Anda di halaman 1dari 15

Bre-X Minerals Ltd.

, anggota Kelompok perusahaan Bre-X, adalah sebuah perusahaan


tambang Kanada yang pernah dilaporkan menguasai sebuah cadangan emas yang sangat
besar di Busang, Kalimantan. Bre-X membeli situs Busang pada Maret 1993 dan pada
Oktober 1995 mengumumkan telah menemukan emas dalam jumlah yang sangat besar,
sehingga menyebabkan harga sahamnya membubung tinggi. Pada mulanya sahamnya bernilai
sangat kecil, namun setelah pengumuman itu, harga sahamnya mencapai nilai tertinggi pada
$286.50 (dolar Kanada) di Toronto Stock Exchange (TSX), dengan kapitalisasi total senilai
lebih dari $6 miliar dolar Kanada.
Cadangan emas di Busang dilaporkan sebesar 200 juta ounces (6.200 ton), atau sama dengan
8% dari seluruh cadangan dunia. Namun, ternyata ini adalah penipuan besar-besaran, dan di
sana tidak ada emas. Sampel-sampel utamanya telah dipalsukan dengan menaburkannya
dengan emas dari luar. Sebuah laboratorium independen belakangan mengklaim bahwa
penipuan itu telah dilakukan dengan buruk, termasuk dengan menggunakan pengerokan dari
perhiasan emas. Pada 1997, Bre-X runtuh dan sahamnya menjadi tidak bernilai dalam
skandal saham terbesar dalam sejarah Kanada.

Bre-X akhirnya dinyatakan bangkrut pada 2002 meskipun sejumlah perusahaan subsidernya
seperti Bro-X berlanjut hingga 2003.
Felderhof tetap tinggal di Kepulauan Cayman, yang tidak mempunyai perjanjian ekstradisi
dengan Kanada, meskipun sejumlah laporan mengatakan dia berada di negara-negara lain.
Pada 2000 dan 2001, Komisi Keamanan Ontario menuduhnya melakukan insider trading.
Pengadilan dilangsungkan tanpa kehadirannya, tetapi diskors pada April 2001 ketika Komisi
berusaha menyingkirkan hakim kepalanya, Peter Hryn dengan alasan ia bias terhadap
tuntutannya. Hal ini disangkal, dan pada 10 Desember 2003 bandingnya juga ditolak.
Proses peradilannya dilanjutkan pada 6 Desember 2004 dan diharapkan akan berlanjut hingga
setidak-tidaknya April 2005.
Kasus ini berlanjut terus dan pada 21 Agustus 2006 pendapat penasihat hukum untuk Komisi
Keamanan Ontario dan John Bernard Felderhof akan didengar di gedung pengadilan di Balai
Kota Lama (Toronto).

Kasus Penipuan Bre X

Nama
: M. Ruswandi Alfan
NPM: 24211973
Kelas
: 4 EB 25
A. Sejarah Singkat Bre X

Bre-X Minerals Ltd., anggota Kelompok perusahaan Bre-X,


adalah sebuah perusahaan tambang Kanada yang pernah
dilaporkan menguasai sebuah cadangan emas yang sangat
besar di Busang, Kalimantan. Bre-X membeli situs Busang pada
Maret 1993 dan pada Oktober 1995 mengumumkan telah
menemukan emas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga
menyebabkan harga sahamnya membubung tinggi. Pada
mulanya sahamnya bernilai sangat kecil, namun setelah
pengumuman itu, harga sahamnya mencapai nilai tertinggi
pada $286.50 (dolar Kanada) di Toronto Stock Exchange (TSX),
dengan kapitalisasi total senilai lebih dari $6 miliar dolar
Kanada.
Cadangan emas di Busang dilaporkan sebesar 200 juta
ounces (6.200 ton), atau sama dengan 8% dari seluruh
cadangan dunia. Namun, ternyata ini adalah penipuan besarbesaran, dan di sana tidak ada emas. Sampel-sampel
utamanya telah dipalsukan dengan menaburkannya dengan
emas dari luar. Sebuah laboratorium independen belakangan
mengklaim bahwa penipuan itu telah dilakukan dengan buruk,
termasuk dengan menggunakan pengerokan dari perhiasan
emas. Pada 1997, Bre-X runtuh dan sahamnya menjadi tidak
bernilai dalam skandal saham terbesar dalam sejarah Kanada.
Bre-X akhirnya dinyatakan bangkrut pada 2002 meskipun
sejumlah perusahaan subsidernya seperti Bro-X berlanjut
hingga 2003. Felderhof tetap tinggal di Kepulauan Cayman,
yang tidak mempunyai perjanjian ekstradisi dengan Kanada,
meskipun sejumlah laporan mengatakan dia berada di negaranegara lain. Pada 2000 dan 2001, Komisi Keamanan Ontario
menuduhnya
melakukan
insider
trading.
Pengadilan
dilangsungkan tanpa kehadirannya, tetapi diskors pada April
2001 ketika Komisi berusaha menyingkirkan hakim kepalanya,
Peter Hryn dengan alasan ia bias terhadap tuntutannya. Hal ini
disangkal, dan pada 10 Desember 2003 bandingnya juga
ditolak.
Proses peradilannya dilanjutkan pada 6 Desember 2004
dan diharapkan akan berlanjut hingga setidak-tidaknya April

