyarakat Desa Sidomulyo berperan serta dalam mempromosikan objek
wisatanya dengan menyebarkan masyarakat mereka yang bermata pencaharian sebagai
petani bunga di luar pulau Jawa selain itu dilakukan juga promosi melalui media
elektronik seperti pembuatan web.
Menurut penulis upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat
Desa Sidomulyo sangat tepat karena pemerintah bisa berkonsentrasi untuk
mengembangkan potensi yang menjadi unggulan kawasan obyek wisata tersebut.
pemerintah tidak hanya mengembangkan potensi alam, tetapi juga menyiapkan
sumberdaya manusia untuk dapat kreatif, inovatif, dan kreatif dalam mengembangkan
desa mereka dengan cara melakukan pembinaan dan sosialisassi program yang dibuat
pemerintahm dan masyarakat menjalankan seusai dengan kreativitas mereka.
Dampak dari upaya pengembangan obyek wisata bunga jika dikaitkan dengan
pembangunan ekonomi lokal memberikan dampak positif. Pengembangan pariwisata
mampu menyejahterakan masyarakat seperti: (a) menigkatkan kemampuan dan
pengetahuan baru bagi masyarakat, (b) terciptanya lapangan kerja baru, (c)
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Faktor pendukung mengembangkan obyek wisata bunga terhadap pembangunan
ekonomi lokal di desa sidomulyo kota batu yang pertama adalah keindahan alam, kedua
adanya perhatian dari kementrian Pariwisata serta pemerintah daerah, ketiga kualitas
sumber daya manusia, dan keempat persaingan sehat antar pedagang dan petani bunga.
Terdapat pula faktor penghambat berupa kelengkapan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan pariwisata, daya beli masyarakat yang menurun terhadap bunga, serta
keterbaatasan modal.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan konten pada jurnal sudah lengkap. Penulis
menjelaskan hasil penelitiannya dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca.
Peningkatan kesejahteraan yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Desa Sidomulyo
sangat tepat, karena dengan mengoptimalkan potensi yang ada di desa dapat
menguntungkan semua pihak yang terlibat. Dengan mengoptimalkan potensi desa,
pemerintah daerah otomatis mampu menekan laju urbanisasi atau menekan tingkat
kepadatan penduduk di kota. Hal tersebut dapat terjadi karena optimalisasi potensi yang
dilakukan sebagai objek wisata langsung berdampak positif pada pendapatan mereka,
maka masyarakat akan beranggapan mereka mampu memenuhi kebutuhannya tanpa
keluar dari desa. Peningkatan pendapatan masyarakat juga akan berdampak pada
pendapatan desa yang meningkat, sehingga dapat menjadi desa yang mandiri. Variabel
pengembangan ekonomi lokal pada jurnal menjelaskan peran pengembangan ekonomi
lokal, yaitu (a) meningkatkan kemampuan dan pengetahuan baru bagi masyarakat.
