Anda di halaman 1dari 44

66

BAB IV
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) adalah segala ketentuan dan


informasi yang diperlukan terutama selagi hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan
gambar-gambar yang harus dipenuhi oleh kontraktor pada saat dan mengikuti
pelelangan

maupun

saat

pelaksanaan

yang

akan

dilakukan

nantinya

(www.andykasipil.blogspot.com, 2012).
Pada umumnya RKS terdiri atas RKS administrasi dan RKS Teknis. RKS
Administratif terdiri dari persyaratan administrasi dan umum. Sedangkan RKS
Teknis terdiri dari RKS Arsitektural, RKS Struktural, dan RKS Mekanikal Elektrikal
(ME). Susunan daftar isi dalam sebuah dokumen RKS pada umumnya terdiri atas
pasal-pasal. Setiap pasal menjelaskan tentang definisi maupun kriteria persyaratan
tertentu (www.andykasipil.blogspot.com, 2012).
Dalam dokumen RKS Administrasi dan Umum, memuat persyaratan yang
berkaitan dengan pelaksana pembangunan, prinsip pembangunan, rencana anggaran
pelaksanaan, imbalan jasa/ honorarium, hingga pemeriksaan dan penyerahan
bangunan serta pemeliharaan bangunan. Muatan yang terdapat di dalamnya diantara
definisi, tugas, wewenang dan tanggung jawab, dasar hukum, maupun persyaratan
yang ditetapkan pihak perencana (www.andykasipil.blogspot.com, 2012).
Menurut Inayatul (2011), salah satu contoh dokumen RKS Administrasi dan
Umum, terdapat didalamnya beberapa Pasal yakni:
1) Pemberi Tugas
2) Tim Pelaksanaan Pembangunan
3) Dasar-Dasar Pelaksanaan
4) Sumber Pembiayaan
5) Prinsip Dasar Pembangunan
6) Etika Pembangunan
7) Persyaratan Kualifikasi Tim Pelaksana Pembangunan

67
8) Rencana Anggaran Pelaksanana
9) Jadwal Waktu Pelaksanaan
10) Pembayaran Biaya Pembangunan
11) Imbalan Jasa/ Honorarium
12) Pemeriksaan dan Penyerahan Bangunan
13) Masa Pemeliharaan
14) Penutup
Pada bagian Penutup, biasanya disebutkan bahwa persyaratan yang belum
termuat dalam dokumen RKS Administrasi dan Umum, akan diatur lebih lanjut
dalam dokumen lain sesuai dengan kesepakatan.
4.1.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)


Menurut Inayatul (2011), Rencana Kerja dan Syarat atau yang sering disebut

RKS merupakan dokumen yang berisi sekumpulan persyaratan baik persyaratan


administratif maupun persyaratan teknis yang diberlakukan pada perencanaan
bangunan tertentu.
Pada umumnya RKS terdiri atas RKS administrasi dan RKS Teknis. RKS
Administratif terdiri dari persyaratan administrasi dan umum. Sedangkan RKS
Teknis terdiri dari RKS Arsitektural, RKS Struktural, dan RKS Mekanikal Elektrikal
(ME). Susunan daftar isi dalam sebuah dokumen RKS pada umumnya terdiri atas
pasal-pasal. Setiap pasal menjelaskan tentang definisi maupun kriteria tertentu. Pada
setiap pasal dalam RKS Teknis, berisi tentang :
1) Lingkup Pekerjaan,
2) Persyaratan Bahan,
3) Pedoman Pelaksanaan,
4) Syarat-syarat Pelaksanaan,
5) Standar yang Dipakai,
6) Pengujian.
Selain itu,di dalam dokumen RKS juga disebutkan dan ditentukan SNI yang dipakai
maupun standar persyaratan bahan.

68
Dalam penjelasan materi ini, saya akan paparkan beberapa hal yang termasuk
adalam RKS Arsitektural dan Struktural, serta RKS Mekanikal dan Elektrikal.
1)

RKS Arsitektural
RKS ini berisi tentang pekerjaan Arsitektur dan Pekerjaan Stuktur. Dalam

RKS Arsitektural juga dimuat standar yang digunakan baik untuk standar bahan
maupun pelaksanaan. Standar yang bisa digunakan pada Pekerjaan Arsitektur antara
lain:
a.

SNI 1991

b.

Standar Normalisasi Jerman (DIN)

c.

American Society For Testing And Material (ASTM)

d.

American Conrete Institute (ACI)

SNI yang memuat pekerjaan Arsitektural di antaranya :


a.

SNI S-03-1994-03

: Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan


Plesteran

b.

SNI 03-6387-2000

: Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan

c.

SNI S-04-1989-F

: Spesifikasi Bahan Bangunan A/Bahan Bangunan


Bukan Logam

d.

SNI S-02-1994-04

: Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan


dan Plesteran dengan Bahan Dasar Semen

Standar persyaratan lain yang memuat pekerjaan Arsitektur diantaranya :


a.

PT-03-2000-C
Tata cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran Dinding

b.

NI-8, SII 0012-81, ASTM C150-78A


Semen Portland

c.

PUBI 82 pasal 11,SII 0404-80


Persyaratan tentang pasir beton

d.

PUBI 82 pasal 12,SII 0079-79/SII 0008-75/SII 0075-75


Persyaratan tentang Kerikil/split

e.

PUBI 8, AFNOR P18-303,NZS-3121/1974


Persyaratan tentang Air

69
Yang termasuk Pekerjaan Arsitektur dan Pekerjaan Struktur diantaranya :
a.

Pekerjaan Beton Non Struktural,

b.

Pekerjaan Besi Non Struktur,

c.

Pekerjaan Pasangan Bata,

d.

Pekerjaan Pasangan Batu Kali,

e.

Pekerjaan Plesteran Dinding Bata,

f.

Pekerjaan Plesteran Beton,

g.

Pekerjaan Pemasangan Keramik,

h.

Pekerjaan Lantai dan Pelapis Dinding,

i.

Pekerjaan Kusen (Alumunium/Kayu),

j.

Pekerjaan Penggantung dan Pengunci, dan sebagainya

Contoh rincian dalam RKS Arsitektural :


a.

b.

c.

Pekerjaan Landscaping :

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Perkerasan Halaman

Pekerjaan Pembuatan Pola Taman dan Tanaman

Pekerjaan Fasade :

Lingkup Pekerjaan

Syarat-Syarat Pelaksanaan

Spesifikasi Bahan

Pekerjaan Water Profing :

Lingkup Pekerjaan

Persyaratan Bahan

Pengujian

Pelaksanaan Pekerjaan

70
2)

RKS Struktural
Dalam RKS Struktural juga dimuat standar apa saja yang digunakan dalam

pekerjaan struktural. Standar yang bisa digunakan pada Pekerjaan Struktur antara
lain:
a.