2005. Kasus ini berlanjut terus dan pada 21 Agustus 2006


pendapat penasihat hukum untuk Komisi Keamanan Ontario
dan John Bernard Felderhof akan didengar di gedung
pengadilan di Balai Kota Lama (Toronto).

B. Cerita Tentang Bre X


"CINDERELLA", itulah julukan yang diberikan kalangan
industri pertambangan untuk Bre-X. Perusahaan gurem yang
tak terkenal ini mendadak melesat ke jajaran elite
pertambangan dunia lantaran "menemukan" tambang emas
Busang yang sempat diyakini memiliki kandungan emas
terbesar di dunia, tapi ternyata pepesan kosong belaka. Inilah
skandal yang lebih banyak dibicarakan di luar negeri ketimbang
di Indonesia sendiri. Meski jumlah emasnya ternyata tak
seberapa, Busang sempat menjadi rebutan seru yang
melibatkan raksasa internasional sampai perusahaan anak dan
kroni Soeharto. Tim Investigasi TEMPO merangkum bahanbahan dari beberapa buku, melengkapinya dengan riset media
internasional
via
internet,
dan
mengonfirmasikan
perkembangan terakhir kepada pihak yang relevan.
Dua orang bertopeng masuk ke sebuah rumah mewah di
Nassau, Kepulauan Bahama, suatu malam di musim semi tahun
ini. Mereka menerobos kamar tidur, membangunkan tuan
rumah, mengikat tangannya, dan menodongkan senjata ke
kepalanya.
Tak ada yang dirampok. Sang "ninja" hanya mengancam
David Walsh, mantan presiden komisaris dan direktur utama
Bre-X Minerals Ltd. "Dua orang itu menuntut uangnya kembali,"
kata Jannette, istri David. "Atau mereka akan membunuhnya."
Ternyata,
dua
manusia
bertopeng
itu
benar-benar
membunuhnya secara tidak langsung. David meninggal tiga
pekan kemudian, pada Juni lalu. Karena serangan otak.
Cerita itu diungkap koran nasional Kanada The Globe and
Mail edisi 10 November lalu, hanya sepekan setelah koran The
Philippine Daily Inquirer, di seberang Lautan Pasifik,