Pelatihan pengembangan obyek wisata baru yang bekerjasama dengan pihak swasta
memberikan pengetahuan baru akibat dari sosialisasi atau pelatihan mengenai beternak,
mengendarai (joki) kuda. Selain itu ide yang muncul dari generasi muda Desa
Sidomulyo juga dapat menciptakan kreativitas lain sehingga mereka tidak hanya dapat
bertanam bunga melainkan agar dapat memanfaatkan potensi yang bisa dikembangkan
20
selain bunga. (b) Terciptanya lapangan kerja baru, dengan adanya objek wisata yang
dikembangkan maka terdapat pula lapangan kerja baru seperti wisata kuda, tubbing dan
lain-lain. (c) Peningkatan pendapatan asli daerah, objek wisata sektor lainnya seperti
restoran, pertanian, angkutan umum, hotel juga akan terkena dampak dari
pengembangan obyek wisata bunga dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
maka pendapatan mereka meningkat, dampak tersebut juga akan dirasakan pemerintah
dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
9. Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi
Judul
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Muryusna
Nama Jurnal
Volume
: Vol. 1, No. 2
URL
: -
Tanggal Diunduh
: 16 Oktober 2014
Ringkasan
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang pemerintahan daerah
menyebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati. Kepala desa merupakan
bagian dari pemmpin birokrasi yang perannya sangat penting dalam usaha mencapai
tujuan yang hendak dicapai, terutama dalam bidang pembangunan, pemerintahan dan
kemasyarakatan. Menurut Pasolong (2013: 33) peran pemimpin birokrasi terdiri dari:
peran mengambil keputusan, peran memengaruhi, peran memotivasi, peran antar
pribadi, dan peran informasional. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Muryusna di Kabupaten Indragiri Hilir, Kepala desa merupakan pemimpin tertinggi di
desa. Salah satu peran kepala desa dalam proses pembangunan desa antara lain dengan
melaksanakan program pemberdayaan desa menuju desa mandiri. Peran kepala desa
yaitu mengambil keputusan pada setiap kebijakan yang akan dilaksanakan. Peran
Mempengaruhi, kepala desa belum terlihat memiliki peran mempengaruhi. Peran
memotivasi, tidak ada motivasi yang dberikan oleh Kepala desa. Peran Antar Pribadi,
21
yaitu peran sebagi figure yang cukup dihargai. Peran antar pribadi belum dimiliki oleh
kepala desa. Peran Informasional, bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan
penjelasan kepada bawahan mengenai rencana kebijakan serta harapan peran dan intrusi
tentang pekerjaan apa yang harus dilaksanakan, dalam hal ini kepala desa kurang efektif
dan belum baik dalam peran informasional.
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan format penulisannya lengkap. Penulis
memaparkan dengan jelas peran Kepala Desa di Desa Indragiri Hilir. Pada jurnal
terdapat peran Kepala Desa, diantaranya adalah peran engambil keputusan, peran
mempengaruhi, peran memotivasi, peran antar pribadi dan peran informasional. Peran
Kepala Desa pada jurnal dinilai kurang baik dan kurang efektif dalam menjalankan
perannya. Variabel yang terdapat pada jurnal adalah variaabel peran kepemimpinan.
Menurut jurnal terdapat 5 peran kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Kepala Desa.
Pertama, Peran kepala desa dalam mengambil keputusan, menetapkan skala prioritas,
strategi, struktur formal, alokasi sumber-sumber daya, menunjuk penanggung jawab dan
pengatur pelaksana kegiatan. Kedua, peran mempengaruhi yang dijelaskan bahwa
kepala desa dalam mengambil keputusan tidak melibatkan bawahannya. Artinya kepala
desa belum dapat memengaruhi bawahannya dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaannya. Ketiga, peran memotivasi di dalam jurnal Kepala desa dikatakan tidak
memiliki peran memotivasi karena tidak bisa mempengaruhi bawahannya agar
melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Keempat, peran antar pribadi pada jurnal
menjelaskan bahwa Kepala desa dikatakan belum memiliki peran antar pribadi karena
belum bisa memberikan contoh teladan yang baik kepada miitra atau bawahannya.
Kelima, peran informasional dimana sesuai yang dijelaskan dalam jurnal komunikasi
kepala desa dengan bawahannya dinilai masih kurang.
