Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036
Dosen
Dr. Sofyan Sjaf, MSi
Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
ABSTRAK
ROHMAH HIDAYATI. Hubungan Partisipasi Anggota terhadap Keberhasilan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di bawah bimbingan Dr. Sofyan Sjaf, MSi
Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu lembaga usaha yang didirikan oleh
pemerintah desa bersama dengan masyarakat desa. Seperti halnya lembaga usaha
lainnya, BUMDes memiliki struktur organisasi yang akan mengurus dan mengatur
pengelolaan BUMDes tersebut. Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini
program pembangunan yang ada belum melibatkan peran partisipasi masyarakat
sepenuhnya, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Padahal
keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sangat penting dalam
mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam proses
pembangunan. Sejalan dengan hal tersebut BUMDes yang merupakan perwujudan
dari pembangunan ekonomi desa membutuhkan peran partisipasi masyarakat
dalam pengelolaannya. Partisipasi masyarakat sendiri tidak terlepas karakteristik
individu dan modal sosial yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan partisipasi anggota BUMDes dengan keberhasilan
peranan BUMDes; serta hubungan karakteristik anggota dan modal sosial
terhadap partisipasi anggota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kuantitatif dengan didukung data kualitatif.
Kata Kunci: modal sosial, partisipasi anggota, keberhasilan BUMDes
ABSTRACT
Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036
Proposal Skripsi
Sebagai salah satu syarat kelulusan Matakuliah Kolokium (KPM 497)
Pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Anggota
terhadap
Tanggal pengesahan :
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Rohmah Hidayati dilahirkan di Wonogiri Jawa
Tengah pada 2 Juli 1994 dari pasangan Bpk Sumarjo dan Ibu Sri Lestari
(almarhumah). Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, memiliki
saudara kandung perempuan bernama Siti Hanisah. Pendidikan formal mulai
dijalani penulis mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) (2000-2006), SMP Negeri 1
Giriwoyo (2006-2009), SMA Negeri 1 Baturetno (2009-2012). Pada tahun 2012
penulis diterima menjadi mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Undangan.
Selain aktif dalam kegiatan akademik, sejak pertama masuk perkuliahan
penulis sudah aktif dalam kegiatan non akademik, seperti pengurus di Action of
Ecoranger (ACCER) komunitas lingkungan FEMA IPB, Pengurus BEM FEMA
IPB dan Pengurus Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) IPB serta aktif dalam
kepanitiaan di kampus. Selain itu penulis juga mengikuti event-event kompetisi di
luar kampus seperti Konferensi Mahasiswa Nasional Ekonomi Bebas Korupsi
(EBK) VI Universitas Gajah Mada serta Kompetisi East Java Economic Forum
(Ejavec) II yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga
dan Bank Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulisan proposal skripsi yang berjudul Hubungan Partisipasi Anggota terhadap
Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), ditujukan untuk memenuhi
syarat kelulusan MK Kolokium (KPM 497) Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Sofyan Sjaf, MSi
selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama
penulisan proposal skripsi ini berjalan. Penulis pun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada keluarga dan teman-teman atas doa dan dukungan selama proses
penulisan proposal skripsi. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi, dan juga bermanfaat bagi pembaca lain.
Bogor, Februari 2016
Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................
Latar Belakang...........................................................................................
Rumusan Masalah .....................................................................................
Tujuan Penelitian.......................................................................................
Kegunaan Penelitian..................................................................................
TINJAUAN TEORITIS.................................................................................
Tinjauan Pustaka........................................................................................
Definisi Partisipasi ...............................................................................
Tahap Partisipasi ..................................................................................
Bentuk Partisipasi .................................................................................
Faktor-Faktor Partisipasi ......................................................................
Definisi Karakteristik Individu..............................................................
Aspek Karakteristik Individu ...............................................................
Definisi Modal Sosial ...........................................................................
Konsep Modal Sosial ............................................................................
Definisi Badan Usaha Milik Desa ........................................................
Manajemen dan Prinsip Badan Usaha Milik Desa ...............................
Peran dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa .........................................
Kerangka Pemikiran...................................................................................
Hipotesis Penelitian ...................................................................................
PENDEKATAN LAPANGAN.......................................................................
Metode Penelitian ......................................................................................
Lokasi dan Waktu .....................................................................................
Teknik Penentuan Responden dan Informan.............................................
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................
Teknik Pengolahan dan Analisis Data.......................................................