menurunkan artikel tentang sebuah kematian lain: "Bunuh Diri


atau Dibunuh? Kematian si Ahli Geologi Masih Misterius".
Ahli geologi yang dimaksud adalah Michael de Guzman.
Penerobos hutan dan pemburu emas asal Filipina itu membuat
kegemparan besar pada awal 1997. Dalam perjalanan menuju
Busang, Kalimantan Timur, De Guzman terjun dari helikopter
Alouette 3 yang ditumpanginya.
Dua kematian belum cukup
De Guzman adalah salah satu penemu tambang milik Bre-X
itu"temuan deposit emas terbesar dalam sejarah umat
manusia". Berita kematiannya, dan pengungkapan fakta
sepekan kemudian bahwa Busang ternyata hanya pepesan
kosong, menimbulkan riak gelombang besar ke pasar-pasar
saham Kanada dan Amerika Serikat.
Saham Bre-X yang terdaftar di Toronto, Montreal, Alberta,
dan NASDAQ rontok di tengah kepanikan para pemiliknya.
Sistem komputer di Lantai Bursa Toronto crash akibat terlalu
banyak orang yang berniat menjual sahamnya. Dan hanya
dalam tempo setengah jam, saham Bre-X terjun bebas,
kehilangan 85 persen nilainya atau sekitar US$ 4,5 miliar.
Seperti di California seabad lalu, banyak orang Kanada
terhipnotis "demam emas" Busang. Mereka berharap kaya
seketikatanpa harus mengarungi Pasifik, membawa cangkul
dan sekop ke pedalaman Kalimantan yang penuh ular, babi
hutan, dan nyamuk ganas. Mereka berlomba membeli saham
Bre-X, membuat nilainya terus meroket, naik 1.100 persen
dalam tempo empat bulan, dan tak mengherankan
menjadikannya salah satu saham unggulan di Bursa Toronto.
Lawrence Beadle, penduduk Kota New Westminster,
Provinsi British Columbia, adalah salah satunya. Dia membeli
saham Bre-X senilai US$ 3 jutasebagian dari uang
pinjamanuntuk bekal pensiunnya dari praktek sebagai
pengacara kriminal. Dua pekan setelah De Guzman terjun 250
meter dari langit, Beadle meraih pistol dari laci dan

menghunjamkan satu peluru ke kepalanya sendiri. Tewas


seketika.
Investor lain yang jatuh miskin meledak dalam amarah.
Mereka mengirimkan ancaman bom ke kantor-kantor Bre-X,
meski akhirnya itu terbukti hanya ancaman. Skandal Busang
memiliki semua unsur drama yang hanya bisa disaingi oleh film
rekaan Hollywood atau novel John Grisham. Media massa
internasional layak menyebutnya sebagai "Skandal Terbesar
Abad Ini". Kematian misterius di tengah hutan; pria bertopeng,
pistol; teknik penipuan yang sangat rapi dan ilmiah; serta
begitu banyak uang yang dipertaruhkan. Tidak hanya itu.
Busang adalah juga kisah tentang ketamakan, pengkhianatan,
dan patgulipat yang melibatkan orang-orang di tempat tinggi
serta bereputasi internasional.
Akhir tahun lalu, sebuah tim penyidik independen swasta
menyimpulkan kasus ini sebagai semata penipuan oleh para
ahli eksplorasi di Busang, dengan De Guzman sebagai
pusatnya. David Walsh, meski sempat memperoleh keuntungan
besar-besaran dari naiknya saham Bre-X, dinilai bersih dari
keterlibatan dalam persekongkolan.
De Guzman dan kawan-kawan, menurut laporan itu,
menyuntikkan butiran emas ke dalam sampel hasil pengeboran
yang
membuat
laboratorium
independen
pengujinya
menyimpulkan kandungan emas Busang sangat fantastis.
Mereka punya motif: mencegah Busang ditutup dan mereka
kehilangan lahan pekerjaan. Mereka didorong menipu terusmenerus karena tekanan gairah terhadap saham Bre-X yang
terus meroket. Baik De Guzman maupun teman-teman
Filipinanya, menurut laporan itu, juga diuntungkan oleh
penjualan saham.
Para penyidik juga disebut telah mewawancarai pendulang
tradisional yang mengaku menjual butiran emas senilai US$
20.000 kepada De Guzman. Namun, tetap mencengangkan
bahwa dua lusin ahli geologi yang pernah dikirim oleh lembagalembaga keuangan terkemuka Amerika Utara ke Busang tak
menandai "kesalahan prosedur eksplorasi" itu. Dan meski
semula tidak dikenal, bukankah Busang menjadi sorotan dunia

