4/01-08C
Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 1 dari 6
Perhatian :
Dokumen ini merupakan milik Laboratorium Jasa Konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Informasi yang ada di dalam dokumen ini, seluruhnya atau sebagian, tidak boleh disebarluaskan
tanpa izin terlebih dahulu dari Manajer Mutu.
1. Tujuan
WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C
Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 2 dari 6
Menetapkan pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium, sehingga diperoleh benda uji dan
perawatannya yang memenuhi syarat
2. Ruang Lingkup
Metode ini mencakup cara pembuatan benda uji di laboratorium sampai saat pengujian dilakukan dengan
proporsi sesuai rancang campur yang ditentukan, dimana ketelitian dalam pengawasan bahan dan kondisi
pengujian diperlukan, dan berlaku untuk beton yang dipadatkan dengan cara penusukan atau penggetaran.
3. Penanggung Jawab
a. Manajer Teknis bertanggung jawab dan berwenang menyetujui kegiatan serta menyediakan fasilitas
untuk melaksanakan pembuatan dan perawatan benda uji.
b. Penyelia bertanggung jawab dan berwenang membuat perencanaan, jadwal pelaksanaan, peralatan,
format untuk pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium serta melakukan pemeriksaan hasil
pembuatan benda uji dan membubuhi paraf pada format hasil pembuatan benda uji.
c. Laboran/Teknisi bertanggung jawab untuk pelaksanaan pembuatan, maupun perawatan benda uji dan
pencatatan data hasil pembuatan, perawatan benda uji pada format dan menandatanganinya.
4. Urutan Pelaksanaan
a) Peralatan
1) cetakan, untuk membuat benda uji yang berhubungan langsung dengan beton harus terbuat dari
baja, besi atau bahan yang tidak menyerap air dan tidak bersifat reaktik terhadap beton atau
semen.
Cetakan harus sesuai dengan ukuran yang ditetapkan pada SIN 03-2493-1991
2) batang penusuk terdiri dari 2 (dua) macam :
a. Batang penusuk besar, dengan diameter 16 mm dan panjang 610 mm;
b. Batang pe3nusuk kecil, dengan diameter 10 mm dan panjang 305 mm;
3) palu/pemukul, harus terbuat dari karet, plastik atau bahan lain yang lunak dengan berat 0,34 kg
sampai 0,8 kg
4) penggetar, ada 2 (dua) macam penggetar yang dapat digunakan, yaitu jarum getar (penggetar
internal) dan meja/papan getar (penggetar external).
Ketentuan alat penggetar lihat SIN 03-2493-1991
WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C
Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 3 dari 6
5) alat uji slump, alat untuk mengukur slump harus sesuai dengan spesifikasi alat yang tercakup
dalam SK SNI M – 2 – 1989 F
6) wadah adukan untuk contoh uji, wadah adukan terbuat dari plat yang datar dari bahan sejenis
metal, kedap air dan licinsehingga mudah dalam pengadukan dengan menggunakan sendok
maupun sekop. Bial pengadukan menggunakan mesin aduk, wadah tersebut harus mampu
menahan beban adukan dan memungkinkan dapat diaduk kembali dengan sendok aduk atau
sekop.
7) ayakan, bila diperlukan pengayakan basah, peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan dalam metode pengambilan contoh beton segar menurut SK SNI – M26 – 199 – F
8) alat uji kadar udara, harus sesuai dengan spesifikasi alat yang ditentukan dalam buku
standar/metoda pengujian kadar udara.
9) timbangan, harus mempunyai ketelitian 0.3% dari berat yang ditimbang atau 0,1 % dari kapasitas
maksimum timbangan.
