Anda di halaman 1dari 6

INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.

4/01-08C

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk


Terbitan/Revisi : 01/00
LABORATORIUM JASA KONSTRUKSI
Jl. Raya Kelapa Dua Wetan No. 6 Ciracas Jakarta Timur 13730
Telp. 021-8729057 Fax. 021-8729057 Tanggal Terbit : 03/06/2013

Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 1 dari 6

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI


LABORATORIUM
SNI 2493:2011

Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh

Penyelia Manajer Teknis Manajer Mutu

Perhatian :
Dokumen ini merupakan milik Laboratorium Jasa Konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Informasi yang ada di dalam dokumen ini, seluruhnya atau sebagian, tidak boleh disebarluaskan
tanpa izin terlebih dahulu dari Manajer Mutu.

1. Tujuan
WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk


Terbitan/Revisi : 01/00
LABORATORIUM JASA KONSTRUKSI
Jl. Raya Kelapa Dua Wetan No. 6 Ciracas Jakarta Timur 13730
Telp. 021-8729057 Fax. 021-8729057 Tanggal Terbit : 03/06/2013

Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 2 dari 6

Menetapkan pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium, sehingga diperoleh benda uji dan
perawatannya yang memenuhi syarat

2. Ruang Lingkup
Metode ini mencakup cara pembuatan benda uji di laboratorium sampai saat pengujian dilakukan dengan
proporsi sesuai rancang campur yang ditentukan, dimana ketelitian dalam pengawasan bahan dan kondisi
pengujian diperlukan, dan berlaku untuk beton yang dipadatkan dengan cara penusukan atau penggetaran.

3. Penanggung Jawab
a. Manajer Teknis bertanggung jawab dan berwenang menyetujui kegiatan serta menyediakan fasilitas
untuk melaksanakan pembuatan dan perawatan benda uji.
b. Penyelia bertanggung jawab dan berwenang membuat perencanaan, jadwal pelaksanaan, peralatan,
format untuk pembuatan dan perawatan benda uji di laboratorium serta melakukan pemeriksaan hasil
pembuatan benda uji dan membubuhi paraf pada format hasil pembuatan benda uji.
c. Laboran/Teknisi bertanggung jawab untuk pelaksanaan pembuatan, maupun perawatan benda uji dan
pencatatan data hasil pembuatan, perawatan benda uji pada format dan menandatanganinya.

4. Urutan Pelaksanaan

a. Pengaturan dan Perencanaan

a) Manajer Teknis memerintahkan kepada Penyelia / Koordinator untuk menyusun / membuat


rencana pelaksanaan pembuatan dan perawatan benda uji.
b) Penyelia merencanakan dan mamerintahkan kepada Laboran / Teknisi untuk melaksanakan
pembuatan dan perawatan benda uji.

b. Peralatan dan sarana penunjang

a) Peralatan

1) cetakan, untuk membuat benda uji yang berhubungan langsung dengan beton harus terbuat dari
baja, besi atau bahan yang tidak menyerap air dan tidak bersifat reaktik terhadap beton atau
semen.
Cetakan harus sesuai dengan ukuran yang ditetapkan pada SIN 03-2493-1991
2) batang penusuk terdiri dari 2 (dua) macam :
a. Batang penusuk besar, dengan diameter 16 mm dan panjang 610 mm;
b. Batang pe3nusuk kecil, dengan diameter 10 mm dan panjang 305 mm;

3) palu/pemukul, harus terbuat dari karet, plastik atau bahan lain yang lunak dengan berat 0,34 kg
sampai 0,8 kg
4) penggetar, ada 2 (dua) macam penggetar yang dapat digunakan, yaitu jarum getar (penggetar
internal) dan meja/papan getar (penggetar external).
Ketentuan alat penggetar lihat SIN 03-2493-1991

WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk


Terbitan/Revisi : 01/00
LABORATORIUM JASA KONSTRUKSI
Jl. Raya Kelapa Dua Wetan No. 6 Ciracas Jakarta Timur 13730
Telp. 021-8729057 Fax. 021-8729057 Tanggal Terbit : 03/06/2013

Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 3 dari 6

5) alat uji slump, alat untuk mengukur slump harus sesuai dengan spesifikasi alat yang tercakup
dalam SK SNI M – 2 – 1989 F
6) wadah adukan untuk contoh uji, wadah adukan terbuat dari plat yang datar dari bahan sejenis
metal, kedap air dan licinsehingga mudah dalam pengadukan dengan menggunakan sendok
maupun sekop. Bial pengadukan menggunakan mesin aduk, wadah tersebut harus mampu
menahan beban adukan dan memungkinkan dapat diaduk kembali dengan sendok aduk atau
sekop.
7) ayakan, bila diperlukan pengayakan basah, peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan dalam metode pengambilan contoh beton segar menurut SK SNI – M26 – 199 – F
8) alat uji kadar udara, harus sesuai dengan spesifikasi alat yang ditentukan dalam buku
standar/metoda pengujian kadar udara.
9) timbangan, harus mempunyai ketelitian 0.3% dari berat yang ditimbang atau 0,1 % dari kapasitas
maksimum timbangan.
10) pengadukan beton berupa drum pengaduk dengan tenaga penggerak, wadah adukan yang dapat
terjungkit, atau wadah yang berputar dengan baik/wadah dengan pendayung yang berputar. Alat
ini harus dapat mengaduk secara langsung sesuai dengan banyaknya adukan dengan slump yang
diperlukan.

5. Persyaratan benda uji

a) Benda uji silinder digunakan untuk berbagai macam pengujian seperti tekan, modulus elastisitas,
kuat tarik belah dan lain-lian, terdiri dari berbagi variasi ukuran dengan minimum diameter 50
mm dan panjang 100 mm. Bila diperlukan hubungan atau perbandingan dengan silinder yang
digunakan di lapangan, ukuran silinder harus berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm
b) Benda uji berbentuk prisma, seperti balok untuk kuat lentur, kubus untuk kuat tekan, kuat rekat
dan lain-lain harus dicetak dengan sumbu memanjang terletak horisontal dan harus sesuai dengan
ukuran untuk pengujian tertentu. Ukuran benda uji yang dapat digunakan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :

Jenis benda uji Ukuran (mm)


Kubus 150x150x150
200x200x200
Balok 500x100x100
600x150x150

6) Ukuran benda uji yang disesuaikan dengan ukuran agregat

Diameter dari contoh uji silinder dan ukuran prisma tidak boleh kurang dari 3 kali diameter
maksimum dari agregat kasar yang digunakan dalam beton. Agregat yang lebih besar dari pada yang
diijinkan harus dibuang keluar pada waktu pencetakan benda uji, atau dilakukan pengayakan dahulu
sebelum agregat digunakan untuk campuran beton.

7) Bahan – bahan :

a) Semen, yang digunakan harus memenuhi syarat sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A, SK SNI S – 04-1989 F

WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk


Terbitan/Revisi : 01/00
LABORATORIUM JASA KONSTRUKSI
Jl. Raya Kelapa Dua Wetan No. 6 Ciracas Jakarta Timur 13730
Telp. 021-8729057 Fax. 021-8729057 Tanggal Terbit : 03/06/2013

Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 4 dari 6

b) Agregat, yang dugunakan harus memenuhi syarat sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi Bahan
Bangunan Bagina A, SK SNI S – 04-1989F

c) Air, yang dugunakan harus memenuhi syarat sesuai yang ditentukan dalam spesifikasi Bahan
Bangunan Bagina A, SK SNI S – 04-1989F

d) Bahan tambahan untuk campuran beton, yang dugunakan harus sesuai dengan petunjuk yang
diberikan pada buku standar mengenai bahan tambahan untuk beton ( SK SNI S – 18-1990-03)

8) Jumlah benda uji.