sebagai industri tambang yang eksotisyang sempat menarik


minat raksasa pertambangan seperti Barrick dan Placer Dome?
Akuratkah laporan itu? Penyidikan independen itu memang
didanai oleh Bre-X. Namun, hal itu dilakukan oleh sebuah tim
pimpinan Doug Hunt (pengacara berwibawa dari Toronto) dan
Rod Stamler (mantan detektif kepolisian Kanada)keduanya
dikenal memiliki reputasi serta integritas bagus di bidangnya.
Sayangnya, De Guzman sendiri sudah tak bisa dikorek
kesaksian atau pembelaannya. Demikian pula David Walsh.
Akan halnya John Felderhof, mentor De Guzman, dia sudah
ngumpet di Kepulauan Cayman menjelang skandal terungkap,
tak bisa dicapai karena ketiadaan perjanjian ekstradisi.
Bagaimana penyidikan di Indonesia? Brigjen (Pol.) Ahwil Luthan,
nama penyidik yang banyak dikutip media asing kala itu, tak
bersedia menjawab pertanyaan TEMPO. Kini dia menjabat
gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Direktur Serse
Ekonomi Polri, Kolonel Made M. Pastika, menyatakan kasus
Busang itu "belum ditutup" melainkan "masing digantung"
(suspended). "Kami lebih banyak hanya membantu kepolisian
Kanada, dan kami kini tengah menunggu kepastian dari sana,"
katanya.
Skandal Busang terbukti menjadi lahan kejahatan
sempurna: para korban (investor yang jatuh miskin) di satu
yurisdiksi, sementara para tersangkanya telah mati atau
berada di tempat yang tak terjangkau hukum. Buku-buku hasil
investigasi para wartawan KanadaDiane Francis (Bre-X: The
Inside Story), Douglas Goold dan Andrew Willis (The Bre-X
Fraud), dan Brian Hutchinson (Fools Gold: The Making of a
Global Market Fraud)tidak menemukan kepastian tentang
misteri
De
Guzman.
Dengan
polisi,
militer,
serta
pemerintahannya yang korup, tulis Francis dalam bukunya,
misteri tentang kemungkinan De Guzman dibunuh, dan oleh
siapa, lebih sulit diudari.
Sebaliknya, para penulis itu memaparkan secara rinci likaliku perebutan Busang yang membuat nama Indonesia menjadi
lebih terkenal di Baratdalam maknanya yang buruk. Satu bulan
sebelum
De
Guzman
tewas,
pemerintah
Indonesia

mengumumkan "jalan keluar" dari sengketa dan kontroversi


yang panjang serta memalukan menyangkut Busang. Dalam
konteks sekarang, penyelesaian itu tak kalah memalukan dan
justru menunjukkan satu saja contoh bagaimana Keluarga
Cendana dan para kroninya menjarah kekayaan negeri ini.
(lihat: Mengerat Busang di Tapos).
Semua gara-gara emas. Di masa lalu, perburuan emas
telah memicu perang dan penjajahan. Dan "si kuning kemilau"
belum berhenti merangsang nafsu tamak dan kejahatan.
"Emas," tulis Mark Twain bertahun lalu, "adalah terowongon di
bawah tanah dengan para penipu berkerumun di atasnya."

C.

Independensi Mental

Definisi Independensi Akuntan Publik


Independensi berarti sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung
pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya
kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta
dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam
diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Carey dalam Mautz mendefinisikan independensi akuntan
publik dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat
akuntan atas laporan keuangan. Independensi meliputi:
1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada
beberapa orang profesional. Hal ini merupakan bagian
integritas profesional.
2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam
hubungannya dengan pendapat akuntan publik atas laporan
keuangan. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung
pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran
dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor
dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Independensi akuntan publik merupakan dasar utama
kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

menilai mutu jasa audit. Independensi akuntan publik


mencakup dua aspek, yaitu :
1. Independensi sikap mental
Independensi sikap mental berarti adanya kejujuran di dalam
diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya
pertimbangan yang obyektif tidak memihak di dalam diri
akuntan dalam menyatakan pendapatnya.
2. Independensi penampilan.
Independensi penampilan berarti adanya kesan masyarakat
bahwa akuntan publik bertindak independen sehingga akuntan
publik
harus
menghindari
faktor-faktor
yang
dapat
mengakibatkan
masyarakat
meragukan
kebebasannya.
Independensi penampilan berhubungan dengan persepsi
masyarakat terhadap independensi akuntan publik.
3. Independensi praktisi (practitioner independence)
Selain
independensi
sikap
mental
dan
independensi
penampilan, Mautz mengemukakan bahwa independensi
akuntan publik juga meliputi independensi praktisi (practitioner
independence)
dan
independensi
profesi
(profession
independence). Independensi praktisi berhubungan dengan
kemampuan praktisi secara individual untuk mempertahankan
sikap yang wajar atau tidak memihak dalam perencanaan
program, pelaksanaan pekerjaan verifikasi, dan penyusunan
laporan hasil pemeriksaan. Independensi ini mencakup tiga
dimensi, yaitu independensi penyusunan progran, independensi
investigatif, dan independensi pelaporan.
4. Independensi profesi (profession independence)
Independensi profesi berhubungan dengan kesan masyarakat
terhadap profesi akuntan publik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor
Tidak dapat dipungkiri bahwa bahwa klien berusaha agar
laporan keuangan yang dibuat oleh klien mendapatkan opini
yang baik oleh auditor. Banyak cara dilakukan agar auditor
tidak menemukan kesalahan dalam penyusunan laporan
keuangan bahkan yang lebih parah lagi adalah kecurangankecurangan yang dilakukan tidak dapat dideteksi oleh auditor.
Independensi akuntan publik dapat terpengaruh jika
akuntan publik mempunyai kepentingan keuangan atau
mempunyai hubungan usaha dengan klien yang diaudit.
Menurut Lanvin (1976) dalam Supriyono (1988) independensi
auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Ikatan keuangan dan usaha dengan klien.


2. Jasa-jasa lain selain jasa audit yang diberikan klien.
3. Lamanya hubungan kantor akuntan publik dengan klien.
Sedangkan menurut Shockley (1981) dalam Supriyono
(1988) independensi akuntan publik dipengaruhi oleh faktor :
1. Persaingan antar akuntan publik.
2. Pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien.
3. Ukuran KAP.
4. Lamanya hubungan antara KAP dengan klien
Dari faktorfaktor yang mempengaruhi independensi
tersebut di atas bahwa independensi dapat dipengaruhi oleh
ikatan keuangan dan usaha dengan klien, jasa-jasa lain yang
diberikan auditor selain audit, persaingan antar KAP dan ukuran
KAP. Seluruh faktor yang mempengaruhi independensi akuntan
publik tersebut adalah ditinjau dari independensi dalam
penampilan.
Integritas dan objektivitas
Kode etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat 2 menyebutkan
bahwa Setiap anggota harus mempertahankan integritas dan
objektifitas dalam melaksanakan tugasnya. Secara lebih
khusus untuk profesi akuntan publik, Kode Etik Akuntan
Indonesia pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa seorang akuntan
publik harus mempertahankan sikap independen. Ia harus
bebas dari semua kepentingan yang bisa dipandang tidak
sesuai dengan integritas maupun objektivitasnya, tanpa
tergantung efek sebenarnya dari kepentingan itu. Selanjutnya
dinyatakan dalam Peraturan No. 1 bahwa setiap anggota harus
mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melakukan
tugasnya. Dengan mempertahankan integritas ia akan
bertindak
jujur,
tegas,
tanpa
pretensi.
Dengan
mempertahankan objektivitas ia akan bertindak adil, tanpa
dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau
kepentingan pribadi.
Objektivitas berarti tidak memihak dalam melaksanakan
semua jasa. Sebagai contoh, asumsikan seorang auditor yakin
bahwa piutang usaha mungkin tak tertagih, tetapi kemudian
menerima
pendapat
manajemen
tanpa
mengevaluasi
kolektibilitas secara independen. Auditor telah mendelegasikan
pertimbangannya dan karenanya kehilangan objektivitas.
Sekarang misalkan seorang akuntan publik sedang menyiapkan
SPT untuk sebuah klien, dan sebagai penasehat klien,