22
Tahun
2011
Jenis Pustaka
Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
Elektronik
Nama Penulis
Ketut Gunawan
Nama Jurnal
Volume
URL
Tanggal Diunduh
16 Oktober 2014
Ringkasan
Jumlah penduduk Indonesia kian berambah seiring berjalannya waktu. Laju
pertumbuhan telah memicu urbanisasi secara cepat, tingkat urbanisasi di Indonesia telah
mencapai 35,91 persen. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat urbanisasi yaitu
dengan menciptakan kegiatan perekonomian baru dalam rangka menciptakan lapangan
kerja dan berbagai fasilitas perkotaan bagi penduduk desa. Kemudian hadirlah Bumdes
didasarkan atas kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Prinsip-prinsip Bumdes antara lain: kooperatif, partisipatif, transparansi,
emansipatif, akuntabel, dan sustainable. Pembentukan bumdes dilakukan guna
menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang
berkembang menurut adat istiadat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan
untuk dikelola oleh masyarakat melalui program/ proyek pemerintah. Adapun bentuk
badan usaha harus memiliki 5 unsur manajemen yaitu Man, Money, Material, Method,
dan Market. Manajemen sumberdaya manusia memiliki langkah-langkah sebagai
berikut: analisis jabatan, perncanaan sumberdaya manusia, pengadaan tenaga kerja,
pengembangan tenaga kerja, menetapkan kompensasi, perencanaan karir, program
kesejahteraan karyawan, dan pemutusan tenaga kerja. Manajemen keuangan Budmdes
yaitu dimulai dari anggaran, kemudian menetapkan sumber pendanaan, kemudian
mencari sumberdana, setelah itu analisis keuangan untuk menjaga agar posisi keuangan
perusahaan selalu dalam keadaan sehat.
Manajemen Produksi Bumdes yang terdiiri dari: fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi penggerak, dan fungsi pengawasan. Tahapan dalam
manajemen pemasaran dalam Bumdes yaitu tahap analisis kesempatan pasar, tahap 2
penentuan pasar sasaran, tahap 3 menetapkan strategi persaingan pada pasar sasaran
yang dilayani, tahap 4 mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan, tahap 5
mengembangkan rencana pemasaran, dan tahap yang ke 6 melaksanakan dan
mengendalikan rencana pemasaran yang telah disusun. Peran Bumdes dalam menekan
laju urbanisasi yaitu Bumdes akan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk di
pedesaan, Bumdes mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat desa, Bumdes dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian pinajaman dengan suku bunga yang lebih rendah, Bumdes dapat
menjadi sumber pendapatan asli desa.
Analisis
23
Jurnal tersebut kurang baik karena konten dan format yang terdapat dalam jurnal
kurang lengkap. Namun, pembahasan yang dipaparkan oleh penulis sudah lengkap
dalam menjelaskan Bumdes. Unsur Manajemen pada BUMDes terdiri atas, (1) Man
Mencakup manusia yang memiliki potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia.
(2) Money Mencakup uang yang dikelola, yaitu sumber dana yang dikelola badan
usaha. (3) Material Bahan baku serta sarana dan prasarana untuk produksi. (4) Method
Mencakup teknik dan prosedur yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan barang
dan jasa. (5) Market Pasar sebagai tempat penyaluran produk dan jasa. Prinsip Bumdes
kooperatif, partisipatif,demokrasi, transparansi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable.
Tujuan BUMDes pad jurnal adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan
mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat desa.
11. eJurnal Ilmu Pemerintahan
Tahun
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Anggi Setiawan
Nama Jurnal
Volume
: Vol. 1, No. 3
URL
: -
Tanggal Diunduh
: 16 Oktober 2014
Judul
Ringkasan
Kepala Desa adalah pemimpin pemerintahan di desa, tanpa adanya peran Kepala
Desa yang mampu menggerakkan dan memotivasi masyarakatnya, maka swadaya
masyarakat yang diharapkan tentunya tidak dapat mendukung pembangunan desa.
Kecamatan Kaubun khususnya di Desa Bumi Rapak, swadaya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan desa sering menghadapi masalah-masalah yang mempengaruhi
bahkan dapat menghambat pembangunan desa itu sendiri, dikarenakan masih rendahnya
tingkat kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa hingga
belumlah sesuai dengan yang diharapkan dan belum sepenuhnya mendukung proses
pelaksanaan pembangunan desa. Swadaya masyarakat dapat ditingkatkan dalam
pembangunan desa, maka diperlukan adanya peran dari Kepala Desa yang mampu
menggerakkan dan memotivasi masyarakatnya. Metode penelitian yang digunakan oleh
penulis adalah metode kualitatif.