SNI (1990,1991, 1996),

b.

SK SNI (1989, 1990,1991),

c.

SK SNBI (1990),

d.

PUBI (Peraturan Umum Beton Indonesia) 1982,

e.

Standar Industri Indonesia (SII),

f.

Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983,

g.

Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Untuk Gedung (PPTGUG) 1983, dan

h.

American Society of Testing Material (ASTM).

SNI yang memuat pekerjaan Struktural diantaranya :


a.

SNI 03-1974-1990

: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton

b.

SNI M-26-1990-F

: Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh


untuk Campuran Beton Segar

c.

SNI 03-4146-1996

: Metode pengujian Slump Beton

d.

SNI 07-2529-1991

: Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton

e.

SK SNI M-62-1990-03

: Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji


Beton di Laboratorium

f.

SK SNI T-15-1990-03

: Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran


Beton Normal

g.

SK SNI S-04-1989-F

: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan


Bangunan Bukan Beton)

h.

SK SNI S-05-1989-F

: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan


Bangunan Dari Besi/Baja)

i.

SK SNI T-15-1991-03

: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk


Bangunan Gedung

Standar persyaratan lain yang memuat pekerjaan Struktural diantaranya:


a.

SK SNBI S-18-1990-03

: Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton

71
b.

Pd-T-27-1990-03

: Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton

c.

Pd-M-33-2000-03

: Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan


dalam Beton

Adapun yang termasuk pekerjaan struktural adalah sebagai berikut :


a.

Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran,

b.

Pekerjaan pengurugan dan Pemadatan,

c.

Pekerjaan Tanah dan Galian,

d.

Pekerjaan Pondasi Telapak,

e.

Pekerjaan Pondasi Batu Kali,

f.

Pekerjaan Beton Konstruksi,

g.

Pekerjaan Baja,

h.

Pekerjaan Beton Praktis.

3)

RKS Mekanikal Elektrikal


Pada Rencana kerja dan Syarat Mekanikal Elektrikal memuat pekerjaan yang

berhubungan dengan sistem mekanikal dan elektrikal diantaranya :


a.

Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik

b.

Penerangan dan Kotak-Kontak

c.

Sistem Telepon

d.

Fire Alarm

e.

Penyaluran Petir

f.

Jaringan Komputer

g.

Pekerjaan Plumbing

h.

Pekerjaan Penganggulangan Kebakaran

i.

Pekerjaan Tata Udara

j.

Pekerjaan Elevator

k.

Pekerjaan Genrator Set


Adapun detail yang terdapat pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal berbeda

dengan pekerjaan arsitektural maupun struktural. Pada RKS Mekanikal dan


Elektrikal, syarat pekerjaan dan bahan lebih detail. Setiap pekerjaan memuat
diantaranya:

72
a.

Lingkup Pekerjaan

b.

Bahan dan Peralatan

c.

Perancangan

d.

Pemasangan

e.

Standar dan Peraturan

f.

Pengujian

g.

Persetujuan Bahan , Peralatan, dan Tenaga Pelaksanaan

h.

Daftar Material

Contoh rincian pada Pekerjaan Mekanikal Elektrikal :


1) Sistem Telepon
a.

Lingkup Pekerjaan

b.

Gambar-gambar rencana

c.

Gambar-gambar sesuai pelaksanaan

d.

Standar dan Peraturan

e.

Bahan-bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana

f.

Pengujian

2) Pekerjaan Penanggulangan Kebakaran


a.

Lingkup Pekerjaan

b.

Bahan dan Peralatan

c.

Perancangan

d.

Pemasangan

e.

Pengujian

f.

Persetujuan bahan-bahan atau alat-alat


Secara garis besar detail syarat pekerjaan yang terdapat dalam RKS, nantinya

akan menjadi acuan bagi tim pelaksana maupun kontraktor dalam menjalankan
tugasnya. Detail bahan yang termuat dalam RKS biasanya menyebutkan spesifikasi
tertentu bahkan menyebut merek dari bahan yang dikehendaki. Sehingga kontrol
akan lebih mudah dilakukan oleh owner dan perencana.
Adapun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pada Gedung Mini Theater,
di Jalan Melati, Kepanjen Kidul, Kota Blitar adalah sebagai berikut.

73
BAB I
UMUM
1.

Uraian Proyek
Proyek pembanguanan adalah Pembangunan Gedung Mini Theater yang
dananya berasar dari pribadi. Proyek ini beralamat di Jl.Melati Kota Blitar.

2.

3.

Lingkup Pekerjaan
a)

Pekerjaan Persiapan

b)

Pekerjaan Tanah dan Pondasi

c)

Pekerjaan Beton

d)

Pekerjaan Pasangan

e)

Pekerjaan Lisplank dan Plafond

f)

Pekerjaan Kusen

g)

Pekerjaan Tegel Lantai/Km

h)

Pekerjaan Instalasi Listrik

i)

Pekerjaan Instalasi Air dan Sanitasi

j)

Pekerjaan Pengecatan

Pemberian pekerjaan meliputi :


Mendatangkan, pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan
alat bantu dan sebagainya. Pada umumnya langsung termasuk dalam usaha
penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap.
Disini juga termasuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebut dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar-gambar, tetapi masih
dalam lingkup pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk.

4.

Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada di dalamnya


diserahkan tanggung jawab kepada kontraktor.

5.

Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan dalam


keadaan selesai, dimana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan dan
sebagainya.

74
6.

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama,


kontraktor berkewajiban antara lain :
a)

Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari hal-hal yang


dapat menganggu jalannya pekerjaan.

b)

Mengadakan hal-hal yang diperlukan untuk penunjang pelaksanaan


pekerjaan.

7.

Kontraktor wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing)


berdasarkan pada dokumen kontrak (MOU) yang telah disesuaikan dengan
lapangan. Gambar ini sebagai pendukung detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak.

8.

Semua gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan


persetujuan oleh pihak terkait.

9.

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor adalah : Pelaksanaan


Pekerjaan gedung mini theater dua lantai yang didalamnya meliputi pekerjaan:
a)

Pekerjaan persiapan

Bouwpalnk harus dibuat dari bahan kayu yang kuat dan lurus selama
pelaksanaan sedang berjalan. Bouwplank yang rusak segera diperbaiki,
serta permukaan papan bouwplank harus diketam agar permukaan
menjadi lurus dan tebal papan minimal 2,5 cm dan lebar 20 cm.

Peil 0.00 diambil tinggi dari titik duga dan merupakan bidang
persamaan ukuran

Penggalian pondasi baru dapat dilaksanakan setelah bouwplank


penandaan, ukuran-ukuran pada patok telah mendapat persetujuan
kontraktor.

b)

Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambargambar, Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan.

10. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam


Spesifikasi Teknis, Gambar-gambar yang ada.

75
11. Ukuran-ukuran :
Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti

a)

dalamgambar .
Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar

b)

utama dengan ukuran yang terdapat didalam detail, maka yang mengikat
adalah ukuran yang berada didalam gambar skala terbesar (detail). Namun
kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada Kontraktor untuk
mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan.
Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan

c)

selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab


Kontraktor sepenuhnya.
Sebagai patokan/ukuran pokok 0.00 diambil petunjuk yang diadakan

d)

dilapangan, yaitu pada ketinggian lantai denah disesuaikan dengan lokasi


lapangan.
Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok 0.00 ditentukan oleh

e)

patok yang sudah ada diatas halaman proyek dan tanda patokan ini harus
dijaga dan terpelihara dengan baik.
Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku tetap dijaga dan diperhatikan

f)

ketelitiannya dengan mempergunakan alat water-pass dan theodolit.


BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN
Syarat-syarat teknis bahan yang harus di ikuti oleh kontraktor adalah sebagai
berikut:
1.

Penyediaan Air Kerja


a)

Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahanbahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI-1970/ NI-3 pasal 10.

76
b)

Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran
isi atau ukuran berat serta harus dilakukan dengan tepat.

2.

Pasir Pasang
a)

Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-2

3.

b)

Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.

c)

Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.

d)

Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.

e)

Pasir laut tidak boleh digunakan.

Portland Cement
a)

Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) seperti


Semen Gresik atau Semen Tiga Roda dan masih dalam kantong utuh atau
baru serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-71/ NI-2.

b)

Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian


terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.

c)

Dalam pengangkutan PC ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak


menjadi lembab dan penempatannya harus ditempat yang kering.

d)

PC yang sudah membantu (menjadi keras) dan sweeping tidak boleh


dipakai.

4.

Pasir Beton
a)

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang tercantum dalam PBI 1971/ NI-3.

b)
5.

Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.

Koral Beton (kerikil/Split)


a)

Digunakan koral/kerikil yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta


mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI-1971.

b)

Butiran-butiran split harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm


dan tertinggal diatas ayakan berlubang 20 mm.

77

6.

c)

Koral (kerikil)/split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1 %.

d)

Warna harus hitam mengkilap keabu-abuan.

Beton Non Struktur


a)

Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk
pekerjaan beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.

b)

Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225
dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.

c)

Campuran beton menggunakan perbandingan volume.

d)

Khusus pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai volume campuran 1 PC


: 2 Ps : 3 Kerikil.

7.

Besi Beton
a)

Besi beton yang digunakan mutu U-24 dan seterusnya tergantung yang
ditentukan. Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan
sah.

b)

Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/ lemak, asam, alkali dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta
memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971).

c)

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

Peraturan-peraturan/ standar setempat yang biasa


dipakai.

Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971/


NI-2.

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961/ NI-5.

Peraturan Semen Portland Indonesia 1972/ NI-8.

Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.

Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan KPRKB Pekerjaan Umum (AV) No. 9.

Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan


maupun tulisan yang diberikan Kontraktor.

8.

Bata Merah

78
Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10
atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a)

Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.

b)

Ukuran yang digunakan : panjang 23 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau
panjang 23 cm, lebar 11cm, tebal 5 cm.

c)

Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang


maksimum 3 %, lebar maksimum 4 %, tebal maksimum 5 %, dengan selisih
maksimum ukuran antara bata terkecil.

d)

Warna
Satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna penampang harus
sama merata kemerah-merahan.

e)

Bentuk.
Bidang-bidangnya harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut
90 derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak
BAB III

URAIAN PERSYARATAN / SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN


Uraian persyaratan/spesifikasi teknik pekerjaan ini adalah merupakan
petunjuk pelaksanaan yang harus di ikuti oleh kontraktor ,tidak terlepas, terpisah dari
persyaratan administrative. Perincian uraian persyaratan /spesifikasi teknik pekerjaan
adalah sebagai berikut:
Pasal 1
Pekerjaan Pasangan
1. Pasangan Batu Bata
1.1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi dinding-dinding

79
bangunan, luar dan dalam, tangga-tangga dan seluruh detail yang disebutkan/
ditujukan dalam gambar atau sesuai petunjuk Kontraktor.
1.2.

Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat teknis bahan)


1)

Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari


cacat dan retak, minimum belah menjadi 2 bagian, produk ikal dan
memenuhi persyaratan bahan-bahan PUBI 1970.

2)

Pasir agar bersih, tajam dan harus bebas lumpur tanah liat,
kotoran organik dan bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir
yang akan digunakan terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan
diameter lobang sebesar 10 mm.

3)

Semua semen yang dipakai Produksi dalam negeri dan harus


memenuhi persyaratan N.I-8 Type I menurut ASTM dan memenuhi 8400
standar Portland Cement.

1.3.

Adukan/ Campuran
Adukan Plesteran 1 PC : 3 Ps dilaksanakan untuk :
1)

Semua pasangan bata diatas sloof diatas lantai. Pada semua dinding yang
berhubungan dengan air.

2)

Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempattempat lainnya yang diperlukan seperti pasangan dinding.

3)

Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruh pasangan trasraam,


plint plesteran, afereking permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1
PC : 3 Ps tersebut diatas.

4)

Plesteran untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak trasraam


seperti tercantum diatas.

1.4.

Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan aduk
campuran 1 PC : 6 pasir.
Untuk semua dinding luar maupun dalam, dilantai dasar maupun lantai
tingkat , mulai dari permukaan sloof/ balok sampai ketinggian 30 cm, diatas
permukaan lantai toilet daerah basah dan daerah lain yang sesuai dengan

80
gambar, digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 PC : 3 Ps. Batu bata
merah yang digunakan batu bata lokal dengan kwalitas terbaik yang disetujui
Kontraktor. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau
drum hingga penuh.
Setelah bata terpasang dengan adukan, nat/ siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan. Pemasangan dinding
dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya,
diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding bata batu yang luasnya lebih besar 9 m2 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15/15 cm, jarak
antara kolom 3 - 3.5 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton 8 mm, jarak 40 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali
ditentukan lain.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5 %.bata
yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
Pasangan batu bata merah untuk dinding batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat rapi dan benar-benar tegak lurus.
Pasal 2
Pekerjaan Besi
1.
1.1.

Pekerjaan Besi Non Struktural


Lingkup Pekerjaan.