menganjurkan klien itu untuk mengadakan pengurangan pada


SPTnya yang menurutnya sah, dengan sejumlah pendukung
tetapi tidak lengkap. Ini bukan merupakan pelanggaran baik
atas objektivitas ataupun integritas karena dapat diterima
seorang akuntan publik menjadi penasehat klien untuk
perpajakan dan jasa manajemen. Jika akuntan publik ini
menganjurkan klien untuk mengadakan pengurangan tanpa
pendukung sama sekali, tetapi hanya karena sedikit
kemungkinannya akan diketahui oleh kantor inspeksi pajak,
maka berarti telah terjadi pelanggaran. Pelanggaran itu adalah
salah pernyataan atas fakta sehingga integritas akuntan publik
itu ternoda.
Bebas dari pertentangan kepentingan berarti tidak adanya
hubungan yang dapat mengganggu objektivitas dan integritas.
Misalnya, tidak layak bagi auditor, yang juga seorang
pengacara, untuk membela klien dalam perkara pengadilan.
Pengacara adalah pembela klien, sedangkan auditor harus
bersikap tidak memihak.
Di Amerika Serikat terdapat aturan-aturan perilaku bagi
anggota AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants) yang berkaitan dengan standar teknis, yaitu
Peraturan 201 sampai dengan 203.
Peraturan 201- Standar Umum. Setiap anggota harus
menaati standar-standar berikut dan setiap interpretasinya
yang dibuat oleh lembaga-lembaga yang ditunjuk oleh Dewan.
A. Kompetensi profesional. Hanya melaksanakan jasa-jasa
profesional yang dirasa mampu diselesaikan oleh pegawai atau
kantor akuntan publiknya dengan kompetensi profesional.
B. Kemahiran profesional. Mempergunakan kemahiran profesi
dengan seksama dalam melaksanakan jasa profesional.
C. Perencanaan dan pengawasan. Merencanakan dengan cermat
dan mengawasi pelaksanaan jasa profesional.
D. Data relevan yang mencukupi. Mendapatkan data relevan yang
mencukupi guna mendapatkan dasar yang layak untuk
membuat kesimpulan atau memberi rekomendasi dalam kaitan
dengan jasa profesional yang dilakukan.
Peraturan 202 Ketaatan pada Standar. Seorang anggota
yang melaksanakan audit, review, kompilasi, bantuan
manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya harus
taat pada standar yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga
yang ditetapkan oleh Dewan.

Peraturan 203 Prinsip Akuntansi. Seorang anggota tidak


dibenarkan (1) menyatakan pendapat atau menyetujui bahwa
laporan keuangan dan data keuangan lain dari satuan usaha
yang diauditnya disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau (2) menyatakan bahwa dia tidak
mengetahui setiap modifikasi yang material yang telah
dilakukan pada setiap laporan dan data dalam rangka
memenuhi prinsip-prinsip akuntan yang berlaku umum, jika
laporan atau data demikian menyimpang dari prinsip akuntansi
yang ditetapkan oleh badan perumus yang ditunjuk oleh Dewan
untuk menyusun prinsip yang mempunnyai dampak material
terhadap keseluruhan laporan atau data. Akan tetapi, jika dia
mampu menunjukkan bahwa dalam keadaan tersebut terdapat
penyimpangan atas isi laporan atau data, yang dapat
menyebabkan laporan keuangan tersebut dapat menyesatkan,
dia harus menjelaskan di dalam laporannya mengenai
penyimpangan tersebut, akibat yang akan menyertainya, dan
sepanjang dianggap praktis, dan alasan-alasan mengapa
terjadinya pernyataan yang menyesatkan jika tetap berpegang
pada prinsip yang berlaku.
Di Indonesia terdapat aturan mengenai Kecakapan
Profesional, pasal 2 dan Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:
1.a. Seorang anggota harus melaksanakan tugasnya sesuai
dengan standar teknis dan profesional yang relevan.
b. Jika seorang anggota memeprkerjakan staf dan ahli lainnya
untuk pelaksanaan tugas profesionalnya, ia harus menjelaskan
kepada mereka, keterikatan akuntan pada kode etik, dan ia
tetap bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut secara
keseluruhan. Ia juga berkewajiban untuk bertindak sesuai
dengan kode etik, jika ia memilih ahli lain untuk memberi saran
atau bila merekomendasikan ahli alin itu kepada kliennya.
2.
Setiap
anggota
harus
meningkatkan
kecakapan
profesionalnya, agar mampu memberikan manfaat optimum
dalam pelaksanaan tugasnya.
3.
Setiap anggota harus menolak setiap penugasan yang tidak
akan dapat diselesaikannya
Dalam Pernyataan Etika Profesi No. 2 tentang Kecakapan
Etika Profesional dinyatakan:
Anggota harus memperhatikan standars teknik profesi dan
etika berupaya terus untuk meningkatkan kemampuan, kualitas
pelayanan dan pelaksanaan tanggung jawab profesional untuk
mendapatkan kemampuan anggota yang baik.