10) pengadukan beton berupa drum pengaduk dengan tenaga penggerak, wadah adukan yang dapat
terjungkit, atau wadah yang berputar dengan baik/wadah dengan pendayung yang berputar. Alat
ini harus dapat mengaduk secara langsung sesuai dengan banyaknya adukan dengan slump yang
diperlukan.
a) Benda uji silinder digunakan untuk berbagai macam pengujian seperti tekan, modulus elastisitas,
kuat tarik belah dan lain-lian, terdiri dari berbagi variasi ukuran dengan minimum diameter 50
mm dan panjang 100 mm. Bila diperlukan hubungan atau perbandingan dengan silinder yang
digunakan di lapangan, ukuran silinder harus berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm
b) Benda uji berbentuk prisma, seperti balok untuk kuat lentur, kubus untuk kuat tekan, kuat rekat
dan lain-lain harus dicetak dengan sumbu memanjang terletak horisontal dan harus sesuai dengan
ukuran untuk pengujian tertentu. Ukuran benda uji yang dapat digunakan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Diameter dari contoh uji silinder dan ukuran prisma tidak boleh kurang dari 3 kali diameter
maksimum dari agregat kasar yang digunakan dalam beton. Agregat yang lebih besar dari pada yang
diijinkan harus dibuang keluar pada waktu pencetakan benda uji, atau dilakukan pengayakan dahulu
sebelum agregat digunakan untuk campuran beton.
7) Bahan – bahan :
a) Semen, yang digunakan harus memenuhi syarat sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A, SK SNI S – 04-1989 F
WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C
Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 4 dari 6
b) Agregat, yang dugunakan harus memenuhi syarat sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi Bahan
Bangunan Bagina A, SK SNI S – 04-1989F
c) Air, yang dugunakan harus memenuhi syarat sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi Bahan
Bangunan Bagina A, SK SNI S – 04-1989F
d) Bahan tambahan untuk campuran beton, yang dugunakan harus sesuai dengan petunjuk yang
diberikan pada buku standar mengenai bahan tambahan untuk beton ( SK SNI S – 18-1990-03)
a) Penimbangan bahan
WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C
Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 5 dari 6
Sebelum benda uji dicetak, harus dilakukan uji slump sesuai ketentuan dalam SNI 03-1972-
1990 Metode pengujian slump beton:
13) PERAWATAN
a) Penutupan setelah penyelesaian, unutk menjaga penguapan, benda uji yang telah setelah
dibuat harus ditutup dengan bahan yang tidak mudah menyerap air, tidak reaktif dan mudah
digunakan, tetapi juga hrus dapat menjaga kelembaban sampai saat contoh uji dilepas dari
cetakan. Bila digunakan lembaran plastik lembaran plastik tersebut dihamparkan melebihi
permukaan dari seluruh benda uji untuk menjaga kelmbabannya. Permukaan cetkan bagian
luar harus dijaga jangan sampai berhubungan langsung dengan air selama 24 jam pertama
setelah benda uji dicetak.
b) Pelepasan benda uji dari cetakan dapat dilakukan setelah 20 jam dan jangan lebih dari 48
jam setelah pencetakan.
c) Perawatan benda uji, jika tidak ditentukan lain, rendamlah seluruh benda uji dalam aiar yang
mempunyai suhu 23 +/- 2 oC mulai pelepasan hingga saat pengujian. Runag penyimpanan
harus bebas dari getaran terutama pada waktu 48 jam pertama setelah benda uji disimpan.
d) Benda uji kuat lentur sama seperti diatas, kecuali pada akhir perawatan selama minimum 24
jam sebelum diuji harus direndam dalam aiat yang jenuh kapur dengan suhu 23 +/- 2 oC.
Setelah itu keluarkan benda uji dari perendaman beberapa saat sebelum dilakukan pengujian
agar permukaanhya cukup kering terlebih dahulu.
14 ) Pelaporan
Hasil pembuatan benda uji ini, dilaporkan dalam formulir seperti pada formulir hasil pembuiatan
benda uji, yang antara lain memuat :
WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C
Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 6 dari 6
WIKA/IK-E