Definisi Operasioanal.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
ix
x
x
1
3
4
4
5
5
5
5
5
6
7
7
8
9
10
11
11
13
15
16
16
16
16
17
17
19
19
23
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Teknik pengumpulan data........................................................................18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka berpikir.................................................................................15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian........................................................................25
Lampiran 2. Jadwal penelitian..............................................................................26
Lampiran 3. Kerangka sampling...........................................................................27
Lampiran 4. Kuesioner..........................................................................................28
Lampiran 5. Panduan pertanyaan/pengamatan.....................................................34
Lampiran 6. Format catatan lapang.......................................................................37
Lampiran 7. Dummy Table...................................................................................38
Lampiran 8. Rancangan skripsi.............................................................................39
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan unit pemerintahan terkecil
desa yang jumlahnya cukup tinggi. Menurut UU No 6/2014, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) jumlah desa di Indonesia, baik
secara administrasi desa maupun administrasi kelurahan mencapai 72.944 desa.
Jumlah desa yang cukup tinggi tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Adapun
tingkat pembangunan desa sendiri masih belum merata, terlebih diperkuat dengan
sistem otonomi daerah seperti sekarang ini yang memberikan kebebasan pada
setiap daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah tangganya, hal inilah
yang dapat memicu kesenjangan antar daerah termasuk antar desa.
Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan untuk
memajukan bangsa, termasuk proses perwujudan cita-cita negara untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Pembangunan desa harus dilakukan
secara berencana dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat desa. Oleh karena itu
pembangunan desa harus didasarkan pada potensi dan kelemahan desa. Untuk
mewujudkan pembangunan desa tersebut, dibutuhkan peran partisipasi
masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang lebih mengetahui
permasalahan dan potensi desa, sehingga dalam hal ini masyarakat adalah sentral
dari proses pembangunan desa itu sendiri.
Menurut Sumodingrat (1988), partisipasi sebagai salah satu elemen
pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang
sedang berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting
dalam pembangunan, dimana untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
dibutuhkan keikutsertaan anggota masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.
Conyers (1991) memberikan tiga alasan utama pentingnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, yaitu: (1) partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna
memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan dan proyek akan gagal,
(2) masyarakat mempercayai program pembagunan jika dilibatkan dalam proses
persiapan dan perencanaannya, karena masyarakat lebih mengetahui seluk beluk
proyek dan merasa memiliki proyek tersebut, (3) partisipasi merupakan hak
demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di pembangunan.
Berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014, Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) merupakan suatu badan usaha yang ada di desa yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
desa. Secara teknis BUMDes yang ada mengacu kepada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa dan UU
Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, yang
mana kedepan desa mendapat peluang yang lebih besar untuk meningkatkan
perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat perdesaan. Dalam hal ini
BUMDes dapat menjadi instrumen yang dioptimalkan perannya sebagai lembaga
ekonomi lokal yang legal yang berada ditingkat desa untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa. Bila bercermin kepada peran
Pemerintah Desa dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat selama
ini, maka melalui model BUMDes ini diharapkan terjadi revitalisasi peran
Pemerintah Desa dalam pengembangan ekonomi lokal/pemberdayaan
masyarakat1. Sehingga dalam hal ini peran dan partisipasi masyarakat sangat
dibutuhkan agar program BUM Des tepat guna dan tepat sasaran.
Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini program pembangunan
yang ada belum melibatkan peran partisipasi masyarakat sepenuhnya, baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaannya. Padahal keterlibatan masyarakat dalam
proses pembangunan sangat penting dalam mewujudkan kepentingan atau
kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam proses pembangunan. Menurut hasil
penelitian Latif (2014) menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap
pembangunan di desa masih kurang maksimal, terutama dalam tahap pelaksanaan
pembangunan. Kurang aktifnya masyarakat dalam tahapan pembangunan desa ini
disebabkan masih kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya partisipasi.
Selain itu Potoboda (2011) menyebutkan bahwa dalam perencanaan program
pembangunan, peran partisipasi masyarakat juga belum secara maksimal
dilibatkan.