24
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan konten yang terdapat pada jurnal tersebut sudah
lengkap. Penulis menjelaskan secara lengkap hasil penelitiannya. Menurut penulis
terdapat 3 peran Kepala Desa untuk meningkatkan swadaya masyarakatnya, yaitu
dengan cara Kepala Desa sebagai motivator, fasilitator, dan mobilisator. Peran Kepala
Desa dalam jurnal sudah efektif dalam meningkatkan swadayanya dengan dibuktikan
dengan antusiasnya masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan yang telah
direncanakan. Variabel peran Kepala Desa pada jurnal tersebut terdiri dari, (a) sebagai
motivator yang ditunjukkan Kepala Desa dalam memberikan motivasi atau dukungan
melalui himbauan kepada warga desa untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan
desa. (b) Berperan sebagai fasilitator dalam jurnal ditunjukkan pada saat Kepala Desa
25
meminjamkan mobil dan alat-alat lainnya untuk mengangkut tanah dan batu untuk
perbaikan jalan. (c) Sebagai mobilisator, hal ini ditunjukkan Kepala Desa selalu
mengajak aparatur desa dalam menggerakan masyarakat desanya untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan program-program pembangunan desa. Sejauh ini masyarakat sangat
antusias untuk ikut berpartisipasi dalam peningkatan pembangunan desa karena
memang Kepala Desa sebagai pengerak untuk mengatur jalannya proses pembangunan
desa sangat diperlukan oleh warga setempat.
12. Jurnal
Tahun
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
Nama Jurnal
: -
Volume
: -
URL
: http://www.scribd.com/doc/158971212/Untitled#
download
Tanggal
Diunduh
: 16 Oktober 2014
Judul
Ringkasan
Salah satu bentuk kebijakan pembangunan desa yakni dengan adanya Badan Usaha
Milik Desa(BUMDes). Salah satu daerah yangmemiliki BUMDes yaitu Kabupaten
Madiun. Keberadaan BUMDes di Kabupaten Madiun salah satunya terletak pada Desa
SarengKecamatan Geger dengan nama Badan Usaha Milik Desa MekarSari.
Pengelolaan BUMDes Mekar Sari mengacu pada PerDes Desa Sareng Kecamatan
Geger Kabupaten Madiun Nomor 09 Tahun 2012. BUMDes Mekar Sari memiliki empat
unit usaha yakni Program Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP), usaha peningkatan
kesejahteraan keluarga (UP2k), unit pengelola keuangan gerakan terpadu
pengentasankemiskinan (UPK Gardu Taskin) dan Pasar Desa.
BUMDes merupakam pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai lembaga
sosial (social institution) dan komersial (commercial institution) yang berpihak pada
kepentingan masyarakat serta mencari keuntungan. Berdasar pada Perdes No.9 Tahun
2012 yang menjadi dasar hukum berdirinya BUMDes MekarSari di desa Sareng
26
27
Jurnal tersebut sudah baik dan format penulisan sudah lengkap. Penulis
memaparkan hasil penelitiannya dengan jelas. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah
desa dalam mengentaskan kemiskinan melalui BUMDes dapat dikatakan cukup
berhasil. Hal tersebut dapat terlihat pada saat peralihan naungan PUAP dari
GAPOKTAN menjadi BUMDes yang mengalami perkembangan. PUAP juga sudah
tepat sasaran. Namun perlu adanya pendataan yang teliti terkait pendataan anggota serta
angsuran, hal ini harus didukung dengan pengembangan kualitas SDM dalam
administrasi. Komunikasi yang dilakukan sudah baik, dibuktikan dengan mampu
menarik 210 orang untuk menjadi anggota. Variabel BUMDes pada jurnal ini
menjelaskan bahwa BUMDes berperan dalam (a) meningkatkan pendapatan asli desa
yang dibuktikan oleh perkembangan modal yang dihasilkan PUAP. (b)
Mengembangkan potensi perekonomian, dimana penetapan sasaran PUAP didasarkan
data monografi Desa Sareng yang menunjukkan rumah tangga miskin
bermatapencaharian disektor agraris. (c) Menciptakan lapangan kerja.
13. Jurnal Holistik
Judul
Tahun
: 2013
Jenis
Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk
Pustaka
: Elektronik
Nama
Penulis
: Ebara Tabuni
Nama
Jurnal
: Jurnal Holistik
Volume
: Tahun V No 10A
URL
: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/articl
e/view/1271
Tanggal
Diunduh
: 16 Oktober 2014
Ringkasan
Penelitian yang dilakukan oleh Ebara Tabuni di Deesa Bogonuk Distrik Woniki
Kabupaten Tolikara menemukan adanya perbedaan struktur kepemimpinan yang
berbentuk sistem kepemimpinan suku yang dimiliki oleh orang Lanny secara turun
temurun. Pemimpin suku dalam suatu desa merupakan seorang pemimpin yang
memiliki peran dan status yang sama pentingnya dengan Kepala desa. Kepala suku
28
disebut Ondowafi. Kepala desa dipilih dan diangkat dengan sistem pemerintahan dari
Kabupaten melalui Distrik hingga ke Desa, maka Kepala Desa diangkat dan dipilih oleh
masyarakat. Pembedaan juga terjadi pada fungsi dan tanggung-jawab kedua jenis
pemimpin ini. Pemerintahan desa yaitu Kepala Desa dan aparatnya yang ditetapkan
dalam masyarakat oleh pemerintah melalui Kepala Distrik. Sedangkan pemimpin
informal yang disebut Ondowafi dipercayai oleh masyarakat mengatur hal-hal yang
menyangkut hak-hak kepemilikan tanah sebagai ahli dibidang adat istiadat dan urusan
keamanan.
Kepemimpinan formal akan melahirkan pemimpin formal, sedangkan pemimpin
informal akan melahirkan organisasi yang informal. Kepemimpinan formal tidak akan
secara otomatis menjadi jaminan seorang pemimpin diterima sebagai pemimpin oleh
bawahannya. Sementara pemimpin informal yang disebut headship merupakan tipe
yang tidak mendasar pada pengangkatan serta tidak terlihat pada struktur organisasi
resmi. Namun efektifitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan
penerimaan bawahan dalam praktek kepemimpinannya. Tipe kepemimpinan dibedakan
atas kepemimpinan otokratik, militeristik, paternalistik, kharismarik, dan otokratik.
Syarat-syarat pemimpin yang baik adalah keterampilan komunikasi dan mendidik.
Peranan pemimpin formal di Desa Bogonuk memiliki tugas untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Sedangkan peranan
kepemimpinan informal masyarakat suku Lanny ini banyak memiliki ciri-ciri spesifik
yang memperjuangkan kesejahteraan umum, menegakan keadilan dan kebenaran, serta
menjaga keselamatan warganya. Injeksi sistem kepemimpinan formal ke dalam sistem
kepemimpinan tradisional mengakibatkan lahirnya dualism kepemimpinan didalam
masyarakat suku Lanny. Kepala suku tidak memiliki hubungan dengan kepala desa.
Jabatan Kepala Suku adalah jabatan struktural budaya dan adat yang memiliki keahlian.
Sedangkan Kepala Desa adalah jabatan struktural formal yang terkait dengan kebijakan
administrative legal formal tata pemerintahan.
Analisis
Penulisan yang dilakukan penulis kurang baik, karena tidak mencantumkan
metode pengumpulan data yang dilakukan seperti apa. Namun pada penjelasan
mengenai kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal sudah tergolong cukup
jelas. Variabel kepemimpinan: tipe kepemimpinan yaitu kepemimpinan otokratik,
militeristik, paternalistik, kharismarik, dan otokratik. Perbedaan kepemimpinan formal
dan informal yaitu kepemimpinan formal adalah Kepala Desa adalah jabatan struktural
formal yang terkait dengan kebijakan administrative legal formal tata pemerintahan.