81
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil
baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
1)Pengadaan dan pemasangan begel-begel tulangan, klem-klem pipa, pelat
klem sambungan, tangga besi, pintu besi, angker.
2)Pemasangan pada bidang beton dikaitkan dengan pada angker-angker beton
atau ditanam dalam beton sebelumnya pengecoran plat / balok lantai.
Besi diameter 6 mm sebagai penggantung harus lurus, tidak boleh bekas
tekukan dan tidak berkarat. Setelah rangka plafond selesai dipasang, besibesi penggantung harus dicat meni besi.
1.2.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1)Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambargambar dan kondisi dilapangan. Seluruh pekerjaan dipabrik harus
merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus
dilakukan dengan ketetapan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat dilapangan.
2)Pemimpin Proyek / Kontraktor mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan
dipabrik pada saat dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang tidak boleh
dikirim kelapangan sebelum diperiksa dan disetujui Kontraktor.
3)Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila demikian harus diperbaiki dengan
segera tanpa tambahan biaya.
4)Gambar kerja (Shop Drawing).
5)Setiap pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar
kerja yang menunjukan detai-detail lengkap dari semua komponen,
panjang serta ukuran las, jumlah serta ukuran baut-baut serta detail-detail
lain yang lazim diperlukan untuk pabrikasi.
6)Ukuran-ukuran.
7)Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

82

Pasal 3
Pekerjaan Pondasi dan Beton
1.

Pekerjaan Pondasi

1.1. Pondasi bangunan konstruksi yang dipakai adalah :


Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali sesuai dengan gambar
rencana.
1)Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm ditimbris dan
disiram air sampai kepadatan maksimum.
2)Materi batu kali / batu belah yang keras yang dipergunakan untuk pondasi
batu kali harus bermutu baik, tidak cacat dan tidak retak. Batu kapur,
batu berpenampang bulat atau berpori besar dan terbungkus lumpur tidak
diperkenankan untuk dipakai.
3)Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi dan talud batu kali adalah 1
PC ; 4 Ps.
4)Air yang digunakan harus bersih, tawar, dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
5)Pasir pasang harus bersih, tajam dan harus bebas lumpur tanah liat, kotoran
organik dan bahan yang dapat merusak pondasi, untuk itu pasir yang
akan digunakan terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter
lobang sebesar 10 mm
6)Penggalian Pondasi lajur dilakukan terlebih dahulu menetapkan lay out, tititk
as pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan
disetujui Kontraktor.
1.2. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan,
kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum
pemasangan pondasi dimulai izin dari Kontraktor mengenai hal tersebut harus
didapat secara tertulis.

83

2.

Pekerjaan Beton

2.1. Lingkup Pekerjaan


1)

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya


untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan
hasil yang baik dan rapih.

2)

Pengadaan dan pemasangan kolom praktis untuk pasangan dinding batu


bata.

2.2. Syarat-syarat Umum dan Peraturan


1)

Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta


syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan
dalam bagian dokumen ini.

2)

Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi teknis ini maka semua


pekerjaan beton harus sesuai dengan standar dibawah ini.

3)

SNI No. 15 Th 1991-03.

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).

Semua material yang dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih


dahulu dari Kontraktor sebelum dipergunakan dalam proyek ini,
kemudian semua material yang akan dipergunakan harus sesuai dengan
persyaratan yang ada dalam RKS ini.

2.3. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mutu
beton K 250.
2.4. Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mesin
molen dan pemadatan beton pada waktu pengecoran harus dilakukan secra
sempurna menggunakan vibrator sehingga hasil pengecoran tidak ada yang
keropos.
2.5. Pengangkutan dan Pengadukan

84
Waktu pengangkutan harus diperhatikan sehingga waktu antara pengadukan
dan pengecoran tidak lebih dari satu jam. Dengan demikian perbedaan waktu
antara pengadukan dan pengecoran tidak terlalu boleh terlalu lama.
2.6. Untuk bidang-bidang yang vertikal, ketinggian beton yang akan dicor
maksimum 150 cm.
2.7. Pengecoran beton
1)

Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa


terlebih dahulu oleh ahli / Kontraktor sebelum pengecoran dilakukan.

2)

Kontraktor harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum


pengecoran dilakukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan
pada waktunya.

3)

Beton yang tidak dapat dipakai atau mengeras, Kotoran-kotoran beton itu
harus disingkirkan.

4)

Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang


telah terpasang harus dimintakan persetujuan Kontraktor.

2.8. Cetakan Beton


1)

Cetakan

yang

akan

dipakai

dibuat

sedemikian

rupa

sehingga

menghasilkan permukaan beton yang rata dan halus. Untuk itu


dipergunakan papan klas II dengan ketebalan tidak boleh kurang dari
2.5cm.
2)

Sebelum beton dituang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton


diperiksa untuk dapat memastikan telah benar peletakannya, kokoh, rapat
serta bersih dari segala kotoran, permukaan cetakan harus diberi minyak
(form oil) untuk mencegah melekatnya beton pada cetakannya.

3)

Permukaan cetakan harus dibasahi dengan persetujuan Kontraktor jika


beton telah melampaui umur/ waktu sebagai berikut :
a.

Pada sisi balok

= 48 jam

b.

Balok tanpa beban

= 7 hari

c.

Balok dengan beban

= 21 hari

85
Dengan pertimbangan lain cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan
Kontraktor

2.9. Pembesian
1)

Bahan material ukuran dan ukuran batang semua baja tulangan harus
baru dengan mutu baja U 24 sesuai dengan SI untuk beton dan harus
disetujui oleh Kontraktor.Diameter tulangan baja beton harus sesuai
dengan gambar bila kemudian karena keadaan lapangan harus diadakan
penggantian / penyesuaian diameter terlebih dahulu harus disetujui oleh
Kontraktor.

2)

Pembongkaran/ pembentukan dan pembersihan.


Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dan diserpihserpih, karat, minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau
mengurangi daya rekatnya.
Baja tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar
tidak boleh dipakai semua batangan harus dibengkokan dalam keadaan
dingin, pemasangan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila
seluruh cara-cara pengerjaannya disetujui oleh Kontraktor.

3)

Sistem pemasangan, pengunaan besi beton, ketetapan diameter dalam


pembesian agar tetap mengikuti gambar yang ada, seperti pembesian :

4)

a.

Footpelat.

b.

Kolom konstruksi.

c.

Sloof.

d.

Balok.

Adapun pembesian yang dipakai untuk beton antara lain :


a.

b.

Kolom Praktis

= 15 x 15 cm

Tulangan

= 4 10 mm

Beugel

= 6 - 15 cm

Kolom utama

= 25 x 50 cm

86

c.

d.

e.

f.