Banyaknya benda uji minimum 3 buah untuk setiap jenis, umur dan kondisi pengujian. Bila contoh uji
mencakup variabel yang ditentukan harus dibuat dari 3 kali adukan beton terpisah dari berbagi umur
pengujian. Umur pengujian yang umum dilakukan adalah 7 dan 28 hari untuk kuat tekan, kecuali
beton yang menggunakan bahan tambahan jenis mempercepat waktu pengikatan atau menggunakan
semen tipe III pengujian juga dilakukan pada umur 3 hari, serta 14 hari dan 28 hari untuk kuat lentur.
Untuk pengujian yang lebih lama, dilakukan pada umur 3, 6 dan 12 bulan baiuk uji tekan maupun
kuat lentur.
9) Temperature
Bahan-bahan disimpan dalam ruangan dengan temperatur yang seragam antara 20 – 30 oC atau jika
disetujui pihak – pihak berkompeten temperatur dapat disesuaikan dengan kondisi dimana beton akan
diproduksi
10) Semen
Semen disimpan ditempat yang kering atau dalam wadah yang kedap air dan harus memenuhi standar
spesifikasi yang ditentukan.
11) Agregat
Agregat kasar maupun agregat halus yang digunakan harus telah sesuai persyaratan yang ditentukan.
Sebelum pencampuran kondisi kadar air agregat seragam dan pada kondisis jenuh kering permukaan
dan apabila tidak maka harus dilakukan koreksi komposisi sesuai dengan kondisi kadar aiar agregat
yang ada.

12) CARA PELAKSANAAN

a) Penimbangan bahan

Timbanglah masing-masing bahan dengan menggunakan timbangan yang mempunyai ketelitian


sesuai yang ditetapkan bab. 2.1.9. SNI 03-2493-1991. Banyaknya bahan sesuai yang ditetapkan
dari hasil rancang campur beton dengan koreksi seperlunya bila agregat dalam kondisi alami.

b) Pengadukan campuran beton


 Adukan beton harus memiliki volume minimum 10% melebihi volume adukan beton yang
diperlukan untuk pembuatan benda uji;
 Pangadukan beton dapat dilakukan dengan mesin maupun dengan tangan (manual), ketentuan
pengadukan mengacu pada SNI 03-2493-1991 Bab IV pasal 4.2.1, 2, 3 dan 4.
 Adukan beton sebelum dicetyak harus ditutup rapat permukaannya agar tidak terjadi
penguapan.

WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk


Terbitan/Revisi : 01/00
LABORATORIUM JASA KONSTRUKSI
Jl. Raya Kelapa Dua Wetan No. 6 Ciracas Jakarta Timur 13730
Telp. 021-8729057 Fax. 021-8729057 Tanggal Terbit : 03/06/2013

Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 5 dari 6

 Sebelum benda uji dicetak, harus dilakukan uji slump sesuai ketentuan dalam SNI 03-1972-
1990 Metode pengujian slump beton:

12) PEMBUATAN BENDA UJI


Pembuatan benda uji harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Penempatan cetakan dekat dengan penyimpanan awal diaman benda uji akan dismpan
selama 24 jam. Apabila pencetakan benda uji tidak adapat dikerjakan dekat dengan tempat
penyimpana awal, benda uji tersebut harus dipindahkan segera setelah dibentuk. Cetakan
ditempatkan pada tempat yang permukaannya rata, keras bebas dari getaran dan gangguan
lainnya. Permukaan contoh harus dihindarai dari benturan, jungkitan dan goresan pada saat
pemindahan ketempat penyimpanan/perawatan.
b) Pencetakan, masukan adukan beton ke dalam cetakan dengan menggunakan sendok aduk,
sendok bahan atausekop. Setiap pengambilan adukan dari wadah harus dapat mewakili dari
campuran tersebut. Apabila diperlukan adukan beton dapat diaduk kembali dengan
menggunakan sendok aduk untu7k menghindari terjadinya segregasi.
c) Jumlah lapisan pencetakan benda uji harus sesuai tabel 2 SNI 03-2493-1991
d) Pemadatan, metode pemadatan dapat ditusuk atau digetar, untuk lebih jelas lihat SNI 03-
2493-1991 bab IV pasal 4.2.4 halaman 9.
e) Penyelesaian, setelah dipadatkan , kecuali contoh uji yang dapat dilicinkan/diselesaikan
pada saat penggetaran, permukaan diratakan dengan raskam dan bagian sisanya dibunag
hingga didapatkan permukaan beton yang betul-betul rata dan licin. Untuk contoh uji slinder,
setelah selesai dipadatkan permukaannya diratakan dengan batang penusuk bila
kekentalannya memungkinkan. Bila diinginkan, permukaan silinder dapat diberi smeen tipis
darai pasta semen portland sebagai perata.

13) PERAWATAN
a) Penutupan setelah penyelesaian, unutk menjaga penguapan, benda uji yang telah setelah
dibuat harus ditutup dengan bahan yang tidak mudah menyerap air, tidak reaktif dan mudah
digunakan, tetapi juga hrus dapat menjaga kelembaban sampai saat contoh uji dilepas dari
cetakan. Bila digunakan lembaran plastik lembaran plastik tersebut dihamparkan melebihi
permukaan dari seluruh benda uji untuk menjaga kelmbabannya. Permukaan cetkan bagian
luar harus dijaga jangan sampai berhubungan langsung dengan air selama 24 jam pertama
setelah benda uji dicetak.
b) Pelepasan benda uji dari cetakan dapat dilakukan setelah 20 jam dan jangan lebih dari 48
jam setelah pencetakan.
c) Perawatan benda uji, jika tidak ditentukan lain, rendamlah seluruh benda uji dalam aiar yang
mempunyai suhu 23 +/- 2 oC mulai pelepasan hingga saat pengujian. Runag penyimpanan
harus bebas dari getaran terutama pada waktu 48 jam pertama setelah benda uji disimpan.
d) Benda uji kuat lentur sama seperti diatas, kecuali pada akhir perawatan selama minimum 24
jam sebelum diuji harus direndam dalam aiat yang jenuh kapur dengan suhu 23 +/- 2 oC.
Setelah itu keluarkan benda uji dari perendaman beberapa saat sebelum dilakukan pengujian
agar permukaanhya cukup kering terlebih dahulu.

14 ) Pelaporan

Hasil pembuatan benda uji ini, dilaporkan dalam formulir seperti pada formulir hasil pembuiatan
benda uji, yang antara lain memuat :
WIKA/IK-E
INSTRUKSI KERJA No. Dokumen : WIKA/IK/5.4/01-08C

PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk


Terbitan/Revisi : 01/00
LABORATORIUM JASA KONSTRUKSI
Jl. Raya Kelapa Dua Wetan No. 6 Ciracas Jakarta Timur 13730
Telp. 021-8729057 Fax. 021-8729057 Tanggal Terbit : 03/06/2013

Tanggal Revisi :
INSTRUKSI KERJA PENGUJIAN LABORATORIUM
Halaman : 6 dari 6

a) tanggal pembuatan / tanggal pengujian;


b) identitas benda uji;
c) asal agregat halus, agregat kasar dan nama produsen semen portland;
d) Hasil uji meliputi slump, kadar udara, kuat tekan, berat isi, dll.
e) nama petugas uji, pengawas dan penaggung jawab pengujian dengan dibubuhkan tandatangan.

15) Dokumen terkait


a. SNI 2439:2011 - Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
b. WIKA/PO/5.4-01 - Prosedur operasi metode pengujian dan validasi metode

WIKA/IK-E

Anda mungkin juga menyukai