Menurut Fukuyama (2001) , bahwa modal sosial memiliki peran penting
dalam keberhasilan pembangunan (sosial, budaya, ekonomi, dan politik), tidak
terkecuali pembangunan desa. Modal sosial yang lemah akan meredupkan
semangat gotong royong, memperparah kemiskinan, meningkatkan
pengangguran, kriminalitas, dan menghalangi setiap upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
Berdasarkan hal di atas, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dan
perencanaan BUMDes menjadi penting. Urgensi pembentukan BUM Des sebagai
suatu bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat diperlukan
oleh desa-desa di Indonesia sebagai sumber ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan desa serta masyarakat desa. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat
dibutuhkan baik dalam pembentukan, pelaksanaan maupun pengelolaan BUM Des
tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des dapat dirasakan tidak hanya oleh
pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa tujuan
penelitian, yaitu:
1. Menganalisis hubungan karakteristik anggota BUMDes dengan partisipasi
anggota BUMDes
2. Menganalisis hubungan modal sosial dengan partisipasi anggota BUMDes
3. Menganalisis hubungan partisipasi anggota dengan keberhasilan peranan
BUMDes
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan
program BUMDes, dari segi proses hasil pelaksanaan program, sehingga
dapat dijadikan bahan perbaikan dalam pelaksanaan program di masa
depan.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan bukti bahwa peran
masyarakat sangatlah penting bagi pembangunan, khususnya di bidang
ekonomi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan gambaran pelaksanaan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam upaya pembangunan ekonomi
desa, serta peranan partisipasi masyarakat maupun anggota BUMDes
dalam upaya tersebut.
TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka
Partisipasi
Definisi Partisipasi
Partisipasi merupakan peran serta warga desa baik dalam merencanakan,
melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam menerima hasil-hasil
pembangunan (Latief, 2014). Selain itu Damanik dan Tahitu (2007) juga
mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dimaksudkan sebagai keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan yang dinilai berdasarkan empat tahap kegiatan,
yaitu: (1) tahap perencanaan pembangunan, (2) tahap pelaksanaan pembangunan,
(3) tahap pemanfaatan hasil pembangunan, dan (4) tahap evaluasi. Nasdian (2006)
mendefinisikan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga
komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan
menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat
menegaskan kontrol secara efektif. Titik tolak dari partisipasi adalah memutuskan,
bertindak, kemudian mereka merefleksikan tindakan tersebut sebagai subjek yang
sadar. Dengan demikian, partisipasi dimaksudkan sebagai peran serta warga
masyarakat dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga evaluasi.
Partisipasi
masyarakat
mempunyai
peranan
penting
dalam
penyelenggaraan untuk meningkatkan pembangunan desa, dalam rangka
mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut.
Kebijaksanaan pembangunan desa perlu terus ditingkatkan terutama melalui
pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk penciptaan iklim
yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat pedesaan untuk
berproduksi, serta mengolah dan memasarkan hasil produksinya, sekaligus
menciptakan lapangan kerja (Beratha 2004). Sehingga dalam pelaksanaan
kebijakan pembangunan, partisipasi masyarakat perlu dilibatkan.
Tahap Partisipasi
Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2006) membagi partisipasi ke
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan
masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud
disini yaitu keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat perencanaan dan
pelaksanaan suatu program.
2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan,
sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi
pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk
sumbangan pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai
anggota proyek.
3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan
pelaksanaan proyek selanjutnya.
4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu,
dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin
besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai
sasaran.
Hasil penelitian Kogowa et al (2015), peran partisipasi masyarakat
terhadap pembangunan infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeliharaan. Pada tahap
perencanaan pembangunan dibutuhkan keikutsertaan masyarakat melalui
penggalian gagasan pada tingkat musyawarah desa (musdes) kegiatan
musyawarah pembangunan ini dilaksanakan untuk menyerap aspirasi masyarakat
desa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada program tersebut. Bentuk
partisipasi masyarakat yang diberikan dalam tahap perencanaan adalah kehadiran
dalam rapat serta keaktifan dalam member saran atau usulan. Pada tahap
pelaksaan program, partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk
partisipasinya, diantaranya sumbangan dana, material, tenaga, tanah dan tanam
tumbuh. Tingkat Partisipasi masyarakat pada tahap pemeliharaan terdiri atas
sumbangan tenaga dan uang.
Bentuk Partisipasi
Davis yang dikutip Sastropoetro (1988) mengungkapkan jenis-jenis
partisipasi yang meliputi; (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan tenaga; (4)
keahlian; (5) barang); (6) money. Secara umum partisipasi masyarakat dapat
dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi yang diberikannya baik yang nyata maupun
yang abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga,
keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah
partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi
representatif (Huraerah 2008).