Sedangkan kepemimpinan informal yaitu Jabatan Kepala Suku adalah jabatan struktural
budaya dan adat yang memiliki keahlian.
14. Jurnal Eksekutif
Judul
29
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Irma Onibala
Nama Jurnal
: Jurnal Eksekutif
Penerbit
: -
Volume
: -
URL
: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/v
iew/3524
Tanggal
Diunduh
Ringkasan Pustaka
Pemimpin di Desa Raanan Baru Satu, Hukum Tua membina kehidupan
masyarakatnya dengan semangat gotong royong.Menghadirkan kembali semangat
gotong royong diantara warganya.Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat.Sebagai desa swadaya yang penduduknya sebagian
besar adalah berprofesi sebagai seorang petani, kegaiatan-kegiatan dalam pertanianpun
dilakukan secara bergotongroyong. Misalnya dalam membangun saluran irigasi tersier,
para warga khususnya pemuda melakukan secara bersama-sama. Selain menanamkan
kembali semangat gotong royong pada warganya, Hukum Tua juga melakukan
pembinaan kehidupan masyarakat melalui pendekatan keagamaan.
Hukum Tua senantiasa mengajak warganya berdialog khususnya pemudapemuda desa, saling berbincang-bincang dan mengajak warganya untuk berbincangbincang secara terbuka. Aktivitas pembinaan kehidupan masyarakat dilakukan oleh
kepala desa lebih bersifat penjelasan akan makna, dan maksud, tujuan, serta manfaat
dari pemberdayaan masyarakat. Dalam membina kehidupan masyarakat, kepala desa
menyatukan dirinya terhadap semua warga dimanapun dan dalam keadaan apapun dan
tidak menciptakan sekat-sekat antara pemerintah dengan masyarakat.
Pemasukan anggaran yang tidak stabil dan belum tergalinya sumber APB desa
masyarakat Desa Raanan Baru Satu serta belum adanya badan usaha milik desa
merupakan kendala-kendala yang dihadapi oleh Hukum Tua dalam mengelola keuangan
desa. Melalui ADD perekonomian desa sangat terbantu. Desa dapat menghemat biaya
pembangunan, karena desa dapat mengelola sendiri proyek pembangunannya dan hasilhasilnya dapat dipelihara secara baik demi keberlanjutannya.
Disamping kemampuan aparatur pemerintah desa dalam memberdayakan
masyarakat, besar kecilnya partisipasi masyarakat merupakankan faktor penting dalam
proses pembangunan. Keikutsertaan masyarakat tidak saja dalam perencanaan tetapi
juga pelaksanaan program-program pembangunan di desa. Sehingga penilaian terhadap
aparatur desa tidak negatif dalam menjalankan tugas utama untuk memberikan
pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
30
Hampir setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan di Desa Raanan Baru Satu
dilaksanakan melalui musyawarah. Hukum Tua selalu melakukan koordinasi dengan
perangkat desanya dalam melakukan setiap kegiatan. Selain berkoordinasi dengan
bawahannya, kepala desa juga selalu berkoordinasi dengan atasannya seperti camat dan
pemerintah daerah.
Analisis
Pada jurnal menjelaskan bahwa peran pemimpin yang menumbuhkan kembali
semangat gotong royong pada masyarakatnya dalam pelaksanaan program
pembangunan. Selain itu, pemimpin juga menciptakan hubungan personal antara aparat
dengan masyarakat menjadi lebih baik dengan cara melakukan interaksi. Pemimpin
dalam jurnal juga menjunjung tinggi partisipasi pada masyarakatnya dalam program
pembangunan. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada penilaian negatif satu sama lain
serta program pembangunan yang dilaksanakan dapat tepat dengan apa yang diinginkan
oleh masyarakat. Terdapat beberapa peran yang dapat diambil yaitu, informasional,
personal, dan motivasi.