1. Kecakapan (due care) mengaharapkan anggota melaksanakan


tanggung jawab profesional dengan kecakapan dan ketekunan.
Hal ini memperlihatkan suatu kewajiban dalam pengadaan dan
pelayanan yang profesional untuk mendapatkan kemampuan
anggota yang memperhatikan kepentingan utama dari setiap
pelayanan/jasa yang diadakan dan kosisten dengan tanggung
jawab profesi bagi masyarakat.
2. Kemampuan atau kompetisi didapatkan dari perpaduan
pendidikan dan pengalaman. Dimulai dengan penguasaan
pendidikan umum bagi penunjukkan sebagai auditor
independen. Pemeliharaan kemampuan mengharapkan suatu
komitmen untuk mempelajari dan meningkatkan kemampuan
profesional. Ini merupakan tanggung jawab anggota. Dalam
semua penugasan dan tanggung jawabnya, setiap anggota
harus berusaha mencapai tingkat kemampuan yang menjamin
bahwa kualitas pelayanan anggota telah sesuai dengan tingkat
profesional yang dituntut oleh standar profesi.
3. Kemampuan adalah suatu pencapaian dan pemeliharaan suatu
tingkat
pengertian
dan
pengetahuan
yang
dapat
memungkinkan anggota memberikan pelayanan dengan cakap
dan baik. Hal ini membuat suatu pembatasan terhadap
kemampuan anggota. Setiap anggota bertanggung jawab
menilai kemampuan mereka, mengevaluasi apakah pendidikan,
pengalaman dan pertimabangannya cukup untuk suatu bentuk
tanggung jawab yang dimaksudkan.
4. Semua anggota harus tekun dalam melaksanakan tanggung
jawab terhadap klien, pekerjaan dan masyarakat. Ketekunan
membuat suatu pelayanan yang tepat dan teliti secara
keseluruhan dan memperhatikan standar profesi yang dapat
dipakai dan etika.
5. Kecakapan Profesional meminta anggota merencanakan dan
mengawasi dengan cukup aktivitas profesional untuk
pertanggungjawaban mereka.
Pernyataan Etika Profesi No. 3: Pengungkapan Informasi
Rahasia Klien, menyatakan :
a. Yang dimaksud dengan dikehendaki oleh standar profesi,
hukum atau negara adalah:
- Kewajiban anggota dalam mematuhi panggilan sidang atau
tuntutan pengadilan.
- Setiap anggota tidak boleh menghalangi atau menghindari
pelaksanaan review dari anggota lainnya yang berwenang atau

ditunjuk oleh IAI dan instansi lainnya yang mempunyai otoritas


untuk itu.
- Setiap anggota tidak boleh menghindari atau menghalangi
penyelidikan Dewan Pertimbangan Profesi terhadap ketuhananketuhanan yang ada.
b. Anggota Dewan Pertimbangan Profesi atau Reviewer tidak
boleh memanfaatkan atau mengungkapkan informasi klien
kacuali atas tuntutan hukum atau pengadilan.
c. Anggota yang mereview sehubungan dengan pembelian,
penjualan atau merger dari seluruh atau bagian sebuah
perusahaan harus melakukan pencegahan yang diperlukan
(appropiate precautions).
Contoh: membuat Written Confidentially Agreement (perjanjian
tertulis untuk merahasiakan informasi yang diterima).
d. Auditor boleh mengungkapkan nama-nama pemberi tugas
kepada pihak lain tanpa meminta ijin dari pemberi tugas,
kecuali bila pengungkapan nama tersebut mengungkapkan
rahasia informasi atas pemberi tugas.
Contoh: Pengungkapan nama pemberi tugas yang sedang
mengalami kesulitan keuangan.
e. Anggota yang menjadi auditor independen tidak boleh
memberikan inside information kepada pihak lain mengenai
pemberi tugas yang go public.
f. Auditor terdahulu harus bersedia memperlihatkan audit
working papers sebelumnya kepada auditor pengganti,
berdasarkan permintaan pemberi tugas.
g. Auditor independen dapat menggunakan jasa tenaga ahli
lainnya, namun harus melakukan pencegahan untuk menjamin
tidak adanya informasi rahasia pemberi tugas terungkap dalam
menggunakan tenaga ahli lainnya tersebut.
Auditor independen yang menarik diri dari penugasannya
karena menemukan pelanggaran terhadap undang-undang dan
peraturan pemerintah harus memperhatikan aspek hukum atas
status dan kewajibannya bial auditor penggantinya ingin
mengetahui alasan penarikan diri auditor independen tersebut.
Auditor independen tersebut juga dapat menganjurkan pada
auditor independen penggantinya untuk meminta ijin kepada
pemberi tugas untuk dapat mendiskusikan segala masalah
yang ada pada pemberi tugas secara bebas antara auditor
independen sebelumnya dengan penggantinya.

D. Opini Penulis
Dalam kasus Bre X ini penulis dapat menarik kesimpulan
tentang kasus penipuan yang dilakukan oleh PT Bre X. Kasus
penipuan yang dilakukan oleh PT Bre X yaitu memanipulasi dan
membayar pihak ketiga untuk membuat harga saham menjadi
naik agar investor-investor tertarik untuk menanamkan
modalnya. Independensi adalah kejujuran dan sikap adil yang
harus dimiliki oleh seorang auditor. Dalam kasus ini
Independensi pada auditor tidak dimilikinya karena PT Bre X
mengiming-imingkan uang yang sangat besar kepada auditor
agar harga sahamnya dinaikkan, karena dengan uanglah
semua dapat dibeli. Penipuan yang dilakukan Bre X adalah
kesalahan yang sangat besar karena dengan memanipulasi
harga saham itu akan membuat para investor kecewa dan
merugi dan pada akhirnya Bre X sendiri pun akan bangkrut.
Kasus Bre-x (Independensi Mental)

Kelompok perusahaan Bre-X adalah sebuah perusahaan tambang Kanada yang


pernah dilaporkan menguasai sebuah cadangan emas yang sangat besar di Busang,
Kalimantan. David Walsh adalah pendiri perusahaan ini pada awal tahun 1988. Bre-X
membeli situs Busang pada Maret 1993 dan pada Oktober 1995 seorang ahli geolog asal
Filipina, Michael de Guzman mengumumkan telah menemukan emas dalam jumlah yang
sangat besar, dan memproduksi ribuan sample emas dan berhasil menarik para investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tambang Kanada tempatnya bekerja, Harga sahamnya
melonjak tajam saat itu. Hanya satu masalahnya kala itu, tidak ada emas di lokasi tambang
Busang, Kalimantan Timur.
Setelah memperoleh dana dari perusahaan, Guzman membentuk tim khusus dan mulai
menarik sampel kandungan emas dari dalam tanah. Setelah sampel dikumpulkan, Guzman
menghancurkan cincin pernikahannya dan mencampurkan serpihan emas itu dengan sampel
batu di Busang. Skema ini disebut `salting` dan berulang kali dilakukan Guzman. Lab
analisanya sangat meyakinkan dan membuat Bre-X berhasil mengundang perhatian para
investor. Hingga pada 1997 cadangan emas di tempat tersebut berjumlah 70 juta ounce. Dia
mulai membayar penduduk lokal untuk emas yang didulang dari sungai. Selama dua tahun
setengah dia menggunakan cara tersebut.

Puncaknya kasus ini dibongkar Soeharto Mantan Presiden Indonesia Soeharto


membongkar skema penipuan Guzman pada Maret 1997, penipuan yang dijalankan Guzman
mulai menghadapi konflik dengan Soeharto yang tidak mau Busang dikuasai sendiri oleh
Bre-X. Dan akhirnya Bre-X dinyatakan bangkrut pada 2002 dengan harga saham Bre-X
ambruk hingga ke level nol dan membuat banya investor mengalami kerugian.

Anda mungkin juga menyukai