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa (a) partisipasi
masyarakat dalam bentuk tenaga, seperti kemauan masyarakat untuk ikut serta
kerja bakti (b) partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda, seperti adanya
kemauan masyarakat untuk memberikan sumbangan berupa uang untuk kegiatankegiatan (c) partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran, yang ditunjukkan
dengan adanya keikutsertaan masyarakat untuk mengikuti forum musyawarah
desa.
Dengan demikian bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam
pembangunan:
(1) Tahap perencanaan program
Bentuk partisipasi tidak nyata(abstrak), berupa keaktifan dalam memberi
saran atau usulan; partisipasi buah pikiran dan pengambilan keputusan.
Partisipasi dalam memberikan usulan atau saran dapat dilihat dari
Karakteristik individu sangat spesifik, sehingga satu orang dengan yang lainnya
berbeda-beda. Sehingga karakteristik anggota merupakan kecakapan dan
kemampuan seorang individu berdasarkan latar belakang dan demografi yang
akan mempengaruhi sikapnya dalam bertindak
.
Aspek Karakteristik Individu
Menurut Ardana dkk (2008: 31), karakteristik individu dapat dilihat dari
beberapa aspek (a) Minat; (b) Sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi
pekerjaan; (c) Kebutuhan individual; (d) Kemampuan dan kompentensi (e)
Pengetahuan tentang pekerjaan (f) Emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan
nilai-nilai. Noermijanti (2008) menambahkan bahwa indikator dari karakteristik
individu meliputi (1) karakteristik biografi, yang terdiri dari usia, jenis kelamin,
status kawin, banyaknya tanggungan, masa kerja; (2) kemampuan
intelektual/pendidikan, fisik, kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan;
(kepribadian meliputi keturuan, lingkungan, situasi; (4) pembelajaran; (5) sikap;
(6) pendapatan; (7) pengalaman. Selanjutnya menurut Peoni (2014) karakteristik
individu dapat dilihat dari (1) kemampuan, (2) karakteristik-karakteristik
biografis, (3) pembelajaran, (4) sikap, (5) kepribadian, (6) persepsi, dan (7) nilai.
Sementara itu, menurut Yuliana dan Winata (2012) karakteristik anggota dapat
diukur dengan beberapa aspek diantaranya (1) umur; (2) Tingkat pendidikan; (3)
pengalaman; (4) kedudukan sosial; (5) motivasi.
Menurut penelitian Ainiya (2014), karakteristik anggota yang LKM
Posdaya yang memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi hanya kepemilikan
usaha, sementara karakteristik lain seperti umur, tingkat pendidikan dan tingkat
pendapatan tidak memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi. Disis lain
penelitian yang dilakukan Yuliana dan Winata (2012) pada anggota Pokmaswas
menjelaskan bahwa karakteristik angota yang secara signifikan dapat
mempengaruhi persepsi anggota adalah karakteristik tingkat pendidikan dan
pengalaman menjadi anggota Pokmaswas. Adapun karakteristik anggota dalam
penelitian ini adalah:
1. Umur
Umur merupakan lama hidup seseorang terhitung dari tahun dilahirkan
hingga tahun saat ini ia hidup. Umur diharapkan dapat mempengaruhi partisipasi
individu atau kelompok untuk menyampaikan pendapat atau idenya. Umur juga
menentukan seseorang untuk dapat mengambil keputusan. Usia tua dinggap
memiliki pengalaman yang lebih banyak sehingga mereka cenderung memberi
pendapat lebih besar.
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diterima seseorang yang
memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta pengalaman baik secara formal
maupun informal. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi partisipasi karena
pengetahuan yang luas yang dimiliki individu, cenderung memberikan pendapat
yang lebih banyak, sehingga tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang untuk
berpartisipasi.
3. Tingkat pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh individu setelah melakukan
kerja. Tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi partisipasi, karena tingkat
penghasilan yang tinggi cenderung akan memberikan partisipasi berupa dana,
11
dan solidaritas. Nilai kepercayaan diantara anggota dan keuntungan bersama akan
menciptakan jaringan dan kebijakan.
Sementara itu, hasil penelitian Putri dan Fitrayati (2014) terdapat pengaruh
yang signifikan antara modal sosial yang meliputi: Kepercayaan/ Trust, Imbal
Balik/ Resiprocity, Partisipasi Anggota, Nilai Sosial dan Norma Sosial secara
simultan terhadap Perkembangan Unit Usaha KUD Adil Makmur Kecamatan
Kertosono - Nganjuk. Kepercayaan yang tinggi ini merupakan suatu modal dasar
yang sangat penting di dalam melakukan aktivitas kolektif yang berkenaan dengan
perkembangan unit usaha pada KUD.
Hasil penelitian Anam (2013) pada kelompok tani Ali Wafa menjelaskan
bahwa modal sosial dalam kelompok tani tebu adalah hasil akumulasi segala
bentuk modal sosial yang dibawa oleh individu anggota ke dalam kelompok tani
untuk kemudian dimanfaatkan secara kolektif dan memberikan benefit bagi
kelompok tani tersebut yang mana kondisi modal sosial yang ada dalam kelompok
tersebut cukup tinggi, tingkat kepercayaan, kerjasama, solidaritas, tindakan
kolektif dan partisipasi dalam kondisi baik.
Badan Usaha Milik Desa
Definisi Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan sebuah lembaga yang
dibentuk dan dirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan
pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat (Ramadana et al
2013). BUMDes merupakan pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai
lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution) yang
berpihak pada kepentingan masyarakat serta mencari keuntungan (Meirinawati
dan Dewi 2013). Selain itu Ibrahim (2013) mengungkapkan bahwa Badan Usaha
Milik Desa merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh suatu desa untuk
menghasilkan suatu produksi yang dapat meningkatkan keuangan desa.
Menurut UU No.6/2014, BUMDes mendorong desa sebagai subjek
pembangunan secara emansipatoris untuk pemenuhan pelayanan dasar kepada
warga, termasuk menggerakan aset-aset ekonomi lokal. Posisi BUMDes menjadi
lembaga yang memunculkan sentra-sentra ekonomi di desa dengan semangat
ekonomi kolektif. Hal tersebut terlihat dari tujuan BUMDes sebagai lembaga yang
meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. UU
No 6 tahun 2014 pasal 87 ayat 3 juga menyebutkan BUMDes dapat menjalankan
usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Artinya, BUMDes dapat menjalankan berbagai
usaha, mulai dari pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan
pengembangan ekonomi lainnya.
13
15
Kerangka Pemikiran
BUM Des merupakan suatu bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah
desa dan masyarakat diperlukan oleh desa-desa di Indonesia sebagai sumber
ekonomi untuk meningkatkan pendapatan desa serta masyarakat desa. Dalam hal
ini, partisipasi masyarakat dibutuhkan baik dalam pembentukan, pelaksanaan
maupun pengelolaan BUM Des tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des dapat
dirasakan tidak hanya oleh pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses aktif dari masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program pembangunan. Tahapan
partisipasi masyarakat dalam program pembangunan desa meliputi tahap
perencanaan program, tahap pelaksanaan program, tahap evaluasi program, dan
tahap menikmati hasil. Tahapan-tahapan partisipasi tersebut memiliki hubungan
terhadap keberhasilan peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dimana
indikator keberhasilan peran BUMDEs dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) hal
yaitu; (1) Penyedia pelayanan sosial (2) Penyedia manfaat ekonomi.
Karakteristik anggota BUMDes merupakan kecakapan dan kemampuan
seorang individu berdasarkan latar belakang dan demografi yang akan
mempengaruhi sikapnya dalam bertindak. Karakteristik individu BUMDes terdiri
dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat motivasi dan tingkat
pengalaman menjadi anggota. Karakteristik anggota BUMDes tersebut memiliki
hubungan dengan partisipasi anggota yang dapat dilihat melalui tahapan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan menikmati hasil. Sementara itu modal
sosial merupakan suatu proses hubungan antar manusia yang melahirkan ikatan
sosial yang berupa nilai dan norma sosial, kepercayaan, kerjasama dan jaringanjaringan sosial. Modal sosial ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
mempermudah akses terhadap suatu program sehingga akan mempengaruhi
partisipasi suatu individu. Modal sosial memiliki hubungan dengan partisipasi
anggota dalam BUMDes
Karakteristik Anggota
Umur
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendapatan
Tingkat Motivasi
Tingkat Pengalaman menjadi
Peranan BUMDes
Tingkat Pelayanan Sosial
Manfaat Ekonomi
Tingkat Partisipasi Anggota dalam BUMDes
Peranan Modal Sosial
Kepercayaan
Jaringan
Norma
Keterangan:
: Hubungan -------------- : Fokus Penelitian
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Karakteristik anggota BUMDes memiliki hubungan dengan tingkat
partisipasi anggota
2. Peranan modal sosial diduga memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi
anggota BUMDes
3. Tingkat partisipasi anggota BUMDes diduga memiliki hubungan dengan
keberhasilan peranan BUMDes
17
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang menjabarkan dan menjelaskan hubungan tahapan
partisipasi masyarakat dengan keberhasilan pengelolaan BUMDes dalam upaya
pembangunan ekonomi desa. Pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian survey, yaitu penelitian yang menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
dikembangkan dari definisi operasional setiap variabel yang digunakan dalam
penelitian (Singarimbun dan Effendi 2006). Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh dari
pendekatan kuantitatif yang terbatas hanya dari kuesioner. Pendekatan kualitatif
diperoleh melalui teknik wawancara mendalam dan observasi dengan panduan
pertanyaan sebagai instrumen. Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti
menggali informasi yang tidak tercakup dalam kerangka pemikiran, dan dapat
membantu memperkuat data yang telah diperoleh.