Tahun
: 2010
Jenis Pustaka
: Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
Nama Jurnal
: -
Penerbit
: -
Volume
: -
URL
: http://asp.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/31.Peranan-Kepemimpinan-dalam-Pembangunan-Derah-.pdf.
Tanggal
Diunduh
Ringkasan Pustaka
Pandangan ekonomi regional, leadership tidak hanya didefinisikan sebagai
seseorang tetapi lebih kepada tindakan bersama (collaborative action). Konsep ini
31
32
31
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri
sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat sematamata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin
tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat
berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat
dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah
seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi
dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Kharismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang
demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu
sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
itu.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin
yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena
tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah
makhluk yang termulia di dunia; selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya;
senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya; selalu
berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan;
ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk
berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Menurut Suit,
Almasdi, dan Yusuf (2012) kepemimpinan atau manajemen sumberdaya manusia
32
33
Peran Kepemimpinan
34
Memberi pengawalan
Hasil dari jurnal yang telah dianalisis, terdapat beberapa peran Kepala Desa dalam
program pembangunan. Salah satu faktor pendukung program pembangunan adalah
partisipasi dari masyarakatnya, maka pembangunan diperlukan adanya sinergi antara
masyarakat dengan aparat desa. Hal tersebut dapat dicapai dengan peran Kepala Desa dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pengambilan keputusan, peran
mempengaruhi, peran motivasi, peran informasional, melaksanakan komunikasi dan
koordinasi, dan melaksanakan tugas pengawasan. Kepala Desa juga harus mampu
menjadi motivator, fasilitator, serta mobilisator. Melalui peran-peran tersebut, Kepala Desa
dalam jurnal mampu meningkatkan keberhasilan program pembangunan.
Ekonomi Lokal
Definisi Ekonomi Lokal
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam
wilayah tersebut (Mudrajat dalam Susanti, Hanafi, Adiono 2013). Menurut Suit,
Almasdi, dan Yusuf (2012), ekonomi pedesaan adalah ekonomil rakyat kecil yang
sumberdayanya masih rendah dan kegiatan ekonominya tidak terorganisasi dan lebih
bersifat perorang atau perkeluarga dan tidak terikat dengan berbagai peraturan, seperti
peraturan perburuhan, jam kerja, dan sebagiannya. Definisi Pengembangan Ekonomi
Lokal (PEL) menurut Bank Dunia dalam Adi (2012) adalah proses dimana pemerintah,
swasta, dan masyarakat bekerja bersama membentuk kondisi yang lebih baik bagi
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Konteks ekonomi lokal dalam
penulisan ini dimaksudkan sebagai pengembangan ekonomi desa yang bertujuan
sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat desa.
Menurut Supriyadi dalam Susanti, Hanafi, Adiono (2013) dalam keberhasilan
pengembangan ekonomi desa dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: 1) perluasan
kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan usaha; 2) perluasan bagi
masyarakat untuk meningkatkan pendapatan; 3) keberda-yaan lembaga usaha mikro dan
kecil dalam proses produksi dan pemasaran; dan 4) keberdayaan kelembagaan jaringan
kerja kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal.
35
Faktor pendukung adalah sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya
manusia juga merupakan faktor pendukung dimana banyaknya sumber daya manusia
dapat mendorong pengembangan ekonomi lokal menjadi semakin luas. Adapun faktor
penghambat seperti rendahnya pengetahuan petani serta pemasaran dimana para petani
merasa kesulitan memasarkan produk yang dikembangkan.
Badan Usaha Milik Desa
Menurut Ramadhana , Ribawanto, Suwondo (2013), Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) ini dibentuk dan didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Keberadaan
Bumdes memiliki kontribusi untuk peningkatan pendapatan desa dan memenuhi
kebutuhan pokok desa.
Peran BUMDes pada jurnal yang telah dianalisis terlihat pada sumber dana
untuk peningkatan pendapatan, kebutuhan masyarakat yang harus dirasakan oleh
masyarakat keseluruhan. pembangunan desa secara mandiri yang diartikan sebagai
keberhasilan masyarakat mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak hanya
bergantung pada anggaran dana bantuan.