Tulangan

= 10 22 mm

Beugel

= 10 - 15 cm

Balok induk

= 25 x 50 cm

Tulangan

= 10 - 15 cm

Beugel

= 10 - 15 cm

Balok anak

= 25 x 40 cm

Tulangan

= 7 22 mm

Beugel

= 10 - 15 cm

Sloof

= 15 x 20 cm

Tulangan

= 4 10 mm

Beugel

= 6 - 15 cm

Balok Kopel

= 25 x 50 cm

Tulangan

= 6 22 mm

Beugel

= 10 - 15 cm

2.10. Pengecoran beton


1)

Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa


terlebih dahulu oleh ahli / Kontraktor sebelum pengecoran dilakukan.

2)

Kontraktor harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum


penegecoran dilakukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat dipakai
pada waktunya.

3)

Beton yang tidak dapat dipakai atau mengeras, kotoran-kotoran dan


benda-benda yang tidak berguna harus dikeluarkan dalam begisting,
beton molen dan alat pembawa.

4)

Pada saat pengecoran lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan


menggunakan vibrator.

5)

Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang


telah terpasang harus dimintakan persetujuan Kontraktor.

2.11. Beton cor 1 PC : 3 Ps : 5 Kr


Beton tidak bertulang dengan adukan 1 PC : 3 Ps : 5 Kr digunakan untuk :

87
1)

Rabat beton-lantai landasan.

2)

Neut beton.

3)

Tempat-tempat lain yang disebut dalam gambar rencana.

2.12. Syarat-syarat Bahan


1)

Portland Cemen

2)

Pasir beton

3)

Kerikil / Koral beton

4)

Air yang digunakan

5)

Besi Beton

6)

Penyimpanan bahan beton / penimbunan pasir dengan kerikil


harus dipisahkan satu dengan yang lain hingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.

2.13. Syarat-syarat Pelaksanaan


1)

Pemasangan kolom praktis, ring balok tiap 9 m2 dinding batu bata.

2)

Kualitas pekerjaan.

3)

Kualitas beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain


sesuai dengan peraturan Beton Bertulang 1971 (PBI-1971) dan
SK.SNI.T-15.1991-03.

4)

Pembesian
Pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan,
sambungan dan kait-kait dan pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai
dengan persyaratan yang tercantung pada PBI-1971 dan SK.SNI.T.T15.1991-03.

5)

Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.


Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
dengan ketentuan PBI-1971 dan SK. SNI. T-15 1991-03. Besi beton yang

88
tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pimpinan
Proyek/Kontraktor.

6)

Pengecoran beton.

7)

Cara pengadukan menggunakan beton molen atau diaduk manual.


Takaran untuk semen, pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu
oleh Kontraktor.

8)

Sebelum pengecoran, Kontraktor wajib membersihkan dan menyiram


cetakan-cetakan sampai bersih jika perlu, kekentalan adukan diawasi,
dalam memeriksa slump pada setiap campuran baru.

9)

Memeriksa kembali ukuran-ukuran dan peil / ketinggian, penulangan dan


penempatan penahan jarak.

10)

Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat


penggentar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang koral / kerikil yang
dapat memperlemah konstruksi.

11)

Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari


berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Kontraktor.

12)

Pekerjaan acuan / bekisting.

13)

Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang


telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.

14)

Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan


cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada
kedudukan selama pengecoran.

15)

Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya, bebas dari kotorankotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan

89
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
16)

Tiang-tiang acuan harus diatas tiang papan untuk memudahkan


memindahkan perletakan, tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari
satu, tiang-tiang dari dolken 10 cm, tiang-tiang satu dengan lain harus
diikat dengan palang papan/balok secara menyilang. Pembukaan acuan
baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam
PBI-1971 dan SNI.T-15-1991-03.

17)

Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting.

18)

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis


dari Kontraktor.

19)

Setelah Bekisting dibuka tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun


pada permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Kontraktor.

20)

Contoh Bahan.

21)

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contohcontoh material : besi, koral / split, pasir, PC untuk mendapat persetujuan
dari Kontraktor Kontraktor.

22)

Contoh-contoh yang telah disetujui Kontraktor akan dipakai sebagai


standard / pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang akan
dikirim oleh Komite ke site.

23)

Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan.

24)

Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan


tidak cacat.

25)

Beberapa bahan tertentu harus masih dalam kotak / kemasan aslinya yang
masih tersegel dan berlabel pabriknya.

26)

Bahan harus disimpan ditempat terlindung dan tertutup kering, tidak


lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh
pabrik.

27)

Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi


sesuai dengan jenisnya.

90
28)

Komite bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan


penyimpanan, bila ada kerusakan Komite wajib mengganti atas biaya
Kontraktor.

29)

Syarat-syarat pengamanan pekerjaan.

30)

Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x
24 jam setelah pengecoran.

31)

Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari


pekerjaan-pekerjaan lain.

32)

Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya


dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan. Bagian beton setelah dicor
selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus
menerus selama 1 minggu atau lebih sesuai ketentuan dalam peraturan
beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15 1991-03.

Pasal 4
Pekerjaan Lantai
1.

Pekerjaan Sub Lantai

1.1. Lingkup Pekerjaan


1)

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang baik.

2)

Pekerjaan sub lantai beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar sebagai dasar dari lantai finishing keramik.

1.2. Bahan Persyaratan


1)

Sub lantai menggunakan lantai kerja Patlaan Bata dengan pengisi antar
bata pasir halus.

2)

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :


PBI- 1971/SK.SNI.T-15. 1991-03, (NI-2) PUBB-1956 dan (NI-8).

91
3)

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari
Kontraktor.

4)

Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan/ penggantian dalam pekerjaan ini harus
baru, kualitas terbaik dari sejenisnya dan harus disetujui oleh Kontraktor.

1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1)

Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan di-sub
lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dipergunakan alat
timbris.

2)

Pasir urug dibawah lantai diisyaratkan harus keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya. Tebal yang diisyaratkan 10
cm atau setebal sesuai dengan gambar dan disiram dengan air kemudian
ditimbris untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.

3)

Diatas pasir urug diberi patla bata di isi pasir ayak.

4)

Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) diberi lapisan plester
(screed) campuran 1 PC : 3 pasir setebal 3 cm dengan memperhatikan
kemiringan lantai. Sub lantai dari rabat beton dilakukan pemerataan
sehingga benar-benar rata dengan kemiringan lantai yang diisyaratkan.

5)

Contoh bahan
Sebelum dilakukan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contohcontoh material, untuk mendapatkan persetujuan dari Pimpinan Proyek/
Kontraktor. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pimpinan Proyek/
Kontraktor akan dipakai sebagai standard pedoman untuk memeriksa
atau menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site. Kontraktor
diwajibkan membuat tempat penyimpanan yang telah disetujui oleh
Kontraktor.