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada BUMDes Sumber Arta Makmur di
Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri. BUMDes ini
dipilih secara sengaja (purposive) karena memenuhi kriteria dalam penelitian ini,
yaitu BUMDes tersebut merupakan salah satu BUMDes percontohan yang ada di
Kabupaten Wonogiri karena mampu melakukan pengelolaan aset desa untuk
pembangunan ekonomi desa sehingga menarik untuk diteliti partisipasi
anggotanya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2016,
meliputi proses penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal
skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft
skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.
Teknik Penentuan Responden dan Informan
Responden penelitian ini adalah anggota masyarakat yang tergabung
dalam BUMDes Sumber Arta Makmur di Desa Sumberejo, Kecamatan
Batuwarno, Kabupaten Wonogiri yang terbagi kedalam beberapa unit usaha yaitu
Pasar Desa, BPS Air Minum, Gedung Badminton, LKM, Gapoktan, Telaga Rawa
dan UP2K. Unit analisis penelitian ini adalah individu. Responden yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 orang. Pemilihan responden disesuaikan
dengan waktu dan biaya yang tersedia. Responden diambil dengan cara
melakukan teknik cluster random sampling dengan cara mengacak nama
responden menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2013. Cluster random
sampling adalah teknik memilih sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil.
Teknik sampling ini dipilih karena individu/anggota BUMDes yang merupakan
calon responden terbagi kedalam beberapa unit usaha BUMDes yang mana tiap
individu dalam cluster/unit usaha diasumsikan heterogen.
19
Kebutuhan Data
Karakteristik Anggota
Umur
Tingkat Pendapatan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pengalaman
Tingkat Motivasi
Modal Sosial
Norma
Jaringan
Kepercayaan
Partisipasi Anggota
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Menikmati hasil
Keberhasilan BUMDes
Penyedia layanan sosial
Penyedia sumber ekonomi
desa
3
Informasi tambahan
Wawancara
mendalam
(sumber
data)
-
Data
sekunder
(sumber
data)
Pihak
pemerintah
desa
-
(Panduan
Pertanyaan)Pe
merintah dan
tokoh desa
seperti kepala
desa, Badan
Permusyawara
tan Desa, RT
dan RW
Survei
(sumber
data)
Pengamata
n (sumber
data)
(Kuesioner)
disebarkan
kepada
responden
atau tidaknya hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak
menentukan prasyarat data terdistribusi normal.
Data kualitatif yang diperoleh akan diolah dengan melakukan reduksi atau
meringkas, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan untuk melengkapi perolehan
data kuantitatif. Data yang diperoleh dari proses wawancara akan dikumpulkan
dan dipetakan berdasarkan kelompok data dari suatu variabel. Apabila informasi
yang diperoleh dari proses wawancara sebelumnya tidak tergambarkan dalam
kerangka berpikir, maka akan ditambahkan sebagai variabel tambahan dan akan
dijelaskan keterkaitan antara variabel baru dan variabel lama.
Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses
pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara
mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk
mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak
perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan
data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam
sebuah laporan. Verifikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan
kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi.
Definisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berbagai
macam pendefinisian. Definisi yang dipaparkan pada bab sebelumnya merupakan
definisi konseptual, yaitu definisi yang diperoleh dari kajian berbagai pustaka dan
diramu menjadi sebuah definisi yang jelas. Dalam melakukan penelitian survey,
dibutuhkan definisi variabel yang memungkinkan peneliti untuk menjabarkan
definisi tersebut ke dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner, sehingga definisi
yang digunakan harus sudah sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan.
Definisi yang demikian disebut sebagai definisi operasional. Berikut adalah
definisi operasional dalam penelitian ini.
1. Karakteristik Anggota
Karakteristik merupakan sifat atau ciri yang melekat pada diri seseorang.
Karakteristik tersebut terdiri dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan
dan tingkat motivasi
a. Umur adalah lama hidup seseorang dari lahir hingga sekarang (dilakukannya
penelitian). Umur diukur menggunakan skala rasio yang selanjutnya
digolongkan menjadi tiga, yaitu umur muda (skor 1), umur sedang (skor 2)
dan umur tua (skor 3).
b. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh
responden. Tingkat pendidikan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori dan diukur dalam skala ordinal
Rendah : belum lulus SD/ sudah lulus SD diberi skor 1
Sedang : lulusan SMP/MTS atau sederajat diberi skor 2
Tinggi : lulusan SMA/Perguruan Tinggi diberi skor 3
c. Tingkat pendapatan merupakan penghasilan yang didapatkan seseorang
setelah melakukan kerja selama sebulan. Tingkat pendapatan diukur
menggunakan skala nominal, kemudian digolongkan dengan menggunakan
skala ordinal kedalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Data
diperoleh secara emik.
21
d.
23
25
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Tahun 2013
[Permendagri] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
[PP] Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
[UU] Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Ainiya R. 2014. Tingkat Partisipasi Dan Efektivitas Lembaga Keuangan Mikro Di
Posdaya Sauyunan. [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor
Anam K. 2013. Identifikasi Modal Sosial Dalam Kelompok Tani Dan
Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota Kelompok Tani.
[Jurnal]. Malang [ID]: Universitas Brawijaya.
Cahyono B dan Adhiatma. 2012. Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten Wonosobo.
[Prosiding] Vol. 1 No. 1 December 2012.
Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial Di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar.
Yogyakarta. Gajah Mada University Pers.
Cox dalam Cahyono dan Adhiatma. 2012. Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten Wonosobo.
[Jurmal].
Damanik IPN Dan Tahitu ME. 2007. Studi Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Desa (Kasus: Masyarakat Desa Layeni, Kecamatan Teon
Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah). Jurnal Agroforestri. Diunduh
Pada 7 April 2015 Pukul 19.46 Wib. Dapat Diunduh Di
Https://Jurnalee.Files.Wordpress.Com/2013/06/Studi-TingkatPartisipasi-Masyarakat-Dalam-Pembangunan-Desa4.Pdf
Fukuyama dalam Cahyono dan Adhiatma. 2012. Peran Modal Sosial Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten
Wonosobo. [Jurmal]. Semarang [ID]: Universitas Sultan Agung. Dapat
diunduh di http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cbam/article/view/128
Inayah. 2012. Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan. [Jurnal]. Jurnal
Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012. Semarang [ID]:
Politeknik Negeri Semarang.
Kogoya T, Olfie B, Laoh OE. 2015. Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pembangunan Infrastruktur Jalan Desa Di Kabupaten Lanny JayaPapua. [Jurnal Berkala Ilmiah Volume 15 Nomer 2]. Diunduh Pada 7
Oktober 2015
Pukul 21.52 WIB. Dapat diunduh di
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/8343
Latif A. 2014. Peran Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Pembangunan
Desa Di Kecamatan Posigadan. Jurnal Madani Volume 4 Nomer 1.
Diunduh Pada : 9 Desember 2015 Pukul 10.09 Wib. Dapat Diunduh
Di :Http://Journal.Iaingorontalo.Ac.Id/Index.Php/Ma/Article/View/177
Nasdian, F.T. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community Development).
Institut Pertanian Bogor : Bogor
Noermijati. 2011. Peranan Karakteristik Individu dan Stree Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Anggota Kepolisian Resor Malang. Jurnal Aplikasi
Manajemen Volume 9 Nomer 2 Maret 2011.
26
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian
34
Januari
Februari
Maret
April
Mei
35
Nama
Alamat
36
Lampiran 4 Kuesioner
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KEBERHASILAN
PERANAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
Nama
:
Alamat
:
Nomor Telepon
:
Pekerjaan
:
Petunjuk
Keterangan
TST
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
A. KARAKTERISTIK MASYARAKAT
1. Berapa umur anda saat ini?
......... tahun
2. Pendidikan formal terakhir Anda saat ini?
Tidak bersekolah
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/SMK/sederajat
D1/D2/D3
Sarjana
3. Berapa besar pendapatan Anda dalam sebulan?
Rp.........