Menurut Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014, BUMDes mendorong desa
sebagai subjek pembangunan secara emansipatoris untuk pemenuhan pelayanan dasar
kepada warga, termasuk menggerakan aset-aset ekonomi lokal. Posisi BUMDes
menjadi lembaga yang memunculkan sentra-sentra ekonomi di desa dengan semangat
ekonomi kolektif. Hal tersebut terlihat dari tujuan BUMDes sebagai lembaga yang
meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. UU No 6
tahun 2014 pasal 87 ayat 3 juga menyebutkan BUMDes dapat menjalankan usaha di
bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Artinya, BUMDes dapat menjalankan ber bagai usaha, mulai dari
pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya.
SIMPULAN
36
peran antar pribadi, peran informasional, peran fasilitator, peran mobilisator, peran
pengawasan.
Secara umum, penulis mengkaji dari berbagai pustaka bahwa peran
kepemimpinan Kepala Desa berhubungan dengan program pembangunan desa. Terlihat
dari berbagai pustaka yang telah dikaji, sebagian besar peran kepemimpinan Kepala
Desa yang dilakukan secara efektif mampu meningkatkan tingkat keberhasilan program
pembangunan desa. Karena itu, menarik untuk dikaji upaya peran kepemimpinan
Kepala Desa yang telah didapat dari berbagai pustaka.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini merupakan suatu kerangka usulan analisis baru yang
dibuat dengan menggabungkan beberapa variable dari studi pustaka. Kerangka ini
menunjukan keterkaitan antar variabel yang dijelaskan penulis dalam studi pustakanya.
Menurut Stimson dalam Nurmalasari dan Rohman (2014), kepemimpinan dalam
pembangunan regional, diantaranya: antisipasi masalah, memberi pengawalan,
berpartisipasi dalam pelaksanaan, mengawasi pelaksanaan. Berdasarkan konsep tersebut
dapat ditemukan kaitan peran kepemimpinan Kepala Desa dalam keberhasilan program
37
pembangunan desa. Kerangka pemikiran dibawah ini peran kepemimpinan kepala desa
menurut jurnal yang yang telah dianalisis antara lain pengambilan keputusan, peran
memotivasi, peran antar pribadi, peran informasional, peran fasilitator, peran
mobilisator, peran pengawasan.
.
Peran kepemimpinan tersebut berhubungan dengan keberhasilan program
pembangunan desa. Berbagai peran kepemimpinan dapat dilakukan oleh Kepala Desa
agar program pembangunan desa dapat berhasil, salah satunya melalui pengembangan
ekonomi lokal yang memiliki indiktor keberhasilan terdiri dari, tingkat pendapatan,
kesempatan kerja, berdayanya usaha mikro, dan perluasan jaringan. Penulisan ini
dimaksudkan untuk mengetahui peran kepemimpinan Kepala Desa dalam hubungannya
dengan tingkat keberhasilan program pembangunan desa.
Konsep Kepemimpinan
Stimson dalam Nurmalasari
dan Rohman
(2014):
Antisipasi Masalah,
Memberi pengawalan ,
Berpartisipasi dalam
pelaksanaan, Mengawasi
pelaksanaan
Program Pembangunan
Desa
Peran Kepemimpinan
Kepala Desa:
Pengambilan
keputusan
Peran memotivasi
Peran antar pribadi
Peran informasional
Peran Fasilitator
Peran Mobilisator
Indikator
Keberhasilan
Pengembangan Ekonomi
Lokal:
-Tingkat pendapatan
-Kesempatan kerja
-Usaha Mikro Berdaya
-Perluasan jaringan
Keterangan:
Berhubungan
Fokus Penelitian
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Pertanyaan Penelitian
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40
Setyawan A. 2013. Peran Kepala Desa Terhadap Swadaya Masyarakat Dalam
RIWAYAT HIDUP
39