6)

Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan

92
Material/bahan yang harus didatangkan ketempat pekerjaan harus
berkualitas baik dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu masih dalam
kantong/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering tidak
lembab dan bersih, sesuai persyaratan yang telah ditentukan.

7)

Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan
pekerjaan harus dilindungi dari lalu lintas orang dan barang. Kontraktor
diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan yang lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor
harus diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
kualitas pekerjaan.

2.

Lantai Keramik dan Plint Lantai

2.1. Lingkup Pekerjaan


1)

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan, peralatan yang


dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang
baik.

2)

Pekerjaan keramik pada lantai adalah pada seluruh kebutuhan ruangan.


Dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam daftar finishing
material atau sesuai dengan petunjuk Pemimpin Proyek.

2.2. Persyaratan Bahan


1)Lantai keramik yang digunakan :
Jenis

: Keramik lantai

Ukuran

: 30 x 30,

Merk

:Atas persetujuan

Ketebalan

:Minimum 0.8 cm

Daya serap

: Max 1%

Kekerasan

:Minimum 6 skala mohs

93
Kekuatan tekanan

:Minimum 900 kg/ cm2

Daya Tahan Lengkung

:Minimum 350 kg/ cm2

Mutu

:Ex Roman / Masterina, tahan asam dan basa

Chimical Resistance

:Konsisten terhadap PUBB-1970/NI-3

Warna

:Ditentukan kemudian

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan


ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982
Sistem pemasangan lantai keramik adalah sebagai berikut :
1)

Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, harus mengajukan contoh


terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Kontraktor. Bahan tersebut
harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering dan basah.

2)

Sebelum dipasang tegel keramik terlebih dahulu diberi lapisan pasir halus
setebal 3 cm diatas beton tumbuk/ rabat beton, namun terlebih dahulu
rabat beton dan plat lantai disiram dengan air hingga jenuh, kemudian
dilanjutkan dengan bubuk PC yang langsung ditempelkan pada keramik
tersebut.

3)

Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air,


pengisian siar-siar harus dilakukan dengan semen yang sewarna dengan
bahan lantai yang dipasang. Pengisian siar-siar harus dilakukan dengan
rapi, merata dan padat.

4)

Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siarnya tidak lurus,


berombak, turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki.
a.

Semen Portland (PC)

b.

Pasir dan air

Kontraktor harus menyerahkan 2 copi ketentuan dan persyaratan teknis operatif


dan pabrik sebagai informasi bagi Kontraktor.Material lain yang tidak terdapat
pada daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui oleh Pemimpin Proyek/ Kontraktor.
2.3. Syarat-syarat Cara Pelaksanaan

94
1)

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan pada gambar Dokumen Kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan dilapangan.

2)

Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.

3)

Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang


diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar
kerja/Dokumen Kontrak sesuai spesifikasi pabrik.

4)

Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan


terlebih dahulu dari Pimpinan Proyek/Kontraktor.

5)

Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, contoh bahan


yang digunakan harus diserahkan kepada Kontraktor sebanyak minimal 2
produk yang setaraf dari berbagai merk pembuatan atau kecuali
ditentukan lain oleh Pimpinan Proyek.

6)

Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh
Pimpinan Proyek/ Kontraktor.

7)

Sebelum dipasang beton tumbuk, dipasang pasir urug dan dipadatkan.

8)

Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5
cm sesuai dengan gambar.

9)

Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 3 pasir ditambah bahan


perekat, atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.

10)

Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika


dianggap perlu dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk
memudahkan pengaliran air.

11)

Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar-gambar detail


atau yang sesuai dengan petunjuk Kontraktor.

12)

Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimum 3 mm


membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar, siar-siar diisi dengan

95
bahan pengisi berwarna/grout semen berwarna, warna sesuai petunjuk
dari Kontraktor.
13)

Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai


dengan petunjuk Kontraktor.

14)

Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam


noda yang melekat, sehingga benar-benar bersih.

15)

Contoh bahan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contohcontoh

material,

keramik

untuk

mendapatkan

persetujuan

dari

Kontraktor. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Kontraktor akan


dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material
yang dikirim oleh Kontraktor ke lokasi pelaksanaan. Kontraktor
diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah
disetujui Kontraktor.
16)

Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


Selain pasir dan air, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam
keadaan tertutup, atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak bercacat.Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi
baik, terlindung dan bersih.Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan
bahan-bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan.
Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang,
Kontraktor harus menggantinya dengan persetujuan Pimpinan Proyek/
Kontraktor.

17)

Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x
24 jam setelah pemasangan. Bila terjadi kerusakan Kontraktor

96
diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas
pekerjaan.
Pasal 5
Pekerjaan Dinding
1. Plesteran Dinding
1.1.

Lingkup Pekerjaan
1)

Termasuk dalam pekerjaan plesteran-plesteran dinding ini adalah


penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan.

2)

Peralatan yang diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat-alat angkut


yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai yang
ditentukan dalam gambar, uraian sesuai dengan lokasi yang ditentukan.

1.2.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1)

Persiapan Pekerjaan Plesteran


Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap menerima portland
cemen plester, singkirkan semua hal yang dapat merusak/menggangu
pekerjaan.

2)

Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari.
Untuk itu plesteran transraam dilakukan pada kedua sisi luar dan dalam.

3)

Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang


permanen). Untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan
yang datar/rata contour dan profil-profil yang akurat.

4)

Basahi permukaan, bila diperlukan, untuk persiapan jangan menjenuhkan


permukaan, dan jangan dipasang plester sampai permukaan air yang
terlihat tersebut telah lenyap.

5)

Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam (maksimum)


setelah proses pencampuran, kecuali udara panas/kering, kurangi waktu
penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah kekakuan yang
bersifat sementara dari plester, jangan menambah air lagi untuk
membasahi plester yang sudah kaku itu.

97
6)

Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus


dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.

7)

Kemudian dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah


plesteran lapis pertama dapat dikerjakan.

8)

Plesteran kedua berupa acian semen (PC).

9)

Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2
cm, kecuali ditetapkan lain.

10)

Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, maupun tegak
lurus.

11)

Pada dasarnya plester lapis pertama adalah sama dengan adukan


pasangan, ketentuan mengenai adukan plesteran bagi macam-macam
keperluan, selanjutnya dapat dilihat pada setiap uraian dan setiap
pekerjaan.

12)

Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat
dengan tanah (diatas sloof), semua pasangan dinding batu bata yang
dekat dengan tanah (diatas sloof), semua pasangan dinding batu bata
diberi transram dengan adukan 1 PC : 3 ps dengan ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 150 cm permukaan lantai untuk kamar mandi,
WC/Toilet dan daerah basah lainnya (dapur, pantry).

13)

Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata,
tidak tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka
bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki oleh Kontraktor.