4. Saya menjadi anggota unit usaha BUMDes...
a. Unit Pasar Desa
b. Unit BPS air minum
c. Unit Gedung badminton
d. Unit LKM
e. Unit Gapoktan
f. Unit Telaga Rowo
g. Unit UP2K
Tingkat Motivasi
No
Pernyataan
STS
TS
SS
37
5
6
7
8
9
Tingkat Pengalaman
10
Saya menjadi anggota Unit Usaha (...............) BUMDes selama ..... (tahun)
B.
No
11
12
13
14
15
16
17
No
18
19
20
21
22
23
24
No
STS
TS
SS
TS
SS
TS
SS
38
25
26
Tingkat Kepercayaan
Saya percaya dengan pihak penyelenggara unit usaha BUMDes
yang saya ikuti
39
40
41
42
43
TS
YA
SS
TIDAK
39
44
No
45
46
47
48
49
50
51
No
51
52
53
YA
TIDAK
YA
TIDAK
40
diri sendiri
54
55
56
57
C.
No
58
59
60
61
62
63
64
No
65
STS
TS
SS
STS
TS
SS
41
67
68
69
70
71
42
Hari/tanggal wawancara
Lokasi wawancara
Nama dan umur informan
Pekerjaan
:
:
:
:
Pertanyaan Penelitian
1. Apakah setiap anggota unit usaha BUMDes berpartisipasi aktif dalam
perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi unit usaha BUMDes? Jelaskan
2. Bagaimana menejemen pengelolaan BUMDes?
3. Siapa saja yang dilibatkan dalam menejemen BUMDes?
4. Siapa saja sasaran anggota/penerima program BUMDes?
5. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pengelolaan BUMDes?
6. Bagaimana peran pemerintah desa dalam pengelolaan aset desa yang akan
dikelola BUMDes?
7. Apa saja peraturan yang harus ditaati anggota BUMDes?
39
9.
10.
11.
:
:
:
:
40
20.
21.
22.
:
:
:
:
41
Nama
35.
NIM
38.
Departe
men/Fakultas
41.
42.
Topik
45.
Metode
48.
Informan/
Partisipan
51.
Hari &
Tanggal
54.
Waktu &
Durasi
57.
Tempat
60.
Kondisi &
Situasi
63.
33. 34.
:
36. 37.
:
39. 40.
:
43.
:
46.
:
49.
:
52.
:
55.
:
58.
:
61.
:
64.
65.
66.
67.
44.
(sebutkan)
(sebutkan)
(sebutkan)
47.
(Pengamatan/Wawancara
Mendalam/Diskusi/FGD/lainnya)
50.
(Nama dan Jabatan)
53.
(sebutkan)
56.
(sebutkan)
59.
(sebutkan)
62.
(kondisi yang terjadi ketika
menggali informasi)
DESKRIPSI
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
KESIMPULAN
76.
42
43
152.
44
153.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Masalah Penelitian
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
2. PENDEKATAN TEORITIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.2. Kerangka Pemikiran
2.3. Hipotesis
2.4. Definisi Operasional
3. PENDEKATAN LAPANG
3.1. Lokasi dan Waktu
3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.3. Teknik Pengeolahan dan Analisis Data
4. GAMBARAN UMUM
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.2. Gambaran Umum Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sumberejo
5. KARAKTERISTIK ANGGOTA BUMDES DESA SUMBEREJO
5.1. Umur
5.2. Tingkat Pendidikan
5.3. Tingkat Pendapatan
5.4. Tingkat motivasi
5.5. Tingkat Pengalaman
6. PARTISIPASI ANGGOTA BUMDES
154.
6.1 Tahap Perencanaan Program
155.
6.2 Tahap Pelaksanaan Program
156.
6.3 Tahap Evaluasi Program
157.
6.4 Tahap Menikmati Hasil
7. MODAL SOSIAL
7.1. Tingkat Kepercayaan
7.2. Tingkat Jaringan Sosial
7.3. Tingkat Ketaatan terhadap Norma
8. KEBERHASILAN PERANAN BUMDES
8.1. Tingkat Pelayanan Sosial
8.2. Penyediaan Usaha Ekonomi
9. PEMBAHASAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
9.1. Hubungan Karakteristik Anggota dengan Partisipasi Anggota BUMDes
9.2. Hubungan Modal Sosial terhadap partisipasi anggota BUMDes
9.3. Hubungan Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan Peranan BUMDes
10. PENUTUP
10.1. Kesimpulan
10.2. Saran
158.
DAFTAR PUSTAKA
159.
LAMPIRAN
160.