Anda di halaman 1dari 3

nama : zahra amalia nurfajriyah

npm : 110110160148
1. Aturan seolah olah menjadi pembenaran dari hal yang salah:
a. Moralnya harusnya dikembalikan uang sisanya
b. Tapi diperbolehkan karena sesuai dengan aturan, ngga wajib ngebalikin
2. Seolah olah aturan benar tapi pemikiran orang banyak yang salah:
a. Moralnya yang salah dengan mengikuti cara berfikir yang salah jadi boleh
b. Padahal aturan udh mengatur dengan benar tapi tetap saja
Jawaban :

1. Moral kalau sendiri (subjek)salahnya dan kalo ingin mendapatkan pembenaran disini
mengikut sertakan aturan atau bertumpu ke aturan demi keuntungan untuk dirinya
2. Moral kalo banyak orangnya ( subjek yg mendukung hal yang sama ) dan sudah mendapatkan
pembenaran dari masyarakat, malah merekayasa pengelogikaan dari aturan yang ada.
Poin :
-

Hukum atau aturan itu selalu dibuat untuk benar tapi logika manusia untuk mendapatkan
suatu pembenaran itulah yang akhirnya bisa menjadi hal yang benar atau bisa juga tidak benar

Moral akan manusia dalam permasalahan ini akan memilih yang menguntungkan baginya
walaupun bisa untuk tidak merugikan juga (di titik 0, tidak untung dan tidak lebih) tapi di
kejadian ini melencengnya moral tidak diberi sanksi karena masih sesuai dengan aturan yang
ada. Jadi merekayasa dengan logikanya untuk pembenarannya.

Manakah yang paling benar antara logika umum atau logika hukum ?
Menurut saya sesuai dengan dua masalah yang ada di atas, yang mana masalah pertama Aturan
seolah olah menjadi pembenaran dari hal yang salah dan yang ke dua Seolah olah aturan benar tapi
pemikiran orang banyak yang salah. Menurut saya antara logika hukum dan logika umum ini saling

melengkapi satu sama lainnya. Mengapa? Karena masalah ini logika hukum yang merupakan aturan
yang harus diikuti oleh semua orang adalah pasti benar. Logika hukum dan aturan yang ada tidak
pernah mengarah ke hal yang salah atau yang tidak sesuai. Logika hukum berbeda dengan logika yang
lainnya misalnya logika umum. Logika hukum akan memilih kebenaran seperti apa yang tertuang
dalam aturan tapi logika umum disini berbicara tentang adanya juga keinginan pribadi dari tiap-tiap
inividu yang terkadang menguntungkan diri sendiri dan bukan malah menguntungkan orang lain.
Karena memang sifat manusia yang begitu. Moral seorang individu (masalah uang yang masih sisa
saat dinas ke luar negeri) ini seharusnya mengembalikan uang sisanya tapi tidak juga tidak masalah
karena sesuai dengan peraturan yang ada itu sudah haknya tapi secara moral bukan, nah untuk
pembenaran dari statement moral seorang individu ini dia dengan logika umumnya mencari-cari
pembenaran yang sesuai dengan apa yang diinginkan (dalam hal ini sisa uangnya) dengan
menggandeng aturan sebagai pembenarnya walaupun salah. Disini yang dicari adalah manfaat untuk
dirinya, lalu apakah ini dinilai salah karena bukan untuk rakyat? Menurut saya ini memang
menggambarkan moral yang rendah tapi kembali lagi yang membuat aturan tersebut adalah pihakpihak penyusun anggaran, mungkin kalau anggaran dipangkas agar biaya tidak terlalu besar akan
tidak begitu signifikan jika uang sisanya di ambil. Menurut saya logika hukum disini melengkapi
logika umum, bukan maksudnya mengatakan bahwa logika hukum membela yang salah dan tidak
sesuai. Kalaupun disini uang diambil tanpa dikembalikan kan tidak apa apa karena memang tidak
diatur hukum untuk pengembaliannya, kalau memang begitu seterusnya yasudah buat saja aturan yang
mengatakan tentang pengembalian sisa dari perjalanan dinas yang mana akan masuk lagi ke anggaran
dan bisa dipergunkan untuk hal yang lebih bermanfaat. Kalaupun hal yang tadi tidak bisa dilakukan
maka kembali lagi kepada moral baik yang harus manusia punya, bisa saja uang sisanya diambil tapi
sebagian atau seluruhnya diberi kepada masyarakat melalui yayasan-yayasan.
Aturan selalu dibuat selalu untuk menjaga ketertiban tapi disini juga tidak bisa pungkiri bahwa
ada juga logika umum yang mana bentuknya adalah logika manusia untuk mendapatkan suatu
pembenaran atas apa yang dia inginkan yang hasilnya bisa menghasilkan perbuatan positif, bisa juga
menghasilkan perbuatan negatif. Disini menurut saya logika hukum yang berbeda dengan logika
lain itu mempunyai makna bahwa logika hukum tidak menyamaratakan, misalnya korupsi dengan
mencuri ayam, tapi melihat dari nilai-nilai moral yang terkandung dari kesalahan apa yang dilakukan
bukan hanya karena sama sama mencuri. Ini juga membuktikan bahwa logika hukum itu perlu
ditambah nilai-nilai dari masyarrakatnya dalam hal ini logika umum untuk mencapai ketertiban, walau
ketertibannya disini masih eblum sempunya karena hanya tertib hukum dan kurang tertib moral.
Jika dalam hal yang kedua disini mebuktikan bahwa logika umum adalah logika yang dominan.
Mengapa ? menurut saya logika yang dominan ini karena subjek dari suatu hukum atau aturan adalah
manusia sendiri, yang disini adalah yang mempunyai logika umum. Kembali lagi moral adalah hal
yang ada di dalam diri tiap manusia yang mamuat nilai nilai kemasyarakatan yang ujntuk masyarakat

itu sendiri. Jika saya ada dalam situasi tersebut juga saya akan meninggalkan orang orang yang salah
berfikir bukan karena saya salah tapi karena mereka sama saja dengan menganbil hak untuk dana
kemahasiswaan dan malah untuk jalan jalan ke luar negeri yang ungensi nya tidak.
Ketidak sesuaian ini karena aturan dasar tidak dilakukan :
1. Dalam cerita pertama tidak menggunakan uangnya sampai habis di luar negerinya.
2. Dalam cerita kedua tidak menggunakan anggaran sesuai dengan apa yang ada pada aturannya.
Tapi karena menurut saya disini logika hukum fleksibel, logika hukum bisa mengikuti logika
umum walaupun itu tidak sesuai tapi menurut tiap orangnya itu menfaat, logika umum juga disini
mengandung nilai- nilai masyarakat yang bisa dipertimbangkan oleh aturan logika hukum

Anda mungkin juga menyukai