14)

Kontraktor bertanggung jawab atas penentuan prosedur/cara perbaikan


dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti pelesteran retak,
rusak selama waktu pelaksanaan dan perbaikan yang tidak dapat diterima
atau disetujui oleh Pimpinan Proyek/Kontraktor.

15)

Kontraktor bertanggung jawab atas segala perbaikan yang diadakan


setelah berkonsultasi dengan Kontraktor sampai perbaikan tersebut dapat
diterima.

98
16)

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contohcontoh material untuk mendapatkan persetujuan dari Pimpinan
Proyek/Kontraktor.

17)

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pimpinan Proyek/Kontraktor


akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk menerima/memeriksa
material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

18)

Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh


material yang telah disetujui Kontraktor.

19)

Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan bahan. Setelah pasir dan air,


bahan yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup atau kantong yang
masih disegel dan berlabel pabriknya, yang bertuliskan tipe dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.

20)

Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik,


terlindung dan bersih.

21)

Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala kerusakan bahan yang


disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan.

22)

Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak, hilang,
Kontraktor

diharuskan

mengganti

dengan

persetujuan

Pimpinan

Proyek/Kontraktor atas biaya Kontraktor.


2. Plesteran Beton
2.1.

Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
alat-alat bantu, dan alat-alat angkut yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini sesuai dengan gambar dan uraian lokasi yang telah
ditentukan, antara lain beton plat, balok sesuai tanggal dan yang lainnya yang
tidak terlindung (expose) baik exterior/interior. Untuk finishing beton
expose,

sebelum

diperhalus/afwerking

permukaan

beton

perlu

dikasarkan/disemprot terlebih dahulu dengan campuran 1 PC : 4 Ps dengan


ketebalan lebih kurang 3 mm untuk mendapatkan campuran ikatan yang lebih
baik.

99
2.2.

Persyaratan Bahan
1) Bahan plester ini adalah Portland Cemen pasir dan air dengan
perbandingan 1 PC : 4 pasir.
2) Portland Cement, pasir dan air.

Pasal 6
Pekerjaan Langit-Langit
1. Langit-langit Gypsum dan Kalsiboard

1.1.

Lingkup Pekerjaan
1)

Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,


penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan langitlangit Gypsum dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.

2)

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.

3)

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon terbuat dari Gypsum


9 mm dengan seluruh detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam
dokumen gambar serta mengikuti petunjuk Kontraktor.

4)

Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detai-detail ukuran lainnya sesuai


dengan yang tercantum dalam dokumen gambar, Bill of Quatity, serta
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Kontraktor.

5)

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan


maupun tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan
ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.2.

Persyaratan Bahan
1)

Bahan yang digunakan adalah Gypsum 9 mm. Bahan-bahan yang


digunakan harus benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada
seperti sobek serat, libang bekas paku, dan lain-lain.

2)

Ukuran yang digunakan adalah 100 x 100 cm.

3)

Tepi, sudut tiap potongan setelah pemotongan adalah harus rapi dan
lurus.

100
4)

Jarak antara tiap panel diberi jarak 0,5 cm (nat).

5)

Bahan rangka penggantung menggunakan galvanis metal furring dan


rangka grid expose.

6)

Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit tersebut harus rata.


Syarat-syarat Pelaksanaan

1.3.

1)

Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan


lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang secara
sempurna.

2)

Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus membuat Shop Drawing


yang telah disetujui oleh Kontraktor.

3)

Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan


mengadakan pengecekan/pemeriksaan kembali pekerjaan-pekerjaan yang
erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini, untuk ini
diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik dengan semua
unsur pelaksana Lapangan.

Pasal 7
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
1.

Pekerjaan Kouen

1.1. Lingkup Pekerjaan


1)

Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,


penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil
yang baik dan sempurna.

2)

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kusen alumunium untuk pintu-pintu,


jendela cahaya dan tempat yang disyaratkan dalam dokumen gambar.

3)

Kusen pintu dan jendela dipasang pada tempat-tempat yang telah


ditentukan dalam gambar. Pemasangan kusen-kusen ini harus betul-betul
tegak sehingga pintu dan jendela tidak berubah letaknya pada waktu
pelaksanaan pekerjaan lainnya.

101
4)

Sedangkan kusen pintu pada kakinya yang berhubungan dengan lantai


harus dilengkapi dengan duck besi diameter 3/8 dicor dengan beton cor
1 PC : 2 Ps : 3 Kr.

5)

Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai


dengan yang tercantum dalam dokumen gambar, Bill of Quantity, serta
mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Pimpinan Proyek / Kontraktor.

6)

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan


maupun tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan
ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.2.

Persyaratan Bahan
1)

Jenis alumunium yang dipakai adalah alumunium indalek.

2)

Dihindarkan adanya cacat.

3)

Semua kusen yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Pemimpin


Bagian Proyek/ Kontraktor.

1.3.

Syarat-syarat Pelaksanaan
1)

Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, atau


manual khususnya untuk detail tertentu atas persetujuan Kontraktor.

2)

Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus


digalvanisasi.

3)

Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan


untuk mendapatkan ketetapan pemasangan dilapangan.

4)

Kusen yang akan dipasang bahan finishing harus rata dan di waterpass.

5)

Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi. Kontraktor
wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi untuk bagian detail
tertentu pada Kontraktor untuk persetujuan.

6)

Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan


mesin atau manual.

102
7)

Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan


terlebih dahulu baik kualitas maupun jenisnya kepada Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan.

8)

Semua pekerjaan kusen sebelum dipasang harus mendapat persetujuan


dari Kontraktor.Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor
harus mengganti atas tanggung jawabnya.

Pasal 8
Pekerjaan Instalasi Listrik
1. Pekerjaan Instalasi Listrik
1.1.

Lingkup Pekerjaan Listrik


1)

Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh


sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan
sempurna dan aman.

2)

Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan


pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut
sudah dapat dipergunakan.

3)

Kontraktor RKB dengan dibantu oleh Konsultan harus mengurus


penyambungan

instalasi-instalasi

lainnya

termasuk

pengurusan

administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh Kontraktor RKB.


4)

Kontraktor RKB harus mengurus semua perijinan untuk penyambungan


instalasi-instalasi lainnya termasuk pengurusan administrasinya, semua
biaya resmi akan dibayar oleh Kontraktor.

1.2.

Kabel daya tegangan rendah


1)

Umum

103
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam
ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana (NYA,NYM,NYY),
kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standar SII atau
SPLN. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus dites dengan
pengujian-pengujian sebagai berikut :
a. Test insulasi
b. Test kotinuitas
c. Test pantahan
2)

Instalasi dan Pemasangan kabel


a.

Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi peraturan PUIL/ LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan
harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan
jenis pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas haruslah terbuat
secara dipilin (stranded), instalasi ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil dari 2.5 mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe :

Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit


pipa PVC

Untuk instalasi penerangan adalah NYA, NYM dengan conduit


pipa PVC.

Untuk kabel sistribusi digunakan NYY dan penerangan taman


dengan menggunakan taman

dengan menggunakan kabel

NYFGBY.
Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan,
beton dll) harus berada didalam conduit PVC class AW yang
disesuaikan dengan ukurannya, EGA kabel trech dan harus diklem.
b. Splice/ Pencabangan

104
Tidak

diperkenankan

adanya

splice,

pencabangan

ataupun

sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang,


kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang bisa
dipakai (acceptable).
Dalam membuat pencabangan conector harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak
bisa lepas oleh getaran.
c. Semua sambungan kabel, baik didalam juction box, panel ataupun
tempat lainnya harus mempergunakan conector yang terbuat dari
tembaga yang diisolasi dengan porselien atau bakelit ataupun PVC,
yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel
d. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conector dan lain-lain seperti
karet, PVC asbes tape sintetis, resin,splice case, compostion dan lainlain harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage
dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran atau manufacturer.
e. Penyempurnaan kabel

Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak


penyambungan yang khusus untuk itu (misalnya juction box dan
lain-lain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai
cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Kontraktor.

Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau


nama-nama masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.

Penyambungan

kabel

tembaga

harus

mempergunakan

penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan

105
timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari
ukuran yang sesuai.

Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan


pipa PVC/ protolen yang khusus untuk listrik.

2. Penerangan dan Stop Kontak


2.1.

Lampu dan armature


Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
1)

Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai


terminal pentanahan (grounding).

2)

Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal blok harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan unsur teknis
komponen lampu itu sendiri.

3)

Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam


box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.

4)

Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat,
kemudian difinish dengan cat akhir oven warna putih.

5)

Ballast harus jenis 1 Low Ballast dan harus juga digunakan single lamp
ballast (satu ballast untuk satu lampu flourentscent).

6)

Armature lampu down light terdiri dari dudukan dimana dudukan harus
dari bahan allumunium silicon alloy atau dari moulded plastic. Lubanglubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk
mencegah masuknya serangga.

2.2.

Saklar Dinding
Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker dengan
rating 250 volt, 10 ampere, singgle gang, double gangs atau saklar hotel.

2.3.

Junction box untuk saklar dan stop kontak

106
1)

Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari
35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.

2)

Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan
menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding.

2.4.

Kabel Instansi
1)

Pada umumnya kabel instansi penerangan dan instalasi stop kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM).
Kabel harus mempunyai penampang minimal 2.5 mm2.

2)

Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai


berikut :

2.5.

a. Fasa 1

: Merah

b. Fasa 2

: Kuning

c. Fasa 3

: Hitam

d. Netral

: Biru

e. Tanda (ground)

: Hijau-kuning

Pipa instalasi pelindung kabel


1)

Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas
AW atau GIP.

2)

Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus
sesuai satu dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter.

3)

Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak


sambung (juction box) dan armature lampu.

2.6.

Testing / Pengujian.
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Kontraktor yang di syahkan oleh
lembaga yang berwenang, pengujian tersebut meliputi :
1)

Tes Ketahanan isolasi

2)

Tes kekeuatan tegangan impuls

3)

Tes kenaikan temperature

4)

Tes kontinuitas

2.7. Kotak Zekring

107
Kotak Zekring berisi beberapa group zekring, tergantung dari fase yang ada.
2.8. Persyaratan-persyaratan lain :
1)

Harus memenuhi ketentuan-ketentuan PLN.

2)

Instalatur listrik yang melaksanakan pekerjaan ini, harus sudah Terdaftar


dan mempunyai pas dari PLN.

3)

Sebelum pekerjaan diserahkan harus dicek keamanannya dengan alat


marger yang dihadiri oleh panitia.

4)

Instalatur harus membuat gambar yang disahkan oleh PLN.

5)

Instalatur listrik dipasang untuk tegangan lebih dari 900 V

Pasal 9
Pekerjaan Tanah
1. Galian Tanah untuk Pondasi Bangunan
1.1 Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau

samapai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mendapatkan daya dukung yang
baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
1.2

Jika galian melampaui batas kedalaman, KP-RKB harus menimbun kembali


dan dipadatkan samapi kepadatan maksimum.

1.3

Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbun harus diangkat langsung
ketempat yang direncanakan yang disetujui Kontraktor. Sedangkan hasil galian
yang tidak dapat dipaki untuk penimbunan harus disingkirkan ketempat yang
disetujui Kontraktor

Pasal 10
Pekerjaan Pengecatan
1.

Cat Tembok
Pengecatan dengan cat tembok digunakan untuk bidang-bidang

108
a) Tembok dalam dan luar bangunan termasuk kolom-kolom beton.
b) Plafond Gypsum datar untuk semua ruangan kecuali ruang theater.
Pasal 11
Pekerjaan Waterproofing
Spesifikasi ini mencakup waterproofing membrane non exposed.
Metode pelaksanaan:
1. Kebersihan lokasi harus bersih dan rata /halus
2. Lokasi dibersihkan terlebih dahulu dari debu, pasir, bekas adukan semen, tanah,
oli dan kerikil
3. Pemasngan plamir lokasi yang sudah dibersihkan
4. Pengeringan plamir untuk lokasi terbuka 2-3 jam dan lokasi tertutup 3-5 jam
5. Pemasangan waterproofing membrane dengan cara di bakar (torch on) dan
penyusunan overlapping denagan jarak 5 cm (lajur perlajut)
6. Waterproofing membrane torch - on harus di pasang sesuai instruksi dari pabrik
dan spesifikasi tertulis oleh aplikator yang telah berpengalaman dalam
bidangnya dan disetujui oleh perusahaan yang sudah di tunjuk sebagai
applicator
Pasal 12
Pekerjaan Lain-Lain
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
1.

Pekerjaan taman

2.

Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bahan, bekas bongkaran dan lain-lain.

3.

Pemertaan tanah sisa galian, pembersihan sisa adukan setempat seperti semen
pasir yang sudah mngeras dan dibuat pada tempat yang ditentukan
pengawas/Kontraktor.

4.

Pekerjaan lainnya yang perlu dikerjakan agar pada waktu penyerahan pekerjaan
keseluruhan tidak ada lagi pos-pos pekerjaan yang belum rapi atau bersih.

109
BAB IV
PENUTUP
Apabila di dalam RKS ini tidak tercantum uraian, pengaturan dan ketentuan,
yang merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan akan dijelaskan
pada pelaksanaan pekerjaan dan semua tambahan atas yang ditanda tangani Gugus
tugas pengadaan Barang/Jasa dan merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan
berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai